Anda di halaman 1dari 10

RELASI KOHESI LEKSIKAL DALAM WA

CANA
SUMBA IRAWAN
JEKKY M PADANG
JOHN RIZKI DOLOK SARIBU
REGULER D 2018
ANALISIS WACANA
PENGERTIAN KOHESI LEKSIKAL

Kohesi leksikal yaitu keterpautan atau keterjalinan makna di dalam suatu


wacana dapat dilihat pada segi kosakatanya, tekstur yang terdiri dari jalinan
kata-kata menjadi suatu teks padu, tanpa mengabaikan konteksnya.
PIRANTI KOHESI LEKSIKAL
1. Reiterasi/pengulangan
reiterasi adalah pengulangan makna baik seluruhnya, maupun sebagian. Ada beberapa macam
reiterasi yaitu:
(1) repetisi atau pengulangan
(2) sinonim
(3) hiponim dan hiperonimin
(4) leksem generik, dan
(5) Isotopi

2. Kolokasi kata yang menunjukkan adanya hubungan kedekatan tempat ( lokasi).


JENIS – JENIS REITERASI

1. Repetisi atau pengulangan


Repetisi adalah pengulangan kata yang sama, biasanya dengan acuan yang sama
juga.
contoh:
Dalam kehidupan demokrasi, rakyat harus berani,. Berani menyatakan pendapat, berani
mementang kezaliman, berani menyongsong masa depan. Keterangan, penggunaan kata berani
digunakan untuk menekankan atau menegaskan gagasan yang dikemukakan.
2. Sinonim
Sinonim ialah suatu kata yang mempunyai makna yang sama dengan kata
seperti,

Contoh:
Berita surat kabar sekarang penuh dengan pertentangan elit politik.
Berita koran sekarang penuh dengan pertentangan elit politik.

Keterangan :
Kedua kalimat di atas sama maknanya, jadi surat kabar dan Koran merupakan
sinonim
3. Hiponimi dan hiperonim
Penggunaan kata yang lebih khusus atau 'hiponimi' kepada kata yang lebih
umum atau dikenali sebagai 'hiperonim'.

Contoh:
Semua yang ada di desa seperti kambing, biri-biri, kerbau, lembu dan ayam,
harus dibuatkan kandangnya secara teratur. Ketua Kampung mengarahkan
penduduk desa membuat kandang ternakan masing-masing.

kata umum(hiperonim) yaitu “ternakan”. Kata khusus(hiponimi) yaitu


'kambing, kerbau, biri-biri ayam.
4. Leksem Generik
Leksem generik ini sama dengan hiperonim, hanya saja cakupanya lebih luas.
Jadi leksem generik ini berada di tigkat yang tertinggi.

Contoh ; beo > burung> binatang> makhluk.


Wilayah makna beo tercakup dalam leksem burung, wilayah makna burung
tercakup dalam leksem binatang dan wilayah makna binatang tercakup dalam
wilayah leksem mahluk. Jadi leksem mahluk adalah apa yang disebut leksem
generik.
5.Isotopi
Isitopi menunjukkan kohesi makna dalam suatu wacana.
Contoh:
Muda > buah-buahan > mentah > belum matang.
Mangga itu masih muda, warnanya pun masih hijau dan daging buahnya
masih keras . kalaw diperam, belum tentu nanti enak rasanya. Lebih baik
dibuat rujak saja.
Contoh di atas menunjukkan bahwa leksem yang sama, yaitu muda dapat masuk ke
dalam isotopi yang berbeda, tergantung dari konteksnya. Pada contoh yang pertama,
leksem muda, hijau daging buahnya keras, diperam dan dirujak.termasuk isotopi, buah
-buahan Karena masing –masing leksem mengandung komponen makna buah-buahan.
B.Kolokasi
Kolokasi adalah hubungan antar kata yang berada pada lingkungan atau
bidang yang sama (Yuwono dalam Kushartanti, 2005).
Contoh :
Sifat terbuka atau demokratis dari pancasila sebagai ideologi pertama-tama
dapat kita lihat dari proses kelahirannya. Sebagaimana diketahui rumusan
pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dan konstitusi bersama lahir
melalui proses musyawarah. Mufakat yang bersuasana terbuka dan
demokratis. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila dan UUD 1946 merupakan dua hal yang
selalu berdampingan. Dalam pembahasan buku-buku pembahasan
pancasila tentu tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan UUD 1945.
Kedua hal itu merupakan suatu kolokasi.
SIMPULAN

Kohesi merupakan unsur wacana yang penting. Unsur itu digunakan untuk membangun
teks yang baik. Wacana yang baik ditandai dengan adanya hubungan semantik atau unsur
bagian dalam wacana. Hubungan itu disebut hubungan koherensi. Hubungan koherensi
dapat diciptakan dengan menggunakan hubungan kohesi. Hubungan kohesi dapat dilihat

dengan penggunaan piranti kohesi. Piranti kohesi ada bermacam – macam. Pada piranti
kohesi leksikal terdapat jenis – jenisnya yaitu reiterasi dan kolokasi.

Anda mungkin juga menyukai