Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar MSDM
Jenjang Studi Strata satu (S1)
Program studi manajemen
Oleh:
NAMA :Yosafat Efraim
NIM :21217229
Cafe atau kafe pada zaman modern ini menjadi salah satu tempat yang semakin
berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Semakin berkembangnya gaya hidup masyarakat dan
bervariasinya kebutuhan konsumen akan sesuatu serta diikuti kratifitas dan kemauan para pembuat
kafe untuk menyediakan serta memenuhi kebutuhan masyarakat, hal ini menimbulkan kemudahan
untuk para konsumen dalam menemukan tempat bersantai berbentuk kafe. Cafe sering disebut
juga kedai kopi sebagai informal restoran yang menawarkan berbagai macam makanan. Cafe
berbeda dengan restoran yang berkualitas hotel, melainkan menu yang terbatas. Di kota-kota kecil,
cafe lokal seringkali sebagai tempat berkumpulnya untuk percakapan dan pertemuan orang yang
sedang makan siang atau perkantoran. Cafe biasanya buka hanya untuk sarapan dan makan siang,
setelah jam kerja. Namun sekarang fungsi Cafe atau sering disebut kedai kopi ini telah berubah
fungsi seiring berjalannya waktu. Café yang sekarang lebih sering digunakan anak – anak remaja
sebagai gaya hidup jaman sekarang, seperti tempat nongkrong, hang out, juga tempat pesta
tertutup (private party). Pada saat ini Cafe di Bandung cukup banyak yang menarik perhatian
konsumen karena kelebihan – kelebihan dari Cafe itu sendiri. Berikut adalah grafik pertumbuhan
Gambar 1.1
Pada Gambar 1.1 terlihat pertumbuhan Cafe dan Restoran sejak Tahun 2009 sampai 2016
selalu mengalami peningkatan di bandingkan dengan Hotel hal itu menunjukan bahwa Cafe di
Indonesia sedang manjadi trend masyarakat sekarang, maka dari itu banyak para pelaku usaha
Cafe Aras yang berdiri pada Tahun 2016 merupakan cafe yang berletak di Kota Bandung
Jawa Barat tepatnya di Jl. Jupiter Tengah No. 21 Kel Sekejadi, Kec. Buah Batu. Dengan
banyaknya dengan banyaknya kampus dan sekolah yang berada di daerah Buah Batu Bandung hal
itu membuat peluang untuk membuat Cafe sangatlah tinggi karna peminat dari Cafe itu sendiri
adalah anak – anak sekolah dan Mahasiswa yang menggunakan waktunya buat nongkrong, hang
Bandung merupakan salah satu Kota di Jawa Barat yang banyak di datangi oleh
wisatawan, hal itu menjadikan Bandung Kota Wisata, banyak wisatawan dari Jakarta atau Kota –
Kota lain yang datang hanya untuk duduk untuk meminum kopi atau sekedar datang untuk foto –
foto. Hal itu memicu para pelaku bisnis Cafe untuk berpikir kreatif dan inovatif untuk memikat
para wisatawan untuk datang ketempatnya. Dengan banyaknya pesaing yang ada mendorong Cafe
Aras untuk melakukan inovatif yang beda dengan cafe pesaing. Untuk bertahan ditengah
persaingan yang sengit serta harus melakukan inovatif salah satu aspek yang penting dalam
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak
suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset
sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Menurut (Hasibuan: 2017 : 7) dalam
“Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan
peranan tenaga kerja agar aktif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan
dan masyarakat”.
daya yang ada pada individu. Pengelolaan dan pendayagunaan tersebut dikembangkan secara
maksimal di dalam dunia kerja untuk mencapai tujuan organisasi dan pengembangan individu
pegawai”.
Berdasarkan beberapa pendapat menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan manajemen
sumber daya manusia merupakan suatu pengelolaan sumber daya manusia secara efektif dan
efisien untuk menunjang kinerja karyawan. kinerja karyawan baik merupak factor penting untuk
mempunyai kinerja bagus. Cafe Aras selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan maupun
kinerja karyawan yang dimiliki dengan harapan tujuan perusahaan dapat tercapai. Selain itu
karyawan yang mempunyai kinerja bagus akan memberikan pengaruh positif kedalam maupun
keluar bagi perusahaan. Pengaruh – pengaruh tersebut bisa menjadikan perusahan mendapat nilai
(value) yang lebih baik dimata konsumen ataupun pihak yang mempunyai kepentingan.
Menurut (Smithyang dikutip oleh Sedarmayanti : 2001:50) dalam (Anggoro Putro : 2017)
menyatakan bahwa: “Performance atau kinerja adalah output drive from processes, human or
otherwise (kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses)”. Hal ini selaras dengan yang
disampaikan oleh (Mathis : 2001) dalam (Prawira : 2016) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai organisasi atau perusahaan. Dengan demikian kinerja
karyawan merupakan faktor penting bagi organisasi atau perusahaan serta dari pihak karyawan itu
sendiri.
Cafe Aras memiliki berbagai masalah salah satunya yang berkaitan dengan kinerja
karyawan, seperti halnya kinerja karyawan yang tidak stabil dan kurang efektif yang
mengakibatkan penurunan pendapatan di Cafe Aras hal tersebut dapat dilihat pada table di bawah
ini.
Table 1.1
Grafik 1.1
50,000,000
40,000,000
30,000,000
20,000,000
10,000,000
0
i i et ril ei ni li s r r r
ar ar ar Ju Ju tu be er be be
a nu e bu M Ap M us m tob m m
g te ve se
J F A
ep Ok
S No De
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat terlihat bahwa penjualan di Cafe Aras Bandung
selalu mengalami penurunan Periode wwaktu 2018 – 2019 hal seperti seperti ini harus
diperhatikan oleh perusahaan dengan menganalisis kinerka karyawan apakah sudah baik dan
maksimal atau belum. Dengan fenomena di atas dapat diperkuat dengan melakukan survey awal
kepada 6 Karyawan di Cafe Aras pada 20 November 2020 melalui Google Form yang dapat
Kurang
1. Seberapa Keras 1 1 3 1
Anda Bekerja ?
2. Apakah anda 1 2 2 1
memiliki
keterampilan yang
baik dalam
menyelesaikan
tugas yang di
berikan?
3. Seberapa Efektif 1 3 1 1
and mengerjakan
di berikan ?
dengan karyawan
lain?
karyawan –
karaywan lainya?
Berdasarkan table 1.2 diatas terlihat bahwa jawaban daripada responden sebagian besar
hasil kinerja yang telah dicapai masih belum mampu mencapai target yang diinginkan oleh
perusahaan, selain itu kinerja yang kurang juga karena sebagian karyawan kurang berkerja sama
dalam tim sehingga tidak dapat menghasilkan kinerja yang kurang memuaskan
Menurut Hasibuan (2013:160) dalam Paramitadewi (2017) kinerja merupakan suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya akan kecakapan, usaha dan
yang bagus akan berbanding lurus dengan hasil baik dalam perkembangan bisnis perusahaan.
Dengan hasil survei diatas pada karyawan Cafe Aras Bandung yang masih belum cukup mencapai
target perusahaan ada beberapa faktor faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan salah satunya
Kohesivitas kelompok adalah kekuatan kelompok untuk tetap tinggal di dalam kelompok
dan perasaan positif dari anggota kelompok terhadap kelompoknya. Semakin tinggi kohesivitas,
semakin solid sebuah tim, dan anggotanya akan semakin loyal pada kelompok. (Menurut Mcshane
dan Glinow 2003) dalam (Muchlisin Riadi : 2020) yang menyatakan bahwa kohesivitas kelompok
merupakan perasaan daya tarik individu terhadap kelompok dan motivasi mereka untuk tetap
bersama kelompok dimana hal tersebut menjadi faktor penting dalam keberhasilan kelompok.
Karyawan yang berkerja di Cafe Aras Bandung masih memeliki Kohesivitas kelompok
yang rendah hal itu berpengaruh kepada kinerja karyawan semakin solid para karyawan tersebut
maka makian mudah menyelesaikan pekerjaan. Dan jika semakin tinggi tingkat Kohesivitas maka
semakin solid anggota tim dan jika anggota tim solid maka makin loyal karyawan tersebut, jika
Untuk memperkuat fenomena diatas, maka penulis melakukan survei awal yang di lakukan
kepada 6 karyawan Cafe Aras Bandung pada 20 November melalui Google Form yang dapat diliat
No Pertanyaan Ya % Tidak %
1 Apakah hubungan anda 1 83 5 17
dengan karyawan lain
sudah cukup solid?
2 Apakah anda sudah cukup 3 50 3 50
loyal kepada perusahaan ?
3 Apakah anda ada keluhan 2 34 4 66
kepada karyawan lain?
4 Apakah ada rasa and ingin 6 100 0 0
lebih dekat dan lebih solid
lagi dengan karyawan
lainnya?
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Table 1.3 menyatakan bahwa jawaban dari pada responden sebagian besar
mereka belum begitu dekat dengan anggota timnya, hal itu dapat disebabkan oleh belum lama nya
mereka berkerja sama, dan ada yang mempunyai keluhan satu sama lain hal itu dapat
Ada faktor lain yang dapat mendorong meningkatkan kinerja karyawan salah satunya
adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting
ketika karyawan melakukan aktivitas berkerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja yang
baik merupakan atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan semangat untuk
berkerja maka dapat membawa pengaruh kepada kinerja karyawan. Menurut (Danang : 2015 : 38)
“ Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat
Fenomena diatas dapat diperkuat dengan melakukan survey awal yang dilakukan kepada 6
orang karyawan di Cafe Aras Bandung pada tanggal 20 November 2020 melalui Google Form
yang dapat dilihat hasilnya seperti yang tertera pada table 1.4. Berikut hasil yang didapatkan
seperti dibawah ini:
No Pertanyaan Ya % Tidak %
1 Apakah anda merasa 1 83 5 17
nyaman dengan kondisi
lingkungan kerja saat ini ?
2 Apakah fasilitas yang 2 34 4 66
diberikan perusahaan sesuai
dengan yang dibutuhkan?
3 Apakah kebijakan 3 50 3 50
organisasi membuat anda
tidak nyaman?
Sumber ; Data Diolah
Berdasarkan Tabel 1.4 menyatakan bahwa ada beberapa karyawan yang masih belum
nyaman dengan kondisi lingkngan kerjanya sehingga kinerja karyawan pun menjadi kurang
maksimal. Oleh karena itu lingkungan kerja sangat penting terhadap kemajuan perusahaan karena
dapat mengakibatkan kinerja karyawan menurun
Hal ini sepandapat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Musriha : 2011), dalam (Dhyah
Harjant : 2017) bahwa lingkungan kerja memiliki dampak positif terhadap kinerja
karyawan. Lingkungan kerja yang nyaman menyebabkan tingkat konsentrasi karyawan dalam
bekerja meningkat, dan kondisi tersebut menyebabkan tingkat produktivitas kerja
karyawan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ketahui bahwa pada Cafe Aras Bandung masih
memiliki permasalahan khususnya dibidang Kohesivitas Kelompok dan Lingkungan kerja yang
masih di bawah standar perusahaan sehingga peneliti tertarik untuk mengambil judul
“KOHESIVITAS KELOMPOK DAN LINKUNGAN KERJA PENGARUHNYATERHADAP
KINERJA KARYAWAN DI CAFE ARAS BANDUNG” .
karawan satu dengan yang lain masih belum solid sehingga kerja sama antar
Cafe Aras yang membuat karyawan kurang nyaman dengan kondisi lingkungan kerja
3. Kinerja karyawan masih belum maksimal terlihat dari hasil survei masih ada
karyawan yang bekerja keras hal ini disebabkan oleh kurangnya Kohesivitas dan
lingkungan kerja yang tidak kondusif sehingga membuat kinerja karyawan kurang
baik
3. Seberepa besar Kohesivitas dan Lingkungan kerja pengaruh nya terhadap karyawan
Cafe Aras ?
gambarkan dalam perumusan masalah untuk sebuah studi bagaimana pengaruh Pelayanan,
Harga, dan Lokasi terhadap kepuasan pelanggan serta penulis mendapatkan pengalaman
penelitian agar tidak kehilangan arah dalam melakukan penelitian. Adapun tujuan
Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
maupun yang terkait secara langsung didalamnya. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Sebagai masukan bagi pihak Cafe Aras Bandung mengenai faktor – faktorr yang
2. Penelitian ini juga berguna bagi para perusahaan – perusahaan lalin sebagai masukan
3. Sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan bagi kawan – kawan Mahasiswa
Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Jupiter Tengah no. 21, Kecamatan Buah Batu,
Kelurahan Sekejati, Kota Bandung, Jawa Barat. Peneliti memilih tempat ini karena, di
tempat ini perusahaan Cafe Aras berada. Dalam penelitian ini yang menjadi objek
BAB II
bahwa kehosivitas kelompok adalah daya Tarik yang terdapat dalam kelompok yang
Menurut (Walgito, 2007:47) dalam (Arivin N Sulton : 2019 ) Kohesivitas adalah saling
tertariknya atau saling senangnya anggota satu dengan yang lain dalam kelompok. Dengan
demikian, kesimpulannya adalah tingkatan kohesi akan dapat mempengaruhi saling hubungan
Menurut (Jewell dan Siegel : 2001) dalam ( Dwityanto dan Amalia : 2016 ) Kohesivitas
mengacu pada sejauh mana anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan
merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut. Dalam kelompok yang berkohesivitas
tinggi, setiap anggota kelompok tersebut memiliki komitmen yang tinggi untuk
bahwa kohesivitas kelompok adalah tingkat sejauh mana kelompok ingin tetap
kelompok ini bagi individu, juga dapat diartikan sebagai rasa tanggung jawab dan rasa
senang pada kelompok. Kelompok yang memiliki kohesivitas yag tinggi maka para
menikmati interaksi satu sama lain, dan memiliki waktu tertentu untuk bersama dan di
dalamnya terdapat semangat kerja yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas dapat
disusun konsep /difinisi dan kesimpulan Kohesivitas Kelompok pada Table di bawah
ini.
Tabel 2.1
2 2016 Jewell dan Siegel : 2001) Kohesivitas mengacu pada sejauh mana
dalam ( Dwityanto dan anggota kelompok saling tertarik satu sama
Amalia : 2016 lain dan merasa menjadi bagian dari kelompok
tersebut. Dalam kelompok yang
berkohesivitas tinggi, setiap anggota
kelompok tersebut memiliki komitmen yang
tinggi untuk mempertahankan kelompok
tersebut.
3 2017 Menurut (Faturochman Kelompok yang memiliki kohesivitas yag
: 2002) dalam (Utami
tinggi maka para anggotanya memiliki
dan
tanggung jawab, memiliki ketertarikan
Purwaningtyastuti : yang kuat pada kelompok dan biasanya
2017),
tampil sebagai kelompok yang kompak.
merupakan daya tarik emosional sesama anggota kelompok kerja dimana adanya rasa
saling menyukai, membantu, dan secara bersama-sama saling mendukung untuk tetap
Menurut (Mc Shane & Glinow :2003: 449) dalam (Fitri Kurniawati 2018)
1. Adanya Kesamaan
Kelompok kerja yang homogen akan lebih kohesif dari pada kelompok kerja yang
memiliki kesamaan latar belakang, membuat mereka lebih mudah bekerja secara
2. Ukuran kelompok
Kelompok yang berukuran kecil akan lebih kohesif dari pada kelompok yang
berukuran besar karena akan lebih mudah untuk beberapa orang untuk
mendapatkan satu tujuan dan lebih mudah untuk melakukan aktifitas kerja.
3. Adanya interaksi
Kelompok akan lebih kohesif bila kelompok melakukan interaksi berulang antar
anggota kelompok.
5. Keberhasilan kelompok
Kohesivitas kelompok kerja terjadi ketika kelompok telah berhasil memasuki level
6. Tantangan
Kelompok kohesif akan menerima tantangan dari beban kerja yang diberikan. Tiap
anggota akan bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan, bukan menganggap
Berdasarkan uraian diuraikan oleh (Forsyth :1999) dalam (Fitri Kurniawati : 2018)
1. Kekuatan social
3. Daya Tarik
Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri
Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja sama untuk
Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting ketika karyawan
melakukan aktivitas bekerja. Dengan memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau
menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan
membawa pengaruh terhadap kegairahan atau semangat karyawan dalam bekerja. Lingkungan
kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja
optimal. Berikut ini adalah pengertian lingkungan kerja menurut para ahli:
kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan khusus. Lingkungan umum adalah segala
sesuatu di luar organisasi yang memilki potensi untuk mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini
berupa kondisi sosial dan teknologi. Sedangkan lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang
Menurut (Schultz & Schultz : 2016) dalam (Reza Anwar : 2019) lingkungan kerja diartikan
sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap perilaku dan sikap
karena hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya atau daLam keadaan tertentu yang harus terus
diperhatikan oleh organisasi yang mencakup kebosanan kerja,pekerjaan yang monoton dan
kelelahan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disusun konsep / definisi dan kesimpulan Likingkungan
Tabel 2.2
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu
yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat
mempengaruhi karyawansaat bekerja. Jika lingkungan kerja yang kondusif maka karyawan bisa
aman, nyaman dan jika lingkungan kerja tidak mendukung maka karyawan tidak bisa aman dan
nyaman.
Faktor-faktor lingkungan kerja yang diuraikan oleh Sedarmayanti (2009) yang dapat
karyawan,diantaranya:
1. Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja para pegawai.
Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka. Dengan memakai warna yang tepat
pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai
akan terpelihara.
2. Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang dalam
bekerja, karena apabila lingkungan kerja bersih maka karyawan akan merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Kebersihan lingkungan bukan hanya berarti kebersihan tempat mereka
bekerja, tetapi jauh lebih luas dari pada itu misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan
menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan bagi para karyawan yang menggunakannya, untuk
menjaga kebersihan ini pada umumnya diperlukan petugas khusus, dimana masalah biaya juga
3. Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja, tetapi juga penerangan
sinar matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan membutuhkan penerangan yang cukup,
4. pertukaran udara yang cukup akan meningkatkan kesegaran fisik para karyawan, karena apabila
ventilasinya cukup maka kesehatan para karyawan akan terjamin. Selain ventilasi, konstrusi
gedung dapat berpengaruh pula pada pertukaran udara. Misalnya gedung yang mempunyai plafond
tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang banyak dari pada gedung yang mempunyai
plafond rendah selain itu luas ruangan apabila dibandingkan dengan jumlahkaryawan yang bekerja
5. Jaminan terhadap keamanan menimbulkan ketenangan. Keamanan akan keselamatan diri sendiri
sering ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja, padahal lebih luas dari itu termasuk disini
keamanan milik pribadi karyawan dan juga konstruksi gedung tempat mereka bekerja. Sehingga
makakonsentrasi dalam bekerja akan terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka
pekerjaan yang dilakukan akan banyak menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal ini jelas akan
menimbulkan kerugian. Kebisingan yang terus menerus mungkin akan menimbulkan kebosanan.
7. ata ruang merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa mempengaruhi
Berdasarkan yang diungkapkan oleh (Nitisemito : 1992 : 159) dalam (Abner Naa :
1. Suasana kerja
uasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar karyawan yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Suasana kerja
ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan,
pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada
ditempat tersebut.
Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dengan rekan kerja harmonis dan tanpa
ada saling intrik diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi adalah adanya hubungan
yang harmonis diantara rekan kerja. Hubungan yang harmonis dan kekeluargaan
kerja lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap, walaupun tidak baru
tercapainya tujuan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi potensial, secara
nyata. Faktor produksi manusia bukan hanya bekerja secara fisik saja akan tetapi juga bekerja
secara fikir. Optimalisasi sumber daya manusia menjadi titik sentral perahtian organisasi dalam
meningkatkan kinerja pegawai. Sehingga dapat dikatakan sumber daya manusia adalah sumber
yang sangat penting atau faktor kunci untuk mendapakan kinerja yang baik.
kinerja karyawan adalah hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/mental
Menurut (Benardin dan Russel dalam Priansa : 2014: p.270), dalam (NF Astuti : 2017)
menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang di produksi oleh fungsi pekerjaan tentu atau
Menurut (Anwar Prabu Mangkunegara : 2006:67) dalam ( Nabil Ahmad W : 2018) bahwa
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja menurut (Robert L. Mathis dan John H. Jackson 2006:378) dalam (A Gozhali ;
2016) sesuatu yang berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk
menentukan dan efesiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi
Tabel 2.3
fisik/non mental.
2 2014 / 2017 Benardin dan Russel menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil
dalam Priansa dalam
yang di produksi oleh fungsi pekerjaan tentu
NF Astuti
atau kegiatan -kegiatan pada pekerjaan
4 2006 / 2016 Robert L. Mathis dan sesuatu yang berhubungan dengan sistem
John H. Jackson dalam
rancangan formal dalam suatu organisasi
A Gozhali
untuk menentukan dan efesiensi dilihat dari
suatu organisasi
Kesimpulan
Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja
yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan yang diiginkan suatu
Menurut (Handoko : 2001:193) dalam ( Agung H : 2015) yaitu faktor-faktor kinerja juga
dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, sistem
kompensasi, desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan aspek-aspek ekonomis, teknis
Menurut (Simanjuntak : 2011 : 11) dalam (Bella H : 2018 ) Kinerja seseorang di pengaruhi
oleh banyak faktor yang dapat di golongkan pada 3 (tiga) kelompok yaitu kompensasi individu
1. Kompensasi individu
mana pengetahuan tentang hal yang mereka tangani lebih baik dari pada dari
muncul atsas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem
a) Kondisi dan syarat kerja setiap seseorang juga tergantung pada dukungan
bagi setiap unit kerja dan setiap orang tentang sasaran tersebut. Sedangkan
orang, penggunaan peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja
3. Faktor psikologis
Inikator kinerja karyawan menurut (Robert L. Mathis dan John H. Jackson : 2006:378)
1. Kuantitas
jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari
Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. Tingkat dimana hasil
diharapkan dari suatu aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap
3. Keandalan
supervisi minimum
4. Kehadiran
Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan jam
kerja.
kemampuan bekerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja
bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang
telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya.
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan penulis mengenai
variabel Kohesivitas Kelompok dan Lingkungan Kerja terhadap kinerja karyawan. Hal ini perlu
sangat diperhatikan oleh Cafe Aras untuk memaksimalkan kinerja karyawan yaitu melalui
Kohesivitas Kelompok dengan menciptakan kerja sama yang erat dan solid dengan sesama anggota
karyawan sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif sehingga dapat
menambah efektifitas dan efisiensi pekerjaan dan dapat memaksimalkan kinerja karyawan.
Dapat disimpulkan bahwa Kohesivitas kelompok memiliki peran yang sangat penting bagi
kinerja karyawan. Hal ini didasari karena Kohesivitas Kelompok faktor penting bagi kebersamaan
dan kerja sama antar karyawan. Bila karyawan bisa melakukan kerjasama dengan baik dan rasa
kebersamaan yang solid hal itu dapat meningkatkan ke efektifitasan pekerjaan karna otomatis bila
kerjasama melakukan tugas yang diberikan perkerjaan akan dengan cepat diselesaikan
Sehubungan dengan hal diatas, diharapkan Cafe Aras dapat meningkatkan Kohesivitas
Kelompok. Karena tidak mudah untuk meningkatkan ke harmonisan dan ke solidan antar
karyawan, karena tiap manusia memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Dengan
meningkatnya Kohesivitas Kelompok hal itu dapat mempengaruhi Lingkungan Kerja lebih baik.
Salah satu masalah yang terjadi di perusahaan adalah kurangnya kohesivitas antar anggota
kelompok di dalam mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga kinerja
Karyawan menjadi turun. (Menurut Zulkifli dan Yusuf : 2015) dalam (Maria Megumi : 2019)
kohesivitas berkaitan dengan kinerja para Karyawan . Kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh
Menurut (Hackman dalam Huang : 2009) dalam (Abdul Malik : 2017) menunjukkan bahwa
kekompakan dalam tugas kelompok dianggap sebagai daya tarik bagi kelompok karena keinginan
atau komitmen terhadap tugas kelompok. Ketika pikiran kolektif dikembangkan dalam kelompok,
anggota dapat menyusun tindakan bersama dan tanggung jawab mereka untuk tugas kelompok dan
dengan demikian mendorong satu sama lain untuk mengintegrasikan tindakan mereka sebagai
kelompok yang koheren untuk mencapai tugas kelompok. Oleh karena itu, pikiran kolektif harus
dipandang sebagai kekompakan yang ditandai oleh keterkaitan yang baik dalam suatu kelompok
membuat suasana kerja yang menyenangkan, hubungan dengan rekan kerja yang harmonis,
tersedianya fasilitas kerja yang memadai, penerangan/cahaya yang cukup diruangan, sirkulasi
udara yang bersih, tidak adanya bunyi yang tidak dikehendaki/kebisingan, bau tidak sedap, dan
terjaminnya keamanan seperti adanya satpam bisa menjaga di lingkungan luar gedung diharapkan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Emilia Noviani Asta Sari (2009) yang
berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Glory
Industrial Semarang II” Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut terdapat pengaruh positif
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Sri Ambar Arum(2014), menyatakanbahwa
lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian tersebut didukung oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Desi Mesrani (2015), yang menyatakan bahwan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Dengan demikian dapat diartikan bahwa lingkungan
kerja dapat memberikan kepuasan kinerja pada setiap karyawannya, maka dapat dirumuskan
hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
rasa kerjasama dan memiliki rasa kebersamaan satu sama lain sehingga meningkatkan kapasitas
kelompok untuk mencapai sebuah tujuan. Nantinya dengan tujuan yang sama akan memberikan
rasa nyaman dan aman para karyawan di dalam lingkungan pekerjaannya, sehingga akan
berdampak terhadap outputyang dihasilkan oleh para karyawan. Lingkungan kerja yang demikian
Menurut Nurul Qomaria ( 2017 ) yang meniliti tentang Peranan Kohesivitas Kelompok
untuk menciptakan Lingkungan Kerja Yang Kondusif Studi Pada PT. Panca Mitra Multi Perdana
Situbondo menyatakan bahwa Kohesivitas memiliki peran yang tinggi bagi terciptanya
Lingkungan Kerja yang kondusif bagi PT. Panca Mitra Multi Perdana. Komunikasi yang terjalin
sangat baik, para karyawan juga sangat kompak dan solid dalam berbagai hal, baik didalam
Karyawan
Menurut Rendra Budi Puja.K (2016) meneliti tentang Pengaruh kohesivitas kelompok,
lingkungan kerja fisik terhadap kinerja karyawan pada PT Pos (Persero) cabang Pangkalpinang
menyatakan bahwa Kohesivitas Kelompok dan lingkungan Kerja secara bersama – sama
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan kinerja karyawan di PT. POS (Persero) cabang
Pangkalpinang. Hal tersebut menunjukan hubungan antara Kohesivitas dan Lingkungan dengan
kinerja karyawan sangat erat karena Kepala Cabang selalu menjaga dan mengembangkan rasa
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat digambarkan suatu bagan kerangka
pemikiran mengenai Kohesivitas Kelompok dan Lingkungan Kerja Pengaruhnya terhadap Kinerja
Karyawan
1. Kekuatan social
(Menurut Zulkifli dan Yusuf : 2015)
2. Kesatuan dalam kelompok
3. Daya Tarik .
4. Kehadiran
Lingkungan Kerja (X2)
5. Kemampuan bekerja
1. Suasana kerja
sama
2. Hubungan dengan rekan kerja.
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.4 Hipotesis
. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih praduga karena masih
harus diverifikasi. (Menurut Mundilarso : 2005) dalam (N. Lilis Suryani : 2017), Hipotesis adalah
pernyataan yang masih lemah tingkat kebenaran yang masih harus diuji dengan menggunakan
teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan dalam hal teori, dugaan, pengalaman, pribadi, kesan umum,
Pada penelitian ini, berdasarkan kajian pustaka serta kerangka pemikiran, yang dapat
ditarik kesimpulan melalui paradigma penelitian. Sehingga akan dibuat hipotesis sesuai dengan
H2 : Variable Lingkungan Kerja diduga berpengaruh Positif terhadap Kinerja Karyawan di Cafe
Aras Bandung
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber informasi dalam sebuah
penelitian.
Menurut Supriati (2012:38) adalah “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh
peneliti ditempat penelitian dilakukan.” Penelitian ini menggunakan dua variabel yang akan
1. Variabel Bebas (Independen), yang merupakan variabel yang menjadi awal mula terjdinya
atau terpengaruh oleh Variabel terikat (Dependen). Dimana Variabel bebas (Independen)
2. Variabel terikat (Dependen), yang merupakan variabel yang menjadi pengaruh pada
variabel bebas (Independen). Variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah
Kinerja Karyawan.
Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa penelitian ini memiliki objek penelitian yaitu
Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian. Metode berasal
dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atau
tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya adalah penelitian yang berarti suatu
cara untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Sedangkan menurut Juliansyah Noor (2011:254) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian
adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam
penelitian yang digunakan untuk meneliti masalah ini adalah metode penelitian deskripstif dan
verifikatif karena peneliti ingin mengetahui pencapian dalam Kinerja karyawan pada Cafe Aras
Menurut Hidayat Syah (2010: 34) menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah
Sedangkan menurut Punaji Setyosari (2010: 89) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
adalah : “Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,
peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang
Metode Verifikatif menurut Sugiyono (2017:8) adalah “Penelitian yang dilakukan terhadap
populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Sandewi, R (2018) merupakan suatu
cara yang dilakukan untuk mengetahui benar tidak nya mengenai penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang masih memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti pada penelitian ini serta
penyelesaian masalahnya. Sehingga pada penelitian ini, metode perifikatif dilakukan untuk
megukur seberapa besar pengaruh dari Kinerja Karyawan melalui Kohesivitas Kelompok dan
Lingkungan Kerja
Dalam proses penelitian sehingga dalam hal ini dapat dilakukan penarikan kesimpulan yang
bisa menegaskan mengenai gambaran objek yang diteliti. Metode yang digunakan dalam peneliian
ini yaitu dengan menggunakan survey dengan cara mengambil sampel dari keseluruhn populasi
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset
pemasaran (Malhotra, 2007) dalam (Linda N : 2015). Desain penelitian memberikan prosedur
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah
dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu,
desain penelitian yang baik akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa desin penelitian merupakan rancangan proses
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian Jenis Metode yang Unit
Time Horizon
Penelitian digunakan Analisis
Sehingga desain dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti dibawah ini :
(X1)
(Y)
(X2)
Gambar 3. 1
Desain Penelitian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
Dari pengertian diatas, maka operasionalisasi variabel merupakan definisi yang dinyatakan
dengan cara menentukan jenis, indikator, serta dari variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
Maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu:
Menurut Sugiyono (2017:39) dalam dalam (Linda N : 2015) variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (variabel terikat). Sehingga dapat dikatakan dalam penelitian ini yang
termasuk kepada variable bebas (independen) adalah Kohesivitas Kelompok (X1) dan
Menurut (Sugiyono : 2017:39) dalam (Linda N : 2015) variabel dependen (variabel terikat)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dimana dalam penelitian yang penulis lakukan bahwa variabel terikat (Dependen)
Dalam penelitan ini operasionalisasi variabel dapat dilihat lebih jelas pada table 3.2
dibawah ini :
Tabel 3.2
Operasional Variable
No.
Variabel/Konsep Ukuran Pengertian
Indikator Skala Kuisio Sumber Data
Pengertian Variabel Variabel
ner
Kohesivitas Kelompok 1. Kekuatan Dilihat dari seberapa Ordinal Cafe Aras
terbuka mereka Bandung
(X1) Menyatakan bahwa 1
social
dengan karyawan lain
kohesivitas kelompok
Dilihat dari Ordinal Cafe Aras
merupakan kesatuan yang 2. Kesatuan
kekompakan dalam Bandung
terjalin dalam kelompok, dalam
tim 2
menikmati interaksi satu kelompok
terdapat semangat kerja 4. Kerja Dilihat dari seberap Ordinal 4 Cafe Aras
sama
yang tinggi (Forsyth 1999: solid mereka berkerja Bandung
kelompok
sama
149-151) dalam (Fitri
Kurniawati : 2018)
H. Jackson dalam A
Gozhali (2016)
4. Kehadiran Seberapa dia datang Ordinal 4 Cafe Aras
tepat waktu dia Bandung
datang bekerja dan
seberapa banyak dia
absen berkerja
5. Kemampuan Dilihat dari bagaiman Ordinal 5 Cafe Aras
karyawan berkerja Bandung
bekerja sama
sama menyelesaikan
perkerjaan
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah Sekunder dan Primer. Berdasarkan
pendapat dari (Sugiono : 2010:137) bahwa sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data
1. Data Premier
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek penelitian.
Menurut Sugiyono (2016: 225) Data primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua
melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau
Menurut Sugiyono (2017:137) sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan yang didapatkan melaului media lain
diluar responden dan narasumber wawancara. Seluruh data dan informasi yang
didaptkan peneliti dikumpulkan dan di olah lalu disajikan pada penelitian ini.
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu
1) Populasi
Menurut pendapat dari Sugiyono (2012:80) bahwa populasi merupakan area secara meluas
yang berasal dari objek maupun subjek yang memiliki derajat dan kadar serta kategori yang
berbeda-beda sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti guna dilakukannya penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan Cafe Aras yang berjumlah 10 orang, bisa dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Data Keseluruhan Karyawan
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-
betul representative (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan
diambil dari suatu populasi.
Pada penelitian ini Sampel yang digunakan hanya 6 orang yaitu karyawan pada bagian staff
dapur dan waitress dari jumlah karyawan secara keseluruhan.
orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang
peneliti (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi
yang ada sangat besar jumlahnya, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh
populasi yang ada, sehingga dibentuk sebuah perwakilan populasi. Metode pengambilan
sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling Method yaitu pengambilan sampel
yang dilakukan secara acak (DR. Kartini Kartono, 1990). Perwakilan populasi yang
dijadikan sampel adalah pelanggan dari Cafe Aras Bandung yang kebetulan ditemui pada
saat melakukan pembelian di Cafe Aras. Pengambilan sampel menurut Ibnu Widiyanto
Dimana :
n = Jumlah Sampel
Jadi sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 100 orang pelanggan Cafe Aras
Bandung
1.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya (Marzuki, 2005). Data primer yang ada dalam penelitian ini adalah
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti
(Marzuki, 2005). Data sekunder diperoleh dari berbagai bahan pustaka, baik berupa buku,
jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan materi kajian yaitu
1. Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data dan informasi dengan melakukan
kegiatan kepustakaan melalui buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu dan lain sebagainya
3. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan dan pertanyaan
yang akan digunakan bisa melalui telepon, surat ataupun tatap muka (Ferdinand, 2006).
Pertanyaan yang di ajukan pada responden harus jelas dan tidak meragukan responden.
digunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Skala Likert umumnya
menggunakan 5 angka penelitian, yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) netral, (4) tidak
setuju dan (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat dibalik mulai dari
sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (Indriantoro dan Supomo, 1999).
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka
ringkasan dengan menggunakan cara atau rumus tertentu (Iqbal Hasan, 2002). Tahap-tahap
1. Editing
kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul itu tidak logis dan meragukan.
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka
atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data
3. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai
dengan analisis yang dibutuhkan. Setelah proses tabulasi selesai kemudian data-data dalam
tabel tersebut akan diolah dengan bantuan software statistik yaitu SPSS.
Analisis kualitatif adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model
statistik dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya. Analisa data yang dilakukan
terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi, dalam
hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia,
2. Metode Analisis
berkuantitatif. Alat analisis yang bersifat kuantitatif adalah alat analisis yang menggunakan
model-model, seperti model matematika atau model statistik dan ekonometrik. Hasil
analisis dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak sahnya suatu kuesioner. Kuesioner
dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap kuesioner stabil
1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksinya dengan cara menganalisis
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan
besar). Cara menganalisis asumsi Heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatter plot
dimana :
Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola tertentu (naik
Heteroskedastisitas.
Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak membentuk pola
tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi
problem Heteroskedastisitas.
3. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau mendekati normal. Data
distribusi normal dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
dari pengambilan keputusan. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas. Begitu pula sebaliknya jika
data yang menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
Analisis regrsi linier berganda digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
Dimana :
Y = Kepuasan Pelanggan
X2 = Harga
X3 = Lokasi
e = Varians pengganggu
1. Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah
apakah suatu parameter (b1) sama dengan nol, atau H0 :b1 = 0 yang artinya adalah apakah suatu
variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (H=), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau H0 :b1 ≠ 0
yang artinya adalah variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:
a) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka H0diterima
b) Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka H0ditolak.
Keterangan:
t hitung diperoleh dengan menggunakan α = 0,05 (satu sisi) dengan dk = n-k-1 (100-3-1) = 96.
2. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau H0 :b1 =
b2=......=bk = 0 yang artinya adalah apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (H=), tidak semua parameter
simultansama dengan nol, atau H0 :b1 ≠b2≠......≠b3≠ 0 yang artinya adalah semua variabel
independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen
(Kuncoro, 2001).
Kriteria pengujian :
a) Jika tingkat signifikansi F > 0,05 atau F hitung < F tabel, maka H0diterima.
b) .Jika tingkat signifikansi F < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka H0ditolak.
Keterangan: F hitung diperoleh dengan menggunakan dk1 = 3 (variabel bebas) dengan dk2 =
n-k-1 (100-3-1) = 96. Berdasarkan dk1 = 3 = 0,05 dan dk2 = 96 diperoleh F tabel = 2,70
(Sugiyono, 2004).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen