Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH POLA PERILAKU, CITRA DIRI, TERHADAP KEPUASAN

DAN LOYALITAS MEREK PADA ESPRESSO BEACH CAFE


PARIAMAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pribadi


Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian

OLEH
RIA AFRIYANTI
NIM. 1910612014220

DOSEN PENGAMPU
SUHATMAN, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
PARIAMAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penelis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Perilaku, Citra Diri terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Merek Pada Espresso Beach Cafe. di Kota
Pariaman”. Penulisan salah satu proposal ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas pribadi pada mata kuliah Metodologi Penelitian
di Universitas Sumatera Barat.
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak dari tahap awal hingga tahap akhir penyusunan proposal
ini, sangatlah sulit untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata peneliti berharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan proposal ini. Semoga memberikan manfaat untuk peneliti
selanjutnya dan peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.

Pariaman, Juli 2022

Peneliti

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...............................................................................7
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................7
BAB II TINJAUAN LITERATUR......................................................................9
2.1 Pola Perilaku....................................................................................................9
2.2 Citra Diri.........................................................................................................10
2.3 Kepuasan Konsumen......................................................................................11
2.4 Loyalitas Merek..............................................................................................12
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu........................................................................14
2.6 Pengembangan Hipotesis................................................................................19
2.7 Kerangka Konseptual......................................................................................22
BAB III Metode Penelitian .................................................................................23
3.1 Desain Penelitian............................................................................................23
3.2 Operasionalisasi Variabel...............................................................................24
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data..................................................27
3.4 Teknik Pengambilan Sampel..........................................................................27
3.5 Pengolahan Data.............................................................................................28
3.6 Uji Hipotesis dan Structural Model Assement...............................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu minuman yang paling popular di dunia,
konsumsi kopi sudah menjadi kebutuhan dan gaya hidup bagi masyarakat
saat ini (Kurniawan & Ridho, 2017). Di Indonesia kopi mulai dikenal sejak
kedatangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) ke pulau Jawa
yang membawa biji kopi dari India pada tahun 1696. Kopi yang pertama
kali dibawa itu merupakan jenis arabika.
Menurut International Coffee Organization Indonesia (2017),
perkembangan kopi di Indonesia terus mengalami kemajuan yang cukup
pesat. Beberapa daerah di Sumatera terkenal sebagai penghasil kopi terbaik
di dunia seperti Lampung yang dikenal sebagai penghasil kopi jenis
Robusta terbesar di Indonesia, Kopi Sidikalang Sumatera Utara, Kopi
Mandailing dan Kopi Gayo Aceh. Internasional Coffee Organization
(2020) menyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi ke empat dunia
sebagai negara produsen kopi seperti pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1
Produksi Kopi dari Delapan Negara Produsen Terbesar di Dunia Tahun 2020 (Ton)
No Negara Jenis 2020
Produsen Kopi
1 Brasil (A/R) 3.570.000,00
2 Vietnam (R/A) 1.845.000,00
3 Kolombia (A) 846.000,00
4 Indonesia (R/A) 671.100,00
5 Ethiopia (A) 462.000,00
6 Honduras (A) 372.000,00
7 Uganda (R/A) 315.000,00
8 Meksiko (R/A) 282.000,00
(Sumber : International Coffee Organization, 2020)
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah produksi kopi dari delapan Negara
penghasil kopi terbesar di dunia pada tahun 2020. Negara penghasil kopi
terbesar nomor 1 di dunia yaitu Brasil sebesar 3.570.000,00 Ton, sedangkan

1
Indonesia menduduki peringkat ke empat dunia yaitu sebesar 671.100,00
Ton.
Dengan tingginya tingkat produksi kopi tersebut Indonesia juga
mengalami peningkatan dalam konsumsi kopi. Hal ini terjadi karena
banyaknya Coffee Shop yang bermunculan pada beberapa tahun terakhir ini.
Coffee shop adalah tempat yang identik dengan meja-meja dan kursi yang
tertata rapi, menjual kopi dengan berbagai varian dan beragam cemilan,
serta menawarkan alunan musik dan suasana yang nyaman (Bintoro, 2019).
Kepopuleran kopi di Indonesia juga membawa dampak positif
terhadap perkembangan bisnis. Jumlah Coffee Shop di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 3 kali lipat dari 1083 outlet ditahun 2017 menjadi 3000
lebih outlet di tahun 2022. Peningkatan jumlah Coffee Shop ini mayoritas di
kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Meski
demikian tidak sedikit Coffee Shop yang merambah di kota-kota kecil
seperti Kota Pariaman.
Pariaman merupakan salah satu kota yang berada di Sumatera Barat,
dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pariaman juga dikenal
dengan sebutan kota kuliner salah satu tempat yang paling banyak
kulinernya seperti di Kampung Baru , hal ini dikarenakan banyak sekali
usaha kuliner di Kota Pariaman baik kuliner kaki lima, restoran, café-café
dan coffee shop. Di Pariaman terdapat banyak sekali coffee shop,
perkembangan coffee shop di Kota Pariaman dimulai sejak tahun 2012
hingga saat ini. Pada saat ini jumlah Coffee Shop di Pariaman yaitu sekitar
20 outlet.
Salah satu Coffee Shop yang ada di Kota Pariaman adalah Espresso
Beach Cafe. Espresso Beach Cafe didirikan oleh Bapak Syafril pada bulan
November 2013 beralamatkan di Jalan Nasri Nasar Kelurahan Pasir Pasar, 
Kecamatan  Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat 25513,
tepatnya berdampingan dengan Cafe Pasco.
Menurut Syafril selaku pemilik Espresso Beach Cafe, sejak
pertengahan tahun 2020 sampai sekarang jumlah pengunjung Espresso

2
Beach Cafe mengalami penurunan yang cukup besar, dari yang biasanya
sekitar 100 orang perhari menjadi sekitar 30 orang saja. Hal ini terjadi
karena banyaknya coffee shop baru yang bermunculan, ditambah lagi
dampak covid 19 (Survei pendahuluan, 2022).
Sejalan dengan banyaknya usaha kedai kopi, tentunya setiap pelaku
usaha perlu membentengi usahanya dengan menjaga konsumen mereka
agar tetap loyal dan tidak berpindah ke pesaingnya. Konsumen akan
melakukan pembelian ulang serta memiliki komitmen terhadap merek jika
mereka merasa loyal (Nam et al., 2011). Kim et al., (2016) mengatakan
bahwa loyalitas merek adalah suatu komitmen yang mempengaruhi
pembelian kembali suatu produk atau layanan secara konsisten.
Dari hasil survei pendahuluan terhadap 10 orang diperoleh data
bahwa Espresso Beach Cafe memiliki tingkat kunjungan sebesar 20 %
seperti pada gambar 1.2, yang artinya Espresso Beach Cafe masih memiliki
tingkat kunjungan yang cukup rendah. Hal ini menunjukkan kurangnya
loyalitas merek pada Espresso Beach Cafe. Sehingga dapat dikatakan
bahwa konsumen tidak terlalu tertarik dengan Coffee Shop tersebut.
Loyalitas merek dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu citra diri dan
kepuasan pelanggan, kedua faktor ini dapat terbentuk karena adanya pola
perilaku (Selvia & Rodhiah, 2020).

Coffee Shop yang biasanya dikunjungi

10% Svmbarang Kadai


20%
10% Kopi Dari Hati
Espresso Beach Cafe
20%
D’Brave
40% Cafe Lisa

Gambar 1. 1 Coffee Shop yang sering dikunjungi di Kota Pariaman


(Sumber : Pra Survei 2022)

3
Pola perilaku merupakan bagaimana konsumen mengekspresikan
diri mereka. Pola perilaku mencerminkan nilai, tindakan dan sikap
konsumen terhadap suatu merek. Pola perilaku memiliki peran penting
dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas merek (Krisdiana
et al., 2020). Konsumen yang merasakan pola perilaku mereka sesuai
dengan suatu produk atau merek biasanya akan mengacu pada
kecendrungan untuk menyukai produk atau merek tersebut (Nikhashemi et
al., 2017). Kim et al.,(2016) menyatakan bahwa pola perilaku berpengaruh
negatif terhadap loyalitas merek, sedangkan Lin et al., (2010) dalam
penelitiannya menemukan bahwa pola perilku berpengaruh positif terhadap
loyalitas merek.
Berdasarkan survei pendahuluan (2022) Espresso Beach Cafe menawarkan
suasana coffee shop yang nyaman dan juga telah memberikan pelayanan
dan fasilitas yang baik, tetapi masih ada beberapa hal yang belum sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh konsumen, seperti beberapa konsumen
menyatakan bahwa mereka kurang nyaman dengan suasana coffee shop
tersebut dan mereka juga tidak merasakan pengalaman yang menyenangkan
saat mengunjungi Espresso Beach Cafe. Selain pola perilaku faktor lain
yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas merek adalah citra diri.
Citra diri merupakan seberapa banyak kesesuaian konsumen
terhadap suatu merek. Citra diri merupakan proses dan hasil dimana
konsumen membandingkan persepsinya dengan citra merek, kepribadian
merek atau pengguna suatu merek dengan konsep dirinya sendiri (Sirgy
2018). Kesesuaian diri yang tinggi akan terjadi ketika citra diri konsumen
sesuai dengan citra merek. Pelanggan cenderung loyal terhadap suatu merek
ketika merasakan kesesuaian dengan merek tersebut (Saifullah et al., 2020).
Ketika konsumen mengidentifikasi bahwa citra toko atau citra suatu merek
cocok dengan citra diri mereka di saat itulah kepuasan konsumen akan
terbentuk.
Berdasarkan Survei Pendahuluan (2022) Espresso Beach Cafe
menawarkan berbagai macam varian makanan dan minuman dengan harga

4
yang bervariasi, akan tetapi dengan perbedaan gaya hidup belum tentu
semua konsumen cocok dengan apa yang di tawarkan oleh Espresso Beach
Cafe, sedangkan pada saat ini banyak sekali coffee shop baru yang
menawarkan tempat dengan suasana yang kekinian dan berbagai macam
makanan yang menarik. Hal ini dapat menyebabkan Espresso Beach Cafe
kehilangan konsumennya, untuk menghindari hal tersebut Espresso Beach
Cafe harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh konsumennya agar
konsumen merasa puas dengan Espresso Beach Cafe.
Kepuasan konsumen merupakan faktor penting sebagai penentu
kesuksesan bisnis jangka panjang dan merupakan salah satu topik yang
paling sering diteliti dalam pemasaran. Kataria & Saini (2019) berpendapat
bahwa keberlanjutan suatu bisnis dan profitabilitas dipengaruhi secara
langsung atau tidak langsung oleh kepuasan konsumen. Kepuasan dapat
diartikan sebagai penilaian terhadap suatu produk yang memberikan
kesenangan yang berhubungan dengan konsumsi produk tersebut (Lee et
al., 2017).
Kim et al., (2016) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dapat
meningkatkan loyalitas merek dalam hal kemungkinan pembelian kembali
produk. Jika suatu produk memberikan nilai yang melebihi harapan
konsumen maka konsumen akan merasa puas terhadap produk tersebut.
Oleh karena itu kepuasan konsumen merupakan penentu utama dalam
loyalitas merek sebuah kedai kopi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian
mengenai “Pengaruh Pola Perilaku, Citra Diri, terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Merek pada Espresso Beach Cafe Pariaman”.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah
pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pola perilaku terhadap citra diri pada
Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman?
2. Bagaimana pengaruh pola perilaku terhadap kepuasan
pelanggan pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman?
3. Bagaimana pengaruh pola perilaku terhadap loyalitas
merek pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman?\
4. Bagaimana pengaruh citra diri terhadap kepuasan
pelanggan pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman?
5. Bagaimana pengaruh citra diri terhadap loyalitas merek pada
Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman?
6. Bagaimana pengaruh kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas merek pada Espresso Beach Cafe di Kota
Pariaman?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk menguji pengaruh pola perilaku terhadap citra diri pada
Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.
2. Untuk menguji pengaruh pola perilaku terhadap kepuasan
pelanggan pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariama
3. Untuk menguji pengaruh pola perilaku terhadap loyalitas merek
pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.
4. Untuk menguji pengaruh citra diri terhadap kepuasan pelanggan
pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.
5. Untuk menguji pengaruh citra diri terhadap loyalitas merek pada
Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.
6. Untuk menguji pengaruh kepuasan pelanggan terhap loyalitas
merek pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.

6
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
1) Dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang perilaku
konsumen khususnya pada kepuasan dan loyalitas merek.
2) Dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar pengaruh
Pola Perilaku dan Citra Diri terhadap Kepuasan dan Loyalitas merek
pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.
3) Dapat menambah pengetahuan peneliti
4) Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
terkait dengan perilaku konsumen
2. Manfaat Praktis
1) Dapat menjadi bukti empiris bagi pihak Espresso Beach Cafe
khususnya mengenai pengaruh Pola Perilaku dan Citra Diri terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Merek.
2) Dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi Espresso Beach
Cafe untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan dan
loyalitas merek

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Pada penelitian ini akan dijelaskan bagaimana pengaruh dari pola
perilaku dan citra diri terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas merek
pada Espresso Beach Cafe di Kota Pariaman.

1.6 Sistematika Penulisan


Bab I : Pendahuluan
Bab ini, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

7
Bab II : Landasan Teori
Bab ini, berisi tentang landasan teori teantang variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian, penelitian-penelitian terdahulu, kerangka
konseptual dan hipotesis.

Bab III : Metode Penelitian


Bab ini berisi tentang desain penelitian, operasional variable, teknik
pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, analisis data dan pengujian
hipotesis.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab ini terdapat isi pokok dari penelitian mengenai deskripsi objek
penelitian, analisis data, pembahasan dan implementasi hasil penelitian.

Bab V : Kesimpulan
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, dan berisi saran bagi
perusahaan serta peneliti berikutnya.

8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pola Perilaku


Pola perilaku merupakan bagaimana cara berfikir seseorang dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Nemati & Vazirzanjani, 2015).
Kim et al., (2016) menyatakan bahwa pola perilaku merupakaan bawaan
dan bersifat stabil, tetapi peneliti lain berpendapat bahwa pola perilaku
merupakan ciri-ciri kepribadian manusia yang terus berkembang dan dapat
berubah.
Dalam mengekspresikan dirinya konsumen cenderung
menggunakan merek yang mencerminkan ciri kepribadian mereka
(Saifullah et al., 2020). Ciri kepribadian merupakan unsur penting dalam
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia, dengan demikian ciri
kepribadian seseorang dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu
merek tertentu (Kim et al ., 2017).
Menurut Kim et al., (2016) terdapat beberapa indikator dari pola
perilaku yaitu :
1. Pengalaman menyenangkan
Pengalaman yang menyenangkan merupakan suatu peristiwa yang
membuat hati kita bahagia. Seperti saat kita mengunjungi suatu kafe disana
kita memperoleh sebuah pengalaman yang menyenangkan, hal ini bisa
terjadi karena pelayanan yang baik dan suasana kafe yang nyaman.
2. Bersemangat
Bersemangat pada umumnya digunakan dalam mengungkapkan
perasaan yang menggebu dalam melakukan suatu hal. Bersemangat
merupakan perasaan yang sangat kuat yang dialami oleh setiap orang yang
biasanya menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi.

9
3. Pemesanan secara online
Layanan yang canggih merupakan layanan yang memanfaatkan
teknologi digital maupun non digital seperti peralatan yang canggih.
Teknologi dapat memberikan peluang untuk mendapatkan penghasilan
tambahan seperti pemesanan secara online dan promosi di sosial media.
4. Makanan dan minuman yang berkualitas
Makanan dan minuman yang berkualitas terbuat dari bahan-bahan
alami dan berkualitas tinggi yang terjaga kebersihannya, serta diolah
dengan cara yang baik dan benar.
5. Suasana yang nyaman
Suasana café yang nyaman dapat membuat seseorang sangat betah
untuk berlama-lama di cafe tersebut, seperti café dengan konsep minimalis,
suasana alam, dan konsep lesehan.

2.2 Citra Diri


Citra diri memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan,
karena citra diri merupakan konsep penting dalam perilaku konsumen, yang
mana citra diri mencerminkan persepsi konsumen terhadap produk,
layanan, ataupun merek (Kim & Thapa, 2017). Citra diri merupakan
gambaran dari perasaan dan pikiran dari setiap individu terhadap suatu
produk atau merek (Sop & Kozak, 2019) Liu et al.,(2019) menyatakan
bahwa konsumen cenderung memilih produk atau merek yang sesuai
dengan citra diri mereka. Oleh karena itu, semakin besar kesesuaian citra
diri konsumen dengan citra merek maka semakin besar kemungkinan
konsumen akan loyal terhadap merek tersebut (Vigolo & Ugolini, 2016).
Sebuah produk atau merek yang sesuai dengan citra diri konsumen
akan menimbulkan dorongan bagi konsumen tersebut untuk melakukan
pembelian ulang, dorongan ini muncul karena adanya rasa puas dalam diri
konsumen (Pratt & Sparks, 2014). Konsumen sengaja memilih produk dan
merek tertentu yang sesuaia dengan citra diri mereka dalam

10
mengekspresikan diri mereka (Lu & Xu, 2015).
Menurut Kim et al., (2016) terdapat beberapa indikator dari citra diri
yaitu:
1. Suasana di kedai kopi.
Citra diri konsumen dapat dipengaruhi oleh suasana di kedai kopi.
Suasana di kedai kopi merupakan bagaimana keadaan di lingkungan kedai
kopi tersebut, terdiri dari pencahayaan, warna, bentuk dan suara.
2. Pelanggan
pelanggan merupakan individu yang melakukan pembelian
terhadap barang atau jasa. Tipikal konsumen yang sama mencerminkan
kesesuaian dari pelanggan.
3. Makanan dan minuman
Kesesuaian diri konsumen terhadap makanan dan minuman yang
ditawarkan oleh setiap coffee shop dapat meningkatkan citra diri
konsumen. Setiap coffee shop biasanya menawarkan beragam makanan
dan minuman, tetapi belum tentu semua konsumen suka dengan apa yang
mereka tawarkan.
4. Desain dan layout.
Kesesuaian dengan desain dan layout merupakan sebarapa banyak
kecocokan konsumen dengan desain dan tata letak pada sebuah kedai kopi.

2.3 Kepuasan Konsumen


Menciptakan kepuasan pelanggan merupakan salah satu prioritas
utama bagi pelaku usaha. Kim et al., (2016) menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan dapat didefinisikan sebagai gagasan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan kosumen. Kepuasan pelanggan dapat terjadi
dalam berbagai dimensi, seperti kepuasan terhadap personel, layanan,
produk ataupun suatu organisasi ( Kim et al., 2017). Pelanggan akan
merasakan kepuasan dan kenyamanan ketika melakukan pembelian dan hal
inilah yang mampu membentuk loyalitas pelanggan tersebut (Majid et al.,
(2018) Pelanggan akan merasa puas jika suatu produk atau layanan

11
memberikan manfaat melebihi apa yang mereka harapkan, jika suatu
produk atau jasa tidak memenuhi harapan pelanggan maka mereka tidak
akan merasa puas (Lee et al., 2017). Konsumen yang puas terhadap produk
atau layanan biasanya kurang sadar terhadap harga dan kurang dipengaruhi
oleh pesaing ( Kataria & Saini, 2019).
Kim et al., (2017) juga menyatakan bahwa secara umum terdapat
dua jenis kepuasan, yaitu :
1. Kepuasan khusus transaksi : merupakan penilaian langsung setelah
proses pembelian dan merupakan reaksi afektif terhadap pengalaman.
Dalam pendekatan khusus transaksi kepuasan pelanggan terjadi pada
tahap pasca konsumsi.
2. Kepuasan keseluruhan merupakan jenis kepuasan yang kedua, kepuasan
keseluruhan merupakan penilaian secara keseluruhan terhadap semua
pengalaman.
Menurut Kim et al., (2016) terdapat beberapa indikator dari
kepuasan pelanggan yaitu :
1. Kepuasan
Kepuasan adalah suatu sikap yang diputuskan berdasarkan
pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian mengenai ciri
atau keistimewaan produk yang menyediakan tingkat kesenangan
konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen.
2. Harapan
Harapan merupakan segala sesuatu yang diyakini konsumen tentang
apa yang akan didapatkannya terkait dengan suatu kinerja produk atau
pelayanan tertentu.
3. Waktu dan tenaga
Waktu dan tenaga merupakan suatu hal yang harus dikorbankan
untuk memperoleh sesuatu. Konsumen akan merasa puas jika apa yang
mereka peroleh sesuai dengan waktu dan tenaga yang dikorbankan.
2.4 Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan konsistensi konsumen dalam memilih

12
produk maupun merek ketika melakukan pembelian secara berulang (Ercis
et al., (2012). Konsumen dengan loyalitas yang tinggi adalah konsumen
yang melakukan pembelian secara berulang dan memiliki komitmen yang
kuat terhadap suatu merek (Erdogmus & Budeyri, 2012). Kim et al., (2017)
menyatakan bahwa sebagian besar penelitian empiris menyelidiki loyalitas
merek dengan aspek perilaku, seperti ketersediaan membayar lebih,
pembelian kembali dan merekomendasikannya kepada orang lain.
Lu & Xu (2015) menyatakan bahwa loyalitas merek biasanya diukur
dari dua sudut pandang, yaitu loyalitas perilaku dan loyalitas sikap.
Loyalitas perilaku menggambarkan perilaku setia pelanggan yang
melakukan pembelian kembali terhadap suatu merek, sedangkan loyalitas
sikap mengukur pandangan konsumen, komitmen atau niat membeli
terhadap suatu merek. Loyalitas merek terdiri dari tiga komponen, yaitu
kognitif, afektif dan konatif, loyalitas pelanggan dimulai dengan rasa
kognitif, di ikutii oleh rasa afektif dan akhirnya rasa konatif (Kang et al.,
2013).
1. Loyalitas kognitif dikaitkan dengan persepsi pelanggan tentang atribut
produk seperti biaya, kualitas, manfaat dan sebagainya.
2. Loyalitas affektif menggambarkan preferensi emosional untuk suatu
merek misalnya menyenangkan, dapat di terima dan disukai. Preferensi
emosional biasanya merupakan hasil dari pengalaman yang
memuaskan.
3. Loyalitas konatif menggambarkan kemungkinan pembelian merek yang
konsisten. Loyalitas konatif menunjukkan komitmen dan ketekunan
pelanggan terhadap merek.
Menurut Kim et al., (2016) terdapat beberapa indikator dari loyalitas
merek yaitu:
1. Setia
Kesetiaan adalah sebuah aktifitas yang spesifik dari pelanggan yang
terus membeli produk secara berkelanjutan. Kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek diperoleh karena adanya kepuasan. Kesetiaan konsumen

13
timbul tanpa adanya paksaan tapi timbul dari kesadaran sendiri.
2. Terus Menikmati
Terus menikmati merupakan sikap konsumen yang terus melakukan
pembelian terhadap suatu produk dan menikmati produk tersebut karena
mereka merasa puas terhadap produk tersebut.
3. Merekomendasikan
Rekomendasi adalah suatu bentuk komunikasi sekaligus promosi
tidak langsung yang dilakukan oleh para konsumen yang pernah membeli
produk atau jasa yang kemudian menceritakannya berbagai pengalamannya
yang berkaitan dengan produk atau jasa tersebut kepada orang lain.
4. Membeli kembali
Membeli kembali adalah kegiatan dan tindakan konsumen untuk
membeli ulang suatu produk. Pembelian ulang merupakan suatu tingkat
motivasi seorang konsumen untuk mengulangi perilaku pembelian pada
suatu produk.

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu


Dasar-dasar berupa teori dan temuan-temuan penelitian terdahulu
merupakan acuan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai acuan pada penelitian ini berfokus pada Pola Perilaku, Citra Diri,
Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Merek. Berikut jurnal yang menjadi
acuan dalam penelitian ini :
Lin et al., (2010) meneliti tentang The Relationship of Customer
Personality Trait, Brand Personality and Brand Loyalty: an Empirical
Study of Toys and Video Games Buyer. Penelitiannya bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pola perilaku, kepribadian merek dan loyalitas
merek. Data diperoleh dari 400 responden dan dianalisis menggunakan
SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pola perilaku dan
kepribadian merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
merek.
Nam et al., (2011) meneliti tentang Brand Equity, Brand Loyalty

14
and Customer Satisfaction in the Hotel and Restaurant Industry.
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh mediasi kepuasan
pelanggan terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas merek pada hotel dan
industri restoran. Data diperoleh dari 387 responden dan dianalisis
menggunakan metode LISREL. Hasil penelitiannya menununjukkan bahwa
citra diri, identifikasi merek dan kesesuaian gaya hidup berpengaruh positif
terhadap loyalitas merek, penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan
konsumen secara parsial memediasi efek ekuitas merek terhadap loyalitas
merek
Kang et al., (2013) meneliti tentang Self Congruity and Functional
Congruity in Brand Loyalty. Penelitiannya bertujuan untuk memahami
loyalitas pelanggan kedai kopi bermerek di Korea. Data diperoleh dari 401
responden dan dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa citra diri secara signifikan
mempengaruhi loyalitas kognitif dan afektif.
Lu & Xu (2015) meneliti tentang Chinese Young Consumers’ Brand
Loyalty Toward Sportswear Products : a Perspective of Self-Congruity.
Penelitiannya bertujuan untuk menyelidiki loyalitas konsumen muda di
Cina terhadap merek pakaian olahraga dari perspektif citra diri. Data
diperoleh dari 333 responden dan dianalisis menggunakan SEM. Hasil dari
penelitiannya menyatakan bahwa citra diri secara signifikan berpengaruh
terhadap asosiasi merek dan persepsi kualitas, tidak ada perbedaan yang
signifikan ditemukan dalam hal loyalitas merek. Nemati & Vazirzanjina
(2015) meneliti tentang The Role oF Consumer Personality Traits Fitness
with the Brand Personality in Brand Loyalty Development. Penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola perilaku, kepribadian
merek dan loyalitas merek. Data diperoleh dari 380 responden dan
dianalisis menggunakan SPSS. Hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa pola perilaku konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap
kepribadian merek, kepribadian merek berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas merek, dan ciri kepribadian konsumen berpengaruh signifikan

15
terhadap loyalitas merek.
Kim et al., (2016) meneliti tentang The Effects of Personality Traits
and Congruity on Customer Satisfaction and Brand Loyalty : Evidence
From Coffee Shop Customers. Penelitiannya bertujuan untuk menyelidiki
peran pola perilaku dan kesesuaian dalam pembentukan loyalitas merek.
Data diperoleh dari 743 responden dan dianalisis menggunakan SPSS dan
AMOS. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa pola perilaku memiliki
efek langsung pada citra diri, kepuasan dan loyalitas merek.
Kim et al., (2017) meneliti tentang How Customer Personality
Traits Influence Brand Loyalty in the Coffee Shop Industry : the
Moderating Role of Business Types. Penelitiannyabertujuan untuk mengkaji
bagaimana persepsi yang terkait dengan pola perilaku konsumen dapat
mempengaruhi kepuasan pelanggan, identitas merek dan loyalitas merek.
Data diperoleh dari 743 responden dan dianalisis menggunakan AMOS.
Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa pola perilaku memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan CBI
(Customer Brand Identification), keterlibatan dan loyalitas merek. CBI
(Customer Brand Identification) memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keterlibatan dan loyalitas merek.
Kim & Lee (2017) meneliti tentang Promoting Customers’
Involvement With service Brands : Evidence From Coffee Shop Customers.
Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui bagaimana meningkatkan
loyalitas merek melalui keterlibatan pelanggan. Data diperoleh dari 780
responden dan dianalisis menggunakan SEM. Hasil dari penelitiannya
menyatakan bahwa identifikasi merek dan nilai pelayanan mempengaruhi
keterlibatan merek dan keputusan merek. Penelitian ini juga menyatakan
bahwa keterlibatan pelanggan juga berpengaruh positif terhadap kepuasan
dan loyalitas merek, dan citra diri berpengaruh positif terhadap loyalitas
merek Kim & Thapa (2017) meneliti tentang The Influence of Self Congruity,
Perceived Value, and Satisfaction on Destination Loyalty : a Case Study of the
Korean DMZ. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui peran citra diri diri,

16
persepsi nilai dan kepuasan perjalanan dalam pengembangan loyalitas dalam
konsep Zona Demiliterisasi Korea (DMZ). Data diperoleh dari 250 responden dan
dianalisis menggunakan AMOS. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa
loyalitas dipengaruhi oleh citra diri dan kepuasan, kepuasan perjalanan
dipengaruhi oleh citra diri dan nilai yang dirasakan, nilai yang dirasakan
dipengaruhi oleh citra diri.
Lee et al., (2017) meneliti tentang Shaping and Enhancing Airport
Lounge Experience : the Aplication of Brand Personality and Image.
Penelitiannya bertujuan untuk menguji hubungan antara kepribadian merek,
kesesuaian diri, kesesuaian fungsional, kepuasan pelanggan dan niat
mengunjungi kembali ruang tunggu maskapai penerbangan. Data diperoleh
dari 520 responden dan dianalisis menggunakan SEM. Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa kepribadian merek memiliki pengaruh
positif terhadap citra diri diri, citra diri berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kesesuaian fungsional. Penelitian ini juga menyatakan bahwa citra
diri dan kesesuaian fungsional secara signifikan mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
Bintoro et al., (2019) meneliti tentang Pengaruh Personality Trait
dan Congruity terhadap Kepuasan dan Loyalitas Merek Pada Starbucks di
Surabaya. Penelitiannya bertujuan untuk menguji pengaruh dari pola
perilaku dan kesesuaian terhadap kepuasan dan loyalitas merek pada
Starbucks di Surabaya. Data diperoleh dari 150 responden dan dianalisis
menggunakan SPSS. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa citra diri
tidak berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas merek, pola perilaku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra diri, kepuasan dan
loyalitas merek.
Kataria & Saini (2019) meneliti tentang The Mediating Impact of
Customer Satisfaction in Relation of Brand Equity and Brand Loyalty.
Penelitiannya bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara dimensi
ekuitas merek berbasis konsumen dan loyalitas merek dengan kepuasan
pelanggan sebagai mediator. Data diperoleh dari 300 responden dan

17
dianalisis menggunakan SEM. Hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa kepuasan pelanggan secara signifikan berhubungan dengan persepsi
kualitas, kepercayaan merek, persepsi nilai dan kesesuaian gaya hidup.
Penelitian ini juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen memediasi
persepsi kualitas dan persepsi nilai terhadap loyalitas merek.
Liu et al., (2019) meneliti tentang Does Brand Personification
Matter in Consuming Tourism Real Estate Product? A Perspective on
Brand Personality, Self Congruity and Brand Loyalty. Penelitiannya
bertujuan untuk menguji hubungan antara personifikasi merek dan
karakteristik merek terhadap citra diri dan loyalitas merek. Data diperoleh
dari 370 responden dan dianalisis menggunakan SEM. Hasil dari
penelitiannya menyatakan bahwa personifikasi merek berpengaruh pada
citra diri, dan citra diri memiliki hubungan antara personifikasi merek dan
loyalitas merek.
Krisdiana et al., (2020) meneliti tentang The Mediating Role of
Congruity and Customer Satisfaction in The Effect of The Personality Trait
On Brand Loyalty in The Coffee Shop Industry in Bali. Penelitiannya
bertujuan untuk menguji peran mediasi dari citra diri dan kepuasan
pelanggan dan pengaruh pola perilaku terhadap loyalitas merek di kedai
kopi. Data diperoleh dari 175 responden dan dianalisis menggunakan SEM.
Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa pola perilaku konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen dan citra
diri. Kesesuaian berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen dan loyalitas merek. Kepuasan pelanggan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap loyalitas merek. Citra diri dan kepuasan pelanggan
mampu memediasi pola perilaku terhadap loyalitas merek.
Saifullah et al., (2020) meneliti tentang The Effect of Personality
Traits and Congruity on Customer Satisfaction and Brand Loyalty on Janji
Jiwa Coffee in Surabaya. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pola perilaku dan citra diri terhadap kepuasan dan loyalitas
merek. Data diperoleh dari 180 responden dan dianalisis menggunakan

18
AMOS. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa pola perilaku
berpengaruh positif terhadap citra diri dan kepuasan. Citra diri berpengaruh
positif terhadap loyalitas merek, kepuasan berpengaruh positif dan terhadap
loyalitas merek.
Selfia et al., (2020) meneliti tentang Pengaruh Personality Traits
Terhadap Brand Loyalty Melalui Congruity Dan Customer Satisfaction
Sebagai Variabel Mediasi Pada Brand Fore Coffee. Penelitiannya bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pola perilaku dan citra diri terhadap kepuasan
dan loyalitas merek. Data diperoleh dari 94 responden dan dianalisis
menggunakan SEM. Hasil dari penelitiannya menyatakan pola perilaku
berpengaruh positif signifikan terhadap citra diri, kepuasan konsumen dan
loyalitas merek. Citra diri berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan
dan loyalitas merek. Kepuasan tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap loyalitas merek. Citra diri memediasi pengaruh pola perilaku
terhadap loyalitas merek, dan kepuasan konsumen tidak memediasi
pengaruh pola perilaku terhadap loyalitas merek.

2.6 Pengembangan Hipotesis


Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara yang belum terbukti
dan digunakan untuk menerangkan suatu fakta. Pengembangan hipotesis
dari penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
2.6.1 Pengaruh Pola Perilaku terhadap Citra Diri
Krisdiana et al., (2020) berpendapat bahwa kesuksesan suatu merek
tergantung pada hubungan antara citra merek yang dirasakan dan citra diri
pelanggan, semakin mirip citra diri pelanggan semakin baik penilaian
mereka terhadap suatu merek. Oleh karena itu pelanggan akan lebih loyal
pada merek yang memiliki citra yang sesuai dengan persepsi mereka.
Kim et al., (2016) menyatakan bahwa pola perilaku memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap citra diri. Krisdiana et al., (2020)
dalam penelitiannya menemukan bahwa pola perilaku memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap citra diri. Saifullah et al., (2020) juga

19
menyatakan bahwa pola perilaku berpengaruh positif terhadap citra diri.
Dari hasil penelitian terdahulu dapat dimunculkan hipotesis pertama pada
penelitian ini yaitu
H1 : Pola Perilaku berpengaruh terhadap Citra Diri pada
Espresso Beach Cafe.
2.6.2 Pengaruh Pola Perilaku terhadap Kepuasan Konsumen
Bintoro (2019) berpendapat bahwa kepuasan dan loyalitas
konsumen dipengaruhi oleh karakteristik individu. Saifullah et al., (2020)
menyatakan bahwa konsumen lebih cenderung menggunakan merek
yang mencerminkan pola perilaku mereka. Oleh karena itupara pelaku
bisnis coffee shop harus mempelajari pola perilaku dan kesesuaian
mereknya dari sudeut pandang konsumen untuk mengembangkan citra
merek yang sesuai dengan konsumennya (Kim et al., 2016) Kim et al.,
(2016); Krisdiana et al.,(2020) menyatakan bahwa pola perilaku
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen kedai
kopi. Dari hasil penelitian terdahulu dapat dimunculkan hipotesis pada
penelitian ini yaitu :
H2 : Pola Perilaku berpengaruh terhadap Kepuasan Pelanggan
pada Espresso Beach Cafe.
2.6.3 Pengaruh Pola Perilaku terhadap Loyalitas Merek
Selvia & Rodhiah (2020) berpendapat bahwa pola perilaku
merupakan cara berfikir seseorang untuk menentukan bagaimana
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Selvia & Rodhiah (2020)
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pola perilaku terbukti
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Bintoro
(2019) juga menyatakan bahwa pola perilaku berpengaruh positif terhadap
loyalitas merek pada Starbucks di Surabaya. Dari hasil penelitian terdahulu
dapat dimunculkan hipotesis pada penelitian ini yaitu :
H3 : Pola perilaku berpengaruh terhadap Loyalitas Merek
pada Espresso Beach Cafe.
2.6.4 Pengaruh Citra Diri terhadap Kepuasan Konsumen

20
Saifullah et al., (2020) berpendapat bahwa citra diri merupakan
salah satu faktor penentu kepuasan konsumen terhadap suatu merek.
Bintoro (2019) menyatakan bahwa bahwa semakin besar kesesuaian antara
citra diri konsumen terhadap suatu merek akan meningkatkan kepuasan
konsumen.
Krisdiana et al., (2020) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa
citra diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Bintoro (2020) juga menyatak/an bahwa citra diri berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen pada Starbucks di Surabaya. Dari hasil
penelitian terdahulu dapat dimunculkan hipotesis pada penelitian ini yaitu :
H4 : Citra Diri berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
pada Espresso Beach Cafe.
2.6.5 Pengaruh Citra Diri terhadap Loyalitas Merek
Bintoro (2019) berpendapat bahwa citra diri merupakan salah satu
faktor yang menentukan loyalitas merek dan menjadi faktor pendorong bagi
konsumen agar setia terhadap suatu merek, semakin besar kesesuaian diri
konsumen semakin besar pula loyalitas dan komitmennya terhadap merek.
Kim et al., (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa citra diri
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Saifullah et
al., (2020) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa citra diri
berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. Krisdiana et al.,(2020) juga
menyatakan bahwa citra diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas merek. Dari hasil penelitian terdahulu dapat dimunculkan hipotesis
pertama pada penelitian ini yaitu:
H5 : Citra Diri berpengaruh terhadap Loyalitas Merek pada
Espresso Beach Cafe.
2.6.6 Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Merek
Kim et al., (2016) berpendapat bahwa kepuasan terhadap suatu merek
merupakan salah satu penentu loyalitas merek, dengan meningkatkan
kepuasan pelanggan dapat meningkatkan loyalitas merek dalam hal
pembelian kembali terhadap suatu merek.

21
Kim et al., (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. Krisdiana et al.,
(2020) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas merek. Saifullah et al.,
(2020) juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen berpengaruh positif
terhadap loyalitas merek. Dari hasil penelitian terdahulu dapat
dimunculkan hipotesis pada penelitian ini yaitu :
H6 : Kepuasan Konsumen berpengaruh terhadap Loyalitas
Merek pada Espresso Beach Cafe.
2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara suatu konsep terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
diteliti. Kerangka konseptual didapatkan dari konsep ilmu, teori atau
penelitian terdahulu yang dipakai sebagai landasan penelitian. Kerangka
konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1

Citra Diri
H5
H1
H4
Pola H3 Loyalitas
perilaku Merek

H2 H6

Kepuasan

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

Sumber : Kim et al., (2016)

22
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Penelitian ini betujuan untuk
mengetahui pengaruh pola perilaku, citra diri sebagai variabel independen
terhadap kepuasan dan loyalitas merek sebagai variabel dependen.
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk kedalam jenis
explanatory research. Menurut Sekaran (2017) explanatory research
merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain.
Tipe investigasi penelitian ini adalah kausalitas karena menjelaskan
hubungan sebab akibat dari variabel yang diteliti (Sekaran, 2017). Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dimana datanya
berupa angka atau bilangan yang dapat dihitung menggunakan metode
statistik (Sekaran, 2017). Time horizon yang digunakan dalam penelitian ini
adalah one shot atau cross-sectional, dimana pengumpulan data dilakukan
hanya satu kali selama beberapa hari, minggu atau bulan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (Sekaran, 2017). Data dari penelitian ini hanya
dikumpulkan dalam satu waktu yaitu tahun 2021. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu yaitu konsumen yang pernah mengunjungi
Espresso Beach Café. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

23
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh pola perilaku,
citra diri terhadap kepuasan dan loyalitas
merek.
Jenis Penelitian Explanatory Research
Tipe Penelitian Kausalitas
Metode Penelitian Kuantitatif
Jangka Waktu One Shot (Cross Sectional tahun
2022)
Unit Analisis Individu yaitu konsumen yang pernah
mengunjungi Espresso Beach Café

3.2 Operasionalisasi Variabel


Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau
membawa perbedaan pada nilai (Sekaran 2017). Pada penelitian ini terdapat
dua jenis variabel yang digunakan yaitu variabel dependen (variabel terikat)
dan variabel independen (variabel bebas).
3.2.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel utama
dalam penelitian (Sekaran, 2017). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah loyalitas merek dan kepuasan.
3.2.2 Variabel Independen (x)
Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat baik secara positif atau negativ (Sekaran,2017). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pola perilaku dan
citra diri.

24
Tabel 3.3.1
Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator Item Pertanyaan Skala Sumber


Variabel
Pola Perilaku Pola perilaku 1. Pengalaman 1. Saya merasakan Likert Kim et
(X1) merupakan menyenangkan pengalaman (1-5) al.,
bagaimana cara2. Bersemangat bersantap yang (2016)
berfikri 3. Pemesanan menyenangkan
seseorang dalam secara online ketika mengunjungi
menyesuaikan 4. Makanan dan Espresso Beach Cafe.
diri dengan minuman yang 2. Saya merasa
lingkungannya berkualitas bersemangat ketika
(Nemati & 5. Suasana yang pergi ke Espresso
Vazirzanjani, nyaman Beach Cafe.
2015). 3. Espresso Beach
Cafe menawarkan
layanan pemesanan
makanan secara
online
4. Espresso Beach
Cafe menawarkan
makanan dan
minuman yang
berkualitas
5. Espresso Beach
Cafe menawarkan
suasana yang
nyaman
seperti di rumah
Citra Diri (X2) Citra diri 1. Suasana kedai 1. Suasana Espresso Likert Kim et
merupakan kopi Beach Cafe (1-5) al.,
proses dan hasil2. Pelanggan mencerminkan (2016)
dimana 3. Makana n dan siapa saya
konsumen minuman 2. Saya merasa
membandingkan 4. Desain dan pelanggan Espresso
persepsinya layout Beach Cafe
dengan citra mencerminkan tipe
merek, orang seperti saya
kepribadian 3. Saya merasakan
merek atau makanan dan

25
pengguna suatu minuman Espresso
merek dengan Beach Cafe
konsep dirinya mencerminkan apa
sendiri (Sirgy yang saya suka.
2018). 4. Saya merasa
desain dan layout
Espresso Beach Cafe
mencerminkan apa
yang saya suka
Kepuasan Pelanggan akan1. Kepuasan 1. Secara Likert Kim et
Konsumen (Y1) merasa puas jika2. Harapan keseluruhan saya (1-5) al.,
suatu produk 3. Waktu dan merasa puas dengan (2016)
atau layanan tenaga Espresso Beach Cafe
memberikan 2. Mengunjungi
manfaat melebihi Espresso Beach Cafe
apa yang mereka sesuai dengan apa
harapkan, jika yang saya harapkan
suatu produk 3. Saya merasa
atau jasa tidak senang
memenuhi mengunjungi
harapan Espresso Beach Cafe
pelanggan maka mengingat waktu
mereka tidak dan tenaga yang
akan merasakan saya korbankan.
puas (Lee
et al., 2017).

Tabel 3.3.1
Operasional Variabel

Konsep
Variabel Indikator Item Pertanyaan Skala Sumber
Variabel

26
Loyalitas Loyalitas merek1. 1. Setia 1. Saya adalah Likert Kim et
Merek (Y2 merupakan 2. 2. Terus pelanggan setia (1-5) al.,
sebuah perilaku menikmati Espresso Beach Cafe (2016)
pembelian 3.Merekomendasi 2. Saya akan terus
konsumen secara kan menikmati minuman
berulang yang 4. Membeli di Espresso Beach Café.
didasari oleh kembali 3. Saya akan
kepuasan dalam merekomendasikan
pembelian merek Espresso Beach Cafe
yang sama (Lin, kepada orang lain
2010) 4. Saya akan terus
membeli kembali
minuman di Espresso
Beach Cafe

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang informasinya diperoleh secara langsung (Sekaran,
2017). Data dari penelitian ini diperoleh dari jawaban responden yang
pernah mengunjungi Espresso Beach Cafe.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei dengan kuesioner. Teknik ini dilakukan dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan beserta pilihan jawaban, responden hanya
perlu memilih jawaban yang sesuai dengan apa yang dirasakannya. Data
diperoleh secara langsung dengan metode lapangan (field research), dan
penyebaran kuesioner secara online kepada konsumen Espresso Beach
Cafe.Untuk pengukuran dilakukan menggunakan Skala Likert, yang mana
masing-masing pertanyaan memiliki nilai sangat positif sampai sangat
negatif yaitu :
1. Sangat Setuju : Skor 5
2. Setuju : Skor 4
3. Netral : Skor 3
4. Tidak Setuju : Skor 2
5. Sangat Tidak Setuju : Skor 1

27
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari individu atau objek yang
menjadi pusat penelitian yang akan diteliti oleh peneliti (Sekaran, 2017).
Populasi pada penelitian ini adalah pelanggan yang pernah mengunjungi
dan menikmati minuman di Espresso Beach Café di Kota Pariaman.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih sebagai
subjek penelitian (Sekaran, 2017). Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dimana setiap
anggota dalam populasi tidak mempunyai peluang yang diketahui
sebelumnya untuk terpilih sebagai subjek sampel. Sampel dari penelitian
ini adalah konsumen yang pernah mengunjungi dan menkmati minuman di
Espresso Beach Café.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel
dengan menetapkan beberapa kriteria dalam penelitian (Sugiyono,2013).
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Konsumen yang pernah mengunjungi dan menikmati minuman di


Espresso Beach Café di Pariaman minimal 3 kali.
2. Usia responden minimal 17 tahun
3. Konsumen yang membeli untuk diri sendiri

Menurut Hair et al., (2017) jumlah sampel dalam penelitian dapat


dilihat dari jumlah maksimum panah yang menuju konstruksi dan tingkat
signifikansinya pada Tabel 3.3. Pada penelitian ini terdapat 6 panah yang
menuju konstruksi, dengan tingkat signifikan 5% dan minimum R Square
0,10 maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 130 sampel.

28
Tabel 3. 4 Ketentuan Jumlah Sampel
Jumlah Level signifikansi
maksimum 10% 5% 1%
panah yang Minimum R 2
Minimum R 2
Minimum R2
menuju
konstruksi
(Jumlah
variabel 0,10 0,25 0,50 0,75 0,10 0,25 0,50 0,75 0,10 0,25 0,50 0,75
independent)
2 72 26 11 7 90 33 14 8 130 47 19 10
3 83 30 13 8 103 37 16 9 145 53 22 12
4 92 34 15 9 113 41 18 11 158 58 24 14
5 99 37 17 10 122 45 20 12 169 62 26 15
6 106 40 18 12 130 48 21 13 179 66 28 16
7 112 42 20 13 137 51 23 14 188 69 30 18
8 1228 45 21 14 144 54 24 15 196 73 32 19
9 124 47 22 15 150 56 26 16 204 76 34 20
10 129 49 24 16 156 59 27 18 212 79 34 21
Sumber : (Hair et al., 2017)

Keteranga :
Tingkat signifikan 5% = tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat
kegagalan 5% Minimum R2 0,10 = analisis memiliki kekuatan yang cukup
untuk mendeteksi nilai R2 kecil.

3.5 Pengolahan Data


Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan analisis Partial
Least Stuctural Equation Modelling (PLS-SEM) dengan alat bantu berupa
software SmartPLS 3 dan jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 130
sampel. PLS-SEM memiliki fleksibilitas yang tinggi bagi peneliti untuk
menghubungkan antara teori dan data. PLS-SEM terbadi mejadi 3 yaitu :
1. Outer Model Reflective
2. Outer Model Formative
3. Struktural Model (Inner Model)
3.5.1 Uji Outer Loading
3.5.1.1 Uji validitas

29
Kuesioner penelitian dapat dikatakan valid apabila pertanyaan yang
ada pada kuesioner mampu menggambarkan sesuatu yang dapat diukur
oleh kuesioner tersebut. Uji validitas tebagi menjadi dua jenis, yaitu
convergent validity dan discriminant validity.
1. Convergent Validity
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukuran- pengukuran dari suatu konstruk harusnya berkorelasi tinggi.
Pengujian validitas konvergen diketahui dengan melihat nilai AVE
(Average Variance Extracted) dan outer loading. Suatu output dikatakan
valid apabila nilai AVE > 0,5. Nilai outer loading dikatakan valid apabila >
0,7.
2. Discriminant Validity
Validitas diskriminan dinilai valid berdasarkan nilai AVE Fornell-
Larcker, output cross loading dan nilai HTMT. AVE Fornell-Larcker
adalah membandingkan akar kuadrat AVE harus lebih besar dari nilai AVE
variabel lain. Penentuan nilai output cross loading dilihat berdasarkan skor
korelasi dari indikator ke variabelnya lebih besar dari pada nilai korelasi
indikator tersebut ke variabel lain.

Tabel 3. 5
Uji Validitas dan Pengukuran PLS
Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs
Konvergen Faktor loading Lebih dari 0,7
AVE Lebih dari 0,5
Communality Lebih dari 0,5
Diskriminan Cross loading Nilai cross loading pada konstruk
yang dituju harus lebih besar
daripada nilai
cross loading konstruk lainnya
Sumber : (Hair et al., 2017)

30
3.5.2.1 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji stabilitas dan konsisten
suatu kuesioner yang menunjukkan seberapa baik stabilitas suatu item
mengukur variabelnya. Pada penelitian kuesioner dinyatakan reliable
apabila hasil dari composite reliability dan cronbachalpha menunjukkan
nilai di atas 0.70 (Hair et al.,2017).

3.6 Uji Hipotesis dan Structural Model Assesment


3.6.1 R Square
Menurut Hair et al., (2017) R Square (R2) digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen
yang dinyatakan dalam persentase. Secara umum nilai R square adalah
0,25 (lemah) ; 0,50 (Sedang) dan 0,75 (kuat).
3.6.2 Collinearity
Menurut Hair et al., (2017) untuk melihat nilai collinearity sebuah
hipotesis adalah dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF berguna untuk melihat
model pengukuran reflekstif, Menurut Hair et al., (2017) ketentuan dalam
melihat nilai VIF adalah dengan melihat nilai VIF < 5 yang menunjukkan
tidak terjadi collinarity antara variabel.
3.6.3 F Square (F2)
UJi F square berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel eksogen yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya dalam
mempengaruhi variabel lainnya. Ketentuan dalam nilai F square dapat
dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3. 6 Ketentuan Nilai F Square


Nilai F Square Keterangan
0,02 Lemah
0,15 Sedang
0,35 kuat
Sumber: (Hair et al., 2017)

31
3.6.4 Q Square (Q2)
Q square digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel
eksogen memprediksi variabel endogen (predictive relevant). Nilai Q-
square harus lebih besar dari 0 (nol) sehingga model dikatakan memiliki
nilai prediktif yang relevan. Nilai Q square 0,02 ; 0,15 dan 0,35 yang di
interpretasikan berturut-turut lemah, sedang dan kuat (Hair et al., 2017).

Ketentuan Nilai Q Square


Nilai Q Keterangan
Square
0,02 Lemah
0,15 Sedang
0,35 Kuat
Sumber: (Hair et al., 2017).

3.6.7 Path Coefficients


Pengujian hipotesis dapat dilihat dengan cara membandingkan nilai
statistik dengan nilai T Tabel yang dapat dari nilai probabilitas two tailed
terletak pada baris dua dengan nilai degree of freedom (df) :
df = n-k
Keterangan :
df = degree of freedom
n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 130 sampel
dan jumlah variabel ada empat yaitu pola perilaku, kesesuaian, kepuasan
dan loyalitas merek. Nilai df pada penelitian ini adalah :
df = n-k
df = 130 – 4 = 126
Hipotesis diterima berkorelasi positif (+) apabila nilai T Statistik
lebih besar dari pada T Tabel begitu juga sebaliknya. Nilai dari original

32
sampel akan menunjukkan korelasi positif atau negetif (Hair et al., 2017).
Nilai T Tabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.7
T Tabel
Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
Df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
126 0.67644 1.28831 1.65704 1.97897 2.35631 2.61541 3.15617

Keterangan :
T = 1.97897
Tingkat Kepercayaan = 95% Tingkat ketelitian = 5%

33

Anda mungkin juga menyukai