Sistem Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah
terakumulasi dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap terjaga. Sistem ekskresi
merupakan hal yang pokok dalam homeostasis karena sistem ekskresi tersebut
membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan. Sebagian besar
sistem ekskresi menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari
cairan tubuh. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi semuanya mempunyai
kemiripan fungsional. Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua
proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan
dari filtrasi itu. Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat berbeda dengan
sistem ekskresi pada hewan vertebrata. Tetapi walaupun berbeda secara fungsional
tetap mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut didalam tubuh yang tidak terpakai
lagi, melalui anus ataupun kloaka dan rectum.
b. Paru-paru
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi,
karena mengekskresikan zat Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam
sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash metabolisme di jaringan
diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung
akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O
dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena
pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh
plasma darah dalam bentuk senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat
oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbC02).
c. Hati
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai
kelenjar dalam sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi
karma menghasilkan empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin
menjadi bilirubin, dap dan biliverdin. Dap setelah mengalami oksidasi akan
berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan.
Demikian juga kreatinin hasil pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh
hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka
cairan empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan
darah menjadi lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.
d. Kulit
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung kelenjar
keringat (glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari
seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan
mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran
keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya
garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman,
penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur suhu
tubuh.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu:
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
Stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
Stratum Lusidum
Stratum granulosum yang mengandung pigmen
Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel
kulit ke arah luar.
b. Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh
darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler
darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini
akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat. Keringat
yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam.
Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor seperti
berikut : suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada
ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat
sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan
energi, gangguan emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat
rangsangan pada saraf simpatik.
DAFTAR PUSTAKA
Paggara, Halifah dan Adnan. 2006. Struktur Hewan. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
Faisal. 2012. Buku Ajar Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA
UNM.