Anda di halaman 1dari 16

Osmoregulasi

Hewan Akuatik
Dosen pengampu: Dr. Harlita, S. Si., M. Si.

Kelompok 1
 Annisa Cahya R. K4519006
 Beti Nur Rahmawati K4519013
 Muhammad Adi Nugroho K4519047
 Rahma Ainun Nur Aini K4519060
 Salsabilla Aliyah K4519067
Osmoregulasi Hewan Akuatik
Merupakan upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion-ion yang
terdapat dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui membran semipermeable
(Lantu, S., 2010)

Regulasi ion dan air pada hewan akuatik dapat terjadi secara:
 Hipertonik (hiperosmotik): Regulasi konsentrasi cairan tubuh
yang lebih tinggi dari konsentrasi air.
 Hipotonik (hipoosmotik): Pengaturan secara aktif konsentrasi
cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media (air).
 Isotonik (isoosmotik): Regulasi saat konsentrasi cairan tubuh
sama dengan konsentrasi air.
A. Osmoregulasi Ikan (Vertebrata)
A. Osmoregulasi Ikan (Vertebrata)
Ikan Air Tawar
Ikan Air Tawar

Konsentrasi garam di tubuh ikan air tawar lebih


Konsentrasi garam di tubuh ikan air tawar lebih
tinggi dibandingkan lingkungan nya (Hipertonik),
tinggi dibandingkan lingkungan nya (Hipertonik),
sehingga kandungan garam lebih sering dikeluarkan
sehingga kandungan garam lebih sering dikeluarkan
ke perairan. Ikan air tawar akan mengkonsumsi air
ke perairan. Ikan air tawar akan mengkonsumsi air
yang banyak dan sebagai konsekuensinya akan
yang banyak dan sebagai konsekuensinya akan
memproduksi sejumlah besar urine. Ginjal dari
memproduksi sejumlah besar urine. Ginjal dari
golongan ikan ini menyerap sejumlah garam dan
golongan ikan ini menyerap sejumlah garam dan
melepaskan garam tersebut ke aliran darah. Selain
melepaskan garam tersebut ke aliran darah. Selain
itu, ikan air tawar memiliki pompa ion di bagian ginjal
itu, ikan air tawar memiliki pompa ion di bagian ginjal
yang akan menangkap garam dari air serta
yang akan menangkap garam dari air serta
melepaskan amonia dan hasil buangan lainnya.
melepaskan amonia dan hasil buangan lainnya.
Ikan Air Payau (Daerah Estuari)
Ikan Air Payau (Daerah Estuari)

Ikan-ikan pada daerah estuary atau air payau memiliki


konsentrasi cairan tubuh yang hampir sama dengan
konsentrasi air payau (Isotonik) sehingga ikan akan
cenderung sedikit melakukan osmoregulasi. Contohnya ikan
nila, bandeng, kerapu, kakap, mujair.
Ikan Air Laut
Ikan Air Laut

Untuk ikan air laut, air laut mengandung


Untuk ikan air laut, air laut mengandung
konsentrasi garam yang lebih tinggi
konsentrasi garam yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kandungan garam yang
dibandingkan dengan kandungan garam yang
ada di tubuh tubuh ikan (Hipotonik). Sebagai
ada di tubuh tubuh ikan (Hipotonik). Sebagai
hasilnya, garam cenderung masuk ke tubuh ikan
hasilnya, garam cenderung masuk ke tubuh ikan
sehingga ikan harus menggunakan ginjalnya
sehingga ikan harus menggunakan ginjalnya
serta pompa ionnya untuk mengeluarkan
serta pompa ionnya untuk mengeluarkan
kelebihan garam.
kelebihan garam.
Ikan Air Laut Golongan Hagfish Ikan Air Laut Golongan Teleostei
Ikan Air Laut Golongan Hagfish Ikan Air Laut Golongan Teleostei

Teleostei: Jenis ikan


bertulang sejati.
Ex: Kuda laut

Teleostei memiliki cairan tubuh 1/3 dari


tekanan osmotik air laut. Golongan ini akan
Hagfish memiliki konsentrasi cairan tubuh
minum air laut dan menyerapnya ke dalam
yang hampir sama dengan konsentrasi air
tubuh. Dengan pompa Na+ dari sel klorida
laut di sekitarnya (Isotonik), maka hagfish
dalam insang, Na+ akan dipompa ke laut.
cenderung melakukan sedikit Amonia juga akan dilepaskan melalui insang,
osmoregulasi. sisa ion akan dikeluarkan melalui ginjal.
B. Osmoregulasi Pada Moluska
Moluska Laut
Osmoregulasi pada moluska sangat penting untuk
mempertahankan keseimbangan air dan garam melalui proses
penyerapan dan pembuangan. Pertahanan akan keseimbangan
air dalam tubuh moluska penting untuk fungsi membran sel.
Kebanyakan invertebrata laut termasuk spesis moluska seperti
kerang-kerangan, siput, tiram dan lain-lain adalah isoosmotik.
Hal ini berarti spesis moluska memiliki tekanan osmotik yang
sama dan cairan mengalir melalui membran dengan larutan
berkonsentrasi rendah ke daerah yang memiliki larutan yang
berkonsentrasi tinggi. Ketika kelompok moluska bermigrasi
tidak terjadi masalah terhadap pengaturan osmoregulasi dan
mereka dapat mendiami dan mempertahankan stabilitasnya di
lingkungan mereka yang baru (Russell, 2000).
Moluska Darat
Pada tubuh keong/siput memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat permeable
terhadap air. bila dikeluarkan dari cangkangnya, maka air akan hilang secepar
penguapan air pada seluas permukaan tubuhnya. Semua keong atau siput bernapas
terutama dengan paru-paru yang terbentuk dari mantel tubuhnya dan terbuka keluar
melalui lubang kecil. Tekanan osmotik cairan internal bervariasi secara luas tergantung
kandungan air lingkungannya. Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, keong
atau siput lebih aktif dimalam hari dan bila kondisi bertambah kering , keoang akan
berlindung dengan membenamkan diri kedalam tanah serta menutup cangkangnya
dengan semacam operculum yang berasal dari lendir yang dikeluarkannya. Banyak
keong darat yang secara rutin mengeluarkan suatu zat yang mengandung nitrogen
dalam bentuk asam urat yang sulit larut dalam air, yang terbukti bahwa ternyata zat ini
meningkat pada beberapa spesies dalam masa kesulitan mendapatkan air. Selama masa
estivasi (tidur musim panas) asam urat ini disimpan dalam ginjal dengan maksud
mengurangi kehilangan air untuk menekskresikan nitrogen tersebut. Banyak spesies
keong yang menyimpan air didalam rongga mantelnya yang rupanya digunakan pada
liungkungan kering.
C. Osmoregulasi Pada Golongan Krustasea (Kepiting)

Spesies : Callinectes sapidus (Blue crap)

Memiliki kemampuan untuk melakukan osmoregulasi


dan berhasil hidup di air tawar.

Spesies : Carcinus maunas (Kepiting pantai)

Memiliki toleransi yang kecil untuk air tawar namun


dapat mempertahankan konsentrasi ion yang tinggi
di perairan estuari (perairan pertemuan air laut
dengan air tawar.
Organ yang paling berperan dalam
mengatur osmoregulasi pada krustasea
adalah kelenjar pada antenna kepiting.
Antena tersebut tidak dapat memproduksi
urine, sehingga menjadi organ paling
penting dalam pengaturan osmoregulasi.

Studi menunjukkan bahwa insang, lamela


insang dan membran menggambarkan pola
yang bervariasi dalam pengaturan transpor
ion untuk golongan eurihalin krustasea.
Dua macam enzim yang membantu transport ion melewati
insang krustasea adalah karbonat anhidrase dan arginin
kinase. Karbonat anhidrase menyediakan ion H + dan
HCO3- sebagai lawan ion Na+ dan Cl- untuk pertukaran
dengan mengkatalisis hidrasi CO2 di dalam sel insang.
Aktifitas dari karbonat anhidrase dalam sitoplasma insang
akan bertambah secara drastis ketika kepiting berpindah
dari tempat yang bersalinitas tinggi ke tempat yang
bersalinitas rendah, dimana fungsinya menyediakan ion
yang akan melawan ion NaCl pada saat penyerapan.
Proses penggunaan ATP dalam rangka transpor ion
tergantung pada kerja enzim arginin kinase. Kepiting yang
berpindah dari salinitas yang tinggi ke salinitas rendah,
akan menyebabkan aktifitas enzim arginin kinase
bertambah kelipatan dua dalam insang.
D. Osmoregulasi Pada Invertebrata
Invertebrata laut pada umumnya isotonik terhadap lingkungan mereka dan
merupakan osmoconformer (10.17). Mereka tidak memiliki mekanisme yang
khusus untuk memindahkan air, tetapi mereka mengatur kandungan garamnya
sehingga berbeda dengan kandungan air laut. Mereka memiliki pompa seluler dan
beberapa impermeable terhadap garam. Spesis yang diam di tepi pantai serta
estuari mengatur keseimbangan air. Beberapa menyerap air lebih ketika air laut
mengencer, bahkan ada yang menambah ukuran selnya untuk mempertahankan
keadaan isotonik (Oglesby, 1981).
Biasanya dengan difusi secara sederhana melalui pembuangan gas-gas.
Pembuangan bahan nitrogen serta bahan lainnya adalah secara fagositosis
melalui coelomocyt untuk dibawa ke tempat pembuangan (misalnya pada
asteroida, bahan buangan dibawa ke papulae dimana melalui cara fagositosis dan
kemudian dibuang melalui dinding popular). Kebanyakan ecinodermata adalah
termasuk ke dalam golongan organisme laut dan osmokonformer, walaupun ada
beberapa termasuk mendiami daerah payau.
Osmoregulasi pada Teripang (Holothurians)
Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata),
terkenal luas di lingkungan laut di seluruh dunia, mułai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan India.
Menurut Sunarno (1997), Osmoregulasi adalah suatu sistem homeostatis pada teripang untuk menjaga kemantapan millieu
interieur-nya dengan cara membantu keseimbangan konsentrasi osmotik antara cairan intrasel dengan ekstrasel, dengan
osmoregulasi dapat dilihat pada gambar di bawah.
Pada gambar dapat dilihat bahwa osmoregulasi dapat terjadi melalui 2 aktivitas, dengan mempertahankan kemantapan
osmolaritas cairan ekstrasel tanpa harus menyamakan terhadap salinitas media. Menjaga kemantapan cairan intraselnya agar
tetap isoosmotik dengan cairan ekstraselnya.
Kedua aktivitas tersebut dilakukan dengan cara pembantuan volume udara didalam cairan cairan serta pembantuan
pertukaran ion antara cairan intrasel dengan cairan ekstral. Komponen yang terlibat dalam osmoregulasi adalah protein pada
sel membran, yang berperan sebagai sistem pompa ion pengemban (carrier) dan biokatalisator (enzim, Na-K ATP-ase) serta
energi ATP untuk pengangkutan aktif. Adapun organ- organ tubuh yang berperan sebagai tempat berlangsungnya
osmoregulasi adalah pohon respirasi, saluran pencemaan, integumen / kulit dan ekskresi organ (Sunarno, 1997)
THANKS!
Does anyone have any questions?

addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
Daftar Pustaka

Herlianti, Juwita, R., & Wahyuni, W. T. (2018). Makalah Fisiologi


Hewan Ekskresi dan Osmoregulasi. Diperoleh pada tanggal 18
Oktober 2020 dari http://
herliraysawinda.blogspot.com/2018/04/v- behaviorurldefaultvmlo.html

Ika (2018). Tugas Penangkaran dan Restoking Teripang. Diperoleh


pada tanggal 19 Oktober 2020 dari https://
www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/penangkaran-d
an-restoking/mandatory-assignments/klasifikasi-teripang-pencernaan-te
ripang-dan-osmoregulasi-pada-teripang/2890966/view

Lantu, S. (2010). Osmoregulasi pada Hewan Akuatik. Jurnal


Perikanan dan Kelautan, 6(1), 46-50.

Anda mungkin juga menyukai