Disusun oleh :
Kelompok 9
Firda Zania 185040016
Elmus Raina Almira 185040035
Annisa Yuliawati 195040013
Dinar Rosmania 195040027
Aliya Suci Ramadhini 195040040
Puji Syukur Kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ISLAM DISPLIN ILMU yang bertemakan
HAKIKAT DAN KEBERADAAN HEWAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Dalam
penulisan makalah ini, kami menyadari keterbatasan dan kemampuan tentang materi ini,
sehingga tidak menutup kemungkinan penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
sebagai masukan untuk penyempurnaan tugas selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses belajar mengajar mengenai materi
Islam displin ilmu. Dengan adanya ini dapat bermanfaat bagi kami maupun kepada pihak
lainnya, kami mohon maaf jika dalam penulisan tugas ini terdapat kesalahan dan kata-kata
yang tidak dimengerti. Kami juga turut mengucapkan terimakasih kepada bapak Setiawan,
M.Pd.yang bersedia memberikan saran dan masukan yang membangun. Semoga bermanfaat.
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
2.1 Pengertian hewan dan etika terhadap hewan.........................................................6
2.2 Manfaat hewan bagi kehidupan manusia...............................................................6
2.3 Perlindungan hewan dalam pandangan islam........................................................8
2.4 Hak hewan dalam islam...........................................................................................8
2.5 Prinsip-prinsip islam dalam memelihara dan mengkonsumsi daging hewan...10
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hewan dan etika terhadap hewan?
Hewan adalah binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya
berada di darat, air, dan/atau udara, baik yang dipelihara maupun yang di habitatnya.
Orang muslim menganggap semua hewan sebagai makhluk yang harus dihormati. Oleh
karena itu, ia menyayanginya karena kasih sayang Allah Ta’ala kepadanya dan
menerapkan etika-etika berikut terhadapnya:
Nabi saw. Berkisah pada para sahabatnya tentang seorang wanita yang akan dikirim
ke neraka karena telah mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan dan
tidak pula melepaskan kucing itu sehingga ia bisa mencari makan sendiri.
{Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Kairo: Dar al-Sya’b, tt),
“Kitab al-Waalah”’ vol. 1, hal. 147 }
Beliau juga bercerita kepada mereka tentang seorang laki-laki yang diberkahi Allah
karena telah menyelamatkan nyawa seekor anjing yang hampir mati kehausan
dengan memberinya air sehingga hewan itu segar kembali. (Ibid., hal. 146-147)
Bukan perkara yang sepele. Namun sekian banyak manusia menyepelekannya. Tidakkah
mereka takut terhadap murka Allah? Tidakkah mereka takut terhadap azab Allah?
Bahkan orang yang menahan hewan dengan sengaja sehingga hewan itu mati, dia akan
masuk neraka. Sebagaimana kisah wanita yang masuk neraka, karena dia mengikat
seekor kucing hingga dia mati. Dia tidak memberi makanan untuk kucing tersebut.
Sehingga tidak bisa mencari makanan sendiri dari hewan-hewan yang ada di tanah. Nabi
bersabda:
ِ ش األَ ْر
َحتَّى َماتَتْ ه َْزاًل،ض َ َوالَ ِه َي أَ ْر،ار فِ ْي ِه َّر ٍة َربَطَ ْت َها
ِ سلَ ْت َها تَاْ ُك ُل ِمنْ َخشَا َ َّت ا ْم َرأَةٌ الن
ِ َد ََخل
"Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing yang ia ikat. Dia tidak memberinya
makanan. Tidak pula dilepas sehingga (mencari makan sendiri) dari hewan yang ada di
atas tanah. Sampai kucing itu mati." [Muttafaqun 'alaih]
Lalu bagaimana lagi dengan orang yang menzalimi hewan yang dikuasakan padanya.
Dia mengikatnya. Menyiksanya atau mengurungnya sehingga hewan itu mati. Memukul
dengan pukul yang menyakitkan dengan tujuan menyiksa hewan itu? Sungguh dia
berbuat zalim. Hewan punya hak. Mana kasih sayangnya kepada hewan yang lemah
tersebut? Akibatnya, dia mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah. Benar yang
dikatakan oleh Nabi yang artinya,
"Siapa saja yang tidak merahmati, maka dia tidak dirahmati." Bila kita ingin dirahmati
dan dikasihi Allah, rahmatilah orang lain dan rahmatilah makhluk-makhluk Allah. Tidak
ada balasan kebaikan melainkan kebaikan. Alla berfiman di dalam al Quran:
Namun bila hewan tersebut membiat kerusakan, justru yang wajib adalah membunuh
hewan tersebutkarena mudarat yang datang darinya. Seperti cicak, tokek, kalajengking,
ular, tikus, dan lain sebagainya.Semakin cepat mati, semakin utama.
Makanan yang buruk (keji/kotor) akan merusak jasmani dan kesehatan orang yang
mengkonsumsinya, seperti bangkai, babi, minuman keras, narkotika, makanan yang
mengandung gelatin bab, formalin dan lain sebagainya.
Surat al-Maidah (5) ayat 4 berbicara tentang deskripsi tentang makanan yang halal, dan
juga kebolehan memakan binatang buruan yang diburu oleh anjing pemburu yang telah
diajar, yang dilepaskan untuk memburu binantang buruan, dengan ketentuan
menyebutkan nama Allah ketika melepaskannya; ayat 88 berbicara tentang perintah
makanan yang halal lagi baik dari rezeki yang dikaruniakan Allah dan perintah agar
takut kepada Allah yang kamu telah beriman kepada-Nya.
Surat al-An’am(6) ayat 118 yang membolehkan memakan hewan (yang dihalalkan) yang
disembelih dengan nama Allah; ayat 141 mendeksripsikan bahwa manusia dibolehkan
memakan buahbuahan yang telah dijelaskan oleh Allah dan juga memerintahkan untuk
mengeluarkan zakatnya ketika panen telah tiba; ayat 142 kebolehan memakan hewan
ternak yang terlebih dahulu disembelih, dalam ayat ini juga Allah menyuruh untuk
memakan sebagian rezeki yang dianugerahkan Allah.
Surat al-A’raf (7) ayat 31 yang mendeskripsikan tentang perintah Allah untuk makan dan
minum, tapi tidak boleh berlebih-lebihan, karena Allah sangat tidak suka kepada orang
yang berlebihlebihan; ayat 160 yang menyatakan bahwa Allah memerintahkan makan
makanan yang baik-baik di antara rezeki yang diturunkan oleh Allah.
Surat al-Anfal (8) ayat 69 berbicara tentang kebolehan memakan harta rampasan yang
halal dan baik serta perintah untuk takut kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha
Pengampun dan Penyayag.
Surat an-Nahl (16): 114 yang berbicara tentang Allah telah memerintahkan untuk
memakan rezeki yang dianugerahkan Allah kepada manusia yang halal dan baik.
Surat al-Isra (17) ayat 26-28 berbicara tentang larangan untuk berbuat mubazir, karena
mubazir itu saudara setan, dan setan itu sangat ingkar akan Tuhannya.
Surat Toha (20) ayat 54 Allah menyuruh untuk makan dan suruhan untuk
menggembalakan binatang-binatang ternak yang dimiliki.; ayat 81 menceritakan tentang
perintah Allah untuk memakan rezeki yang baik yang telah Allah berikan kepada
manusia dan larangan untuk tidak melampaui batas, karena akan ditimpa kemarahan
Allah.
Surat al-Hajj (22) ayat 28 Allah berbicara tentang adanya hari raya Idul Adha yang wajib
bagi orang mampu untuk menyembelih hewan kurban yang sebagian dagingnya boleh
dimakan dan sebagian lagi diberikan kepada orang fakir dan miskin; dan ayat 36 Allah
menyatakan bahwa kurban merupakan syariat Allah yang didalamnya ada sebuah
kebaikan. Apabila hewan kurban itu telah mati karena disembelih maka sebagian boleh
dimakan dan sebagian lagi agar diberikan kepada orang-orang yang meminta dan orang
yang tidak meminta.
Surat al-Mukminun (23) ayat 51 Allah memerintah kepada para rasul, agar memakan
makanan yang baik-baik dan untuk mengerjakan amalan salih.
Saba (34) ayat 15 yang menyatakan bahwa sesungguhnya bagi penduduk Saba’ di negeri
mereka ada suatu tanda kekuasaan Allah, yaitu dua bidang kebun, di sebelah kanan dan
di sebelah kiri. Kemudian dikatakan kepada mereka: Makanlah rezeki Tuhanmu dan
berterima kasihlah kepada-Nya.
Surat ath-Thur (52) ayat 19, di mana Allah memerintahkan untuk makan dan minum
dengan selezat-lezatnya, karena amalan yang telah kamu kerjakan.
Surat al-Mulk (67) ayat 15 yang memberikan informasi bahwa Allah yang menjadikan
bumi untuk manusia yang dengan mudah untuk dijalani oleh manusia, maka manusia
disuruh untuk berjalan ke beberapa penjuru bumi, serta makanlah rezeki Allah dan
kepada Allah manusia itu akan berbangkit.
Surat al-Haqqah (69) ayat 24 Allah menyuruh makan dan minum dengan bersedap-
sedap, karena amalan yang telah dikerjakan pada masa lalu.
Surat al-Mursalat (77) ayat 43 dimana Allah memerintahkan manusia untuk makan dan
minum dengan bersedap-sedap karena amalan ketika di dunia;ayat 46 terkait dengan
janji Allah yang bercerita tentang orang-orang kafir yang makan dan bersuka ria di dunia
hanya sementara waktu saja di dunia, karena sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah
orang-orang yang berdosa.
Pada surat al-Baqarah ayat 168 dan surat an-Nahl ayat 114, kedua ayat secara tegas,
terdapat prinsip halal dan baik, prinsip ketiadaan mengikuti hawa nafsu, prinsip syukur
dan prinsip tauhid. Dengan prinsip-prinsip demikian, maka pola konsumsi seseorang dan
juga masyarakat, diarahkan kepada kebutuhan dan kewajiban berdasakan standar-standar
prinsip di atas.
Pada surat al-Isra’ ayat 26-28 serta surat al-A’raf ayat 31-32, terdapat prinsip
menjauhkan diri dari kekikiran baik pada diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Demikian pula terdapat prinsip proporsionalitas dalam melakukan aktivitas konsumsi.
Dan prinsip pertanggung jawaban dalam setiap aktivitas konsumsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengenai ilmu Allah SWT yang tidak ada habisnya, al-Qur’an menaru perhatian besar
salah satunya terhadap fenomena makhluk hidup khususnya hewan, baik berupa kisah,
perumpamaan, sumpah, dan sebagainya. Kedudukan hewan adalah sebagai pelengkap
dan penyeimbang kehidupan di bumi, manusia sebagai khalifah harus menjaga dan
melestarikan hewan karena semua masih bagian dari alam. Orang muslim menganggap
semua hewan sebagai makhluk yang harus dihormati. Oleh karena itu, ia menyayanginya
karena kasih sayang Allah Ta’ala kepadanya dan menerapkan etika-etika yang ada. Disisi
lain, Nabi juga benar-benar mengancam siapa saja yang menelantarkan hewan
peliharaannya. Surat al-Baqarah ayat 173 yang menjelaskan bahwa Islam mengharamkan
kaum muslim mengkonsumsi makanan yang haram dan keji (kotor), dan pembahasan
mengenai prinsip prinsip islam dalam mengkonsumsi hewan dijelaskan dalam Al-quran,
dengan prinsip-prinsip demikian, maka pola konsumsi seseorang dan juga masyarakat,
diarahkan kepada kebutuhan dan kewajiban berdasakan standar-standar prinsip yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
ID, A. (2019, Maret 3). Memberikan Hak Hewan dan Jangan Menzaliminya. Diambil
kembali dari atsar.id: https://www.atsar.id/2019/03/memberikan-hak-hewan-dan-
jangan-menzaliminya.html
M.Si, M. S. (2016, February 17). 5 Manfaat Hewan bagi Manusia. Diambil kembali dari
dosenbiologi: https://dosenbiologi.com/hewan/manfaat-hewan-bagi-manusia