Anda di halaman 1dari 5

Lo 5.

Genogram dan AFGAR pasien

Genogram

Genogram adalah pohon keluarga yang menggambarkan faktor biosikososial individu dan
keluarga dalam 3 generasi. Genogram dapat pula menggambarkan siklus hidup keluarga,
penyakit, dan hubungan anatar anggota keluarga. Kegunaan genogram adalah untuk
mengetahui hubungan di antara anggota keluarga, masalah medis dan psikologis keluarga
yang sederhana, mudah, cepat serta murah. Informasi yang didapat dari genogram dapat
digunakan oleh seorang dokter untuk mengambil keputusan masalah pasien dan
keluarganya. Di Indonesia penggunaan genogram sebagai alat deteksi yang diharapkan
mampu mengungkapkan fajtor risiko dalam sebuah keluarga belum banyak digunakan
dalam praktik sehari-hari sehingga perlu diteliti dengan harapan penggunaan genogram ini
dapat menjadi salah satu prosedur dalam mengelola pasien dan keluarga pada praktik dokter.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana fungsi genogram dalam mendeteksi
dini faktor risiko penyakit keganasan dan degeneratif.

Genogram harus memuat informasi tentang :


 Struktur keluarga/pohon keluarga
 Peta fungsional
 Riwayat penyakit keluarga
 Kejadian-kejadian kritis dalam keluarga

Pohon keluarga :
 Paling sedikit terdiri dari 3 generasi
 Anak pertama dari tiap generasi terletak paling kiri, kemudian bergeser ke kanan
untuk anak kedua dan seterusnya.
 Nama keluarga diletakan paling atas.
 Nama dan umur diletakkan dibawah tiap symbol
 Beri tanda panah pada anggota keluarga yang menjadi pasien.
 Beri tanggal pembuatan pembuatan diagram tersebut sehingga umur dapat
disesuaikan sepanjang waktu.

Referensi = penggunaan genogram dalam deteksi dini faktor risiko penyakit degeneratif dan
keganasan di masyarakat
Pada kasus skenario:

Nenek

Bapak Ibu

Anak 1 Anak 2

APGAR keluarga

Dinilai dengan “APGAR Keluarga” (Tingkat Kepuasan Anggota Keluarga).


- Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur sehat tidaknya
suatu keluarga
- Dikembangkan oleh: Rosen, Geyman, Leyton
- Dengan menilai 5 fungsi pokok dalam keluarga tingkat kesehatan keluarga
tersebut:
1. Adaptasi (Adaptation)
Di sini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima
bantuan yang diperlukannya dan anggota keluarga lainnya.
2. Kemitraan (Partnership)
Di sini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap
berkomunikasi, urun rembuk dalam mengambil keputusan dan atau
menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi dengan anggota
keluarga lainnya.

3. Pertumbuhan (Growth)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan
yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau
kedewasaan setiap anggota keluarga.
4. Kasih Sayang (Affection)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang
serta interaksi emosional yang berlangsung dalam keluarga.
5. Kebersamaan (Resolve)
Disini dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan
dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga.

Skor untuk masing-masing kategori adalah:


0 : jarang/tidak sama sekali
1 : kadang-kadang
2 : selalu/sering
Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu:
• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota
keluarga saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti
hubungan antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti
sangat memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan
antar anggota keluarga
Pada kasus ini :
1. Adaptasi (adaptation) = 2 (bapaknya membawa anaknya kedokter
untuk menyelesaikan masalah)
2. Kemitraan (partnership) = 0 (komunikasi anggota keluarga dianggap
jarang karena orangtua pekerja aktif)
3. Pertumbuhan (growth) = 1 (keluarga cukup terbuka dengan argumen
si anak)
4. Kasih sayang (affection) = 1 (kasih sayang dikeluarga dianggap biasa-
biasa saja)
5. Kebersamaan (resolve) = 0 (untuk masalah kebersamaan setiap waktu
mungkin jarang karena keluarga pasien pekerja aktif).
Total skor = 4
Skor 4 artinya keluarga bapak samijan kurang sehat, dalam arti
hubungan antar keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan.
Daftar pustaka :
Anggraini, M. T., Novitasari, A. and Setiawan, M. R. (2017) ‘Buku Ajar Kedokteran
Keluarga’, Universitas Muhammadiyah Semarang, pp. 1–154.

Anda mungkin juga menyukai