Anda di halaman 1dari 5

SIMULASI PERSIDANGAN DATUN

Pendidikan Dan Pelatihan Pembentukan Jaksa


Angkatan LXXVII Tahun 2021 Kelas VI

AHLI TERGUGAT

Hakim Ketua : Kepada panitera dimohon untuk memanggil ahli untuk


menghadap ke ruang sidang
Panitera : Ahli dari pihak Penggugat dipersilahkan untuk masuk ke dalam
ruang sidang.
Hakim Ketua : Kepada Ahli, apakah saudara dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani?
Ahli : Ya majelis hakim, saya sehat jasmani dan rohani.
Hakim Ketua : Saudara sebagai Ahli Mohon maju ke meja majelis untuk
menyerahkan identitas saudara?
Hakim Ketua : Apakah saudara ahli mempunyai hubungan keluarga dengan
penggugat?
Ahli : Tidak ada Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Apakah saudara ahli mempunyai dengan Tergugat dan Turut
Tergugat?
Ahli : Tidak ada majelis hakim
Hakim Ketua : Siapa nama Saudara?
Ahli : Prof. Arby Hasono, SH
Hakim Ketua : Umur saudara?
Ahli : 59 tahun
Hakim Ketua : Tempat tanggal lahir ?
Ahli : Deen Haag, 06 Desember 1958
Hakim Ketua : Kewarganegaraan ?
Ahli : Indonesia
Hakim Ketua : Agama ?
Ahli : Islam
Hakim Ketua : Pekerjaan?
Ahli : Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti
Hakim Ketua : Alamat?
Ahli : Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Hakim Ketua : Apakah saudara ahli bersedia untuk diambil sumpah ?
Ahli : Bersedia Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Silahkan hakim anggota 1.
Hakim Anggota I : Baik, terima kasih. Silahkan saudara ahli maju ke depan, dan
ikuti kata-kata saya.
Hakim Anggota I : “Bissmilahirohmanirohim, Demi Allah Saya Bersumpah, bahwa
saya sebagai ahli telah/akan memberikan keterangan menurut
pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain dari yang
sebaik-baiknya”. Terima kasih silahkan duduk kembali.
Hakim Anggota I : Baik, perlu saya ingatkan bahwa saudara harus memberikan
keterangan sesuai dengan yang anda kuasai dan pahami, Jika
tidak saudara dapat dikenakan sanksi pidana berupa pemberian
sumpah palsu. Saudara bisa mengerti?
Ahli : Mengerti Majelis Hakim
Hakim Ketua : Kepada ahli, silahkan saudara kembali ke tempat yang telah
disediakan.
: Saudara ahli, apakah sudah siap untuk dimintai keterangan?
Ahli : Siap, Majelis hakim
Hakim Ketua : Saudara ahli menjadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Trisakti
sudah berapa lama?
Ahli : Saya telah menjadi Dosen Hukum Pertanahan/Agraria selama
2

30 tahun.
Hakim Ketua : Sudah berapa kali ahli dimintai keterangan dalam kedudukan
sebagai ahli yang berkaitan dengan ilmu yang ahli miliki?
Ahli : Saya belum pernah dimintai keterangan sebagai Ahli
sebelumnya, saat ini saya memberikan keterangan sebagai ahli
berdasarkan permintaan dari Kuasa Hukum Tergugat.
Hakim Ketua : Apa yang menjadi dasar ahli untuk melaksanakan tugas dalam
memberikan keterangan selaku Ahli dalam perkara ini ?
Ahli : Dasar saya memberikan keterangan selaku ahli adalah Surat
Perintah dari Dekanat Fakultas Hukum Universitas Trisakti No.
44/Dek.FH/Univ.Tri tanggal 06 Maret 2017.

Hakim Anggota I : Saudara Ahli Mohon maju ke meja majelis untuk menyerahkan
surat tugas saudara?
Hakim Ketua : Hakim anggota I apakah ada yang ingin ditanyakan ?
Hakim Anggota I : Ada yang mulia.
: Apakah Ahli mengetahui dasar hukum yang mengatur mengenai
Jual Beli Tanah ?
Ahli : Berdasarkan pasal 19 Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961
tentang Peraturan Pelaksanaan UUPA menjelaskan bahwa Jual
beli tanah harus dibuktikan dengan suatu akta yang dibuat oleh
dan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Hakim Anggota I : Apa tujuan dari AJB harus ditandatangani dihadapan PPAT?
Ahli : Tujuan AJB yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT) membuktikan bahwa benar telah
dilakukan perbuatan hukum pemindahan hak atas suatu tanah
dan disertai dengan pembayaran harga, serta membuktikan
bahwa penerima hak atau pembeli sudah menjadi pemegang
hak yang baru dengan memiliki bukti dari kepemilikan atas tanah
tersebut.
Hakim Anggota I : Cukup yang mulia.
Hakim Ketua : Hakim anggota 2 ada yang ingin ditanyakan?
Hakim Anggota : Ada yang mulia.
II : Saudara ahli, Apakah ada syarat untuk melakukan jual beli
tanah?
Ahli : Untuk melakukan jual beli tanah ada syarat yang harus dipenuhi
yaitu syarat materil dan syarat formil.
Hakim Anggota : Bisa tolong saudara ahli jelaskan syarat materil yang saudara
II maksud ?
Ahli : Syarat materil adalah sebagai berikut:
1. Pembeli berhak membeli tanah yang bersangkutan,
karena ada batasan-batasan subyek yang dapat membeli
atas suatu bidang tanah, contohnya sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 21 UUPA yang dapat mempunyai hak
milik atas suatu tanah hanya WNI dan badan-badan
hukum yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Penjual berhak menjual tanah yang bersangkutan,
maksudnya apabila tanah tersebut dikuasai oleh lebih dari
satu orang, maka dalam menjual tanah tersebut harus
dijual secara Bersama-sama oleh Pemilik tersebut
3. Tanah hak yang bersangkutan boleh diperjualbelikan dan
tidak sedang dalam sengketa. Dalam UUPA hak tanah
yang dapat diperjual belikan hanyalah sebagai berikut:
Hak Milik; Hak Guna Usaha; Hak Guna Bangunan; Hak
Pakai.
Hakim Anggota : Cukup yang mulia.
3

II
Hakim Ketua : Kepada Kuasa Hukum Tergugat/Turut Tergada yang ingin
ditanyakan?
Tergugat : Ada yang mulia.
Hakim Ketua : Silahkan.
Tergugat : Bisa saudara ahli jelaskan apa yang dimaksud dengan syarat
formil ?
Ahli : Untuk syarat formil adalah pembuatan akta jual beli atas suatu
tanah yang dibuat oleh PPAT dan ditandatangani para pihak
dihadapan PPAT seperti yang sudah saya sebutkan
sebelumnya.
Tergugat : Apakah untuk pembuatan akta PPAT harus dihadiri oleh para
pihak ?
Ahli : Ya, berdasarkan Pasal 101 Permen Agraria Nomor 3 Tahun
1997 menyatakan bahwa “Pembuatan akta PPAT harus dihadiri
oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang
bersangkutan atau orang yang dikuasakan olehnya dengan
surat kuasa tertulis sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.”
Tergugat : Berdasarkan yang anda sebut sebelumnya, apakah kuasa lisan
dapat dibenarkan ?
Ahli : Didalam ketentuan Pasal 101 Permen Agraria Nomor 3 Tahun
1997 tidak dapat berlaku surut dan sebelum tahun 1997 belum
diatur Surat Kuasa diharuskan dibuat dalam bentuk tertulis,
sehingga apabila merujuk kepada ketentuan yang lebih umum
yaitu KUHPerdata/Burgelijk Wetboek maka penggunaan kuasa
lisan sebelum tahun 1997 masih diperbolehkan dan masih
merupakan hal yang lumrah untuk dilakukan dalam pelaksanaan
jual beli tanah.
Tergugat : Cukup majelis hakim.
Hakim Ketua : Kepada Kuasa Hukum Penggugat apa ada yang ingin
ditanyakan?
Penggugat : Ada majelis hakim.
Hakim Ketua : Silahkan.
Penggugat : Saudara ahli, apakah seorang camat berwenang untuk membuat
AJB tanah ?
Ahli : Dibeberapa daerah khususnya wilayah wonosobo, Camat
berwenang untuk membuat Akta Jual Beli Tanah. Hal ini
didasarkan pada Pasal 5 ayat (3) PP No.37 Tahun 1998 tentang
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Untuk
melayani masyarakat dalam pembuatan akta PPAT di daerah
yang belum cukup terdapat PPAT atau untuk melayani golongan
masyarakat tertentu dalam pembuatan akta PPAT tertentu,
Menteri dapat menunjuk pejabat-pejabat di bawah ini sebagai
PPAT Sementara atau PPAT Khusus:
1. Camat atau Kepala Desa untuk melayani pembuatan akta
di daerah yang belum cukup terdapat PPAT sebagai
PPAT Sementara;
2. Kepala Kantor Pertanahan untuk melayani pembuatan
akta PPAT yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
program-program pelayanan masyarakat atau untuk
melayani pembuatan akta PPAT tertentu bagi negara
sahabat berdasarkan asas reprositas sesuai
pertimbangan dari Departemen Luar Negeri, sebagai
4

PPAT Khusus.
Penggugat : Apakah dalam Akta Jual Beli yang dikuasakan kepada pihak lain
harus secara tegas disebutkan bahwa ia bertindak sebagai
kuasa dari pemberi kuasa tersebut ?
Ahli : Berdasarkan PP No.37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) maka wajib ditulis, akan
tetapi karena jual beli tersebut dilakukan sebelum PP tersebut
terbit yaitu pada tahun 1977, maka sepengetahuan saya tidak
ada aturan yang mewajibkan untuk menuliskan bahwa penerima
kuasa bertindak mewakili pemberi kuasa.
Penggugat : Menurut ahli, apakah pihak yang membuat akta tersebut harus
hadir dalam proses penandatangan akta jual beli tersebut ?
Ahli : Berdasarkan Permen Agraria No. 10 Tahun 1961, para pihak
wajib hadir dalam proses penandatangan akta jual beli tersebut.
Apabila tidak hadir maka pembuatan akta jual tersebut tidak sah.
Penggugat : Apabila suatu akta jual beli ditanda tangani bukan oleh pihak
yang tidak tercantum namanya dalam suatu akta, apakah hal
tersebut mengakibatkan akta jual tersebut menjadi tidak sah ?
Ahli : Jelas tidak sah. Yang menandatangani harus pihak yang
namanya tercantum dalam akta jual beli tersebut.
Penggugat Baik kalau begitu mohon izin majelis untuk menunjukkan bukti
P.1 kepada ahli. Saudara Ahli, berdasarkan keterangan yang
telah ahli sampaikan sebelumnya, untuk memenuhi syarat formil
atau syarat sahnya suatu akta jual beli, bahwa dalam pembuatan
akta jual tersebut harus dihadiri langsung oleh para pihak dan
penandatangan akta jual beli tersebut harus ditanda tangani oleh
pihak yang namanya tercantum dalam akta tersebut. Maka
terhadap pembuatan akta jual beli no. 111/1977 yang dibuat
dengan tidak dihadiri langsung salah satu pihak yaitu pihak
pembeli dan tidak ditanda tangani oleh pihak yang namanya
tercantum dalam akta jual beli tersebut, yang mana dalam akta
ini ditandatangani oleh LIE SOEI SIANG Alias SANTOSA bukan
LIE SIEN HWA Alias ALI BUDIMAN, maka apakah akta ini dapat
dikatakan tidak sah ?
Ahli : Begini saudara Penggugat, kapasitas saya sebagai ahli dalam
perkara ini hanyalah untuk memberikan keterangan sesuai
dengan pengetahuan dan keahlian saya. Dalam hal ini saya tidak
berhak menentukan apakah akta jual beli tersebut dapat
dikatakan sah atau tidak.
Penggugat : Cukup majelis hakim.
Hakim Ketua : Baik terima kasih saudara ahli atas keterangannya, silahkan
saudara maju ke meja majelis untuk mengambil kartu identitas
saudara dan silahkan meninggalkan ruang sidang
Hakim Ketua : Baiklah, dikarenakan pemeriksaan bukti tertulis, saksi dan ahli
telah selesai. Agenda selanjutnya adalah pembacaan
kesimpulan dari para pihak. Majelis Hakim akan memberikan
waktu selama satu minggu kepada Kuasa Hukum Penggugat
dan Kuasa Hukum Tergugat untuk menyiapkan kesimpulan.
: Sidang akan dilanjutkan kembali satu minggu dari sekarang,
tanggal berapa panitera?
Panitera : Tanggal 06 april 2017 Majelis Hakim.
Hakim Ketua : Baiklah, untuk itu sidang hari ini ditunda dan sidang akan
dilanjutkan kembali pada hari kamis tanggal 6 april 2017 jam
09.00wib di tempat yang sama, yaitu Pengadilan Negeri
wonosobo, dengan agenda sidang pembacaan kesimpulan dari
Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat dan
5

kepada para pihak diperintahkan agar datang menghadap sidang


tanpa dipanggil kembali. Sidang dinyatakan ditutup (ketuk 1x).
Panitera : Majelis Hakim akan meninggalkan ruang sidang, hadirin dimohon
berdiri.

Anda mungkin juga menyukai