Laporan Kegiatan Penyususnan RPP
Laporan Kegiatan Penyususnan RPP
*agus.suradika@umj.ac.id
ABSTRAK
Guru adalah perencana sekaligus pelaksana pembelajaran yang menyenangkan. Untuk melaksanakan
pembelajaran yang menyenangkan guru harus membuat perencanaan. Perencanaan yang dibuat oleh
guru harus relevan dengan perkembangan zaman. Kondisi nyata di lapangan yaitu di Sekolah Dasar
(SD) Kabupaten Malang (Tengger) menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1) masih kurangnya
kemampuan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran; 2) masih kurangnya penguasaan materi
pembelajaran oleh guru sehingga guru belum dapat mengajar dengan baik; 3) kurang bervariasinya
metode mengajar yang dikuasai guru; dan 4) media pembelajaran yang ada belum digunakan secara
maksimal oleh guru. Workshop penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi bagi guru-guru SD di
Kabupaten Malang (Tengger) bertujuan memberikan pengetahuan kepada para guru tentang bagaimana
menyusun RPP Kurikulum 2013 Revisi serta memberikan bimbingan kepada guru dalam menyusun
RPP Kurikulum 2013 Revisi. Metode yang ditawarkan pada pengabdian masyarakat ini meliputi
tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Setelah mengikuti pelatihan,
guru mendapatkan informasi tentang rancangan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Revisi di tingkat
SD serta keterampilan guru dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013 meningkat.
ABSTRACT
The teacher is a fun planner and implementer of learning. To carry out enjoyable learning the teacher
must make a plan. Planning made by teachers must be relevant to the times. The real conditions in the
field, namely in Malang Regency (Tengger) Elementary School (SD), show the following matters: 1)
there is still a lack of teachers' ability to prepare learning designs; 2) there is still a lack of mastery of
learning materials by the teacher so the teacher cannot teach well; 3) lack of variety of teaching methods
controlled by teachers; and 4) existing learning media have not been used optimally by the teacher. The
2013 Revised Curriculum RPP preparation workshop for elementary school teachers in Malang
(Tengger) aims to provide teachers with knowledge about how to prepare the Revised 2013 Curriculum
RPP and provide guidance to teachers in developing the Revised 2013 Curriculum RPP. The method
offered in this community service includes stages which are carried out systematically and continuously.
After attending the training, teachers get information about the learning design in the 2013 Revised
Curriculum at the elementary level and the skills of teachers in making the 2013 Curriculum RPP
improved.
2
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
3
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
4
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
dan umpan balik, untuk mengetahui dan proses (Sukmadinata, 1999: 144). Pertama,
memperkuat penerimaan siswa dalam proses proses mendapatkan atau memperoleh
pembelajaran, j) menyimpulkan pembelajaran, informasi baru. Informasi ini berfungsi
dan k) menggunakan waktu secara efektif dan sebagai pelengkap atau pengganti informasi
efisien. sebelumnya yang telah dimiliki. Dapat juga
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas diartikan sebagai penyempurnaan pengetahuan
dituntut kemampuan atau kompetensi kognitif yang ada.
guru yang prima mulai dari kompetensi atau Kedua, proses transformasi. Proses ini
kemampuan dari tingkatan rendah sampai merupakan proses pemanipulasian pengetahuan
kemampuan penalaran yang paling tinggi. agar sesuai dengan pekerjaan atau tugas yang
Proses pembelajaran memuat proses melihat, baru dan berbeda dari sebelumnya. Yakni
mengamati dan memahami sesuatu dari ranah tugas-tugas yang menuntut pengetahuan
kognitif secara berturut-turut adalah: tambahan tanpa meninggalkan pengetahuan
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sebelumnya.
sintesis dan evaluasi. Sehingga proses Ketiga, proses evaluasi. Pada proses ini
pembelajaran merupakan suatu sistem yang dilakukan pengecekan atau penilaian terhadap
saling berhubungan satu dengan yang lainnya proses transformasi yang telah dilakukan.
(Rusli, 2017: 19). Transformasi yang baik akan mengantarkan
Teori Gagne dan Bloom memiliki seseorang pada pencapaian tugas sesuai dengan
kesamaan. Keterampilan intelektual, strategi sasarannya.
kognitif dan informasi verbal dari teori Gagne Sebagai suatu proses interaktif, ‘belajar
berada pada ranah kognitif teori Bloom. Baik mengajar’ jika dipandang dari sisi siswa
Gagne maupun Bloom mengungkapkan aspek menunjukkan bahwa dalam dialog antara
motorik dan sikap. Di Indonesia, pada mereka dengan guru, siswa mengalami
umumnya tujuan pendidikan berlandaskan pada penahapan proses ‘pembelajaran.’ Suatu proses
teori Bloom, oleh karena itu teori Bloom lebih interaktif hanya akan terjadi di antara dua pihak
dikenal bila dibandingkan dengan teori Gagne, yang saling membutuhkan. Guru dan siswa
namun teori Gagne lebih terperinci. dalam hal ini akan berinteraksi satu sama lain
Keterampilan intelektual adalah dalam wilayah performa masing-masing.
keterampilan yang memungkinkan seseorang Kemampuan mengajar guru merupakan
memberikan tanggapan atas konseptualisasi fungsi dari usaha, kecermatan, peranan,
lingkungan. Kemampuan ini meliputi: persepsi dan kemampuan dalam mengajar.
diskriminasi, konsep, aturan dan pemecahan Untuk dapat mengajar dengan baik, seorang
masalah (Gadne, 1979: 51). guru harus memiliki motivasi dan kapasitas atau
Dengan demikian, kompetensi guru tidak kecakapan (capacity) untuk mengajar.
hanya terbatas berupa kemampuan mengajar di Kapasitas tersebut meliputi; kemampuan, bakat,
kelas, namun mengajar sebagaimana umum keterampilan, latihan, peralatan, dan teknologi
dipahami adalah suatu kegiatan dengan tujuan yang dapat digunakan untuk mengajar. Dengan
tertentu dan dilaksanakan dengan pendekatan demikian kompetensi guru memiliki empati
sistem. Mengajar, bagi Nasution berarti; dimensi, yaitu: motivasinya dalam mengajar,
membimbing aktivitas siswa, membimbing pengetahuan, keterampilan dan persepsinya
pengalaman anak, dan membantu anak tentang profesi sebagai pendidik, dengan
berkembang dan menyesuaikan diri kepada indikator: dapat dan mampu merencanakan
lingkungan (Nasution, 2000: 156). pembelajaran, melaksanakan proses
Dalam paradigma ‘pembelajaran’, kata pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
‘mengajar’ tidak berdiri sendiri lagi. Dia harus mengevaluasi hasil pembelajaran (Undang-
disandingkan dengan kata ‘belajar’, jadilah undang RI Nomor 14 Tahun 2005).
‘belajar-mengajar’. Proses belajar mengajar Terkait dengan perlunya diberikan
menurut Makmun dapat diartikan sebagai, workshop dalam rangka peningkatan
“...suatu rangkaian interaksi antara siswa dan kompetensi guru dalam menyusun RPP patut
guru dalam rangka mencapai tujuannya.” direnungkan ungkapan berikut. Jika seseorang
(Makmun, 2000: 156). yang berkinerja baik berhadapan dengan sistem
Ditinjau dari aspek proses, belajar yang buruk, maka sistem hampir pasti akan
mengajar paling tidak mengandung 3 (tiga) menang. Dia akan hanyut dalam sistem yang
5
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
buruk itu. Kita membuang terlalu banyak biasanya menuliskan rincian-rincian RPP yang
waktu untuk ‘memperbaiki’ orang yang sangat diperlukan. Belajar untuk menuliskan
sebetulnya sudah baik, tetapi melupakan RPP yang baik merupakan suatu keterampilan
urgensi memperbaiki sistem organisasi yang yang akan menolong para guru muda tersebut
buruk. Padahal memperbaiki sistem yang menjadi seorang guru yang baik. Jika guru-guru
buruk secara otomatis akan meningkatkan tersebut benar-benar serius, mereka akan cukup
kinerja orang-orangnya (Ismawan, 2005: 37). pandai dalam menuliskan tujuan-tujuan
Dari pemaparan di atas, dapat disintesakan pembelajaran. Semua RPP dimulai, atau akan
bahwa kemampuan guru merupakan dimulai dengan suatu tujuan pembelajaran.
kompetensi guru dalam menyusun dan Pada akhirnya, para guru tersebut dengan
melaksanakan pembelajaran. sendirinya akan mengembangkan program
interaktif yang membimbing mereka memiliki
Pengembangan Rencana Pelaksanaan keterampilan penting di dalam konteks RPP
Pembelajaran (RPP) (www.adprima).
Suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
(RPP) secara operasional didefinisikan sebagai penyusunan RPP meliputi prinsip-prinsip
deskripsi terperinci yang dibuat guru tentang sebagai berikut:
pengajaran untuk suatu pelajaran individual 1. RPP disusun untuk setiap Kompetensi
(Wikipedia). Prinsip dasar penyusunan RPP Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam
mencakup hal-hal sebagai berikut: satu kali pertemuan atau lebih.
1. Memperhatikan perbedaan individu/siswa. 2. Tujuan pembelajaran menggambarkan
2. Mendorong partisipasi aktif siswa. proses dan hasil belajar yang diharapkan
3. Mengembangkan budaya membaca dan dicapai oleh siswa sesuai dengan
menulis. kompetensi dasar.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. 3. Tujuan pembelajaran bisa meliputi
5. Keterkaitan dan keterpaduan. sejumlah indikator, atau satu tujuan
6. Menerapkan teknologi informasi dan pembelajaran untuk beberapa indikator,
komunikasi. yang penting tujuan pembelajaran harus
Pengembangan RPP yang baik mengacu pada pencapaian indikator.
merefleksikan ketertarikan dan berbagai 4. Kegiatan pembelajaran (langkah langkah
kebutuhan siswa. Hal itu menyelaraskan pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila
praktik-praktik yang lebih baik untuk kawasan dalam satu RPP terdapat tiga kali
pendidikan. RPP terkait dengan filsafat pertemuan, maka dalam RPP tersebut
pendidikan yang dianut guru yang terdapat tiga langkah pembelajaran.
bersangkutan, dalam mana guru merasakan 5. Bila terdapat lebih dari satu pertemuan
tujuan dari mendidik siswa, guru harus untuk indikator yang sama, tidak perlu
memberikan jaminan bahwa tujuan RPP sesuai dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap
dengan level pengembangan siswa. Guru juga untuk setiap pertemuannya.
harus memberikan jaminan ekspektasi prestasi
siswa yang masuk akal dan beralasan (Dick and 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Carey, 1990: 20). Khalayak sasaran kegiatan ini adalah para
Para guru membuat RPP untuk Guru SD di Kabupaten Malang (Tengger).
mengkomunikasikan aktivitas-aktivitas Metode yang digunakan dalam kegiatan ini,
instruksional mereka berkenaan dengan materi pertama dilaksanakan melalui kegiatan
ajar yang spesifik. Hampir semua RPP pemberian wawasan tentang RPP Kurikulum
dikembangkan oleh para guru berisi tujuan 2013 Revisi melalui metode ceramah,
pembelajaran siswa, prosedur-prosedur brainstorming dan tanya jawab. Kegiatan ini
instruksional, materi-materi wajib, dan diharapkan dapat memberikan wawasan dan
sebagiannya menuliskan deskripsi tentang peningkatan pengetahuan para peserta terkait
bagaimana siswa akan dievaluasi. Sebagian penyusunan RPP. Kedua dilaksanakan melalui
guru yang sudah berpengalaman seringkali kegiatan workshop yang dipandu oleh para
mereduksi RPP sebagai suatu peta mental atau narasumber dan praktisi yang berpengalaman di
outline singkat. Sementara guru-guru yang bidangnya melalui metode praktek membuat
belum berpengalaman, bagaimana pun, RPP. Kegiatan ini diharapkan dapat
6
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
7
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
kelengkapan teknologi, memahami teknologi Dengan muatan ini diperlukan kreatifitas guru
untuk mencetak, mempresentasikan, dan dalam meramunya. Beberapa revisi yang
mengakses internet, kemampuan menggunakan dilakukan antara lain:
komputer, dan pemahaman yang baik dalam 1. Mengintegrasikan PPK dalam
mengelola informasi. Literasi perpustakaan pembelajaran. Karakter yang diperkuat
merupakan kemampuan pemahaman cara memuat 5 karakter, yaitu: religius,
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
sedangkan literasi visual merupakan integritas.
kemampuan memanfaatkan materi visual dan 2. Megintegrasikan literasi: keterampilan
audiovisual secara kritis dan bermanfaat. abad 21 yang diistilahkan dengan 4C
Kompetensi yang diharapkan mencakup 3. Mengintegrasikan HOTS.
kompetensi sikap yang meliputi: menerima Pada saat workshop terlihat partisipasi,
nilai, menanggapi nilai, menghargai nilai, kesungguhan, dan keseriusan peserta dalam
menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. mengikuti materi demi materi dalam kegiatan.
Kompetensi pengetahuan yang mencakup Penyampaian materi dengan bahasa yang
dimensi: pengetahuan faktual, pengetahuan mudah dimengerti dan tanya jawab
konseptual, pengetahuan prosedural, menciptakan pelatihan berlangsung aktif.
pengetahuan metakognitif. Adapun kompetensi Semua peserta tampak antusias mengikuti
keterampilan meliputi: mengamati, menanya, jalannya pelatihan tampak dari pertanyaan yang
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. tujukan kepada narasumber.
Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:
Faktor Pendukung Kegiatan
Dalam pelaksanakan workshop penyusunan
Tabel 1. Sikap, pengetahuan dan keterampilan
RPP Kurikulum 2013 Revisi, terdapat hal-hal
yang menjadi faktor pendukung di antaranya
adalah:
1. Motivasi dan semangat peserta selama
proses pelatihan berlangsung sangat
antusias dan sangat baik. Kondisi ini
membuat pelatihan berlangsung kondusif
dan aktif sehingga tercapai tujuan serta
target yang diharapkan.
2. Narasumber yang profesional dibidangnya
dan pemberian materi sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan.
8
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
pendidikan tertentu. Workshop mengenai RPP Rusli, Muhammad., Dadang Hermawan dan Ni
Kurikulum 2013 Revisi merupakan salah satu Nyoman Supuwiningsih. 2017.
program untuk membantu memberikan Multimedia Pembelajaran yang Inovatif.
pemahaman dan pengalaman menyusun RPP Jogyakarta: Andi.
Kurikulum 2013 Revisi secara utuh.
Saran yang dapat diberikan setelah kegiatan Satmoko, Soejitno Irmim. 2004. Mendesain
ini adalah: Strategi Workshop Karyawan. N.p:
1. Kegiatan workshop membutuhkan waktu Seyma Media.
yang cukup panjang, karena kegiatan ini
memerlukan proses pemahaman dan juga Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran;
keterampilan dalam menyusun RPP Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
sehingga jika akan diadakan kegiatan Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
serupa mesti memperhatikan kecukupan
waktu. Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era
2. Kerja sama dengan berbagai pihak perlu Reformasi. Jakarta: Grasindo.
dijalin secara intensif guna terus memantau
hasil workshop sehingga workshop yang Undang-Undang Guru dan Dosen (Undang-
dilakukan dengan waktu yang singkat Undang Republik Indonesia Nomor 14
tersebut tetap dan terus terpantau. Tahun 2005).
DAFTAR PUSTAKA