Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ

Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

WORKSHOP PENYUSUNAN RPP KURIKULUM 2013 REVISI BAGI


GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN MALANG
Suradika1,*, Dirgantara Wicaksono2, Widia Winata3
1,2,3
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, 15419

*agus.suradika@umj.ac.id

ABSTRAK
Guru adalah perencana sekaligus pelaksana pembelajaran yang menyenangkan. Untuk melaksanakan
pembelajaran yang menyenangkan guru harus membuat perencanaan. Perencanaan yang dibuat oleh
guru harus relevan dengan perkembangan zaman. Kondisi nyata di lapangan yaitu di Sekolah Dasar
(SD) Kabupaten Malang (Tengger) menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1) masih kurangnya
kemampuan guru dalam menyusun rancangan pembelajaran; 2) masih kurangnya penguasaan materi
pembelajaran oleh guru sehingga guru belum dapat mengajar dengan baik; 3) kurang bervariasinya
metode mengajar yang dikuasai guru; dan 4) media pembelajaran yang ada belum digunakan secara
maksimal oleh guru. Workshop penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi bagi guru-guru SD di
Kabupaten Malang (Tengger) bertujuan memberikan pengetahuan kepada para guru tentang bagaimana
menyusun RPP Kurikulum 2013 Revisi serta memberikan bimbingan kepada guru dalam menyusun
RPP Kurikulum 2013 Revisi. Metode yang ditawarkan pada pengabdian masyarakat ini meliputi
tahapan-tahapan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Setelah mengikuti pelatihan,
guru mendapatkan informasi tentang rancangan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Revisi di tingkat
SD serta keterampilan guru dalam pembuatan RPP Kurikulum 2013 meningkat.

Kata kunci: workshop, guru, RPP, Kurikulum 2013 Revisi

ABSTRACT
The teacher is a fun planner and implementer of learning. To carry out enjoyable learning the teacher
must make a plan. Planning made by teachers must be relevant to the times. The real conditions in the
field, namely in Malang Regency (Tengger) Elementary School (SD), show the following matters: 1)
there is still a lack of teachers' ability to prepare learning designs; 2) there is still a lack of mastery of
learning materials by the teacher so the teacher cannot teach well; 3) lack of variety of teaching methods
controlled by teachers; and 4) existing learning media have not been used optimally by the teacher. The
2013 Revised Curriculum RPP preparation workshop for elementary school teachers in Malang
(Tengger) aims to provide teachers with knowledge about how to prepare the Revised 2013 Curriculum
RPP and provide guidance to teachers in developing the Revised 2013 Curriculum RPP. The method
offered in this community service includes stages which are carried out systematically and continuously.
After attending the training, teachers get information about the learning design in the 2013 Revised
Curriculum at the elementary level and the skills of teachers in making the 2013 Curriculum RPP
improved.

Keywords: workshop, teacher, RPP, Curriculum 2013 Revised

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 2019 01-UMJ-SH


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, 24 September 2019
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

1. PENDAHULUAN Revisi. Untuk melaksanakan Kurikulum 2013


Bagi bangsa Indonesia pembangunan di Revisi guru harus membuat perencanaan.
bidang pendidikan sangat penting dalam Perencanaan yang dibuat oleh guru berupa
meningkatkan kualitas sumber daya, baik program tahunan, program semester, dan
sumber daya alam maupun sumber daya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
menusia. Kemajuan pembangunan akan cepat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
tercapai bilamana didukung oleh sumber daya adalah rencana yang menggambarkan prosedur
alam yang cukup dan sumber daya manusia dan pengorganisasian pembelajaran untuk
yang berkualitas. Sebaliknya, kemajuan akan mencapai satu kompetensi dasar yang
terhambat jika faktor sumber daya alam dan ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
sumber daya manusia tidak mampuni dalam dalam silabus. RPP harus dibuat oleh guru
mengembangkan berbagai unsur kehidupan. sebelum mengajar. Agar guru dapat menyusun
Sumber daya manusia relatif terbatas. Sumber RPP dan melaksanakannya di kelas, maka guru
daya alam merupakan sumber daya pasif, yang dituntut harus memiliki kemampuan atau
pengelolaannya sangat tergantung pada kualitas kompetensi untuk merealisasikan hal tersebut.
sumber daya manusia. Apabila sumber daya Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10
manusia memiliki kualitas yang unggul, maka guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik,
sumber daya alam dapat diolah sedemikian rupa kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
sehingga memberikan manfaat dan kontribusi kompetensi profesional. Pengembangan
yang besar bagi pembangunan di bidang keprofesionalan guru perlu dilakukan dalam
pendidikan.. bentuk peningkatan kompetensi atau
Sumber daya manusia yang berkualitas kemampuan mereka dalam bidang pengelolaan
pada umumnya lahir melalui proses pendidikan proses pembelajaran, dan pemanfaatan sumber
yang baik dan dari institusi pendidikan yang belajar. Hal ini dapat dilakukan melalui
bermutu. Namun, sejauh ini mutu pendidikan di pendidikan profesi, workshop, seminar,
Indonesia belum menunjukkan adanya kegiatan ilmiah, MGMP, dan supervisi.
peningkatan yang signifikan, seluruh aspek Kondisi nyata di lapangan yaitu di SD
tersebut terimplementasi dalam kegiatan belajar Tengger Kabupaten Malang menunjukkan hal-
mengajar di sekolah, dalam arti lain guru hal sebagai berikut: 1) masih kurangnya
memegang peranan yang cukup penting baik penguasaan materi pembelajaran oleh guru
dalam perencanaan maupun pelaksanaan sehingga guru tidak dapat mengajar dengan
kurikulum. baik; 2) kurang bervariasinya metode mengajar
Meskipun Indeks Pembangunan Manusia yang dikuasai guru; 3) kurang tepatnya
(IPM) Indonesia pada tahun 2018 lalu sudah pengelolaan kelas pada saat guru mengajar di
meningkat sebesar 0,58 poin dari tahun kelas; 4) media pembelajaran yang ada belum
sebelumnya, namun tidak semua wilayah digunakan secara maksimal oleh guru; dan 5)
Indonesia mengalami peningkatan (Badan kurang pahamnya guru dalam membuat
Pusat Statistik). Sebagai contoh saja wilayah perencanaan pembelajaran yang akan
Tengger, Kabupaten Malang. Guru-guru digunakan untuk mengajar di kelas atau
Sekolah Dasar (SD) dalam pengamatan awal pembuatan RPP.
menunjukkan bahwa unjuk kerja (performance) Sesuai dengan uraian di atas, maka
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dilakukan workshop penyusunan RPP
mengajar kurang bervariasi, kualifikasi Kurikulum 2013 Revisi bagi guru-guru SD di
pendidikannya cenderung masih rendah, dan Kabupaten Malang (Tengger). Identifikasi
kompetensinya pun masih belum merata. masalah pengabdian ini adalah:
Dalam melaksanakan kurikulum guru masih
mengalami kesulitan karena kurangnya 1. Bagaimana penguasaan materi
pengetahuan guru tentang kurikulum itu sendiri pembelajaran guru-guru SD di Kabupaten
serta beratnya beban tugas lain di luar mengajar Malang (Tengger)?
(hasil observasi awal). 2. Bagaimana penguasaan metode
Guru adalah perencana, pelaksana dan pembelajaran guru-guru SD di Kabupaten
pengembang kurikulum bagi mata pelajaran Malang (Tengger)?
yang menjadi tanggung jawabnya, terutama 3. Bagaimana pemahaman dan kemampuan
pada saat diberlakukannya Kurikulum 2013 guru-guru SD di Kabupaten Malang

2
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

(Tengger) tentang pembuatan perencanaan pelatihan (Cangara, 2008: 32). Sebagai


pembelajaran yang akan digunakan untuk makhluk sosial, seseorang akan lebih muda
mengajar di kelas, yang dikenal dengan untuk melaksanakan tugasnya jika dilakukan
RPP? secara berkelompok. Terjadi sinergi dalam
4. Bagaimana meningkatkan kemampuan kerja kelompok yang meningkatkan kompetensi
Guru-Guru SD di Kabupaten Malang maupun hasil kerja yang dicapai. Oleh karena
(Tengger) dalam menyusun RPP? itu pelatihan secara berkelompok sangat
Tujuan dari kegiatan ini adalah: penting untuk sarana pengembangan setiap
1. Memberikan pengetahuan kepada para guru individu (Irmim, 2008: 21).
tentang cara menyusun RPP Kurikulum Secara psikologis, di dalam rancangan
2013 Revisi. pelatihan yang ditonjolkan adalah terjadinya
2. Memberikan bimbingan kepada guru dalam perubahan perilaku, dan peningkatan kognitif
membuat RPP Kurikulum 2013 Revisi seseorang yang dilatih. Dasar-dasar kajian
3. Bagi guru yang bersangkutan dapat psikologis dapat dijadikan landasan strategis
digunakan untuk meningkatkan perencanaan pelatihan, seperti teori
kemampuannya dalam menyusun RPP psikoanalitis, teori psikohumanitis, dan teori
untuk kegiatan belajar mengajar. fungsional radikal (Irmim, 2008: 23).
4. Bagi kepala sekolah dapat digunakan Pelatihan yang berhubungan dengan
sebagai masukan untuk bahan pembinaan kinerja memberikan ruang bagi pengembangan
guru untuk meningkatkan kemampuannya dan peningkatan keahlian dan kompetensi yang
dalam menyusun RPP. dapat memberikan dampak langsung kepada
Bagi Dinas Pendidikan dapat digunakan kinerja individu atau tim. Ini adalah pelatihan
sebagai masukan dalam rangka pembinaan dan yang relevan dalam arti bahwa ia diarahkan
peningkatan kemampuan atau kompetensi guru untuk meningkatkan kinerja pada bidang-
dalam pembelajaran. bidang di mana kebutuhan untuk mencapai hasil
yang lebih baik telah diidentifikasikan secara
jelas. Tujuannya adalah untuk
2. METODE mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan
secara individu dan memberikan pelatihan yang
Workshop relevan dan efektif untuk memenuhinya.
Pada hakikatnya workshop atau Kegiatan pelatihan merupakan siklus
lokakarya berbeda dari pelatihan atau training. kegiatan berkelanjutan yang terdiri atas: (i)
Indikatornya yang paling mudah dipahami analisis kebutuhan pelatihan; (ii) perencanaan
adalah durasi pelaksanaannya. Pelatihan program pelatihan; (iii) penyusunan bahan
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada pelatihan; (iv) pelaksanaan pelatihan; (v)
pelaksanaan workshop. Secara filosofis penilaian pelatihan. Kegiatan-kegiatan itu
pelatihan dapat dikategorikan sebagai pekerjaan bersifat urut. Namun hasil penilaian/evaluasi
membangun, oleh sebab itu harus didirikan di pelatihan sebagai siklus bukan hanya
atas fondasi yang kuat. Apapun pelatihan yang berpengaruh pada kegiatan nomor (i),
dirancang harus berorientasi kepada perubahan melainkan secara langsung juga dapat
di masa depan, hal ini sesuai dengan salah satu berpengaruh pada kegiatan nomor (ii), (iii), dan
konsep dasar pelatihan yaitu untuk (iv). Artinya, hasil evaluasi, selain dapat
mengantisipasi terjadinya perubahan di masa mengubah kebutuhan, juga secara langsung
mendatang. Di dalam konsep ini hasil akhirnya dapat mengubah perencanaan program
lebih dititikberatkan kepada peningkatan pelatihan, bahan ajar, dan pelaksanaan
kemampuan individu melalui perubahan pelatihan (Mujiman, 2009: 56).
perilaku manusia yang kompleks (Irmim, 2008: Urutan pelatihan tersebut dapat digunakan
23). untuk keperluan pelaksanaan workshop.
Di dalam pelatihan jelas mutlak Namun demikian dalam workshop, urutan
dibutuhkan proses komunikasi. Untuk itu tidak pelaksanaannya tidak memiliki siklus kegiatan
cukup dengan komunikasi verbal, sehingga berkelanjutan. Artinya workshop berlangsung
manusia menciptakan berbagai media satu event atau moment untuk mengatasi secara
komunikasi dan berbagai bentuk bahasa dan ringkas, cepat dan padat suatu permasalahan
lambang yang dapat dipergunakan untuk sarana yang sedang dihadapi, dalam hal ini

3
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

permasalahan kompetensi guru dalam verbal, 4) keterampilan motorik dan 5) sikap,


menyusun RPP. Dengan demikian urutan tiap kategori kemampuan didukung oleh
pelaksanaan workshop adalah: (i) analisis kondisi internal maupun kondisi eksternal
kebutuhan workshop; (ii) perencanaan program (Gadne, 1979: 51). Dalam ranah kognitif,
workshop; (iii) penyusunan bahan workshop; seseorang belajar mulai dari informasi verbal,
(iv) pelaksanaan workshop; (v) penilaian kemudian keterampilan intelektual dan strategi
workshop. kognitif. Selain itu seseorang juga belajar
keterampilan motorik dan sikap secara
Kemampuan Guru bersamaan ataupun secara berurutan.
Kemampuan guru tidak lain adalah Menurut Bloom tujuan pendidikan
kompetensi seorang guru yang memenuhi memiliki tiga ranah yaitu: kognitif, afektif dan
standar yang terdiri dari 3 (tiga) komponen psikomotorik. Kegiatan belajar di sekolah pada
kompetensi yang terdiri dari beberapa unit umumnya lebih menekankan aspek kognitif.
kompetensi pada komponen kompetensi Klasifikasi kemampuan dari tingkatan rendah
masing-masing. Secara keseluruhan standar sampai kemampuan penalaran yang paling
kompetensi guru adalah sebagai berikut: tinggi dalam ranah kognitif secara berturut-
“komponen kompetensi pengelolaan turut adalah: pengetahuan, pemahaman,
pembelajaran dan wawasan kependidikan, yang penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi
terdiri atas sub komponen kompetensi (Bloom, 1982: 28).
pengelolaan pembelajaran, sub komponen Adapun standar kompetensi guru yang
kompetensi wawasan kependidikan. Dua utama adalah: kemampuan menyusun rencana
komponen lainnya adalah: komponen pembelajaran, kemampuan melaksanakan
kompetensi akademik/vokasional, dan pembelajaran, dan kemampuan menilai prestasi
komponen kompetensi pengembangan profesi. belajar. Kemampuan menyusun rencana
Dalam pengabdian masyarakat ini lebih pembelajaran meliputi: a) mendeskripsikan
ditekankan dan dibatasi hanya kepada tujuan pembelajaran, b) menentukan materi
komponen kompetensi pengelolaan sesuai dengan kompetensi yang telah
pembelajaran saja. Itupun dibatasi hanya ditentukan, c) mengorganisasikan materi
kepada kemampuan menyusun rencana berdasarkan urutan dan kelompok, d)
pembelajaran, dan kemampuan melaksanakan mengalokasikan waktu, e) menentukan metode
pembelajaran. pembelajaran yang sesuai, f) merancang
prosedur pembelajaran, g) menentukan media
Kemampuan Menyusun Rencana pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan)
Pembelajaran yang akan digunakan, h) menentukan sumber
Kompetensi secara umum diartikan belajar yang sesuai (berupa buku, modul,
sebagai kesanggupan untuk melakukan program komputer dan sejenisnya), dan i)
tindakan tertentu, baik secara fisik maupun menentukan teknik penilaian yang sesuai
mental, baik sebelum maupun setelah mendapat (Anonymous, 2004: 8).
latihan. Greenberg dan Baron memberikan
pengertian kemampuan sebagai kapasitas Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
mental dan fisik untuk mengerjakan berbagai Kemampuan melaksanakan pembelajaran
tugas (Baron, 2005: 15). Hensey tidak meliputi: a) membuka pelajaran dengan metode
memisahkan secara tegas antara kemampuan yang sesuai, b) menyajikan materi pelajaran
fisik dan kemampuan mental. Mereka secara sistematis, c) menerapkan metode dan
memberikan pengertian kemampuan sebagai prosedur pembelajaran yang telah ditentukan,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan d) mengatur kegiatan siswa di kelas, e)
yang dibawa individu atau kelompok pada tugas menggunakan media pembelajaran/peralatan
atau aktivitas tertentu. Kemampuan dapat praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan, f)
dipisahkan dalam dua kategori utama yaitu menggunakan sumber belajar yang telah dipilih
kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (berupa buku, modul, program komputer dan
(Hensey, 1996: 1). sejenisnya), g) memotivasi siswa dengan
Gagne menyatakan bahwa kemampuan berbagai cara yang positif, h) melakukan
memiliki lima kategori yaitu: 1) keterampilan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa
intelektual, 2) strategi kognitif, 3) informasi yang komunikatif, i) memberikan pertanyaan

4
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

dan umpan balik, untuk mengetahui dan proses (Sukmadinata, 1999: 144). Pertama,
memperkuat penerimaan siswa dalam proses proses mendapatkan atau memperoleh
pembelajaran, j) menyimpulkan pembelajaran, informasi baru. Informasi ini berfungsi
dan k) menggunakan waktu secara efektif dan sebagai pelengkap atau pengganti informasi
efisien. sebelumnya yang telah dimiliki. Dapat juga
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas diartikan sebagai penyempurnaan pengetahuan
dituntut kemampuan atau kompetensi kognitif yang ada.
guru yang prima mulai dari kompetensi atau Kedua, proses transformasi. Proses ini
kemampuan dari tingkatan rendah sampai merupakan proses pemanipulasian pengetahuan
kemampuan penalaran yang paling tinggi. agar sesuai dengan pekerjaan atau tugas yang
Proses pembelajaran memuat proses melihat, baru dan berbeda dari sebelumnya. Yakni
mengamati dan memahami sesuatu dari ranah tugas-tugas yang menuntut pengetahuan
kognitif secara berturut-turut adalah: tambahan tanpa meninggalkan pengetahuan
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sebelumnya.
sintesis dan evaluasi. Sehingga proses Ketiga, proses evaluasi. Pada proses ini
pembelajaran merupakan suatu sistem yang dilakukan pengecekan atau penilaian terhadap
saling berhubungan satu dengan yang lainnya proses transformasi yang telah dilakukan.
(Rusli, 2017: 19). Transformasi yang baik akan mengantarkan
Teori Gagne dan Bloom memiliki seseorang pada pencapaian tugas sesuai dengan
kesamaan. Keterampilan intelektual, strategi sasarannya.
kognitif dan informasi verbal dari teori Gagne Sebagai suatu proses interaktif, ‘belajar
berada pada ranah kognitif teori Bloom. Baik mengajar’ jika dipandang dari sisi siswa
Gagne maupun Bloom mengungkapkan aspek menunjukkan bahwa dalam dialog antara
motorik dan sikap. Di Indonesia, pada mereka dengan guru, siswa mengalami
umumnya tujuan pendidikan berlandaskan pada penahapan proses ‘pembelajaran.’ Suatu proses
teori Bloom, oleh karena itu teori Bloom lebih interaktif hanya akan terjadi di antara dua pihak
dikenal bila dibandingkan dengan teori Gagne, yang saling membutuhkan. Guru dan siswa
namun teori Gagne lebih terperinci. dalam hal ini akan berinteraksi satu sama lain
Keterampilan intelektual adalah dalam wilayah performa masing-masing.
keterampilan yang memungkinkan seseorang Kemampuan mengajar guru merupakan
memberikan tanggapan atas konseptualisasi fungsi dari usaha, kecermatan, peranan,
lingkungan. Kemampuan ini meliputi: persepsi dan kemampuan dalam mengajar.
diskriminasi, konsep, aturan dan pemecahan Untuk dapat mengajar dengan baik, seorang
masalah (Gadne, 1979: 51). guru harus memiliki motivasi dan kapasitas atau
Dengan demikian, kompetensi guru tidak kecakapan (capacity) untuk mengajar.
hanya terbatas berupa kemampuan mengajar di Kapasitas tersebut meliputi; kemampuan, bakat,
kelas, namun mengajar sebagaimana umum keterampilan, latihan, peralatan, dan teknologi
dipahami adalah suatu kegiatan dengan tujuan yang dapat digunakan untuk mengajar. Dengan
tertentu dan dilaksanakan dengan pendekatan demikian kompetensi guru memiliki empati
sistem. Mengajar, bagi Nasution berarti; dimensi, yaitu: motivasinya dalam mengajar,
membimbing aktivitas siswa, membimbing pengetahuan, keterampilan dan persepsinya
pengalaman anak, dan membantu anak tentang profesi sebagai pendidik, dengan
berkembang dan menyesuaikan diri kepada indikator: dapat dan mampu merencanakan
lingkungan (Nasution, 2000: 156). pembelajaran, melaksanakan proses
Dalam paradigma ‘pembelajaran’, kata pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
‘mengajar’ tidak berdiri sendiri lagi. Dia harus mengevaluasi hasil pembelajaran (Undang-
disandingkan dengan kata ‘belajar’, jadilah undang RI Nomor 14 Tahun 2005).
‘belajar-mengajar’. Proses belajar mengajar Terkait dengan perlunya diberikan
menurut Makmun dapat diartikan sebagai, workshop dalam rangka peningkatan
“...suatu rangkaian interaksi antara siswa dan kompetensi guru dalam menyusun RPP patut
guru dalam rangka mencapai tujuannya.” direnungkan ungkapan berikut. Jika seseorang
(Makmun, 2000: 156). yang berkinerja baik berhadapan dengan sistem
Ditinjau dari aspek proses, belajar yang buruk, maka sistem hampir pasti akan
mengajar paling tidak mengandung 3 (tiga) menang. Dia akan hanyut dalam sistem yang

5
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

buruk itu. Kita membuang terlalu banyak biasanya menuliskan rincian-rincian RPP yang
waktu untuk ‘memperbaiki’ orang yang sangat diperlukan. Belajar untuk menuliskan
sebetulnya sudah baik, tetapi melupakan RPP yang baik merupakan suatu keterampilan
urgensi memperbaiki sistem organisasi yang yang akan menolong para guru muda tersebut
buruk. Padahal memperbaiki sistem yang menjadi seorang guru yang baik. Jika guru-guru
buruk secara otomatis akan meningkatkan tersebut benar-benar serius, mereka akan cukup
kinerja orang-orangnya (Ismawan, 2005: 37). pandai dalam menuliskan tujuan-tujuan
Dari pemaparan di atas, dapat disintesakan pembelajaran. Semua RPP dimulai, atau akan
bahwa kemampuan guru merupakan dimulai dengan suatu tujuan pembelajaran.
kompetensi guru dalam menyusun dan Pada akhirnya, para guru tersebut dengan
melaksanakan pembelajaran. sendirinya akan mengembangkan program
interaktif yang membimbing mereka memiliki
Pengembangan Rencana Pelaksanaan keterampilan penting di dalam konteks RPP
Pembelajaran (RPP) (www.adprima).
Suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
(RPP) secara operasional didefinisikan sebagai penyusunan RPP meliputi prinsip-prinsip
deskripsi terperinci yang dibuat guru tentang sebagai berikut:
pengajaran untuk suatu pelajaran individual 1. RPP disusun untuk setiap Kompetensi
(Wikipedia). Prinsip dasar penyusunan RPP Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam
mencakup hal-hal sebagai berikut: satu kali pertemuan atau lebih.
1. Memperhatikan perbedaan individu/siswa. 2. Tujuan pembelajaran menggambarkan
2. Mendorong partisipasi aktif siswa. proses dan hasil belajar yang diharapkan
3. Mengembangkan budaya membaca dan dicapai oleh siswa sesuai dengan
menulis. kompetensi dasar.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. 3. Tujuan pembelajaran bisa meliputi
5. Keterkaitan dan keterpaduan. sejumlah indikator, atau satu tujuan
6. Menerapkan teknologi informasi dan pembelajaran untuk beberapa indikator,
komunikasi. yang penting tujuan pembelajaran harus
Pengembangan RPP yang baik mengacu pada pencapaian indikator.
merefleksikan ketertarikan dan berbagai 4. Kegiatan pembelajaran (langkah langkah
kebutuhan siswa. Hal itu menyelaraskan pembelajaran) dibuat setiap pertemuan, bila
praktik-praktik yang lebih baik untuk kawasan dalam satu RPP terdapat tiga kali
pendidikan. RPP terkait dengan filsafat pertemuan, maka dalam RPP tersebut
pendidikan yang dianut guru yang terdapat tiga langkah pembelajaran.
bersangkutan, dalam mana guru merasakan 5. Bila terdapat lebih dari satu pertemuan
tujuan dari mendidik siswa, guru harus untuk indikator yang sama, tidak perlu
memberikan jaminan bahwa tujuan RPP sesuai dibuatkan langkah kegiatan yang lengkap
dengan level pengembangan siswa. Guru juga untuk setiap pertemuannya.
harus memberikan jaminan ekspektasi prestasi
siswa yang masuk akal dan beralasan (Dick and 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Carey, 1990: 20). Khalayak sasaran kegiatan ini adalah para
Para guru membuat RPP untuk Guru SD di Kabupaten Malang (Tengger).
mengkomunikasikan aktivitas-aktivitas Metode yang digunakan dalam kegiatan ini,
instruksional mereka berkenaan dengan materi pertama dilaksanakan melalui kegiatan
ajar yang spesifik. Hampir semua RPP pemberian wawasan tentang RPP Kurikulum
dikembangkan oleh para guru berisi tujuan 2013 Revisi melalui metode ceramah,
pembelajaran siswa, prosedur-prosedur brainstorming dan tanya jawab. Kegiatan ini
instruksional, materi-materi wajib, dan diharapkan dapat memberikan wawasan dan
sebagiannya menuliskan deskripsi tentang peningkatan pengetahuan para peserta terkait
bagaimana siswa akan dievaluasi. Sebagian penyusunan RPP. Kedua dilaksanakan melalui
guru yang sudah berpengalaman seringkali kegiatan workshop yang dipandu oleh para
mereduksi RPP sebagai suatu peta mental atau narasumber dan praktisi yang berpengalaman di
outline singkat. Sementara guru-guru yang bidangnya melalui metode praktek membuat
belum berpengalaman, bagaimana pun, RPP. Kegiatan ini diharapkan dapat

6
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

mengembangkan kapasitas guru sebagai Kurnia merupakan mahasiswa Program Studi


perencana pembelajaran. Guru menjadi lebih Magister Teknologi Pendidikan semester 3.
kreatif dalam membuat RPP sehingga peserta Narasumber kunci dalam kegiatan ini adalah
didik dapat melalui proses pembelajaran Dr. Dirgantara Wicaksono, M. Pd. Pelatihan ini
dengan menyenangkan dan pemahaman yang dilakukan pada minggu pertama bulan Februari
baik. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di SDN yaitu tanggal 6 dan 7 Februari 2019.
Ngadas 02 pada tanggal 6-7 Februari 2019. Workshop pada Rabu, 6 Februari 2019
dimulai pukul 08.30 sampai dengan pukul 15.00
WIB. Pelatihan diawali dengan pre-test melalui
kegiatan brainstorming untuk mengetahui
sejauh mana tingkat pemahaman peserta
mengenai RPP Kurikulum 2013 Revisi.
Kegiatan brainstorming dilakukan selama 30
menit. Dari hasil brainstorming tersebut
diperoleh gambaran awal mengenai
kemampuan awal peserta workshop. Sebagian
besar peserta masih belum mengetahui dan
memahami RPP Kurikulum 2013 Revisi,
bahkan RPP Kurikulum 2013 pun mereka
masih banyak yang belum memahami.
Setelah kegiatan brainstorming,
Gambar 1. Workshop Guru SD se-Kabupaten selanjutnya narasumber mulai memaparkan
Malang materi terkait RPP Kurikulum 2013 Revisi yang
disampaikan oleh Dr. Dirgantara Wicaksono,
Sebelum dilakukan workshop maka M.Pd. Pada workshop tersebut narasumber
diadakan need assessment untuk peserta. Need menjelaskan mulai dari konsep kurikulum,
assessment perlu dilakukan untuk melihat apa pendidikan karakter, literasi, kompetensi yang
yang dibutuhkan oleh peserta. Dengan harus dicapai siswa yang meliputi kompetensi
demikian pelatih dapat menyesuaikan diri dan sikap, kompetensi pengetahuan, dan
dapat meningkatkan kualitas pelatihan sesuai kompetensi keterampilan, kecakapan yang
dengan kebutuhan sehingga kegiatan workshop harus dimiliki oleh siswa di abad-21, model-
tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang model pembelajaran dan contoh RPP
sudah dirancang sebelumnya (Winata, 2016: Kurikulum 2013 Revisi.
353). Dijelaskan bahwa kurikulum merupakan
Need assessment tahap pertama dilakukan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
dengan teknik pre-test melalui kegiatan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
brainstorming untuk mengetahui sejauh mana digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
tingkat pengetahuan peserta mengenai RPP kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
Kurikulum 2013 Revisi. Tahap kedua, pada saat pendidikan tertentu. adapun nilai-nilai yang
proses workshop dengan melihat partisipasi, harus termuat dalam kurikulum meliputi:
kesungguhan, dan keseriusan peserta mengikuti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kegiatan. Ketiga, menilai hasil kerja yaitu hasil kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
kerja penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi. cinta damai, gemar membaca, peduli
Kegiatan ”Workshop Penyusunan RPP lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Kurikulum 2013 Revisi Bagi Guru-Guru Dalam Kurikulum 2013 Revisi, literasi
Sekolah Dasar di Kabupaten Malang sangat diperlukan, tidak hanya literasi dasar
(Tengger)” ini diikuti oleh 20 orang guru SD se yang mengharuskan siswa dapat
Kabupaten Malang. Kegiatan ini dilakukan di mendengarkan, berbicara, membaca, menulis,
SDN Ngadas 02 yang dihadiri oleh perwakilan dan menghitung akan tetapi juga diperlukan
masing-masing gugus di Kabupaten Malang. kemampuan literasi media, teknologi, visual
Adapun narasumber yang terlibat, yaitu Dr. dan literasi perpustakaan. Literasi media
Dirgantara Wicaksono, M.Pd, Prof. Dr. merupakan kemampuan untuk mengetahui
Suradika, M.Pd, Dr. Widia Winata, S.Pd.I., berbagai bentuk media yang berbeda. Literasi
M.Pd, Ali Alfian dan Kurnia. Ali Alfian dan teknologi merupakan kemampuan memahami

7
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

kelengkapan teknologi, memahami teknologi Dengan muatan ini diperlukan kreatifitas guru
untuk mencetak, mempresentasikan, dan dalam meramunya. Beberapa revisi yang
mengakses internet, kemampuan menggunakan dilakukan antara lain:
komputer, dan pemahaman yang baik dalam 1. Mengintegrasikan PPK dalam
mengelola informasi. Literasi perpustakaan pembelajaran. Karakter yang diperkuat
merupakan kemampuan pemahaman cara memuat 5 karakter, yaitu: religius,
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
sedangkan literasi visual merupakan integritas.
kemampuan memanfaatkan materi visual dan 2. Megintegrasikan literasi: keterampilan
audiovisual secara kritis dan bermanfaat. abad 21 yang diistilahkan dengan 4C
Kompetensi yang diharapkan mencakup 3. Mengintegrasikan HOTS.
kompetensi sikap yang meliputi: menerima Pada saat workshop terlihat partisipasi,
nilai, menanggapi nilai, menghargai nilai, kesungguhan, dan keseriusan peserta dalam
menghayati nilai, dan mengamalkan nilai. mengikuti materi demi materi dalam kegiatan.
Kompetensi pengetahuan yang mencakup Penyampaian materi dengan bahasa yang
dimensi: pengetahuan faktual, pengetahuan mudah dimengerti dan tanya jawab
konseptual, pengetahuan prosedural, menciptakan pelatihan berlangsung aktif.
pengetahuan metakognitif. Adapun kompetensi Semua peserta tampak antusias mengikuti
keterampilan meliputi: mengamati, menanya, jalannya pelatihan tampak dari pertanyaan yang
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. tujukan kepada narasumber.
Secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:
Faktor Pendukung Kegiatan
Dalam pelaksanakan workshop penyusunan
Tabel 1. Sikap, pengetahuan dan keterampilan
RPP Kurikulum 2013 Revisi, terdapat hal-hal
yang menjadi faktor pendukung di antaranya
adalah:
1. Motivasi dan semangat peserta selama
proses pelatihan berlangsung sangat
antusias dan sangat baik. Kondisi ini
membuat pelatihan berlangsung kondusif
dan aktif sehingga tercapai tujuan serta
target yang diharapkan.
2. Narasumber yang profesional dibidangnya
dan pemberian materi sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan.

Faktor Pengambat Kegiatan


Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat
beberapa hambatan, yaitu:
1. Waktu pelatihan yang dirasakan kurang
mencukupi.
2. Tidak semua peserta hadir tepat waktu.
Selanjutnya pembahasan mengenai RPP
Kurikulum 2013 Revisi. Revisi Kurikulum 4. KESIMPULAN
2013 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan, Workshop penyusunan RPP Kurikulum
namun perubahan difokuskan untuk 2013 Revisi bagi guru-guru di SD Kabupaten
meningkatkan keterkaitan antara Kompetensi Malang (Tengger) merupakan kegiatan
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). memberikan pelatihan dan praktek kepada guru
Sedangkan dalam penyusunan RPP Kurikulum khususnya tentang penyusunan RPP Kurikulum
2013 Revisi yang dibuat harus muncul empat 2013 Revisi. Kurikulum merupakan
macam hal yaitu; Penguatan Pendidikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
Karakter (PPK), literasi, 4C (Creative, Critical tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
thinking, Communicative, dan Collaborative), digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
dan HOTS (Higher Order Thinking Skill). kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

8
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286

pendidikan tertentu. Workshop mengenai RPP Rusli, Muhammad., Dadang Hermawan dan Ni
Kurikulum 2013 Revisi merupakan salah satu Nyoman Supuwiningsih. 2017.
program untuk membantu memberikan Multimedia Pembelajaran yang Inovatif.
pemahaman dan pengalaman menyusun RPP Jogyakarta: Andi.
Kurikulum 2013 Revisi secara utuh.
Saran yang dapat diberikan setelah kegiatan Satmoko, Soejitno Irmim. 2004. Mendesain
ini adalah: Strategi Workshop Karyawan. N.p:
1. Kegiatan workshop membutuhkan waktu Seyma Media.
yang cukup panjang, karena kegiatan ini
memerlukan proses pemahaman dan juga Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran;
keterampilan dalam menyusun RPP Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
sehingga jika akan diadakan kegiatan Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
serupa mesti memperhatikan kecukupan
waktu. Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era
2. Kerja sama dengan berbagai pihak perlu Reformasi. Jakarta: Grasindo.
dijalin secara intensif guna terus memantau
hasil workshop sehingga workshop yang Undang-Undang Guru dan Dosen (Undang-
dilakukan dengan waktu yang singkat Undang Republik Indonesia Nomor 14
tersebut tetap dan terus terpantau. Tahun 2005).

UCAPAN TERIMAKASIH Winata, Widia. 2016. Need Assessment Peserta


Terima kasih kepada Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Pelatihan Pendidikan Anak
Universitas Muhammadiyah Jakarta yang sudah Usia Dini Kecamatan Cileungsi. Jurnal
mendanai kegiatan pengabdian kepada Pendidikan Usia Dini, 10 (2), 349-364.
masyarakat ini dengan nomor Surat Tugas: https://doi.org/10.21009/JPUD.102.09.
03/F.8-UMJ/II/2019. Semoga kegiatan ini
mendapat apresiasi dan dapat dilanjutkan pada
tahun berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. bps.go.id.

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu


Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

Ismawan, Indra. 2005. Learning Organization:


Membangun Paradigma Baru
Organisasi Pembelajar. Jakarta:
Cakrawala.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi


Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Remaja.

McNeil, John D. 1977. Curriculum A


Comprehensive Introduction. Boston:
Little, Brown and Company.

Mujiman, Haris. 2009. Manajemen Workshop


Berbasis Belajar Mandiri. Yogjakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai