“PENANAMAN NORMA”
Pendidikan Kewarganegaraan SD 1
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 2
A. Pengertian Norma........................................................................ 2
B. Hakikat Norma............................................................................. 2
C. Norma di Keluarga....................................................................... 3
D. Norma di Sekolah ....................................................................... 5
E. Norma di Masyarakat .................................................................. 9
BAB III PENUTUP..................................................................... 15
A. Kesimpulan............................................................................... 15
B. Saran......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di setiap tempat terdapat aturan. Aturan yang berlaku dalam suatu
kelompok belum tentu sama dengan aturan yang berlaku di tempat lain. Ingatkan
kamu dengan peribahasa lain lading lain belalang, lain lubuk lain ikannya.
Artinya, setiap tempat mempunyai adat-istiadat dan norma yag berbeda.
Untuk lebih memahami tentang norma, pada makalah ini akan dijelaskan
tentang pengertian norma, hakikat norma, norma di sekolah, norma di keluarga,
dan norma di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian norma?
2. Bagaimana hakikat norma?
3. Bagaimana norma di keluarga?
4. Bagaimana norma di sekolah?
5. Bagaimana norma di masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian norma.
2. Untuk mengetahui bagaimana hakikat norma.
3. Untuk mengetahui bagaimana norma di keluarga.
4. Untuk mengetahui bagaimana norma di sekolah.
5. Untuk mengetahui bagaimana norma di masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Norma
Secara etimologis, norma berasal dari Bahasa latin, norma-ae. Kata ini
berarti standar, pola, pedoman, aturan, ukuran, dan kebiasaan. Dengan
demikian, norma dapat diartikan sebagai patokan atau ukuran yang
digunakan untuk mengukur suatu tindakan atau perbuatan manusia.
Berdekatan dengan definisi ini dalam Bahasa Yunani, kata nomoi atau
nomos berarti hukum.
B. Hakikat Norma
Manusia merupakan makhluk monodualis yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk soaial. Sebagai makhluk individu manusia memiliki
kebebasan untuk mengembangkan cipta rasa dan karsa. sebagai makhluk
sosial manusia tidak pernah lepas dari lingkungan masyarakat.
2
Setiap manusia selalu berinteraksi dan membutuhkan orang lain. Hal
ini sesuai dengan kodrat manusia bahwa sejak lahir sampai meninggal
manusia selalu hidup bersama-bersama. Dengan kata lain manusia tidak
dapat hidup sendiri atau terpisah dari orang lain.
Maka dari itu harus adanya petunjuk hidup atau peraturan sebagai tata
tertib yang harus di taati oleh masyarakat. Perarturan itu di namakan
norma. Dengan kata lain norma adalah seperangkat peraturan atau kaidah
yang menjadi pedoman atau petunjuk hidup manusia dalam bertingkah
laku di masyarakat.
C. Norma di Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
terbentuk karena adanya ikatan perkawinan antara laki-laki dan wanita.
Perkembangan anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh kondisi
situasi keluarga dan pengalaman - pengalaman yang dimiliki orang tuanya.
Keluarga merupakan tempat sosialisasi nilai-nilai atau peran-peran hidup
dalam masyarakat yang dilaksanakan oleh para anggotanya. Tujuannya
adalah agar kaidah-kaidah dan nilai-nilai tersebut diketahui dan dimengerti
3
oleh anak sehingga pada akhirnya bisa menjadi pribadi yang mandiri,
bersikap, dan bertindak sesuai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.
Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem social yang
dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya
sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga
sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi
anak. Berasal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan
untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku
yang menyimpang. Keluarga merupakan payung kehidupan bagi seorang
anak. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi seorang anak. Beberapa
fungsi keluarga selain tempat berlindung diantaranya :
1. Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma aturan-aturan dalam masyarakat dimana
keluarga tersebut berada (sosialisasi).
2. Mengusahakan terselenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga
(Ekonomi) sehingga keluarga sering disebut unit produksi.
3. Melindungi anggota keluarga yang tidak produksi lagi (Jompo)
4. Meneruskan keturunan (reproduksi)
1. Norma Agama
2. Norma Kesusilaan
Nilai moral merupakan nilai yang berasal dari hari Nurani setiap
manusia yang kemudian diterapkan dan diatur oleh noerma
kesusilaan.
3. Norma Kesopanan
4
Sebagai WNI yang memiliki kebudayaan sebagai orang timur
selalu mengedepankan etika dan kesopanan dalam setiap
bertingkah laku, baik dengan orang yang lebih tua, dengan teman
sebaya, amupun dengan yang lebih muda.
D. Norma di Sekolah
5
ketertiban dan kedamaian. Norma sangat dibuthkan untuk mewujudkan
nilai-nilai social.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap diri peserta didik adalah
makhluk sosial. Status ini menjadikan peserta didik sebagai makhluk yang
tidak dapat hidup sendiri. Dalam kesehariannya, peserta didik pada
umumnya bertemu dengan orang lain baik dalam skala keluarga, skala
sekolah atau ruang pendidikan lainnya, skala masyarakat, skala negara,
bahkan skala dunia. Menemui orang-orang dalam kehidupan sehari-hari
tentunya sudah menjadi kebiasaan yang bahkan tidak kita rasakan lagi
keanehannya. Peserta didik tidak hanya “bertemu” dengan orang selain
dirinya dalam kehidupan fananya di dunia. Peserta didik lebih dari sekedar
bertemu, tapi tentunya semua peserta didik juga tinggal dengan manusia
lainnya. Kita tinggal dengan keluarga kita di rumah, kita tinggal dengan
tetangga kita baik dalam lingkup RT (Rukun Tetangga) maupun dalam
lingkup RW (Rukun Warga). Selain itu, kita mungkin tinggal dengan
orang-orang yang tidak kita kenal dalam lingkup masyarakat baik di
tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, bahkan provinsi. Kita juga
tinggal bersama dengan mereka yang bertempat tinggal di negara
Indonesia dan bahkan di Bumi ini.
Kehidupan bersama dengan sesama peserta didik itu berarti
menyatukan berbagai perbedaan yang ada dilingkungan sekolah. Entah itu
berbeda secara suku, secara agama, secara ras, maupun secara adat
istiadat. Segala perbedaan tersebut dapat menimbulkan perpecahan di
antara peserta didik apabila tidak tertangani dengan baik. Peserta didik
tentunya membutuhkan kondisi yang aman dan tenteram dalam rangka
melangsungkan kegiatan pembelajaran. Kondisi yang aman dan tenteram
tersebut tidak dapat diperoleh apabila perbedaan masih menjadi hal yang
diutamakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu penyatu disekolah agar
dalam melangsungkan kegiatan pembelajaran itu kita tidak mendapatkan
gangguan atau tidak pula terjadi konflik. Penyatu yang dimaksud adalah
suatu peraturan, norma, ataupun hukum yang ditaati oleh peserta didik
secara penuh.
6
1. Macam-macam Norma Disekolah
7
terlebih dahulu, Siswa dilarang membawa barang berharga
di sekolah, Siswa dilarang menggunakan make up yang
berlebihan, Setiap siswa diharuskan bergabung ke dalam
salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, Ketika tidak
masuk sekolah, siswa harus mengirimkan surat izin yang
ditujukan kepada wali kelas beserta dengan berkas
pendukung, dan Siswa perempuan tidak diperbolehkan
menggunakan seragam yang ketat.
8
menolong antar teman, memperhatikan guru disaat guru
menerangkan, membuang sampah pada tempatnya,
menjaga kebersihan sekolah, mengucapkan salam bila
bertemu guru, menghormati guru, menjaga nama baik
sekolah guru dan teman, ikut menjaga fasilitas yang
dimiliki sekolah dan melerai saat teman sedang berkelahi
E. Norma di Masyarakat
9
begitupun sebaliknya, karena selain hukum itu berfungsi pasif, hukum
juga berfungsi aktif dalam mengontrol setiap tindakan individu dan selalu
berusaha membawa masyarakat kedalam suatu perubahan yang terencana.
Hukum yang berlaku dalam masyarakat, pada dasarnya berasal dari
masyarakat itu sendiri dan secara sengaja pula dibebankan kepadanya,
agar masalah/konflik dapat diminimalisirkan. Seyogyanya hukum yang
diterapkan selalu memperhatikan kaidah yuridis, kaidah filosofis, kaidah
utilities/sosiologi sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat. Hukum yang dibuat dalam masyarakat
mempunyai tujuan untuk menciptakan perdamaian, ketentraman, dan
ketertiban dalam masyarakat serta memberikan kepastian hukum. Tujuan
hukum dapat dirasakan secara komprehensif dalam masyarakat, jika
hukum itu dapat berfungsi dalam masyarakat. Dengan demikian hukum
dan masyarakat mempunyai korelasi yang sangat signifikan. Masyarakat
tanpa hukum, maka akan terjadi kacau balau serta terjadi tindakan yang
sewenang-wenang, begitu pula sebaliknya hukum tanpa ada masyarakat,
maka hukum itu tidak berarti sama sekali.
10
norma. Sanksi untuk norma agama itu berupa dosa dengan balasannya
diakhirat kelak. Contohnya, tidak mencuri, tidak boleh berzina, dan
melaksanakan ibadah.
b. Norma kesusilaan Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani
manusia. Norma tersebut mendorong manusia untuk berbuat baik dan
mencegah manusia untuk melakukan perbuatan buruk. Untuk sanksinya
berupa penyesalan, dicemoh, dan dikucilkan masyarakat. Contohnya,
memberikan bantuan atau pertolongan antar sesama. Baca juga: KPI
Tegur Program Hotman Paris Show, Dianggap Langgar Norma
Kesopanan Norma kesopanan Norma kesopanan sumbernya berasal
dari pergaulan manusia. Norma tersebut didasari oleh beberapa hal,
seperti kebiasaan, kepatutan, kepantasan yang berlaku dalam
masyarakat. Sanksi yang diterima dalam norma kesopanaan umumnya
celaan atau ejekan dari orang lain. Itu akan membuat seseorang yang
melanggar menjadi malu. Contohnya, sebelum berangkat kerja atau
sekolah terlebih dahulu mencium tangan orang tua. Bersikap sopan
kepada setiap orang.
c. Norma hukum Pada norma hukum sumber asalnya dari negara atau
pemerintah dalam undang-undang. Norma hukum memiliki sifat
memaksa untuk melindungi kepentingan dalam pergaulan hidup di
masyarakat. Norma hukum juga sebagai pelengkap norma-norma lain
dengan sanksi tegas dan nyata. Sanksinya itu tegas, memaksa dan
mengikat, seperti penjara, denda. Contohnya, tidak melanggar hukum,
mematuhi peraturan lalu lintas bagi pengendara. Membayar pajak,
karena hasil pembayaran pajak akan dikembalikan ke masyarakat lewat
pembangunan.
d. Norma kesopanan/adat istiadat, Norma kesopanan erat kaitannya
dengan adat, kerena itulah nama lain dari norma kesopanan adalah
norma adat. Dengan keadaan beragam suku dan budaya di Indonesia,
norma kesopanan yang berlaku pun akan berbeda pada setiap masing-
masing daerah.Norma ini biasanya juga tak tetulis secara jelas, sehingga
hanya masyarakat daerahnya saja yang mengetahui. Sanksinya pun juga
11
menggunakan sanksi sesuai adat dan tradisi.Beberapa contoh misalkan
di Jawa, kita harus menggunakan bahasa halus ketika berbicara dengan
orang tua. Kemudian pada daerah lain seperti Kalimantan, ada upacara
aruh baharin, yakni menyembunyikan gelang kuningan. Upacara ini
dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur atas panen padi.
Norma disebut juga norma sosial, aturan atau standar perilaku yang
dimiliki bersama oleh anggota kelompok sosial. Norma dapat
diinternalisasi, yaitu dimasukan ke dalam individu sehingga ada kepatuhan
tanpa imbalan atau hukuman eksternal. Mereka dapat ditegakkan dengan
sanksi positif atau negatif dari luar. Norma lebih spesifik daripada nilai
atau cita-cita. Kejujuran adalah nilai umum, tetapi aturan yang
mendefinisikan perilaku jujur dalam situasi tertentu adalah norma. Ada
dua aliran pemikiran tentang mengapa orang menyesuaikan diri dengan
norma. Sekolah fungsionalis sosiologi menyatakan bahwa norma-norma
mencerminkan konsensus, sistem nilai bersama yang dikembangkan
melalui sosialisasi. Sementara itu sekolah konflik berpendapat bahwa
norma adalah mekanisme untuk menangani masalah sosial yang berulang.
12
Norma diklasifikasikan ke dalam dua bagian berdasarkan daya ikat
serta kepentingannya di dalam masyarakat.
3) Hukum
4) Institusi
7) Mode
13
tertulis dan hukum yang tidak tertulis. Hukum yang tertulis dapat berupa
undangUndang atau yurisprudensi sedangkan hukum tidak tertulis
merupakan kebiasaan masyarakat baik yang belum dikodifikasi ataupun
yang telah dikodifikasi. Keseluruhan aturan itu dapat menggerakkan
dinamika masyarakat kearah yang lebih baik, jika seandainya hukum itu
diaplikasikan dengan penuh kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat,
karena walaupun hukumnya baik, akan tetapi kesadaran hukum
masyarakat tidak ada (pelaksanaanya), maka hukum itu tidak dapat
terlaksana dengan baik. Peraturan perundang-undangan yang bertujuan
sebagai alat pembaharuan dapat berfungsi sebagai sarana pembaharuan
dalam arti merubah sikap mental masyarakat. Perundang-Undangan
tersebut diharapkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai social budaya
yang hidup dalam masyarakat.10 Aturan yang dibuat tanpa memperhatikan
nilai yuridhis, nilai filosofis dan nilai utilities terhadap masyarakat, maka
aturan tersebut tidak akan berfungsi dengan baik, dan akan terjadi
peralihan fungsi, sehingga hukum yang awalnya berusaha menciptakan
perdamaian, maka hukum itu akan menjadi sebuah rangkaian kata-kata
namun tiada arti atau bersifat simbolik saja. Hukum merupakan pantulan
dari masyarakat, maka tidak mudah untuk memaksa rakyat untuk
melaksanakan setiap aturan menurut cara yang tidak berakar pada nilai-
nilai dan kebiasaan dalam masyarakat. Dengan demikian, selalu terdapat
hubungan tarik menarik antara hukum yang berlaku dan diberlakukan
dengan masyarakatnya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Norma adalah seperangkat aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang
disepakati oleh suatu kelompok atau masyakat untuk mengontrol tingkah laku
semua anggota dalam kelompok atau masyarakat yang bersangkutan.
Setiap manusia selalu berinteraksi dan membutuhkan orang lain. Hal ini
sesuai dengan kodrat manusia bahwa sejak lahir sampai meninggal manusia selalu
hidup bersama-bersama. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup sendiri atau
terpisah dari orang lain.
B. Saran
15
Etika atau norma merupakan hal yang harus dipegang teguh seseorang di
dalam masyarakat. Untuk itu mempelajari bagaimana suatu norma atau etika
berlaku didalam masyarakat menjadi sangat penting.
16
DAFTAR PUSTAKA
Desi, N. (2018). Jurnal Pendidikan (online). Penerapan Nilai dan Norma. 6-7
(jurnal.untan.ac.id) diakses 3 Oktober.
17
18