Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MENGANALISIS KONSEP DASAR PENGELOLAAN

KELAS DARING”

Untuk Memenuhi Mata Kuliah

“Pengelolaan Kelas”

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D / Drs. Asrani, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nurlaila Jum’ah 1910125120032


Siska Lefheya 1910125220027
Diah Arum Ningsih 1910125220072
Muhammad Doni 1910125310092
Marfuah 1910125320002
Mira Erdiyanti 1910125320022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021

0
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta
sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang mana atas karunia-Nya dan safaat beliau kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Kelas Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat, dengan materi pembahasan tentang
“Menganalisis Konsep Dasar Pengelolaan Kelas Daring”. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D dan Bapak Drs. Asrani,
M. Pd, selaku dosen pengampu beserta pihak-pihak yang sudah mendukung penulisan
makalah ini. Kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan
makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin Yarobbal Aalamiin.

Banjarmasin,Agustus 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Platform Aplikasi Pengelolaan Kelas Daring.................................................................2

B. Keterampilan Pengelolaan Kelas Daring........................................................................5

C. Langkah-langkah pengolaan kelas daring.....................................................................14

BAB III.....................................................................................................................................16

PENUTUP................................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran akan menjadi hidup tergantung
bagaimana guru mengelola kelas dengan baik. Pengelolaan kelas sangat dibutuhkan
guna mengoptimalkan pembelajaran. Oleh karenanya guru harus memiliki
keterampilan guru dalam menciptakan kondisi belaajar yang kondusif melalui daring
agar terjadinya pembelajaran yang efektif. Namun dengan pembelajaran daring guru
dituntut agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif walau terkendala
jaringan dan berbagai masalah dari peserta didik. Selain itu terhambatnya
pembelajaran daring antara lain guru tidak bisa menjelaskan secara maksimal. Namun
minimnya informasi serta kurangnya pengetahuan teknologi juga membuat
pembelajaran terhambat jadi guru harus mengetahui beberapa teknologi agar
digunakan bergantian agar tidak menggunakan satu teknologi saja dan ini berdampak
bagi peserta didik agar tidak bosan khususnya dalam pembelajaran daring. Jadi
dengan itu digunakan lah beberapa platform aplikasi guna mencapai tujuan
pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran daring.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Platform Aplikasi Pengelolaan Kelas daring?


2. Apa pengertian keterampilan pengelolaan kelas daring?
3. Bagaimana langkah-langkah pengelolaan kelas daring?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian platform aplikasi pengelolaan kelas daring.


2. Untuk mengetahui apa itu keterampilan pengelolaan kelas daring.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan kelas daring.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Platform Aplikasi Pengelolaan Kelas Daring

Platform digital merupakan suatu program yang dapat menunjang dalam


keberhasilan pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring biasanya menggunakan
metode belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning
Manajemen System (LMS). Ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh guru
dalam pembelajaran jarak jauh (daring), diantaranya:
1. Google Classroom
Google Classroom tidak berdiri sendiri, tapi didukung oleh beberapa aplikasi
dari Google yang saling terintegrasi. Adanya beberapa aplikasi yang saling
terintegrasi dari platform Google ini sangat membantu guru untuk mengelola
kelas virtualnya. Dengan menggunakan aplikasi platform Google ini. Siswa bisa
berkaloborasi mengerjakan tugas-tugas kelompok walau mereka berada di
tempat beranda. Di samping itu, saat guru memberikan tugas dalam bentuk
slide, guru dapat memantau siapa saja siswa yang membaca tugas tersebut. Ini
tentu sangat membantu guru untuk mrmantau keaktifan siswa dalam belajar,
walaupun mereka belajar di rumah. Guru juga bisa melakukan tatap muka atau
mengawasi siswa saat ujian dengan menggunakan Google Hangouts Meet.
Dalam pembelajaran daring guru dapat memanfaatkan berbagai macam fitur
yang ada dalam platform ini seperti assigment, grading, communication, time-
cost, archuve course, mobile application, dan privacy (Sabran & Sabara, 2019).
Kelebihan: Tidak memerlukan server, tampilan sederhana dan mudah digunakan
dan kapasitas kelas cukup besar. Sedangkan Kelemahan:
Tidak ada fasilitas menambahkan akun orang tua, tampilan standar dan tidak
berdampak pada websometrics.
2. Google Form
Google Form adalah satu diantara beberapa aplikasi dengan model tampilan
formulir sebagai kertas kerja yang dapat difungsikan baik perorangan maupun
kelompok. Penggunaan google formulir dalam pembelajaran daring sangat
mudah. Berdasarkan hasil analisis peneliti, seluruh responden menggunakan

2
google formulir dalam pembelajaran daring. Google formulir ini digunakan
sebagai alat evaluasi pembelajaran. Kemudahan pengguanaan serta penilaian
membuat google form digunakan. Keunggulan google formulir ini adalah
adanya template yang beragam guna pembuatan quiz, dapat menggunakan
berbagai macam jenis tes yang dibuat sesuai dengan keinginan guru, bahkan
dapat menambahkan video dan juga gambar, serta hasil tanggapan dari peserta
didik bisa langsung tersimpan secara otomatis (Bulan & Zainiyati, 2020). Hasil
data yang di peroleh dari google form ditampilkan dengan terperinci dan
memudahkan guru dalam melakukan penilaian.
3. Google Meet
Google meet merupakan aplikasi yang hampir sama dengan zoom cloud
meeting. Perbedaan antara google meet dan zoom cloud meeting yang paling
tampak adalah tampilan layar pada saat melakukan pembelajaran. Penggunaan
google meet dan zoom cloud meeting keduanya sama-sama cocok dalam
pembelajaran.
4. Moodle
Menurut Muhammad Nadzirin Anshari Nur (2020), fasilitas daring LMS
sudah sejak lama digandrungi penggiat E-learning, sudah banyak perguruan
tinggi dan sekolah menggunakan platform ini, dan yang paling populer adalah
Moodle. Aplikasi open source ini terbilang cukup lengkap untuk sebuah kelas
daring mulai dari membuat course, manajemen kelas, siswa, materi dan bahan
ajar, sampai ujian online bisa dilaksanakan dengan LMS dan saat ini Moodle
merupakan sistem wajib dalam SPADA Indonesia yang digunakan oleh seluruh
perguruan tinggi. Ada beberapa kelebihan & kelemahan dari platform ini,
diantaranya, Kelebihan: Fitur yang disediakan banyak dan lengkap, open saurce
software sehingga dapat digunakan dengan mudah dan gratis, fleksibel, dapat
dibuka menggunakan browsur atau aplikasi android dan mendukung
webometrics institusi. Sedangkan Kelemahan: Memerlukn server yang baik,
memerlukan adminstrator dan course creator dan pengajar tidak bisa membuat
kelas sendiri
5. Edmodo
Pada platform ini desainnya lebih milenial dengan tampilan mirip media sosial
namun dengan fitur yang terbilang lengkap. Kelebihan:
Tidak memerlukan server, Aplikasi gratis, Pengajar dapat membuat kelas secara

3
mandiri. Sedangkan Kelemahan: Fitur yang tesedia tidak sebanyak Edmodo,
aplikasi mandiri, tidak bisa digunakan sebagai e-learning institusi.

6. Schoology
Platform ini tak kalah menarik karna bisa menjadi alternatif dalam membuat
kelas E-learning. Menurut Aminoto dan Pathoni (2014: 21) Schoology
merupakan website yang memadukan e-learning dengan jejaring sosial.
7. Zoom
Zoom merupakan sebuah layanan konferensi video yang memiliki kemampuan
praktis dalam menghadirkan suasana meetin secara daring. Aplikasi ini
dilengkapi fitur Sharing Screen yang mampu memfasilitasi kebutuhan pengajar
dalam menyajikan bahan ajar layaknya pertemuan tatap muka di dalam kelas
konvensional kepada peserta didik. Aplikasi berbayar ini dapat diakses secara
cuma-Cuma (gratis) dengan kapasitas pengguna maksimal 100orang dan
batasan konferensi sekitar 40 menit. Selain soal kuota yang dirasa memberatkan,
pembelajaran daring melalui Zoom terkadang menurut sebagian mereka
terkendala dengan sinyal yang tidak stabil, sehingga Zoom yang mereka akses
kadang terputus-putus. Faktor ini diakibatkan jangkauan lokasi setiap provider
yang mahasiswa/I gunakan, dengan lokasi tempat mereka mengakses Zoom
berbeda-beda sehingga hal tersebut dapat terjadi. Untuk faktor ini bisa dianggap
sebagai aspek yang paling krusial, karena jika perkuliahan lewat Zoom tetap
dipaksakan, maka tidak semua mahasiswa dapat merasakan manfaat dari materi
yang disampaikan, karena sebagian dari mereka masih terkendala dengan
kondisi sinyal yang buruk. Sekalipun memang ada sebagian yang lain merasa
tetap nyaman menggunakan Zoom, karena mereka mengaksesnya dengan
internet rumah berlangganan yang lebih stabil
8. WhatsApp Group
Platform ini merupakan platform yang lebih sederhana dan mudah digunakan.
Guru bisa mengirimkan berbagai hal seperti materi, soal evaluasi, serta
penjelasan melalui video atau voice note. Dalam WhatsApp Group kerap
biasanya berfungsi sebagai platform yang berguna untuk mengirimkan
penjelasan tambahan melalui rekaman audio, sehingga materi pembelajaran
dapat tersampaikan tidak hanya secara teks namun jua melalui konsep lisan.
Namun sayang, dari penerapan platform alternatif WhatsApp group tersebut

4
peneliti justru menemukan kendala lain yaitu pola komunikasi yang kurang
responsif.

9. Youtube
Platform ini biasa digunakan untuk mencari bahan ajar yang lebih luas namun
berupa video pembelajaran. Platform inni memiliki manfaat yang potensial
karna merupakan situs yang paling populer di dunia internet saat ini yang
mampu memberikan edit value terhadap pendidikan. Praktis karna mudah
digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan guru.
Informatif karna memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pendidikan,
teknologi, kebudayaan, dan sebagainya. Interaktif karna memfasilitasi kita
untuk berdiskusi ataupun melakukan tanya jawab bahkan mereview sebuah
video pembelajaran. Itu beberapa platform yang sering digunakan oleh guru
(pendidik) dalam pembelajaran daring. Semua platform tersebut mempunyai
tujuan yang sama yaitu bertujuan untuk menjadi jembatan atau alat yang
berguna untuk menunjang jalannya pembelajaran daring dengan lancar.

B. Keterampilan Pengelolaan Kelas Daring

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Salah satu pengertian pembelajararan
dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa
-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang
bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap
dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar,
situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung,
dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.
Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa atau
peserta didik untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap juga
membuat siswa senang. Pembelajaran yang efektif menumbuhkan murid belajar

5
sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kebutuhan dan
harapan masyarakat akan mutu pelayanan pendidikan yang baik menjadi faktor
pemicu utama inovasi manajemen pendidikan. Efektivitas sekolah dan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah sebagian ditentukan oleh kemampuan sekolah
berkomunikasi dengan instansi diatasnya.
Pembelajaran yang efektif itu menurut Kyriacou (2009) mencakup dua hal pokok,
yaitu waktu belajar aktif ‘active learning time’ dan kualitas pembelajaran ‘quality of
instruction’. Hal yang pertama berkenaan dengan jumlah waktu yang dicurahkan oleh
siswa selama dalam pelajaran berlangsung. Bagaimana para siswa terlibat, engage,
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Hal yang kedua
berkaitan dengan kualitas aktual belajar itu sendiri. Artinya, bagaimana proses atau
interaksi pembelajaran dapat berlangsung antara guru-siswa, siswa-siswa dan siswa-
sumber belajar.
Miarso (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan salah
satu standar mutu pendidikan dan sering kali diukur dengan tercapainya tujuan, atau
dapat juga diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola suatu situasi, ”doing the right
things”.
Hamalik (2001) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan
beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami
konsep yang sedang di pelajari.

Wotruba dan Wright dalam Hamzah Uno (2013) mengungkapkan hasil kajiannya
dalam beberapa penelitian mengungkapkan bahwa tujuh indikator pembelajaran
dikatakan efektif, yaitu:
1. pengorganisasian materi yang baik,
2. komunikasi yang efektif,
3. penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran,
4. sikap positif terhadap peserta didik,
5. pemberian nilai yang adil,
6. keluwesan dalam pendekatan pembelajaran, dan
7. hasil belajar peserta didik yang baik.

6
Dari tujuh indikator tersebut indiaktor pemberian nilai yang adil dan indikator
keluwesan dalam pendekatan pembelajaran tergolong indikator yang sukar terukur.
Reigeluth (1983: 234) mengungkapkan, indikator pembelajaran efektif yaitu:
1. kecermatan penguasaan,
2. kecepatan untuk kerja,
3. tingkat alih belajar, dan
4. tingkat retensi.
Untuk kecermatan penguasaan dapat difokuskan pada peserta didik maupun
pengajar. Peserta didik dengan penguasaan yang baik setelah pembelajaran itu berarti
tujuan pembelajaran sudah tercapai. Masa pandemi di Indonesia yang sudah
berlangsung hampir satu tahun ini memberikan dampak yang cukup besar di segala
bidang. Salah satunya dalam bidang pendidikan, banyak sekali berubahan yang cukup
besar terjadi dan hal ini menjadi tantangan yang cukup besar tidak hanya bagi siswa
namun juga bagi para guru. Proses pembelajaran selama pandemi ini dilakukan lewat
daring atau secara online. Banyak juga keluhan-keluhan yang didapat selama
pembelajaran daring ini. Kondisi ini bahkan membuat para peneliti yang pernah
mendukung kerja dari rumah ikut merasa kewalahan, karena satu variabel absen
dalam kondisi ini yaitu pilihan pribadi (Soerjoatmodjo, 2020).
Dikutip dari cnbcindonesia.com, Nadiem Karim selaku menteri pendidikan
dan kebudayaan Indonesia mengatakan bahwa para peserta didik kurang
berkonsentrasi ketika belajar dirumah, serta mudah merasa jenuh. Hal dapat
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan jiwa. Selain itu, guru kesulitan dalam
pengelolaan pembelajaran jarak jauh. Tidak hanya guru dan siswa, orang tua pun
mengalami kesulitan dalam mendampingi anak mereka dalam proses belajar dirumah
ditambah lagi dengan perkerjaan kantor atau rumah yang harus dikerjakan.
Proses pembelajaran daring atau online ini juga dapat merubah manajemen
kelas yang sebelumnya dilakukan secara lansung atau tatap muka, sekarang berubah
menjadi online. Agar manajemen kelas tetap berjalan efektif pemerintah
menginstruksikan kepada para pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang
mengasikkan dari rumah bagi siswa. Maka dari itu, diharapkan para pendidik dapat
lebih kreatif lagi dalam proses pembelajaran secara online, bukan hanya sekedar
mengerjakan tugas-tugas atau menjelaskan materi (transfer of knowledge), tetapi juga
dapat memperhatikan nilai-nilai karakternya. Pendidik harus dapat mempersiapkan

7
metode ataupun kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang agar
siswa semakin antusias (Saifulloh, A. M & Darwis, M. 2020).
Manajeman kelas yang efektif dapat memaksimalkan kesempatan belajar bagi
anak-anak. Para ahli dari manajemen kelas mengatakan bahwa terjadi perubahan
pemikiran mengenai cara terbaik dalam mengelola ruang kelas. Pandangan lama
menekankan pada pembuatan serta penerapan aturan untuk mengontrol perilaku
siswa. Sedangkan pandangan yang baru lebih menekankan dan berfokus pada
pemenuhan kebutuhan untuk memelihara serta menciptakan peluang untuk pengaturan
diri (Santrok, 2018). Pandangan lama membuat siswa menjadi pasif serta kurang
terlibat dalam pembelajaran karena terbatas oleh peraturan-peraturan kaku yang
dibuat dan ditetapkan oleh guru. Sedangkan pandangan yang baru lebih menekankan
bagaimana siswa menuju disiplin diri dan tidak terlalu menekan siswa. Jika biasanya
di dalam kelas guru bertindak sebagai pemimpin, dalam tren pendidikan sekarang
yang berpusat pada siswa guru hanya sebagai fasilitator serta koordinator. Namun,
bukan berarti guru melepas tanggung jawab atas apa yang terjadi di dalam kelas.
Telepun (2020) menjelaskan bagaimana cara memotivasi peserta didik serta
meningkatkan pembelajaran yang efektif selama pembelajaran online dapat
menggunakan metode edutainment yang menekankan prinsip-prinsip pembelajaran
berkualitas namun tetap menyenangkan atau entertaining bagi siswa, dalam metode
pembelajaran ini terdapat diskusi, simulasi, game, dan lainnya yang dapat membuat
suasana lebih menyenangkan dan membuat siswa turut aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Keberhasilan dalam menggunakan model pembelajaran edutainment ini
ditentukan oleh kemampuan guru dalam merancang pelaksanaan pembelajaran yang
disesuaikan dengan pembelajaran secara daring.
Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara
online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran
daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi
melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan
secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan
secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa
aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom.
Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau
mencampurkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran berbasis computer (online
dan offline) (Dwiyogo dalam Husamah, 2014: 12). Menurut Thorne (dalam Husamah,

8
2014: 12) juga mengungkapkan bahwa blended learning merupakan perpaduan
teknologi multimedia, CD Room, video streaming, kelas virtual, voice-mail, e-mail,
dan telekonferens dan animasi teks online. Dari dua pendapat tersebut disebutkan ada
lima indikator pembelajaran efektif, yaitu:

1. Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran


Suginto menjelaskan bahwa pengelolaan pembelajaran adalah berbagai cara
dalam mengelola situasi dan kondisi dalam proses pembelelajaran. Kondisi
belajar yang kondusif merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya proses
pembelajaran. Cohen dan Manion memberi batasan bahwa pengelolaan
pembelajaran berhungan dengan cara seorang pengajar mengatur kelasnya sejak
awal proses pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Pengelolaan
pembelajaran adalah cara guru menjalankan dan mengontrol aktivitas kelas,
misalnya mengatur ruang kelas, kebersihan kelas, perabot kelas, startegi tempat
duduk kehadiran siswa dan hal lainnya yang ada hubungan dengan pekerjaan
guru sebagai manajer kelas.
2. Proses komunikatif
Purwo (1990:50) menyatakan bahwa pengajaran bahasa dengan pendekatan
pragmatik atau komunikatif lebih banyak berurusan dengan penyusunan silabus
dan bahan pengajaran daripada dengan metode pengajaran. Sedikit berbeda
dengan Purmo, Grow (1987) menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar
terpusat pada siswa dan metode adalah sederatan strategi dan teknik-teknik yang
mungkin dipakai untuk membelajarkan siswa.
3. Respon peserta didik
Respon peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan pengajar merupakan
tanggapan dan reaksi dari peserta didik terhadap pengkondisian pembelajaran
yang dilakukan pengajar. Pengkondisian pembelajaran tersebut akan ditanggapi
oleh peserta didik secara bervariasi. Ada dua aspek respon peserta didik dalam
pembelajaran yakni aspek tanggapan dan aspek reaksi. Aspek tanggapan
meliputi antusias, rasa, dan perhatian. Sedangkan aspek reaksi meliputi
kepuasan, keingintahuan, dan senang.
4. Aktifitas belajar

9
Aktivitas belajar yang dimaksudkan disini adalah kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan pengajar dan peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan dengan
cara memanfaatkan panca indera, mental dan intelektual. Diantara kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
1) Kegiatan mental yaitu berpikir dengan cara merenung, mengingat-ingat,
dan membuat keputusan.
2) Kegiatan mendengarkan yaitu menyimak audio/radio, mendengarkan
penjelasan dan mendengarkan percakapan.
3) Kegiatan visual yaitu melihat gambar, membaca, dan mengamati objek.
4) Kegiatan menulis yaitu mencatat, mengetik, merangkum, menyalin,
mengerjakan tes, dan memproses dengan tulisan.
5) Kegiatan lisan yaitu mengemukakan ide, memberi saran, wawancara,
diskusi, bertanya, menjelaskan, dan bercerita.
6) Kegiatan menggambar yaitu membuat visual (grafik, diagram, bagan,
peta, skema, bangun datar, kurva, dan pola), dan melukis.
7) Kegiatan motoric yaitu latihan fisik, peragaan, eksperimen menggunakan
alat, bermain disertai gerakan, dan menari.
8) Kegiatan emosional yaitu merasa bosan, tenang, gugup, kesal, antusias,
berani, dan takut.
5. Hasil belajar.
Hasil belajar peserta didik adalah kemampuan (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran
dari pengajar. Hasil belajar tersebut sebaiknya terukur baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
faktor eternal dan faktor eksternal. Factor internal, yakni peserta didik itu
sendiri. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik secara dominan dipengaruhi
oleh peserta didik sendiri, seperti bakat, intelektual,dan kesiapan. Faktor
eksternal yaitu factor dari luar peserta didik, seperti pengajar, lingkungan,
fasilitas, materi ajar dan pengkondisian pembelajaran.
Dengan demikian, pembelajaran dinyatakan efektif bila semua indikator tersebut
dalam kategori minimal baik. Jika salah satu dari indikator yang dimaksud
belum tergolong baik (ada yang belum mencapai 75%), maka belum dapat
dinyatakan efektif. Perencanaan pembelajaran yang baik tentu sesuai dengan
rancangan yang telah ditetapkan semula sebagai berikut:

10
a. Perencanaan pembelajaran yang efektif selama pandemi
Agar terciptanya pembelajaran yang efektif maka pihak sekolah membuat
kurikulum darurat covid dan seorang guru harus menyiapkan RPP daring
dengan baik agar anak tetap mendapatkan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan, isi nya pun hanya 1 lembar yaitu tujuan pembelajaran,
langkah-langkah dan penilaian, kalau untuk materi pembelajarannya darurat
covid ini hanya memberikan 1 materi perharinya, agar anak tidak keberatan
dan bingung dalam memahami materi. Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Secara
prinsip, RPP yang kemudian hanya akan menjadi satu lembar itu,
merupakan peraturan dari Mendikbud Nadiem Makarim. Ini memang bisa
dikatakan memberikan suatu kemudahan bagi guru untuk menjalankan
pelaksanaan pembelajaran. Secara administratif bisa lebih sederhana dan
simple. Persoalannya adalah bagaimana guru mampu mengelola kelas
dengan menggunakan RPP itu, bisa lebih maksimal. Meskipun
menggunakan RPP satu lembar itu, tetapi mampu menyampaikan atau
mengembangkan ilmunya kepada siswa.
b. Pelaksanaan pembelajaran daring yang efektif
Pada kegiatan ini, guru akan menerangkan tujuan pembelajaran dengan
tepat, motivasi peserta didik dan menjelaskan manfaat yang akan diperoleh
peserta didik. Pelaksanaan merupakan kegiatan inti dari setiap pertemuan,
oleh karena itu guru harus mempersiapkan dan menguasai materi.
Pengelolaan pelaksanaan pembelajaran yang baik sebenarnya sudah dapat
tercermin dalam perumusan tujuan dan pemilihan bahan atau topik pada saat
kegiatan pra-kontruksional. Menurut Reigulth (1989), beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru pada tahan kegiatan inti adalah:
1. Membagi materi dalam beberapa pokok bahasa atau topic, kemudian
memberi penjelasan singkat tentang kaitan antar topic berikutnya perlu
dikuasai terlebih dahulu.
2. Menjelaskan materi dengan bahasan yang mudah dipahami peserta
didik disertai dengan contoh.
3. Menuliskan kata-kata kunci, dengan demikian peserta didik dapat
melihat dengan jelas struktur materi yang disajikan.

11
4. Setelah topic selesai, dapat dilanjutkan dengan mengadakan evaluasi
singkat, untuk mengetahui daya serap peserta didik, kemudian dapat
dilanjutkan dengan topic berikutnya.
5. Membedakan antara hal yang pokok dengan tambahan, peserta didik
diberi tahu bagian pokok materi yang merupakan bagian penting,
sedangkan yang lainnya adalah pelengkap saja.
6. Memberi tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik.
Pembelajaran komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan
pada aspek komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi
kebahasaan, serta keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis,
berbicara) sebagai tujuan pembelajaran bahasa dan mengakui bahwa ada
kaitannya dengan kegiatan komunikasi dalam kehidupan sehari-
hari.Seperti yang sudah dijelas pada pembelajaran komunikatif pendidikan
adalah interaksi antara guru dan siswa baik langsung maupun tidak
langsung, karena keterbatasan dengan handphone biasanya guru hanya
mengirimkan pesan melalui whatsapp , itu kurang interaksi antara guru
dengan siswa, jadi pelaksanaan pembelajaran daring yang efektif yaitu
misalnya, setiap peserta didik dibuatkan kelompok, contoh kelas 1
berjumlah 32 siswa , guru akan membuat kelompok dan 1 kelompok itu
berisi 6 peserta didik, setelah dibagikan kelompok, maka pelaksanaannya
adalah setiap 1 kelompok itu belajar secara tatap muka, misalnya kelompok
1 hari senin, dan setiap hari itu hanya 1 kelompok , jadi siswa juga
mendengarkan dengan fokus penjelasan dari guru dan dapat berinterasi
sesama temannya, akan tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan, yaitu di
satu ruangan dan satu hari hanya ada 6 siswa, menjaga jarak dikelas dan
menggunakan masker. Dan dengannya belajar tatap muka secara
bergantian guru pun dapat menilai masing-masing siswa.
c. Model pembelajaran yang efektif untuk digunakan disaat pembelajaran
daring
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun
mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Banyak
metode pembelajaran yang dapat digunakan saat situasi seperti ini terjadi,
seperti based learning, daring method, luring method dan masih banyak lagi.
Untuk sekarang sekolah lebih menggunakan metode daring, matode luring

12
dan home visit method. Metode daring dinilai cukup efisien untuk
digunakan disaat situasi seperti ini, namun ada banyak kekurangan dari
metode daring, yaitu: susahnya jaringan internet, tidak semua peserta didik
memiliki alat komunikasi (seperti ponsel, laptop, dan computer) untuk
pembelajaran daring, tidak adanya interaksi pada peserta didik. Visit home
method, metode ini kita gunakan 1 kali dalam sebulan. Dengan
menggunakan metode ini materi yang disampaikan akan dapat diterima
dengan baik oleh peserta didik. Karena materi pembelajaran dan keberadaan
tugas terlaksana dengan baik.
d. Apakah pembelajaran daring ini efektif untuk peserta didik ?
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran jarak jauh dengan
menggunakan perangkat elektronik, seperti computer, laptop, ataupun
handphone. Metode daring dinilai menjadi solusi yang tepat untuk para guru
dapat memberikan materi belajar pada peserta didik. Pembelajaran daring
tentu masih memiliki banyak kendala, seperti susahnya jaringan internet,
tidak semua peserta didik memiliki alat komunikasi (seperti ponsel, laptop,
dan computer) untuk pembelajaran daring, tidak adanya interaksi pada
peserta didik. Jika ditanya efektif atau tidak pasti banyak tidak efektifnya,
karena banyak sekali keluh kesah dari orang tua peserta didik bahwasanya
anak anak itu tidak paham materi yang disampaikan guru, apalagi anak kelas
1 baru beberapa bulan menduduki bangku sekolah, belum mengerti sekolah
itu apa, lingkungan sekolah itu seperti apa, tiba tiba ada musibah covid 19,
dan anak anak diperintahkan belajar dari rumah, awalnya mungkin anak
anak gembira karena sekolah diliburkan dan harus belajar dari rumah, akan
tetapi lambat laun tidak terasa pembelajaran daring seperti ini sudah
berlangsung 1 tahun, anak-anak pun jenuh dan males belajar. Maka dari itu
pembelajaran daring seperti ini kurang efektif.
e. Kesulitan yang dialami selama pembelajaran daring
Kesulitan yang dialami orang tua dan peserta didik adalah karena media nya
kurang lengkap dan cukup terbatas (hanya handphone saja) . bahkan ada
orang tua yang kesulitan keuangan sehingga orang tua tidak memliki
handphone dan anak pun akhirnya tidak belajar karena tidak ada handphone,
dan anak pun senang itu jika belajar langsung, bertatap muka, melihat media
yang menarik secara langsung, jika via video itu kurang efektif, karena

13
sebagian besar anak malas menonton video pembelajaran itu. Dan kesulitan
yang dialami guru pun sangat banyak, contohnya seperti penilaian sikap,
apalagi anak kelas 1 baru beberapa bulan saja menduduki bangku sekolah
dan bertatap muka dengan guru, jadi guru sulit untuk menilai karaker dari
masing- masing anak, kemudian juga penilaian pengetahuannya, karena jika
dilihat dari hasil tugas anak itu nilainya sangat tinggi, tetapi dikhawatirkan
bukan anak yang mengerjakan tugasnya, akan tetapi orang tua nya, maka
dari itu guru cukup kesulitan untuk menilai pengetahuan anak.
Adapun kesulitan yang guru rasakan ketika awal menggunakan
pembelajaran secara daring yaitu adanya kendala secara teknis dan jaringan,
dan bagi siswa-siswi kendala terbesarnya adalah menumbuhkan minat dan
memotivasi siswa-siswi agar dapat melalui adaptasi di masa pandemi ini.
Dengan berjalannya waktu pihak sekolah sudah dapat beradaptasi dengan
adanya kebijakan baru yaitu sekolah melalui daring, guru dapat
mengkondisikan kelas daring dengan membangun suasana yang
menyenangkan, mengawali pembelajaran dengan bernyanyi dan guru
memberikan permainan yang menarik agar siswa-siswi dapat fokus
menjalankan materi pembelajaran.
f. Saran mengenai pelaksanaan daring untuk selanjutnya
Jika masih dalam kondisi seperti pandemi ini, guru dituntut untuk lebih
kreatif dalam memberikan pembelajaran seperti menggunakan media media
yang menarik, agar dapat memacu semangat belajar anak-anak yang sudah
mulai hilang.

C. Langkah-langkah pengolaan kelas daring

Dalam melakukan pembelajaran yang jarak jauh, guru dapat melakukan sebuah
pembelajaran dengan cara berdiskusi, simulasi, games, dan lainnya yang dapat
membuat peserta didik turut aktif dalam kegiatan pembelajaran secara daring.
Keberhasilan pembelajaran secara daring ini harus ditentukan oleh seberapa besar
kemampuan guru dalam merancang pembelajaran secara efektif, agar proses
pembelajaran jarak jauh ini dapat membuat aktif peserta didik di dalam mengikuti
pembelajaran tersebut, oleh karena itu guru harus menentukan terlebih dahulu
langkah-langkah pengelolaan kelas yang dapat di lakukan di antaranya yaitu,

14
Langkah-langkah pengolaan kelas secara daring :

1. Membuat materi pengajaran dalam bentuk Power Point Presentasi yang menarik
dan informatif yang kemudian diubah ke dalam bentuk PDF sehingga mudah
bagi peserta didik untuk mengakses dan menyimpan dalam telepon selular atau
komputer mereka.
2. Guru membuat atau menggunakan video simulasi atau tutorial untuk
menjelaskan materi yang telah disampaikan dengan singkat dan padat.
3. Rencana manajemen kelas disusun menggunakan aplikasi Google Classroom,
Edmodo, atau yang lainnya sehingga memudahkan peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran.
4. Materi pembelajaran yang telah disusun dalam satu semester dapat disusun
menjadi ebook yang lebih interaktif dalam bentuk PDF sehingga dapat menjadi
panduan bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
5. Guru dapat memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berinteraksi dan
melaksanakan pembelajaran, seperti Whatsapp, Line, Telegram dan lainnya
untuk menyampaikan informasi dan berinteraksi. Penggunaan media sosial ini
cukup efektif dan efisien proses pembelajaran daring karena peserta didik dapat
dengan mudah mendapatkan pengajaran atau instruksi dari pendidik
6. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok  kecil agar lebih mudah untuk
mendampingi, melakukan pembelajaran seta memantau perkembangan siswa
7. Sekolah memantau pembelajaran dengan menggunakan beberapa aplikasi
seperti Quipper, Edmodo, atau Moodle atau yang lainnya, agar tetap dapat
mengorganisir pembelajaran secara daring.
8. Melakukan kerjasama antara guru dan orang tua, hal ini menjadi sangat penting
karena para orang tua dapat memantau proses pembelajaran anak-anak mereka.

BAB III
PENUTUP

15
A. Kesimpulan

Platform digital merupakan suatu program yang dapat menunjang dalam keberhasilan
pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring biasanya menggunakan metode
belajar yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning
Manajemen System (LMS). Ada beberapa aplikasi yang bisa digunakan oleh guru
dalam pembelajaran jarak jauh (daring), diantaranya: Classroom, Google Form,
Google Meet, Moodle, Edmodo, Zoom, Schoology, WhatsApp Group, dan Youtube.
Pembelajaran yang efektif menumbuhkan murid belajar sesuatu yang bermanfaat,
seperti fakta, ketrampilan, nilai konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama
atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kebutuhan dan harapan masyarakat akan
mutu pelayanan pendidikan yang baik menjadi faktor pemicu utama inovasi
manajemen pendidikan.

B. Saran

Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih
ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, Oleh
karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola
kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana
dengan baik. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

16
Ansari., Khairil. 2020. Arah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pada Era Revolusi
Industri. Medan: Pustaka Diksi

Assidiqi.,M.,H.,dkk. Pemanffatan Platform Digital di Masa Pandemi Covid-19. Seminar


Nasional Pascasarjana. 299-303

Buletin KPIN. (2021). Manajemen Kelas Daring di Masa Pandemi.


(https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://buletin.k-pin.org/index.php/daftar-
artikel/763-manajemen-kelas-daring-di-masa-
pandemi&ved=2ahUKEwjKgZneqNfyAhVDWysKHSWYC6MQFnoECDo
QAQ&usg=AOvVaw3I8I3RVjHxJhUtFX5FNNN3, Diakses pada 30
Agustus 2021)
Carmelita Ome Leba, Maria dan Gita Widya Lakmini Soerjoatmodjo 2021. Manajemen
Kelas Daring di Masa Pandemi, Jurnal Buletin KPIN, Vol. 7 No. 1, 42-57

K.,Gilang.,R. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring di Era Covid-19. Jawa Tengah: Lufti
Gilang

Naserly., M., K. 2020. IMPLEMENTASI ZOOM, GOOGLE CLASSROOM, DAN


WHATSAPP GROUP DALAM MENDUKUNG PEMBELAJARAN
DARING (ONLINE) PADA MATA KULIAH BAHASA INGGRIS
LANJUT (Studi Kasus Pada 2 Kelas Semester 2, Jurusan Administrasi
Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bima Sarana Informatika
Jakarta). Jurnal Aksara Public, 4(02). 155-165

Takariawan., C., dkk. 2020. Rona-Rona Corona. Wonderful

Yuliani., M., dkk. 2020. Pembelajaran Daring unntuk Pendidikan: Teori dan Penerapan.
Yayasan Kita Menulis.

17

Anda mungkin juga menyukai