Anda di halaman 1dari 10

PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

PENINGKATAN PRODUKSI BATUBARA DENGAN OPTIMALISASI CADANGAN


BATUBARA PIT 11 UTARA PT ARUTMIN INDONESIA, TAMBANG ASAMASAM
1)
Wahyu Gilang Nugraha, 2)Wahyu Dwi Febriyanto, 3)Gigih Gunawan, 4)Ilham Maessa dan
5)
Gumilang O.Purbanagara
1)
Supervisor Geodetic and Production Section, PT Arutmin Indonesia, Tambang Asamasam
2)
Geologist and Geotechnical Engineer, PT Arutmin Indonesia, Tambang Asamasam
3)
Production Engineer, PT Arutmin Indonesia, Tambang Asamasam
4)
Mine Plan Engineer, PT Arutmin Indonesia, Tambang Asamasam
5)
Mine Plan Engineer, PT Arutmin Indonesia, Tambang Asamasam

ABSTRAK

Kondisi Pit 11 Utara tambang Asamasam di tahun 2020 semakin mendekati desain akhir dan
adanya dorongan upaya konservasi cadangan batubara, maka mining engineering department
tambang Asamasam melakukan optimasi cadangan batubara dengan penambahan desain di area Pit
11 Utara. Langkah optimasi yang dilakukan adalah melalui penegakan lereng-lereng, memotong
jalan final dan juga pendalaman lubang bukaan pada seam utama di Pit 11 Utara dengan tetap
meminimalkan stripping ratio sehingga optimasi yang dilakukan tetap bernilai ekonomis.

Desain awal penambangan pada desain Pit Shell Pit 11 Utara, akan final pada elevasi -65 mdpl.
Namun setelah optimasi bottom Pit 11 Utara direncanakan dapat final sampai elevasi M85-M90
mdpl. Hal ini didukung oleh kondisi geologi model batubara pada seam utama tersebut yang
menebal. Salah satu tantangan pekerjaan optimasi pada Pit 11 Utara. Dari sisi geoteknik, dilakukan
analisis kestabilan terhadap desain optimasi dan monitoring lereng secara real time menggunakan
radar (SSR) karena area optimasi merupakan salah satu area kritis.

Dari kegiatan optimasi ini didapatkan penambahan batubara sebanyak 445.4 kton batubara hingga
akhir bulan September. Perolehan tambahan batubara ini mampu memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam menaikkan produksi tambang Asamasam.

Kata kunci : Optimasi, Produksi, Pit Shell

ABSTRACT

The condition of Pit 11 Utara Asamasam Mine that is getting closer to final design pit and the urge
of coal reserve conservation. Mining Engineering department of Asamasam mine, proposed to do
optimization for remnant coal on Pit 11 Utara. Steps taken to do the optimization are by steeping
slopes, cutting the final road design and deeping the bottom pit at the main coal seam, while still
minimizing overburden stripping ratio so that the optimization carried out remains profitable.

Early mine design of Pit 11 Utara Life of Mine design will be final at the -65 masl elevation.
According to the new plan, optimization of the bottom Pit 11 Utara will occur until M85-M90 masl
elevation. This condition are supported by thickening coal by the geological model of the main
seam. Optimization target area is in critical condition based on geotechnical slope stability
analysis and it needs real-time based monitoring using the Slope Stability Radar (SSR).

The result of this optimization activity is about 450k tons extra coal beyond early mine design by
the end of September. This amount could give a significant increase of Asamasam Mine production.

Keywords: Optimization, Production, Pit Shell

435
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

A. PENDAHULUAN
A1.Latar Belakang
PT Arutmin Indonesa merupakan perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi berdasarkan
perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) yang mengelola lima lokasi
tambang, yaitu tambang Senakin, tambang Satui, tambang Batulicin, tambang Kintap dan tambang
Asamasam.

Tambang Asamasam sebagai salah satu tambang aktif PT Arutmin Indonesia berlokasi di
Kabupaten Tanah Laut, memiliki produk batubara Ecocoal dengan kalori 4200 Gar. Selain itu, PT
Arutmin Indonesia tambang Asamasam merupakan salah satu objek vital nasional karena
merupakan penyuplai tunggal ke PLTU Asamasam yang merupakan pembangkit listrik area
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Tambang Asamasam terdiri dari beberapa pit yang terbagi menjadi Pit Asamasam Barat
(Asamasam West) dan Pit Asamasam Timur (Asamasam East). Pit Asamasam Barat (Asamasam
West) terbagi lagi menjadi Pit Utara dan Pit Selatan.

Kondisi Pit 11 Utara Asamasam Barat di tahun 2020 semakin mendekati desain final LOM dengan
rencana elevasi terbawah pit di -65 mdpl. Rencana desain awal, elevasi terbawah pit akan berada di
M65 mdpl karena di perkirakan dari model batubara bahwa pada elevasi tersebut seam utama
batubara di Pit 11 Utara akan sudah selesai ditambang. Namun, dari observasi di lapangan didapat
bahwa kondisi geologi aktual seam utama pada Pit 11 Utara tersebut menebal. Menebalnya seam
batubara pada Pit 11 Utara menjadi salah satu dorongan untuk melakukan optimasi di Pit 11 Utara
dan juga sebagai upaya pemanfaatan bahan galian secara maksimal.

A2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan tambahan produksi batubara dan juga sebagai
salah satu upaya konservasi batubara dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dalam kegiatan
optimasi.

A3. Pendekatan Pemecahan Masalah


Upaya optimasi pada Pit 11 Utara dilakukan pada 3 Area, yaitu meliputi area High wall, area Low
wall dan area bottom pit. Pada area High wall teradapat remnant coal batubara seam F yang
menjadi target optimasi. Optimasi yang dilakukan pada area High wall dengan metode penggalian
v-cut, yaitu pemotongan base desain tambang sampai maksimal (Aziz dkk, 2019). Pada area Low
wall, terdapat seam H yang menjadi seam target optimasi. Langkah optimasi pada Low wall yang
dilakukan yaitu dengan penegakan lereng Low wall dengan mengubah geometri single slope Low
wall menjadi lebih tinggi dari standar lereng single slope sebelumnya yaitu 10 meter, selain itu juga
dengan memotong jalan final pada sisi Low wall karena batubara seam H pada jalan final lebih
tebal dari pada model geologi batubara. Pada bottom pit dilakukan optimasi seam G dengan metode
penggalian v-cut.

Pekerjaan optimasi pada area-area tersebut tidak terlepas dari kajian geoteknik yang dilakukan.
Desain optimasi yang akan di kerjakan dianalisis terlebih dahulu sesuai dengan kaidah geoteknik
untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan tetap aman. Selain itu, juga dilakukan
monitoring menggunakan slope stability radar (SSR).

B. METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif baik dalam
perencanaan desain optimasi, analisis kestabilan lereng, dan proses monitoring menggunakan
Slope Stability Radar (SSR)

436
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

PT Arutmin Indonesia bersama PT Darma Henwa membuat kesepakatan tentang adanya desain
optimasi disertai adanya evaluasi geoteknik. Analisis Geoteknik dilakukan pada 5 section line
(Gambar 1). Berdasarkan perhitungan model geologi, jumlah total cadangan optimalisasi yaitu
sebesar 264 kton. Hasil analisis kestabilan lereng desain optimasi, area target memiliki faktor
keamanan lereng yang rendah (kritis). Hasil simulasi ini menjadi acuan pengambilan keputusan
untuk pemindahan SSR ke Pit Utara, yang semula berada di pit Selatan.

Gambar 1. Section Line analisis geoteknik Pit 11 Utara

C.1 Batubara F (Highwall Pit 11)


Lereng High wall Pit 11 Utara sudah mencapai desain final LOM. Aktual di lapangan terdapat
batubara seam F yang tertinggal dan ikut terbentuk menjadi final bench di elevasi M25. Oleh
karena itu, untuk memaksimalkan batubara seam F, dilakukan optimasi dengan metode v-cut dan
penegakan lereng pada High wall. Rencana desain optimasi akan memotong bench M25 sampai
dengan elevasi M39 dan membentuk single slope setinggi 24 meter dengan sudut 55˚. Dari rencana
desain tersebut, dibuat 3 section analisis kestabilan lereng yaitu ZA, ZB, dan ZC yang diasumsikan
dapat merepresentasikan tingkat keamanan lereng (Gambar 2). Hasil analisis kestabilan lereng
untuk 3 section, nilai faktor keamanan lereng adalah 1,391-1,629 (Gambar 3-5). Berdasarkan
sistem manajemen geoteknik PT Arutmin Indonesia, lereng dengan rentang nilai faktor keamanan
tersebut dapat dikategorikan aman. Total tonase rencana desain optimasi adalah sebesar 20kton.
Sedangkan Jumlah tonase aktual batubara seam F yang tertambang adalah sebesar 30,4kton.

Gambar 2. Remnant Coal batubara F

437
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

1,629
55 55

35 35

15 15

-5 -5
Elevation

Elevation
Desain Pitshell
35,66°
31,86°
Desain Optimalisasi R LM 25
-25 -25
R LM 35

-45 -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance

Gambar 3. Analisis section ZA-ZA’ terhadap desain optimasi batubara F

1,438
55 55

35 35

15 Desain Pitshell 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation
36,07°
32,62°
RLM 25
-25 -25
RLM 35

-45 -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 4. Analisis section ZB-ZB’ terhadap desain optimasi batubara F

1,391
55 55

35 35

15 Desain Pitshell 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation

32,82°
29,74°
RLM 25
-25 -25
RLM 35

-45 -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance

Gambar 5. Analisis section ZC-ZC’ terhadap desain optimasi batubara F

C.2 Batubara G (Bottom Pit 11)


Pitshell desain awal penambangan hanya mengakomodir batubara G sampai dengan elevasi M65.
Rencana optimasi pada seam G akan ditambang sampai elevasi M77 dengan adanya pushback
sehingga menyebabkan terjadinya penegakan lereng High wall yang semula memiliki sudut overall
sebesar 29˚ menjadi 34˚. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada 3 section ZA, ZB, dan ZC. Nilai
faktor keamanan lereng adalah 1,080-1,150 (Gambar 6-8). Berdasarkan sistem manajemen
geoteknik PT Arutmin Indonesia, lereng dengan rentang nilai faktor keamanan tersebut dapat
dikategorikan kritis/ tidak aman sehingga untuk tetap dapat melakukan optimasi secara aman,
diperlukan monitoring. Alat monitoring yang digunakan adalah Slope Stability Radar (SSR). SSR

438
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

membantu menyediakan data pergerakan lereng berbasis real-time monitoring dengan tingkat
akurasi yang tinggi berskala milimeter.

1,115
55 55

35 35

15 15

-5 -5
Elevation

Elevation
Desain Pitshell
Desain Optimalisasi RLM 25
-25 -25
RLM 35

-45 -45
28,84° 33,5°
-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 6. Analisis section ZA-ZA’ terhadap desain optimasi batubara G

1,080
55 55

35 35
Desain Pitshell
15 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation
-25 R LM 25
-25
R LM 35

-45 29,01° 33,88° -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 7. Analisis section ZB-ZB’ terhadap desain optimasi batubara G

1,150
55 55

35 35

15 Desain Pitshell 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation

RLM 25
-25 -25
RLM 35

-45 30,4°
-45
26,65°

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 8. Analisis section ZC-ZC’ terhadap desain optimasi batubara G

Selama proses penambangan hingga desain optimasi M77, data SSR menunjukkan lereng di sekitar
area optimasi berada dalam kondisi aman (Gambar 9). Grafik deformasi yang ditampilkan oleh
SSR dalam periode optimasi secara umum menunjukkan tren datar atau tidak ada deformasi
signifikan. Potensi pendalaman bottom pit batubara G masih ada, sehingga dilakukan re-analisis
kestabilan lereng untuk memaksimalkan batubara seam G. Dari simulasi, batubara seam G akan
ditambang hingga elevasi M88 dengan kajian khusus bahwa area lowest point segera dijadikan
sump/ inpit dump sehingga lereng tetap aman (Gambar 10-11). Jumlah total tonase aktual batubara
seam G yang tertambang adalah sebesar 320,2 kton.

439
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

Gambar 9. Grafik deformasi High wall selama periode optimasi batubara G

1,039
55 55

35 35

15 Desain Pitshell 15
Desain Optim alis asi
-5 Aktual Setelah Optimalisas i -5
Elevation

Elevation
RLM 25
-25 -25
RLM 35

-45 -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 10. Re-Analisis section ZC-ZC’ terhadap desain optimasi batubara G

Gambar 11. Progress optimasi batubara G (1). optimasi batubara G sudah selesai (2). Area lowest
point batubara G dijadikan sump/ inpit dump sesuai rekomendasi

440
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

C.3 Batubara H (Low wall Pit 11)


Total perolehan batubara seam H dari hasil optimasi Low wall adalah sebesar 94,8 kton. Jumlah ini
didapatkan dari proses penegakan lereng Low wall. Desain optimasi menyisakan geometri single
slope dari M45 hingga M65 dengan kemiringan lereng yang semula 17˚ menjadi 20˚. Analisis
kestabilan Low wall dilakukan pada 5 section yaitu ZA, ZB, ZC, R, dan S. Nilai faktor keamanan
lereng Low wall section ZA, ZB, ZC adalah 1,088-1,100 (Gambar 12-14). Pada section R dan S,
nilai faktor keamanan lereng relative lebih rendah yaitu 1,017-1,067 (Gambar 15-16). Khusus
section R dan S, terdapat kajian khusus sehingga penambangan optimasi hanya dibatasi sampai
elevasi M55 dan M45. Meskipun nilai faktor keamanan lereng kritis, selama monitoring
menggunakan SSR tidak ditemukan deformasi signifikan di area Low wall (Gambar 17).

1,088
55 55

35 35

15 15

-5 -5
Elevation

Elevation
Desain Pitshell
Desain Optimalisasi RLM 25
-25 -25
R LM 35
18,02°
-45 20,23°
-45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 12. Analisis section ZA-ZA’ terhadap desain optimasi batubara H

1,099
55 55

35 35
Desain Pitshell
15 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation
R LM 25
-25 -25
R LM 35
17,85°
-45 19,64° -45

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance

Gambar 13. Analisis section ZB-ZB’ terhadap desain optimasi batubara H

1,100
55 55

35 35

15 Desain Pitshell 15
Desain Optimalisasi
-5 -5
Elevation

Elevation

RLM 25
-25 -25
RLM 35
17,43°
-45 -45
19,84°

-65 -65

-85 -85

-105 H GL Grup FU -105

-125 -125
110 160 210 260 310 360 410 460 510 560 610 660 710 760 810 860 910

Distance
Gambar 14. Analisis section ZC-ZC’ terhadap desain optimasi batubara H

441
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

60
1,067
40

20 Desain Pitshell
Elevation

Desain Optimalisasi
0

-20
RLM 35
-40 RLM 45
RLM 55
-60

-80
Seam H
150 250 350 450 550

Distance
Gambar 15. Analisis section R-R’ terhadap desain optimasi batubara H

1,017
60

40

20
Elevation

Desain Pitshell
0 Desain Optimalisasi

-20 RLM 25
RLM 35
-40 RLM 45

-60
Seam H
-80
25 75 125 175 225 275 325 375

Distance
Gambar 16. Analisis section S-S’ terhadap desain optimasi batubara H

Gambar 17. Grafik deformasi Low wall selama periode optimasi batubara H

442
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

D. KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:


1. Tonase batubara pada kegiatan optimasi pit 11 didapatkan sebesar 445,4 KT.
2. Nilai faktor keamanan lereng area kegiatan optimasi berkisar antara 1,017-1,100 untuk
overall Low wall dan 1,039-1,150 untuk overall High wall. Kedua jenis lereng area
optimasi termasuk dalam kategori kritis.
3. Berdasarkan hasil pantauan SSR selama proses optimasi, tidak ada deformasi signifikan
yang terjadi pada lereng pit 11.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan PT Arutmin Indonesia Tambang
Asamasam atas izin serta dukungan akan terwujudnya penelitian ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Perhapi selaku penyelenggara acara temu profesi tahunan (TPT) tahun 2020.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, S., Simamora, C.N., Supriharta, I.W., Anggana, R.P. (2019): Optimasi Penambangan
Batubara Menggunakan Kontrol Slope Stability Radar di pit C1 blok 8 Binungan Mine
Operation Area 2 PT Berau Coal, Prosiding TPT XXVII 2019, PERHAPI, 533-544.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 1827 K/
30/ MEM/ 2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
Baik

Sistem Manajemen Geoteknik, PT Arutmin Indonesia, 2015

443
PROSIDING TPT XXIX PERHAPI 2020

444

Anda mungkin juga menyukai