PENDAHULUAN
Unit
Kerja
Area
DK-18
11-Jan15
PBM
EH-04
12-Jan15
PBM
Atap
bangunan
ABI
22-Jan15
PAT
GC-02
8-Apr-15
PBM
DK-14
15-Apr15
PBM
6
7
MS-02
DK19
17-Apr15
22-Apr-
PABT
PBM
1
1
No
Nama
Harta /
Benda
Deskripsi
kejadian
Kaca spion
depan kiri
tersenggol
unit DK-17
Terkena
longsoran
silika di front
silika pit
limit karang
putih
Pecahan hyd
coupling
area Raw
Mill Ind 23
meledak
Housing
transmisi
pecah
Guard
engine
bengkok ke
atas krn
menghindari
batu
Rem tidak
berfungsi di
area pit limit
Amblas di
KETERANGAN
15
DK17
3-Mei15
PBM
PBM
DK17
4-Mei15
10
DM03
7-Mei15
PBM
11
EK04
15-Mei15
PBM
12
DK19
20-Mei15
PBM
13
Mobil air
galon
22-Okt15
PBM
hopper
Mosher 2
Terperosok
di jalan
hauling
Steering lose
saat
bermuatan
pada turunan
jalan ke LSC
3B
Dump Truck
DC08
mundur
menabrak
Alat Bor
DM03
Handrail
depan kanan
bengkok
karena
kejatuhan
batu saat
operasi
DK19
mundur
melindas
batu,
suspensi RH
depan keluar,
hose T/M
bocor
Mobil Strada
mundur
menabrak
mobil air
galon
Syafrinal
Rotor disc
LSC-3B
23-Feb15
PAT
Benny
Hadiasman
Lemari
mushola
ABI
25-Jun15
PAT
Kunci
baut roda
29-Okt15
PPET
Tumit kaki
kanan robek
karena
membantu
mendorong
rotor disc
Kepala luka
oleh pinggir
pintu lemari
yang terbuka
saat hendak
berdiri
Dahi
luka
oleh
lentingan
Proses
kunci
pembuka
baut
roda
truk
Batubara (SMKP Minerba) maka ada banyak hal yang harus dipatuhi agar
terciptanya kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan. SMKP
Minerba merupakan sistem manajemen yang menjadi bagian dari sistem
manajemen
perusahaan
dalam
rangka
untuk
mengendalikan
resiko
operasi
pertambangan
(K3
Pertambangan
dan
KO
Pertambangan).
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan wajib diterapkan oleh
semua perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang meliputi
perusahaan pertambangan dan perusahaan jasa pertambangan. Dalam
pelaksanaan SMKP ini, perusahaan wajib melakukan audit internal minimal 1
(satu) tahun sekali, dan apabila diperlukan maka KAIT (Kepala Inspektur
Tambang) dapat meminta untuk dilakukan audit eksternal dari badan yang
telah terakreditasi. Laporan hasil audit internal maupun eksternal harus
dilaporkan ke KAIT paling lambat 14 hari kerja sejak audit selesai.
Perusahaan yang tidak melaksanakan SMKP akan dikenakan sanksi.
Adapun sanksi tersebut dapat berupa sanksi peringatan tertulis, penghentian
sementara sebagian atau seluruh kegiatan operasional dan pencabutan izin
usaha.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik mengambil
topik Kondisi Terkini Departemen Tambang Untuk Menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Terciptanya kondisi kerja tidak aman dan tindakan tidak aman dalam
suatu unit kerja akan memicu terjadinya kecelakaan kerja.
2. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja karyawan yang ada
belum dapat berjalan dengan baik karena kurangnya kesadaran karyawan
untuk mematuhi aturan-aturan yang ada.
3. Masih banyak karyawan yang bekerja tanpa menggunakan alat pelindung
diri (APD) lengkap sesuai dengan standard operating procedure (SOP)
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4. Belum dilakukannya evaluasi penerapan (audit internal) oleh PT. Semen
Padang sebagai salah satu perusahaan pertambangan sebagaimana diatur
oleh Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP Minerba) akan
memicu datangnya sanksi yang tegas dari pihak pemerintah.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan
penulisan skripsi ini, maka masalah pokok yang akan dibahas adalah sejauh
mana penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara (SMKP
Minerba) pada departemen penambangan di PT. Semen Padang.
D. Rumusan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah, maka penulis dapat merumuskan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang
di PT. Semen Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan
dan tingkat keparahan kecelakaan?
2. Apasajakah faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada
departemen tambang di PT. Semen Padang?
3. Sejauh manakah persentase penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014
tentang Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara (SMKP Minerba) pada departemen tambang di PT. Semen
Padang dalam rangka menurunkan angka kecelakaan kerja?
E. Tujuan Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah, maka penulis menguraikan tujuan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang di
PT. Semen Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan dan
tingkat keparahan kecelakaan.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada
departemen tambang di PT. Semen Padang.
3. Mengetahui persentase penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014
tentang Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara (SMKP Minerba) pada departemen tambang di PT. Semen
Padang.
F. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian ini, manfaat yang ingin penulis dapatkan
adalah:
1. Skripsi ini mampu menjadi tulisan yang berguna bagi perusahaan untuk
lebih meningkatkan sistem manajemen keselamatan pertambangan
kedepannya.
2. Skripsi ini bisa dijadikan sebagai bahan pendukung untuk penelitianpenelitian selanjutnya.
3. Sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengalaman khusus dalam
mengungkapkan,
mengkaji,
dan
menganalisis
serta
menjawab