JUDUL
Kondisi Terkini Departemen Tambang Untuk Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan (SMKP) Berdasarkan PERMEN ESDM No. 38 Tahun 2014
di PT. Semen Padang
NEARMISS
KETERANGAN
No
Nama
Harta /
Benda
DK-18
11-Jan-15
PBM
12-Jan-15
PBM
EH-04
Atap
bangunan
ABI
22-Jan-15
PAT
GC-02
8-Apr-15
PBM
DK-14
15-Apr-15
PBM
MS-02
17-Apr-15
PABT
DK19
22-Apr-15
PBM
DK17
3-Mei-15
PBM
Tanggal
Unit
Kerja
Area
DK17
4-Mei-15
PBM
10
DM03
7-Mei-15
PBM
11
EK04
15-Mei-15
PBM
12
DK19
20-Mei-15
PBM
13
Mobil air
galon
22-Okt-15
PBM
Deskripsi kejadian
Kaca spion depan kiri
tersenggol unit DK17
Terkena longsoran
silika di front silika pit
limit karang putih
Pecahan hyd
coupling area Raw
Mill Ind 23 meledak
Housing transmisi
pecah
Guard engine
bengkok ke atas krn
menghindari batu
Rem tidak berfungsi
di area pit limit
Amblas di hopper
Mosher 2
Terperosok di jalan
hauling
Steering lose saat
bermuatan pada
turunan jalan ke LSC
3B
Dump Truck DC08
mundur menabrak
Alat Bor DM03
Handrail depan
kanan bengkok
karena kejatuhan
batu saat operasi
DK19 mundur
melindas batu,
suspensi RH depan
keluar, hose T/M
bocor
Mobil Strada mundur
menabrak mobil air
galon
proses
RINGAN
Syafrinal
Rotor disc
LSC-3B
23-Feb15
PAT
Benny
Hadiasman
Lemari
mushola
ABI
25-Jun-15
PAT
Kunci baut
roda
29-Okt-15
PPET
Dari tabel laporan kecelakaan kerja pada PT. Semen Padang dalam penambangan
batu kapur terlihat bahwa kecelakaan kerja masih banyak terjadi. Hal ini mungkin
dikarenakan kondisi kerja tidak aman, tindakan tidak aman, sistem manajemen yang
masih perlu diperbaiki atau mungkin karena sebab lainnya. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian terhadap penyebab kecelakaan kerja tersebut kemudian perlu di
evaluasi apakah sistem manajemen pertambangan pada PT. Semen Padang sudah sesuai
dengan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014.
Berdasarkan PERMEN ESDM No. 38 Tahun 2014 yang mengatur tentang
Penerapan Sistem Manajemen dan Keselamatan Pertambangan (SMKP) maka ada
banyak hal yang harus dipatuhi agar terciptanya kondisi kerja yang aman dan nyaman
bagi karyawan. SMKP merupakan sistem manajemen yang menjadi bagian dari sistem
manajemen perusahaan dalam rangka un/tuk mengendalikan resiko keselamatan
pertambangan yang terdiri dari k3 pertambangan dan keselamatan operasi pertambangan
(K3 Pertambangan dan KO Pertambangan).
Dalam pelaksanaan SMKP ini, perusahaan wajib melakukan audit internal minimal
1 (satu) tahun sekali, dan apabila diperlukan maka KAIT dapat meminta untuk dilakukan
audit eksternal dari badan yang telah terakreditasi. Laporan hasil audit internal maupun
eksternal harus dilaporkan ke KAIT palng lambat 14 hari kerja sejak audit selesai.
Elemen-elemen yang terdapat dalam SMKP ada 7 (tujuh) elemen. Adapun elemenelemen tersebut adalah: kebijakan, perencanaan, organisasi dan personel, implementasi,
evaluasi dan tindak lanjut, dokumentasi, dan tinjauan manajemen.
Perusahaan yang tidak melaksanakan SMKP akan dikenakan sanksi. Adapun
sanksi tersebut dapat berupa sanksi peringatan tertulis, penghentian sementara sebagian
atau seluruh kegiatan operasional dan pencabutan izin usaha.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik mengambil topik Kondisi
Terkini
Departemen
Tambang
Untuk
Menerapkan
Sistem
Manajemen
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Kejadian kecelakaan kerja pada PT. Semen Padang cukup sering terjadi
2. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pekerja
maupun bagi perusahaan pertambangan
3. Perlunya melakukan evaluasi penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 yang
mengatur tentang Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) di PT.
Semen Padang.
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini,
maka masalah pokok yang akan dibahas adalah sejauh mana penerapan Permen ESDM
No. 38 Tahun 2014 pada departemen penambangan di PT. Semen Padang.
E. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang di PT.
Semen Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan dan tingkat
keparahan kecelakaan?
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat resiko kecelakaan kerja pada departemen tambang di PT. Semen
Padang dengan menghitung angka kekerapan kecelakaan dan tingkat keparahan
kecelakaan.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di Departemen
Tambang PT. Semen Padang.
3. Mengetahui persentase penerapan Permen ESDM No. 38 Tahun 2014 di Departemen
Tambang PT. Semen Padang?
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumbangan terhadap bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Pertambangan sesuai Permen ESDM No. 38
Tahun 2014.
2. Menambah
wawasan
bagi
Mahasiswa
Teknik
Pertambangan
mengenai
pertambangan.
H. DASAR TEORI
Dunia Tambang saat ini telah memiliki Peraturan mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan (SMKP) sesuai dengan Permen ESDM Nomor 38 Tahun
2014. Sesuai dengan Permen ESDM Nomor 38 tahun 2014 (Permen 38), SMKP
(selanjutnya disebut SMKP Minerba) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko keselamatan pertambangan yang
terdiri atas keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan operasi
pertambangan. Salah satu pertimbangan terbitnya Permen 38 ini adalah dalam rangka
menjamin pekerja tambang yang selamat dan sehat serta operasional tambang yang
aman, efisien dan produktif dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. Didalam
peraturan ini dijelaskan mengenai apa itu Keselamatan Pertambangan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan (K3 Pertambangan) dan Keselamatan Operasi
Pertambanganan (KO Pertambangan).
Menurut Permen ESDM No. 38: Keselamatan Pertambangan adalah segala
kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan dan
keselamatan operasional pertambangan K3 Pertambangan adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi pekerja tambang agar selamat dan sehat melalui upaya
pengelolaan keselamatan kerja, kesehatan kerja, lingkungan kerja dan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
Keselamatan Operasional Pertambangan adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi operasional tambang yang aman, efisien dan produktif melalui upaya,
antara lain pengelolaan sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana,
prasarana, instalasi, kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan pertambangan,
kompetensi tenaga teknik, dan evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan.
2.
3.
Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, nyaman, dan efisien untuk
meningkatkan produktivitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya di bidang pertambangan menjadi
aspek penting dalam kegiatan usaha pertambangan karena memiliki risiko tinggi
terjadinya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja. Namun permasalahan tersebut
dapat
dicegah
dengan
melakukan
penerapan
sistem
manajemen
keselamatan
pertambangan yang efektif dan efisien. Berbagai peraturan telah dibuat, adapun
peraturan tentang K3 tambang yang terbaru adalah Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 38 Tahun 2014 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan
atau
disebut
SMKP
Minerba
yang
mewajibkan
perusahaan
menerapkannya.
Kebijakan
2.
Perencanaan
3.
4.
Implementasi
5.
6.
Dokumentasi
7.
Tinjauan Manajemen
Ketentuan Umum
2.
3.
4.
5.
6.
Sanksi Administratif
7.
10
2.
3.
Elemen organisasi dan personel meliputi: penyusunan dan penetapan STO, tugas,
tanggung jawab dan wewenang, penunjukan KTT, PJO, bagian K3 dan KO,
pengawas operasional & teknik, tenaga teknik khusus, komite keselamatan, Tim
ERT, seleksi & penempatan, diklat & kompetensi, penyusunan & penetapan
komunikasi keselamatan, kelola admin, pendokumentasian partisipasi, konsultasi,
motivasi & kesadaran penerapan SMKP.
11
4.
5.
6.
7.
12
I.
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini, maka
penelitian ini tergolong penelitian deskriptif. Menurut Lufri dalam Androl Subasri
(2015: 45), penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu
gejala, fakta, peristiwa, atau kejadian yang akan atau telah terjadi. Penelitian ini
bertujuan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
penerapan
Sistem
Manajemen
13
2.
Variabel Penelitian
Menurut Sugiono dalam Vikri Helmi (2015: 61), Variabel penelitian
merupakan suatu atribut atau sifat dari atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah karyawan PT. Semen Padang
pada Departemen Tambang dalam menerapkan SMKP untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja.
3.
14
4.
J.
TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian tugas akhir adalah di PT. Semen Padang, Kelurahan Indarung,
Kecamatan Lubuk Kilangan , Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.
15
K. WAKTU PELAKSANAAN
Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2016 sampai 3 Juni 2016.
Kegiatan
1
Orientasi Lapangan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
16
MULAI
STUDI LITERATUR
ORIENTASI LAPANGAN
PENGUMPULAN DATA
DATA SKUNDER
DATA PRIMER
1.
2.
1.
2.
Pengamatan
Wawancara
Kebijakan manajemen K3
Data kecelakaan kerja
Departemen Tambang
Analisis Data
PEMBAHASAN
17