Anda di halaman 1dari 2

JELITA ANGGRAINI Guru pembimbing : ibuk umi

X MIPA 1

B.INDONESIA

CERITA RAKYAT

Judul: TAMAN BIDADARI ( Rammang-rammang)

Rammang-rammang adalah perkampungan kecil yang berada di pedalaman hutan. Kampung ini
dinamakan Rammang-rammang karena disana terdapat pohon nipa (bahasa Makassar) yang tumbuh
disepanjang pesisir sungai pute. Pohon yang banyak inilah yang dinamakan Romang. Sehingga
masyarakat yang hidup disana menamakan kampung Rammang-rammang.

Pada suatu hari seorang kakek tua yang hidup sebatang kara, istriny telah lama meninggal.
Rumahnya tidak jauh dari kampung Rammang-rammang. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil yang
hampir hancur dimakan usia masih saja ditempatinya. Gubuk itu terbuat dari pohon yang
dikumpulkan nya sendiri, tak jarang jika musim hujan harus memperbaikinya kembali, karena
sewaktu-waktu angin kencang dan hujan deras dapat menghancurkan tempat tinggalnya.

Saat pagi buta, Matahari belum menampakkan sinarnya, rerumputan hijau masih diselimuti
embun pagi. Sebuah kebiasaan yang perlu dilakukan bagi kakek yang hidup seorang diri adalah
mengumpulkan ranting pohon dan mengambil singkong. Singkong kemudian dimasak dengan
menggunakan ranting pohon yang dijadikan sebagai makanan pokok. Pada saat mencari kayu bakar
si kakek mendengar suara seseorang yang sedang tertawa dari dalam hutan. Dengan penuh
keheranan, si kakek mencari sumber suara tersebut.

Dari kejauhan Kakek melihat beberapa perempuan cantik yang sedang asik mandi di kolam kaki
gunung. Sekalipun perempuan itu tidak pernah dilihat nya, dan tampak asing dengan pakaian yyang
digunakan nya layaknya seorang putri kerajaan. Kakek mengusap matanya, mencubit pipi dengan
kedua tangannya. “Apakah aku sedang bermimpi!! ” kata kakek tua yang keheranan. Disamping itu,
tampak dua hewan besar disisi pintu masuk kolam. Kalajengking dan ular besar bagaikan pengawal
para putri yang sedang mandi. Anehnya ditempat ini tidak ada kerajaan, hanya ada perkampungan
kecil didalam hutan. Melihat kejadian itu si kakek terkejut, buru- buru pergi meninggalkan kolam
tempat mandi para Putri itu. Langkah kaki kakek tidak pernah berubah, pandangannya fokus pada
satu titik yaitu kearah depan.

Setelah beberapa hari si Kakek kembali mencari ranting pohon dihutan. Suara perempuan itu
tampak terdengar lagi. Si kakek kembali mendekat kearah kolam, tempat mandi para wanita
misterius itu, saat berada disana tidak ada seorang pun, para putri dan dua hewan itu tampak hilang.
Batu disekitar kolam tampak kering, tidak ada tanda-tanda seseorang yang datang kemari.

Setiap kali si kakek kehutan mencari kayu bakar. Pasti mendengar suara perempuan yang sedang
mandi, tapi ketika ditemui malah menghilang. Bukan cuman kakek seorang yang pernah
mengalaminya tapi sudah ada beberapa masyarakat kampung Rammang-rammang yang pernah
mendengarkan langsung suara itu. Sehingga masyarakat disana menamakan kolam tersebut sebagai
TAMAN BIDADARI. Tempat para bidadari singgah untuk mandi.

Air dikolam tempat para putri itu mandi adalah sumber mata air yang sangat jernih. Saking
jernihnya dapat dilihat dasar kolam yang dekat dari mata. Ukuran kedalaman kolam lebih dari 10
meter. Terdapat gunung- gunung kecil yang mengelilingi kolam, terdapat juga dua gua yang menurut
pendapat masyarakat berhubungan langsung dengan laut lepas, dan yang satunya bersambung
dengan sungai pute.

Sampai sekarang taman bidadari itu masih dipercaya sebagai tempat mandi para bidadari.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai