Anda di halaman 1dari 2

Mata Air dan Pohon Tamarunang

Menurut cerita ,dahulu kala ada sesorang pesuruh yang bernama Lagaricci
diperintahkan untuk berburu kijang dihutan oleh sang pemimpin yang bernama Patta Nulung.
Sang pemimpin berpesan kepada bawahannya itu “oe Lagaricci,parikorongi ma’rerea,nampa
numminro punna nuguppai” artinya “dengarla lagaricci,carilah makanan untuk
dimasak,kamu bisa pulang jika sudah mendapatkan apa yang diperintahkan”.

Sebelum melakukan perburuan Lagaricci menyiapkan alat-alat yang akan dibawah


untuk berburu. Perburuan dilakukan dengan menggunakan kuda. Namun pada hari pertama
Lagaricci berangkat belum mendapatkan hasil buruannya sehingga memutuskan untuk
beristirahat didekat 3 pohon . Dekat pohon itu terdapat pula mata air yang yang ada dihutan
tersebut. Pohon-pohon itu bernama Bakang (kayu)Bintatoeng, Bakang Didi dan Bakang
Pintong. Lagaricci memperhatikan pohon bakang bintatoeng ini. Dia merasa aneh melihat
buah yang jatuh dari pohonnya.Buah dari bakang bintatoeng tidak jatuh kecuali dengan
tangkai kecilnya. Setiap buah yang jatuh dari pohon tersebut pasti disertai dengan tangkai
kecilnya. Berhari-hari dia berada didalam hutan melakukan perburuan sesuai dengan perintah
pemimpinnya. Ketika perburuan sudah medapatkan hasil ,diapun kembali menghadap
pemimpinnya dan mengabarkan bahwa diwilayah perburuannya dia melihat kejadian unik
yaitu ada pohon yang buahnya tidak jatuh melainkan dengan tangkainya.Dan di sekitar
pohon itu terdapat mata air yang digunakan untuk bertahan hidup selama berburu

Mendengar kabar itu Patta Nulung meminta “eranga mange ri tamarunanga” artinya
“bawa saya ke tempat pohon yang buahnya tidak jatuh kecuali dengan
tangkainya”.Sesampainya di sana Patta Nulung mendapatkan firasat bahwa wilayah ini bisa
di jadikan tempat tinggal karena tanah ini merupakan tanah yang subur dan terdapat mata air.

Saat ini pohon tersebut menurut para warga sekitar sudah tumbang dan yang tersisa
hanyalah mata air yang dijadikan sumur dan di beri nama sumur Tamarunang.Mata air ini
tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau yang berkepanjangan.Bahkan pada
musim kemarau air yang dikeluarkan semakin banyak.Saat ini banyak mitos yang
berkembang pada masyarakat kampung ini bahwa sumur tersebut memberikan tanda ketika
air sumur berubah menjadi keruh akan terjadi hujan lebat yang mengakibatkan
banjir.Seiring berjalannya waktu di sekitaran wilayah ini banyak di temukan sumber mata air
yang berpotensi dikelolah menjadi tempat pariwisata alam. Salah satu wisata alam yaitu
Eremerasa.Jaraknya 16 Km dari ibu kota Bantaeng kearah utara.Permandian alam Eremerasa
merupakan sebuah kolam renang.Air yang mengisi kolam tersebut merupakan air yang
keluar dari dari kaki gunung Lompobattang.

Tamarunang menjadi sebuah wilayah yang sangat nyaman untuk dihuni. Karena
wilayahnya masih menyediakan hutan yang asli sehingga membuat udaranya sejuk.
Tamarunang kini dikenal sebagai nama dusun di salah satu desa,tepatnya desa Barua.Desa
Barua berada di Kecamatan Eremerasa tepatnya dibagian utara Kabupaten Bantaeng.Saat ini
nama Tamarunang di jadikan salah satu nama perumahan yang ada di Kabupaten Bantaeng .
Asal Mula Eremerasa

Tidak asing lagi di telinga kita kata Eremeresa,salah satu tempat wisata yang sangat
diminati masyarakat baik dari Bantaeng maupun dari luar daerah.Jaraknya 16 km dari ibu
kota Bantaeng kearah utara. Permandian alam Eremerasa merupakan sebuah kolam
renang .Air yang mengisi kolam tersebut merupakan air yang keluar dari kaki gunung
Lompobattang ,keluar dari tanah,akar tunggang pohon dan bebatuan lalu di buatkan saluran
pipa. Sekeliling kolam tersebut di tumbuhi pohon- pohon raksasa yang membuat udara sejuk.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar Eremerasa


memaparkan bahwa keberadaan Eremerasa memiliki legenda tersendiri.

“Suatu ketika.,ada seorang putri cantik dari negeri kayangan yang turun mandi di air
yang terpancar di kaki gunung itu. Putri cantik itu bernama Daeng Bulaeng. Itulah sebabnaya
Eremerasa di sebut je’ne bulaeng(air emas).Demikian halnya air yang tersembur keras
keluar,sehingga warga setempat memberi nama Eremerasa yang artinya air yang terhempas
keluar.Memasuki area permandian ,menurut kepercayaan orang-orang tua dulu,mandi di
Eremerasa bisa membuat badan kita menjadi segar dan awet muda. Kita juga di larang
takabbur serta jangan merusak lingkungan misalnya menebang pohon atau perilaku lain
yang tidak sejalan dengan etika budaya kita. Daeng bulaeng atau sering di sapa Amma’
Bulaeng yang menjaga kemurnian air itu agar tetap bersih dan sehat untuk di komsumsi
sebagaimana dengan emas (bulaeng ) yang terjaga kemurniannya. Konon kabarnya Amma
bulaeng yang sudah lama bermukim di sekitar Eremerasa duduk disebuah batu dan
menghilang di atas batu tersebut.Batu tersebut kini di keramatkan dan di jadikan saukang
(tempat yang di keramatkan ).

Anda mungkin juga menyukai