Anda di halaman 1dari 2

METATU

A.ASAL USUL DESA METATU


Desa Metatu bermula dari telaga desa metatu.Telaga ini pernah menjadi
tempat peristirahatan pasukan Giri yang sedang mengadakan perjalanan ke
Majapahit.Karena mereka memerlukan persediaan air untuk menghilangkan
dahaga,kebutuhan mandi untuk membersihkan, dan menyegarkan tubuh dan
kebutuhan wudhu untuk melaksanakan kewajiban sholat karena kerajaan Giri
sudah menganut ajaran Islam.Dan telaga itu menjadi tempat ideal untuk tempat
peristirahatan,para pengembara melakukan perjalanan.
Posisi telaga tersebut tidak jauh dari jalan utama,telaga tersebut
tersembunyi oleh pohon-pohon besar,sehingga apabila ada rombongan pasukan
lain yang lewat,akan dengan mudah diketahui tanpa keluar dari tempat
peristirahatan.Telaga terletak diluar pemukiman,menjadi tempat yang aman dari
gangguan

orang

luar

dan

dapat

digunakan

untuk

mengatur

strategi

perjalanan.Permukiman pertama desa ini adalah kampung lama yang pertama kali
dihuni penduduk, terletak di sebelah barat gapura, yang sekarang dihuni RT.01
RW.01 Desa Metatu.Pagi pun menjelang,perjalanan ke Majapahit akan di
lanjutkan.Setelah semua prajurit sudah lengkap rombongan berangkat menuju
majapahit.
Setelah beberapa waktu perjalanan, Sang Patih (pemimpin pasukan)
menyadari

bahwa

mahkotanya

tertinggal

ditelaga

Desa

Metatu.

Dia

memerintahkan punakawan, Ki Ageng Arem-arem (pembantu sang patih) untuk


kembali ke telaga. Sedangkan pasukan Giri tetap melanjutkan perjalanan.Menurut
legenda, Ki Ageng Arem-arem kembali ke telaga dan mencari mahkota.Dia
mencari di setiap sudut sekitar telaga,warga menyebutnya pohon Mbet sejenis
pohon otok.Selain itu terdapat pohon besar lainnya yaitu Randu Alas. Pohonpohon tersebut pada zaman Kolo Bendu (hutan belantara) tumbuh besar.
Diameter batangnya melebihi 5 orang dewasa yang bergandengan tangan
melingkar.

Setelah disekeliling telaga tidak ditemukan mahkota yang dicari.


Akhirnya dia memutuskan untuk mencari kedalam air. Dia menyusuri telaga dari
tepi, berkeliling memutar tepian telaga. Namun tidak di temukan mahkota yang di
cari.Akhirnya dia memutuskan untuk mencari lebih ke tengah, yang lebih dalam
dengan menyelam. Menurut legenda setelah beberapa lama menyelam, Ki Ageng
Arem-arem tidak pernah muncul dari dalam air. Beliau tenggelam bersama
mahkota Sang Patih di dasar telaga Metatu.
Pohon mbet dalam bahasa jawa artinya ambles atau menancap.Konon, Ki
Ageng Arem-arem tubuhnya ambles di tanah telaga. Atas peristiwa itu, desa ini
dikenal dengan nama Mbetatu.Lalu lambat laun berubah menjadi Metatu,

NAMA :MUKHTAR NUR AL AFDHONY


KELAS:X-MIA4
NO

:22

Anda mungkin juga menyukai