------------------------------------------------------------
PENGUJIAN KARAKTERISTIK
PHASE FAILURE RELAY(PFR)
Oleh :
NRP : 1303197003
Dosen :
SURABAYA
2021
PERCOBAAN 7
PHASE FAILURE RELAY(PFR)
I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini, dihararapkan mahasiswa dapat :
1. Mengerti fungsi dan cara kerja dari PFR.
2. Mengerti cara pemasangan PFR dengan baik.
3. Mengaplikasikan PFR dalam dunia industry.
Pada kebanyakan motor bentuk dari operasi yang tidak normal adalah
bekerjanya motor dengan beban mekanis yang berlebihan (overload). Overload
dapat terjadi dikarenakan pembebanan lebih yang dibebankan langsung pada
motornya, atau dapat juga dikarenakan turunnya tegangan dan frekuensi pada
sistem power supply-nya, dimana terjadi pada saat motor beroperasi hanya
dengan dua phase saja karena phase satunya tidak bekerja.Untuk mencegah
hilangnya phase yang akan mengakibatkan timbulnya panas yang tinggi
(overheating) pada kumparan dan isolasi serta akan memperpendek umur pakai
(lifetime) dari kumparan tersebut, maka dipakailah suatu relay pengaman
kegagalan phase yakni PFR (Phase Failure Relay).
Kehilangan phase untuk waktu yang cukup lama dapat Pada beberapa aplikasi
mungkin kehilangan ataupun kegagalan phase dapat berakibat fatal baik pada
sistem umumnya dan pada motor khususnya. Beberapa penyebabnya bisa karena
Supply tegangan yang dibangkitkan ataupun distribusi tegangan yang dikirim tidak
memenuhi rating yang diinginkan sistem atau bahkan telah terjadi yang sifatnya
murni karena perangkat atau penghantar yang rusak akibat buruknya perawatan.
Kehilangan phase untuk waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan kerusakan
pada peralatan terutama kumparan motor yang imbasnya akan berkurangnya
umur pakainya. Dengan adanya PFR, dampak dari kehilangan ataupun kegagalan
phase dapat dihindari sekecil mungkin.
Spesifikasi :
• Undervoltage Adjustment:
75 to 100% of nominal voltage
• Phase Unbalance Detection:
Greater than 10%
• Maximum Power Consumption:
8430MPS–5.0 VA (240 V), 5.5 VA (480 V) 8430MPD–5.0 VA (120 V),
5.5 VA (240 V), 6.5 VA (480 V), 7 VA (600 V)
• Transient Spike Protection:
5000 volts for 50 microseconds
• Temperature Rating:
Operating: -5 to 50 °C (23 to 122 °F)
Storage: -20 to 70 °C (-4 to 158 °F)
• Screw Tightening Torque:
8430MPD Relay: 7–9 lb-in (0.8–1.0 N•m) 8501NR51, 52 or 82 sockets:
7–9 lb-in (0.8–1.0 N•m)
• Wire Range: 8430MPD Relay :
One or two #18 to #14 AWG Copperwire (75 °C insulation or higher)
8501NR Sockets:One or two #12 to #22 AWG Copper wire (75 °C
insulation or higher)
• Pick-up Time:
Typically 0.1 seconds when correct three-phase voltage is applied
• Drop Out Time :
Typically 3 seconds for any incorrect voltage condition.
2. RSTC
RSTC dapat memonitor kesalahan urutan phase. RSTC akan mengukur
pada supply tegangan 3 phase dan dioperasikan pada segala kondisi. Relay
akan bekerja jika terdapat kondisi kesalahan pada sistem. Relay akan menunda
(delay) waktu untuk memutuskan rangkaian sistem untuk menghindari interupsi
yang sangat rendah atau kegagalan sesaat lainnya. PFR ini diproduksi oleh
PSK. Electric.
Mengapa terputusnya satu atau dua phase dari sumber harus diamankan?
Kembali pada prinsip dasar instalasi listrik yang sudah kita pelajari
bahwa sumber 3 phasa diharapkan mempunyai arusbeban yang seimbang
pada setiap phasanya yaitu IS= IR= IT sehingga apabila suatu system tenaga
listrik pada satu atau dua phase tergangu maka akan terjadi perubahan arus
phase yang tidak terganggu ( lebih besar ). Misalnya phase R terputus saat
proses produksi dengan bebanmotor maka dengan otomatis kumparan motor
pada phase R tidak di supply arus listrik sehingga impedansi motor yang
tadinya seimbang menjadi sedikit pincang ( lebih kecil). Karena impedansi
motor menjadi lebih kecil maka arus yang masuk pada motor akan menjadi
lebih besar. Jika gangguan ini tidak segera dicegah maka motor akan terbakar
bahkan jika gangguan ini terjadi dalam waktu yang lama akan bisa merusak
peralatan listrik yang ada disekitar motor.Sebuah PFR, dengan membatasi nilai
overcurrent, akan sangat berguna untuk :
+12V
R3
R R8 10k
150k
V1 U1
D2
S R6 R5 R2
7
150k 150k 1k 3 Q1
BY127 6 NPN
V3PHASE RV1 2
T R7 R1
150k 1k
4
1
5
50%
741
+88.8 C1 M1
mV
32uF RL1 12V
R4 12V
50k 3.8k D1
DIODE
V2
12V
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 7.7 seperti diatas.
2. Cek apakah sambungan rangkaian phase pada motor sudah benar.
3. Cek apakah urutan phase R-S-T sudah benar pada motor dan relay.
4. Setting sensitifitas PFR pada kondisi minimum.
5. Cek apakah relay sudah mendapat sumber 1 phase 220 V.
6. Inputkan sumber tiga phase untuk motor.
7. Dimisalkan push button 1,2 dan 3 sebagai gangguan phase.
8. Tekan push button 1, dan catat apa yang terjadi.
9. Tekan push button 2, dan catat apa yang terjadi.
10. Tekan push button 3, dan catat apa yang terjadi.
11. Kemudian tekan dua buah push button, dan catat apa yang terjadi.
12. Ubah setting sensitifitas PFR pada kondisi maximum.
13. Kemudian lakukan langkah 8 sampai 11.
+12V
R3
R R8 10k
150k
V1 U1
D2
S R6 R5 R2
7
150k 150k 1k 3 Q1
BY127 6 NPN
V3PHASE RV1 2
T R7 R1
150k 1k
4
1
5
50%
741
+88.8 C1 M1
mV
32uF RL1 12V
R4 12V
50k 3.8k D1
DIODE
V2
12V
VII. HASIL SIMULASI
1. Phasa R Hilang
2. Phasa S Hilang
3. Phasa T Hilang
4. Phasa RS Hilang
5. Phasa ST Hilang
6. Phasa RT Hilang
7. Tidak ada Phasa yang hilang
IX. ANALISA
Praktikum kali ini berjudul Phase Failure Relay (PFR) yang dilakukan dengan
menggunakan simulasi software Proteus. Dalam Praktikum ini, bertujuan untuk
mengetahui karakteristik pengujian, fungsi dan cara kerja, cara pemasangan, dan
pengaplikasian industri dari Phase Failure Relay (PFR).
Phase Failure Relay adalah komponen yang digunakan untuk mengawasi
perubahan kondisi tegangan listrik 3 fasa yang bekerja pada suatu rangkaian
listrik. Di dalam alat ini dilengkapi sebuah relay yang berkerjanya apabila ada
beberapa fasa yang lepas maupun kurang kencang dan membuat pendistribusian
tegangan dan arus menjadi tidak Signifikan. PFR ini terdapat sistem toleransinya
jadi bilamana ada satu fasa yang lepas maupun kurang kencang, alat ini tidak akan
langsung memutus aliran namun akan membaca terlebih dahulu berapa besar
drop tegangan atau selisih sudut atau tegangan antar fasanya. Apabila masih
dibawah batas toleransi, maka arus akan dapat terus mengalir ke beban dan relay
tidak akan memutus rangkaian.
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, saat salah satu fasa atau beberapa
fasa hilang maka PFR akan langsung memutus aliran arus ke motor. Hal ini
dikarenakan tidak adanya toleransi sudut keseimbangan fasa di proteus. Sehingga
saat ada salah satu fasa yang hilang, PFR akan langsung memutus arus. Jadi,
PFR dapat menjalankan sesuai dengan fungsinya yaitu memutus hubungan saat
salah satu fasa terjadi gangguan. Dan simulasi yang telah saya lakukan telah
sesuai dengan cara kerja dan fungsi PFR pada nyatanya. Yaitu ketika terjadi
ketidakseimbangan sudut phase, maka kontak NO, NC dari alat ini akan
berkerja.semisal yang anda pasang adalah no maka akan menutup dan
sebaliknya.
X. KESIMPULAN
Dari percobaan kali ini yang berjudul pengujian Phase Failure Relay (PFR)
didapat beberapa kesimpulan yaitu :