2. Riki Afrizal
3. Milatiara
4. Marlinda Pilipus
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN :
Latar Belakang…………………………………………………………………………
Masalah Pokok…………………………………………………………………………
Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN :
Pengertian Hipokondriasis……………………………………………………………..
Penyebab Hipokondriasis……………………………………………………………...
Gejala Hipokondriasis…………………………………………………………………
Kesimpulan…………………………………………………………………………….
DAFTAR KEPUSTAKAAN.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa di latar belakangi oleh berbagai
permasalahan kehidupan yang di hadapi oleh setiap individu, beberapa dekade terakhir, makain
banyak pasien yang mencari pertolongan medis dengan harapan dapat menghilangkan keluhan-
keluhan fisiknya, sementara dokter yang menanganinya tidak menumuhkan organiknya.
Organisasi Kesehatan dunia (WHO) mencatat depresi adalah gangguan mental yang
umum terjadi di antara populasi.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Berdasarkan pertanyaan penulisan diatas, maka tujuan dari penulisan ini ialah untuk
melihat “apakah semakin tingi tingkat kecemasan maka semakin muda seseorang mengalami
Hipokondriasis?”
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hipokondriasis
Nevid, Spencer & Greene (2005) menjelaskan bahwa Hipokondriasis merupakan salah
satu gangguan somatoform yang berfokus atau takut akan sebuah gejalah fisik yang sedang
dialami merupakan sebuah akibat dari suatu penyakit yang sangat serius seperti penyakit jantung
dan kangker. Focus pada gejalah dan rasa takut yang dialami oleh individu bersangkutan telah
diyakinkan secara medis bahwa ketakutan yang sedang dialaminya tidak memiliki dasar atau
dengan kata lain ketakuitan tak berdasar.
Berdasarkan uraian mengena definisi hipokondriasis diatas, maka dapat ditarik seuah
kesimpulan yaitu hipokondrasis adalah salah satu gangguan somatoform yang dialami oleh
individu yang memiliki riwayat penyakit serius sehinga individu bersangkutan memiliki
keyakinan bahwa segala bentuk perubahan fisik seperti berkeringat, pusing, nyeri merupakan
sebuah awal dari gejala penyakit serius seprti kanker dan gangguan jantung. Keyakinan tersebut
mempergaruhi kondisi kehidupan sehari-harinya dan mereduksi fungsi sosial dari individu dan
bahkan mempengaruhi pekerjaan. Individu dengan hipokondriasis akan membutuhkan
pemeriksaan dan jelas medis mengenai keluhannya tersebut namun cenderung menolak
penjelasaan medis dan pemeriksaan yang diterima serta menganggap bahwa bentuk perubahan
fisik yang dialaminya merupakan bukti bahwa dirinya sedang terkena penyakit serius.
Seligman, walker & rosenhan (2001) memetakan hipokondriasis sebagai sebuah perilaku
“endlessy worried about minor physical symptoms”. Individu yang memiliki kecenderungan
hipokondriasis merasa terus khawatir berkelanjutan akan segala bentuk perubahan kecil atau
gejala ringan pada kondisi jasmaninya.
Dalam APA, DSM-IV (1994) juga disebutkan bahwa pemikiran atau keyakinan akan
kepemilikan sebuah penyakit tertentu ini bersifat tidak delusional layaknya delusional disorder
dan berbagai jenis somatisasi lain, serta berbeda dengan kondisi serupa body Dismorphic
disorder. Selain itu hipokondriasis tidak dapat diklarifikasikan secara umum kepada Anxiety,
disorder, obsesicecomplusive disorder, panic disorder, major depressivor episode, separation
anxirty, dan segala bentuk-bentuk lain dari somatoform disorder. Berhubungan dengan
kesadaran(insight) yang lemah, individu bersangkutan tidak mengenali dan tidak menyadari
bahwa kekhawatiran dan perhatian terhadap kepemilikan sebuah penyakit merupakan hal yang
berlebihan dan tidak beralasan.
Menjelaskan bahwa preokupasi atau keterpakuan terhadap perubahan yang terjadi pada
jasmaninya tidak berada pada tingkat berkhayal. Penjelasan tersebut bermakna bahwa individu
dengan hipokondriasis tidak secara sadar atau tidak mengenali bahwa segala bentuk
kekhawatiran dan ketakutannya adalah hal yang tidak berdasar dan merupakan suatu keluhan
yang dibesar-besarkan. Menunjukan bahwa tidak terdapat unsur pura-pura atau sengaja
mengeluh sakit padahal sebenarnya tidak sakit, dengan kata lain individu dengan hipokondriasis
akan merasa yakin bahwa perubahan fisik yang dialaminya seperti keringat dan detak jantung
kencang merupakan bukti bahwa dirinya sedang mengalami suatu prnyakit kronis.
Hipokondriasis sangat berbeda dengan malingering karna pada hipokondriasis walaupun
terdapat kemungkinan khayalan seperti anggapan keluhan yang terlalu dibesar-besarkan, namun
keluhan tersebut bukan merupakan perilaku berpura-pura.
3. Penyebab hipokondriasis
Tanda-tanda dan gejala dari hipokondriasis dapat bervariasi antara satu orang dengan orang
lainnya. Beberapa tanda dan gejala hipokondriasis umum meliputi:
Gangguan hipokondriasis ini memang masuk kedalam penyakit psikologis yang cukup kronis.
Gangguan ini tentunya bisa terjadi pada siapa pun. Kondisi kronis tersebut tentunya akan terjadi
cukup lama, bahkan ada juga yang sampa bertahun-tahun lamanya, namun sayangnya nbanyak
juga yang memperhambat penyembuhannya karna menyangkut dengan keyakinan bahwa adanya
gejala penyakit fisik tertentu yang dikhawatirkannya.
Untuk pengobatang gangguan hipokondriasis ini sebenarnya bisa dikatakan sulit, karna
hal tersebut kembali lagi pada si penderita. Apakah sih penderita terebut mau melakukan
perawatan ataukah tidak. Sehingga hal tersebut memang tergantung dari orang itu sendiri. Jika
perawatan yang dilakukan semakin cepat untuk bukan tidak mungkin penyakit gangguan yang
dialami pun akan jauh lebih cepat disembuhkan. Untuk pegobatannya sendiri bisa dilakukan
dengan pemeriksaan dan berbagai tes.
Selain berbagai pengobatan luar yang dilakukan, anda juga bisa melakukan pengobatan
dengan dirumah. Diantaranya:
Selain melakukan pengobatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, anda juga bisa melakukan
pencegahan agar nantinya penyakit gangguan hipokondriasis tersebut tidak terjadi pada diri
anda . pencegahan yang pertama bisa dilakukan dimulai pada diri sendiri, dimana dalam hal ini
anda bisa memulainya Dari diri sendiri. Ubah pola hidup anda yang tadinya tidak sehat beralih
pada pola hidup sehat. Misalkan dengan selalu aktif melakukan olahraga setiap hari. Dengan
olahraga teratur tubuh akan tetap bugar dan sehat, selain itu otak anda bisa lebih aktif dan sehat.
Pencegahan lain bisa dilakukan dengan mengubah pola makan, konsumsi makanan sehat
setiap hari dengan sebaiknya hindari merokok dan meminum alcohol. Dengan menerapkan gaya
hidup sehat itu akan membuat tubuh dan otak bisa berkerja dengan baik. Dan satu hal sebaiknya
jangan terlalu memiliki kecemasan yang berlebihan pada sesuatu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Hipokondriasis adalah orang yang memiliki kekhawatiran bahwa gejala kecil menandakan
sesuatu yang serius. Orang dengan gejala ini sering mrngunjungi atau berganti dokter.
Hipokondriasis menyerang semua usia, dan awal mulanya dari usia dini. Hipokondriasis ringan
dapat disembuhkan dengan melakukan meditasi dan puasa. Sedangkan hipokondriasis serius
dapat dibantu oleh tenaga medis.
DAFTAR KEPUSTAKAAN