Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Nama Anggota :1. Wikan Dwi Putra

2. Riki Afrizal

3. Milatiara

4. Marlinda Pilipus

5. Ela Devi Permatasari Jania

Tingkat/Semester : 1 (Satu)/1 (Satu)

Mata Kuliah : Psikologi Umum

Dosen : Pdt.Florence Farida , S.Th.,M.Psi.

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TENGGARONG

TAHUN AKADEMIK

2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN :

Latar Belakang…………………………………………………………………………

Masalah Pokok…………………………………………………………………………

Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN :

Pengertian Hipokondriasis……………………………………………………………..

Konsep Dasar Hipokondriasis…………………………………………………………

Penyebab Hipokondriasis……………………………………………………………...

Gejala Hipokondriasis…………………………………………………………………

Cara Mencegah Hipokondriasis……………………………………………………….

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………….

DAFTAR KEPUSTAKAAN.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa di latar belakangi oleh berbagai
permasalahan kehidupan yang di hadapi oleh setiap individu, beberapa dekade terakhir, makain
banyak pasien yang mencari pertolongan medis dengan harapan dapat menghilangkan keluhan-
keluhan fisiknya, sementara dokter yang menanganinya tidak menumuhkan organiknya.

Organisasi Kesehatan dunia (WHO) mencatat depresi adalah gangguan mental yang
umum terjadi di antara populasi.

Rumusan Masalah

Merasakan terdapatnya gangguan di dalam diri membuatnya semakin cemas. Dengan


demikian masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan medical
student syndrome pada setiap orang.

Tujuan Penulisan

Berdasarkan pertanyaan penulisan diatas, maka tujuan dari penulisan ini ialah untuk
melihat “apakah semakin tingi tingkat kecemasan maka semakin muda seseorang mengalami
Hipokondriasis?”
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Hipokondriasis

Hipokondriasis menurut Seliman, Walker, dan Rosenhan (2001) mentuk gangguan


somatofom yang beraada pada kondisi individu yang memiliki keyakinan akan derita sebuah
penyakit tertentu. Bentuk implikasi dari gangguan ini berujung berbagai perilaku yang
menganggap segala perubahan kondisi fisik atau kesehatan sebagai gejalah dari sebuah penyakit
kronis. Bahkan perubahan fisik seperti berkeringat dan jantung bertetak cepat juga dianggapnya
sebagai sebuah kejalah dari penyakit tersebut (Seligman et al., 2001).

Berdasarkan pedoman pengolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) (dalam


Maslim, 2001) Hipokondriasis merupakan salah satu gangguan somatoform yang dialami oleh
individu yang setikanya pernah sekali mengalami satu penyakit serius. Dua dasar diagnosa atas
Hipokondrasis adalah terdapat keyakinan menetap serta adanya preokupasi yang menetap pada
pasien (Maslim, 2001).

Nevid, Spencer & Greene (2005) menjelaskan bahwa Hipokondriasis merupakan salah
satu gangguan somatoform yang berfokus atau takut akan sebuah gejalah fisik yang sedang
dialami merupakan sebuah akibat dari suatu penyakit yang sangat serius seperti penyakit jantung
dan kangker. Focus pada gejalah dan rasa takut yang dialami oleh individu bersangkutan telah
diyakinkan secara medis bahwa ketakutan yang sedang dialaminya tidak memiliki dasar atau
dengan kata lain ketakuitan tak berdasar.

Berdasarkan uraian mengena definisi hipokondriasis diatas, maka dapat ditarik seuah
kesimpulan yaitu hipokondrasis adalah salah satu gangguan somatoform yang dialami oleh
individu yang memiliki riwayat penyakit serius sehinga individu bersangkutan memiliki
keyakinan bahwa segala bentuk perubahan fisik seperti berkeringat, pusing, nyeri merupakan
sebuah awal dari gejala penyakit serius seprti kanker dan gangguan jantung. Keyakinan tersebut
mempergaruhi kondisi kehidupan sehari-harinya dan mereduksi fungsi sosial dari individu dan
bahkan mempengaruhi pekerjaan. Individu dengan hipokondriasis akan membutuhkan
pemeriksaan dan jelas medis mengenai keluhannya tersebut namun cenderung menolak
penjelasaan medis dan pemeriksaan yang diterima serta menganggap bahwa bentuk perubahan
fisik yang dialaminya merupakan bukti bahwa dirinya sedang terkena penyakit serius.

2. Konsep dasar Hipokondriasis

Seligman, walker & rosenhan (2001) memetakan hipokondriasis sebagai sebuah perilaku
“endlessy worried about minor physical symptoms”. Individu yang memiliki kecenderungan
hipokondriasis merasa terus khawatir berkelanjutan akan segala bentuk perubahan kecil atau
gejala ringan pada kondisi jasmaninya.

Berdasarkan APA, DSM-IV (1994) hipokondriasis merupakan preokupasi dari sebuah


idea atau pemikiran akan kepemilikan sebuah penyakit kronis yang didasari oleh kesalahan
interpretasi individu terhadap segala jenis bentuk gejala-gejala fisiologi atau gejala jasmani yang
muncul.

Dalam APA, DSM-IV (1994) juga disebutkan bahwa pemikiran atau keyakinan akan
kepemilikan sebuah penyakit tertentu ini bersifat tidak delusional layaknya delusional disorder
dan berbagai jenis somatisasi lain, serta berbeda dengan kondisi serupa body Dismorphic
disorder. Selain itu hipokondriasis tidak dapat diklarifikasikan secara umum kepada Anxiety,
disorder, obsesicecomplusive disorder, panic disorder, major depressivor episode, separation
anxirty, dan segala bentuk-bentuk lain dari somatoform disorder. Berhubungan dengan
kesadaran(insight) yang lemah, individu bersangkutan tidak mengenali dan tidak menyadari
bahwa kekhawatiran dan perhatian terhadap kepemilikan sebuah penyakit merupakan hal yang
berlebihan dan tidak beralasan.

Menjelaskan bahwa preokupasi atau keterpakuan terhadap perubahan yang terjadi pada
jasmaninya tidak berada pada tingkat berkhayal. Penjelasan tersebut bermakna bahwa individu
dengan hipokondriasis tidak secara sadar atau tidak mengenali bahwa segala bentuk
kekhawatiran dan ketakutannya adalah hal yang tidak berdasar dan merupakan suatu keluhan
yang dibesar-besarkan. Menunjukan bahwa tidak terdapat unsur pura-pura atau sengaja
mengeluh sakit padahal sebenarnya tidak sakit, dengan kata lain individu dengan hipokondriasis
akan merasa yakin bahwa perubahan fisik yang dialaminya seperti keringat dan detak jantung
kencang merupakan bukti bahwa dirinya sedang mengalami suatu prnyakit kronis.
Hipokondriasis sangat berbeda dengan malingering karna pada hipokondriasis walaupun
terdapat kemungkinan khayalan seperti anggapan keluhan yang terlalu dibesar-besarkan, namun
keluhan tersebut bukan merupakan perilaku berpura-pura.

3. Penyebab hipokondriasis

 Penyakit turunan yang bersifat permanen


 Kecemasan yang berlebihan
 Terdapat persepsi yang salah
 Faktor biologis, lingkungan sosial, perilaku, emosi serta konpulsif
 Perilaku konpulsif
 Kondisi kesehatan
 Faktor budaya
 Faktor usia paruh baya dan 60 tahun keatas yang terjangkit penyakit ini

4. Tanda-tanda & gejala hipokondriasis

Tanda-tanda dan gejala dari hipokondriasis dapat bervariasi antara satu orang dengan orang
lainnya. Beberapa tanda dan gejala hipokondriasis umum meliputi:

 Disibukan dengan merasa memiliki penyakit atau kondisi kesehatan serius


 Khawatir bahwa gejala minor atau sensasi tubuh berarti anda memiliki penyakit serius
 Mudah khawatir tentang status kesehatan amda
 Tidak tenang dengan hasil tes yang negatif atau pernyataan dokter bahwa anda sehat
 Khawatir berlebihan mengenai kondisi medis tertentu atau resiko terkena kondisi medis
karna kondisi menurun dikeluarga anda
 Sangat stress terhadap kemungkinan penyakit yang menghambat kehidupan anda
berulang kali memeriksa tubuh untuk tanda-tanda penyakit.
 Sering kali membuat pertemuan medis untuk kepastian, atau menghindari perawatan
medis karna takut didiagnosis penyakit serius
 Menghindari orang, tempat atau aktivitas karna takut akan resiko kesehatan
 Secara konstan membicarakan kesehatan dan kemungkinan penyakit
 Sering mencari di internet penyebab dari gejala atau kemungkinan penyakit
5. Pengobatan penyakit hipokondriasis

Gangguan hipokondriasis ini memang masuk kedalam penyakit psikologis yang cukup kronis.
Gangguan ini tentunya bisa terjadi pada siapa pun. Kondisi kronis tersebut tentunya akan terjadi
cukup lama, bahkan ada juga yang sampa bertahun-tahun lamanya, namun sayangnya nbanyak
juga yang memperhambat penyembuhannya karna menyangkut dengan keyakinan bahwa adanya
gejala penyakit fisik tertentu yang dikhawatirkannya.

Untuk pengobatang gangguan hipokondriasis ini sebenarnya bisa dikatakan sulit, karna
hal tersebut kembali lagi pada si penderita. Apakah sih penderita terebut mau melakukan
perawatan ataukah tidak. Sehingga hal tersebut memang tergantung dari orang itu sendiri. Jika
perawatan yang dilakukan semakin cepat untuk bukan tidak mungkin penyakit gangguan yang
dialami pun akan jauh lebih cepat disembuhkan. Untuk pegobatannya sendiri bisa dilakukan
dengan pemeriksaan dan berbagai tes.

Selain berbagai pengobatan luar yang dilakukan, anda juga bisa melakukan pengobatan
dengan dirumah. Diantaranya:

 Menghindari penggunaan alcohol dan juga berbagai jenis obat-obatan terlarang


 Melakukan kerja sama dengan berbagai dokter dan juga ahli jiwa, sehingga membangun
sebuah kepercayaan.
 Selalu aktif secara fisik
 Lakukan pemeriksaan psikologi, dimana dalam hal ini anda perlu membicarakan
mengenai situasi penyebab dari penyakit ini, gejala dan juga mengenai riwayat keluarga.
Rasa khawatir pada hubungan dan juga adanya masalah yang mempengaruhi hidup.
 Pengetesan mengenai pengunaan alcohol atau jenis obat-obatan lain yang bisa
dikonsumsi
 Melakukan penilaian psikologis dengan mengisi kuesioner
 Melakukan psikoterapi dengan ahilnya
 Pengobatan dengan mengunakan obat-obatan antidepresan, misalnya dengan
mengunakan obat selective
 Serotonin reuptake inhibitors. Dimana obat tersebut bisa juga digunakan sebagai obat anti
depresi dan kecemasan yang berlebihan, serta dapat membantu anda mengatasi gangguan
mood yang sering kali terjadi.

6. Pencegahan penyakit gangguan hipokondriasis

Selain melakukan pengobatan seperti yang sudah dijelaskan diatas, anda juga bisa melakukan
pencegahan agar nantinya penyakit gangguan hipokondriasis tersebut tidak terjadi pada diri
anda . pencegahan yang pertama bisa dilakukan dimulai pada diri sendiri, dimana dalam hal ini
anda bisa memulainya Dari diri sendiri. Ubah pola hidup anda yang tadinya tidak sehat beralih
pada pola hidup sehat. Misalkan dengan selalu aktif melakukan olahraga setiap hari. Dengan
olahraga teratur tubuh akan tetap bugar dan sehat, selain itu otak anda bisa lebih aktif dan sehat.

Pencegahan lain bisa dilakukan dengan mengubah pola makan, konsumsi makanan sehat
setiap hari dengan sebaiknya hindari merokok dan meminum alcohol. Dengan menerapkan gaya
hidup sehat itu akan membuat tubuh dan otak bisa berkerja dengan baik. Dan satu hal sebaiknya
jangan terlalu memiliki kecemasan yang berlebihan pada sesuatu.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Hipokondriasis adalah orang yang memiliki kekhawatiran bahwa gejala kecil menandakan
sesuatu yang serius. Orang dengan gejala ini sering mrngunjungi atau berganti dokter.
Hipokondriasis menyerang semua usia, dan awal mulanya dari usia dini. Hipokondriasis ringan
dapat disembuhkan dengan melakukan meditasi dan puasa. Sedangkan hipokondriasis serius
dapat dibantu oleh tenaga medis.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Diktat psikologi umum/pribadi


2. Sumber buku penyakit hipokondriasis
3. Buku kepribadian manusia
4. www google.com

Anda mungkin juga menyukai