Disusun oleh :
1.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Gangguan
Hipokondrik”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terimakasih tidak lupa penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini, diantaranya :
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih.
Daftar isi
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Bab I pendahuluan 1
A. Latar belakang 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hypochondria adalah suatu gangguan somatoform dimana individu
terpreokupasi ketakutan mengalami suatu penyakit serius yang menetap terlepas dari
kepastian medis yang menyatakan sebaliknya. Individu yang di diagnosis menderita
hipokondria akan disibukkan dengan rasa takut yang luar biasa, dimana dirinya
merasa memiliki penyakit serius yang mendasarinya. Padahal tidak ada dasar organik
yang bertanggung jawab sepenuhnya atas keluhan mereka yang membenarkan bahwa
mereka memiliki penyakit serius. Namun ketakutan memiliki penyakit serius tersebut
akan bertahan di pikiran mereka, meskipun tidak ada kepastian medis yang
menemukan bukti dari keluhan yang mereka rasakan. Ketakutan ini dapat
mengganggu kegiatan yang biasanya individu tersebut lakukan sehari-hari. Penderita
hipokondria juga, tidak secara sadar berpura-pura akan simptom fisiknya. Mereka
umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, sering kali melibatkan sistem
pencernaan atau campuran antara rasa nyeri dan sakit. Tidak seperti gangguan
konversi atau gangguan somatisasi, hipokondria tidak melibatkan disfungsi tubuh
ekstrim atau gejala medis. Sebaliknya, orang dengan hipokondria salah
menginterpretasikan atau melebih-lebihkan reaksi tubuh yang biasa, sehingga orang
yang mengembangkan hipokondria sangat peduli, bahkan benar-benar terlalu peduli,
pada simptom dan hal-hal yang mungkin mewakili apa yang ia takutkan. Meski
prevalensi hipokondria masih belum diketahui, gangguan ini tampak sama umumnya
diantara pria maupun wanita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diambil adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian gangguan hipokondrik?
2. Bagaimana etiologi gangguan hipokondrik?
3. Bagaimana epidemiologi gangguan hipokondrik?
4. Apakah diagnosis gangguan hipokondrik itu?
5. Bagaimana gambaran klinis gangguan hipokondrik?
6. Apakah diagnosis Banding Gangguan Hipokondrik
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan hipokondrik.
2. Untuk mengetahui etiologi gangguan hipokondrik.
3. Untuk mengetahui epidemiologi gangguan hipokondrik.
4. Untuk mengetahui diagnosis gangguan hipokondrik.
5. Untuk mengetahui gambaran klinis gangguan hipokondrik.
6. Untuk mengetahui diagnosis banding gangguan hipokondrik
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
yang berarti dibawah rusuk, dan mencerminkan seringnya keluhan abdomen yang
pasien yang tidak realistik dan tidak akurat terhadap gejala atau sensasi fisik yang
serius kendatipun tidak ditemukan penyebab medis yang diketehui. Preokupasi pasien
kemampuan mereka untuk berfungsi didalam peranan personal, social dan pekerjaan.
(Kaplan, 1997).
Teori ketiga adalah bahwa gangguan ini adalah bentuk varian dari gangguan
mental lain. Gangguan yang paling sering dihipotesiskan berhubungan dengan
hipokondriasis adalah gangguan depresif dan gangguan kecemasan. Diperkirakan 80
persen pasien dengan hipokondriasis mungkin memiliki gangguan depresif atau
gangguan kecemasan yang ditemukan bersama-sama. Pasien yang memenuhi criteria
diagnostic untuk hipokondriasis mungkin merupakan subtype pensomatisasi dari
gangguan lain tersebut.
Bidang pikiran keempat tentang hipokondriasis adalah bedang psikodinamika
yang menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap orang lain
dipindahkan kepada keluhan fisik. Kemarahan pasien hipokondriakal berasal dari
kekecewaan, penolakan dan kehilangan di masa lalu, tetapi pasien
mengekspresikannya pada saat ini dengan meminta pertolongan dan perhatian dari
orang lain dan selanjutnya menolaknya karena tidak efektif. Hipokondriakal juga
dipandang sebagai pertahanan terhadap rasa bersalah yang melekat, suatu ekspresi
harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri yang berlebihan.
Penderitaan nyeri dan somatik selanjutnya menjadi alat untuk menebus kesalahan dan
membatalkan dan dapat dialami sebagai hukuman yang diterimanya atas kesalahan di
masa lalu dan perasaan bahwa seseorang adalah jahaat dan memalukan.
Satu penelitian terakhir melaporkan prevalensi enam bulan terakhir sebesar 4-6
persen pada populasi klinik medis umum. Laki-laki dan wanita sama-sama terkena
oleh hipokondriasis. Walaupun onset gejala dapat terjadi pada setiap manusia, onset
paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa
diagnostik adalah lebih sering diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit
putih.
terpreokupasi dengan keyakinan palsu bahwa ia menderita penyakit yang berat dan
keyakinan palsu tersebut didasarkan pada misintepretasi tanda atau sensasi fisik.
dalam intensitas waham (lebih tepat didiagnosis sebagai gangguan delusional) dan
tidak terbatas pada ketegangan tentang penampilan ( lebih tepat didiagnosis sebagai
didalam bidang penting hidupnya. Klinisi dapat menentukan adanya tilikan secara
Behrman, Richard E, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson bab 552 kelainan
Kaplan, Harold I, dkk. 1997. Sinopsis Psikiatri, jilid 2 bab 38 gangguan somatoform,
Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III,
http://handihka-ramadhan.blogspot.co.id/2010/08/gangguan-hipokondrik.html
https://www.kompasiana.com/ayulisnawati/gangguanhipokondria_552fc1316ea83491308
b45a0