Anda di halaman 1dari 42

Teknik Manufaktur Bab 3

PROSES BUBUT
Oleh:
Berry Yuliandra, M.T.

Jurusan Teknik Mesin, Universitas Andalas 2020 1


PROSES BUBUT (TURNING)
 Adanya gerakan relatif antara
benda kerja yang berputar
dengan gerakan pahat yang
sejajar terhadap sumbu
benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan
membuang permukaan luar
benda kerja dalam bentuk
geram (chip) seperti Gambar.
 Satu pahat bermata potong
tunggal (a single-point
cutting tool). Sumber: Groover (2006)

Teknik Manufaktur Bab 3 2


GAMBAR SKEMATIS MESIN BUBUT
Gerak Potong adalah: Gerak yang menghasilkan permukaan
baru pada benda kerja

Gerak Makan adalah: Gerak yang menyelesaikan


permukaan baru yang telah di potong oleh gerak potong

Jenis Bentuk Mekanisme


Gerak Relatif Gerakan Penggerak
Gerak Gerak Leadscrew
Pahat Makan Translasi
Benda Gerak Gerak Putaran
Kerja Potong Rotasi Spindel

Teknik Manufaktur Bab 3 3


PERTIMBANGAN DALAM PROSES BUBUT (1)
• Benda kerja harus dapat dicekam.
• Aspek geometris (seperti: dimensi, bentuk dan kualitas permukaan)
harus diperhatikan agar produk dapat berfungsi dengan baik.
• Bagian-bagian yang meruncing, berbentuk kerucut, dan perubahan
penampang yang terlalu bervariasi (seperti: poros bertingkat)
sedapatnya dihindari.
• Untuk mempercepat waktu pengerjaan, maka ukuran benda kerja
sedapat mungkin hampir mendekati ukuran produk yang akan
dibuat.

Teknik Manufaktur Bab 3 4


PERTIMBANGAN DALAM PROSES BUBUT (2)
• Komponen harus dirancang sehingga pahat dapat bergerak
sepanjang benda kerja tanpa menyebabkan terjadinya tabrakan.
• Profil yang akan dibuat sebaiknya standar untuk jenis-jenis pahat
dan pemegang benda kerja.
• Bahan baku harus dipilih yang mempunyai machinability
(kemampuan untuk dipotong/ machining) yang baik.

Teknik Manufaktur Bab 3 5


ASPEK GEOMETRIK -
PROSES BUBUT
Jelaskan pertimbangan proses bubut
yang berhubungan dengan aspek geometrik?
Berikan ilustrasinya dalam suatu gambar teknik.
 Apakah ada toleransi ukuran pada benda kerja?
 Apakah ada toleransi bentuk seperti: toleransi kesamaan sumbu, keselindrisan,
kebulatan, run-out, kelurusan, dan lain-lain pada benda kerja?
 Berapa nilai kekasaran yang diinginkan dan proses pengerjaannya?

Teknik Manufaktur Bab 3 6


ASPEK GEOMETRIK DALAM CONTOH
Perhatikan gambar disamping.
Banyak aspek geometrik yang
harus diukur untuk melihat
kesesuaiannya dengan spesifikasi
geometriknya.
Aspek bentuk meliputi
pengukuran kesejajaran,
ketegaklurusan, run-out,
posisi,dan kedatataran.
Aspek dimensi meliputi
pengukuran langsung ukuran
yang memiliki harga toleransi
(batas ukuran min. dan max.).
Coba perhatikan lagi arti dari beberapa toleransi bentuk pada gambar di atas.

Teknik Manufaktur Bab 3 7


BEBERAPA
OPERASI
PADA
MESIN
BUBUT
(ILUSTRASI
GAMBAR)

Teknik Manufaktur Bab 3 8


MESIN BUBUT (LATHE) & KOMPONEN-KOMPONENNYA

Teknik Manufaktur Bab 3 9


SKEMA DASAR MESIN BUBUT

Teknik Manufaktur Bab 3 10


MESIN BUBUT VERTIKAL
(VERTICAL LATHE)
Untuk membuat benda
selindrik dimana
perbandingan panjang
terhadap diameter
benda kerja kecil
(l/d <<<) atau dapat
dikatakan berdiameter
besar.

Teknik Manufaktur Bab 3 11


Komponen Pendukung Mesin Bubut (1)
Chuck (Pemegang Benda Kerja) Drill Chuck Center
Three Jaw Chuck Rotating Live Center
Untuk Ikut berputar bersama
memegang benda kerja
benda silindrik

Drill Chuck pada Tailstock

Four Jaw Chuck


Independent: Dead
Untuk memegang Center
benda kerja non- Tidak
silindrik berputar

Teknik Manufaktur Bab 3 12


Komponen Pendukung Mesin Bubut (2)
Follower Steady
Fixed Steady Rest Rest
Steady  Membantu proses pengerjaan Dipasang pada
Rest benda kerja yang panjang carriage mesin bubut
Dipasang  Mencegah terjadinya defleksi sehingga bisa ikut
pada bed pada benda kerja yang dapat bergerak bersama
mesin bubut mempengaruhi dimensi akhir carriage tersebut

Coolet Lathe merupakan pemegang benda kerja


yang ditumpu dengan dua center
Dog
Untuk
memegang
benda kerja
berukuran kecil

Teknik Manufaktur Bab 3 13


Sistem Pencekaman Chuck-
Center
Benda Kerja Pada
Mesin Bubut
Center-Center Chuck

Teknik Manufaktur Bab 3 14


Membuat Benda Kerja Konus
• Jenis pencekaman 
center-center (lathe dog –
face plate)
• Sumbu center pada
headstock diberi offset
(tidak sesumbu) dengan
center pada tailstock

Teknik Manufaktur Bab 3 15


Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
Sebelum Membubut

1. Antara kedua senter harus sesumbu, 2. Ujung pahat harus sejajar dengan
kalau tidak maka hasil benda kerja sumbu benda kerja (satu senter).
tidak sesuai dengan spesifikasi
geometrik.

Teknik Manufaktur Bab 3 16


PARAMETER PROSES YANG DAPAT
DIATUR PADA
MESIN BUBUT
 Kecepatan putar (Spindel speed),
n [rpm]
 Gerak makan (feed rate),
f [mm/rev]
 Kedalaman makan (depth of cut),
a [mm]

Teknik Manufaktur Bab 3 17


1. Kecepatan Putar (n) Notasi:
Putaran per menit
(revolutions per minute/ rpm)
Kec. Putar berpengaruh terhadap Kec. Potong mesin bubut
Kecepatan Putar selalu
Mesin Bubut Nilai putaran (n) harus disesuaikan dengan
dihubungkan dengan:
Konvensional pilihan yang ada, tergantung pada susunan
 Sumbu utama (Spindel)
roda gigi pada headstock.
 Benda kerja
Mesin Bubut CNC Nilai putaran (n) dapat dipilih sembarang.
Contoh Tabel Putaran pada
Sebagai contoh: Diketahui untuk pemesinan mild steel Mesin Bubut Konvensional
dengan pahat HSS diperlukan nilai n = 127 rpm. Pada mesin
bubut CNC nilai ini bisa langsung diset. Tetapi untuk mesin
bubut konvensional harus disesuaikan terlebih dahulu
dengan Tabel Putaran. Jika diketahui Tabel Putaran seperti
pada contoh, maka terpaksa dipilih nilai n yang mendekati
127 rpm, yaitu 155 rpm.

Teknik Manufaktur Bab 3 18


2. Gerak Makan (f) Gerak Makan adalah:
Jarak yang ditempuh oleh pahat setiap
benda kerja berputar sebanyak satu kali

Notasi:
mm/putaran Material Bentuk
pahat pahat

Material
Gerak makan (f) dan Kedalaman potong (a) benda
kerja
Gerak
Gerak makan biasanya ditentukan dalam Makan
hubungannya dengan kedalaman potong (a), Kehalusan
biasanya berkisar 1/3 hingga 1/20 dari permukaan
benda kerja
kedalaman potong, atau sesuai dengan Daya
kehalusan permukaan yang diinginkan. mesin

Teknik Manufaktur Bab 3 19


• Pada mesin bubut konvensional, gerak makan harus diset berdasarkan Tabel Gerak
Makan yang terdapat pada mesin.
• Tabel Gerak Makan dapat berbeda-beda tergantung pada mesin bubut yang
digunakan.
• Pengaturan biasanya bergantung pada jenis proses yang akan dilakukan, Bubut Ulir
atau Bubut Silindris.

Jenis Proses Parameter Posisi pada Tabel


Pitch adalah:
Bubut Ulir Jarak Pitch Bagian atas Tabel Jarak antara dua puncak
Bubut Silindris Gerak Makan Bagian bawah Tabel ulir yang berdekatan.

Teknik Manufaktur Bab 3 20


Contoh:
Untuk bubut ulir
dengan jarak Pitch
1.5 mm maka handle
gerak makan diset
pada handle D dan A
di kolom 2.

Untuk bubut silindris


dengan gerak makan
0.4 mm maka handle
diset pada handle C
dan A di kolom 4.

Teknik Manufaktur Bab 3 21


3. Kedalaman Potong (a)
Kedalaman Potong adalah: Kedalaman Potong adalah:
Tebal bagian benda kerja yang atau Jarak antara permukaan yang dipotong
dibuang dari benda kerja. terhadap permukaan yang belum dipotong.

Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang
sebanyak 2a.
Kondisi pemotongan proses bubut ditentukan sebagai berikut:
 Diameter awal (d0) : mm
 Diameter akhir (dm) : mm
 Panjang pemesinan (lt) : mm
 Sudut potong utama (Kr) :°

Teknik Manufaktur Bab 3 22


ELEMEN DASAR PROSES PEMESINAN BUBUT
1. Kecepatan Potong (vc) 3. Kedalaman Potong (a) Dimana:
d =diameter rata-rata (mm)
(m/menit) (mm) d0 = diameter awal (mm)
dm =diameter akhir (mm)
dengan n =putaran spindel (rpm)
4. Waktu Pemotongan (tc)
f =gerak makan (mm/rev)
𝑑0 + 𝑑𝑚 n =putaran spindel (rpm)
𝑑= (menit)
2

2. Kecepatan Makan (vf) 5. Kecepatan Penghasilan Geram (Z)


(mm/menit) Volume geram yang terbuang per satuan waktu,
menunjukkan produktivitas mesin bubut
𝑍 = 𝑓. 𝑎. 𝑣𝑐 (cm³/menit)

Teknik Manufaktur Bab 3 23


Kecepatan Potong (vc)
Berkaitan dengan Kecepatan Spindel (n)
Kecepatan potong diekspresikan sebagai unit
Kecepatan jarak disepanjang permukaan benda kerja per
Potong unit waktu.
adalah: Kec. Potong = Keliling benda kerja x Kec. Putar
Kecepatan
Kec. Potong =
relatif antara
pahat dengan Karena satuan d dalam mm,
permukaan sementara satuan Vc adalah m/menit,
benda kerja maka:
yang sedang
dikerjakan.

Teknik Manufaktur Bab 3 24


Kecepatan Makan (vf)
Kecepatan Makan adalah:
Jarak yang ditempuh oleh pahat per satuan waktu

BENTUK UMUM Karena pahat mesin bubut


hanya memiliki 1 mata potong,
Kecepatan makan dapat ditunjukkan
maka nilai z = 1
melalui persamaan:
Sehingga bentuk umum dari
(mm/menit) persamaan Kecepatan Makan
untuk mesin bubut menjadi:
Dimana: f = Gerak makan (mm/rev)
n = putaran spindel (rpm)
(mm/menit)
z = jumlah mata potong pahat

Teknik Manufaktur Bab 3 25


Kedalaman Potong (a)
Karena benda kerja melakukan gerak rotasi,
maka akan terjadi pengurangan sebesar 2a
pada diameter benda kerja ketika pahat
bubut diatur untuk memotong sedalam (a).

Dengan kata lain, selisih antara diameter awal


benda kerja dengan diameter akhir benda kerja setara dengan 2a. Secara matematis:

Dimana: d0 = Diameter awal benda kerja (mm)


dm = Diameter akhir benda kerja (mm)
a = Kedalaman potong (mm) Sehingga:

Teknik Manufaktur Bab 3 26


Waktu pemotongan dipengaruhi
Waktu Pemotongan (tc) oleh dua hal:
• Panjang benda kerja yang harus
dipotong oleh pahat (Jarak).
lt • Jarak yang ditempuh oleh pahat
per satuan waktunya
(Kecepatan makan).
Secara umum, hubungan antara jarak, waktu dan
kecepatan ditunjukkan melalui persamaan:

Jika persamaan umum kecepatan tersebut


diterapkan untuk menentukan Waktu
Dimana: tc = Waktu pemotongan (menit) Pemotongan, maka:
lt = Panjang pemesinan (mm)
vf = Kecepatan makan (mm/menit)

Teknik Manufaktur Bab 3 27


Kecepatan Penghasilan Geram (Z)
Kecepatan Penghasilan Geram adalah:
Volume geram yang terbuang per satuan waktu

Secara matematis definisi tersebut dapat digambarkan


melalui persamaan:
Dimana:
Z = Kec. Penghasilan Geram (cm³/min)
A = Penampang geram sebelum
terpotong (mm²)
Vc = Kecepatan potong (m/min)
Karena:
Dimana: Maka:
f = Gerak makan (mm/rev)
a = Kedalaman potong (mm) 𝑍 = 𝑓. 𝑎. 𝑣𝑐
Teknik Manufaktur Bab 3 28
1. Tentukan jenis material benda kerja.
2. Tentukan jenis pahat yang akan digunakan.
Prosedur Penentuan
3. Perkirakan nilai Kecepatan Potong (vc)
berdasarkan informasi pada Langkah (1)
Elemen Dasar
dan Langkah (2). Perkiraan dapat diperoleh
melalui tabel pemesinan atau pengalaman Proses Pemesinan
lapangan.
4. Hitung nilai Diameter Rata-Rata. 7. Hitung Kecepatan Potong aktual
berdasarkan hasil penyesuaian nilai
5. Hitung nilai Putaran Spindel (n) teoritis Putaran Spindel (n) dengan Tabel Putaran.
menggunakan persamaan Kecepatan
Potong (vc). 8. Tentukan nilai Kedalaman Potong (a).
6. Sesuaikan nilai Putaran Spindel (n) teoritis 9. Tentukan nilai Gerak Makan (f) berdasarkan
dengan Tabel Putaran pada mesin bubut kehalusan permukaan yang diinginkan.
(Untuk mesin bubut CNC nilai Putaran 10. Hitung nilai Kecepatan Makan (vf).
Potong (n) dapat diset berapapun, sesuai 11. Hitung lama Waktu Pemotongan (tc).
dengan nilai yang diperoleh pada Langkah 12. Hitung Kecepatan Penghasilan Geram (Z).
(5).

Teknik Manufaktur Bab 3 29


CONTOH SOAL 1 Tabel Putaran Potong pada Mesin Bubut

Sebuah benda kerja Baja ASSAB berbentuk


silinder pejal berdiameter 50,8 mm (2 inci)
dilakukan proses pemotongan hingga
berdiameter 49 mm. Poros selindrik yang akan
dipotong memiliki panjang 150 mm.
Misalkan pada contoh ini dipilih gerak makan sebesar 0,160 mm/rev
(Handel pada posisi C, B dan kolom 7).
Apabila digunakan pahat karbida dengan sudut potong utama (Kr) = 600 dan pahat
bubut yang dipakai adalah non-CNC serta diketahui bahwa kecepatan yang cocok
untuk kombinasi material benda kerja: Baja ASSAB dan pahat Carbida adalah sebesar
60 m/menit, maka tentukanlah seluruh parameter pemotongan.

Teknik Manufaktur Bab 3 30


Solusi: Diketahui:
Benda Kerja : d0 = 50.8 mm
Kec. Potong: vc = 60 m/min. dm = 49 mm
Putaran Potong: Tabel Putaran Potong pada Mesin Bubut

n = 382,7 rpm
Berdasarkan tabel dipilih Putaran Potong yang mendekati: 550 rpm

Kec. Potong Aktual:

Kedalaman Potong:

Kec. Makan: f = 0,160 mm/rev


Waktu Pemotongan:
lt = 150 mm
Kec. Penghasilan Geram:

Teknik Manufaktur Bab 3 31


Gaya pemotongan merupakan faktor kendala
(constraint) yang perlu diperhitungkan dalam
perencanaan mesin perkakas
GAYA POTONG (Fc)
Gaya pemotongan yang bereaksi pada pahat dan benda kerja dapat menyebabkan lenturan.
Meskipun kecil, lenturan tersebut dapat menyebabkan terjadinya:
• Kesalahan geometri produk.
• Getaran yang bisa memperpendek umur pahat.
Secara matematis, gaya potong ditunjukkan oleh persamaan:
Dimana:
Fc = Gaya potong (N)
Ks = Tegangan geser benda kerja (N/mm²)
A = Luas penampang geram (mm²)
Dengan:
Dimana:
f = Gerak makan (mm/rev)
a = Kedalaman potong (mm)

Teknik Manufaktur Bab 3 32


DAYA POTONG (Nc) Jika ditinjau berdasarkan
satuannya:

Daya pemotongan juga termasuk faktor kendala (constraint)


yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan mesin perkakas.
Daya potong berguna untuk:
• Menentukan ukuran/ kemampuan mesin perkakas yang akan
digunakan.
• Sebagai bahan pertimbangan untuk memodifikasi kondisi
pemotongan berdasarkan daya mesin perkakas yang tersedia.
Secara matematis: Karena menurut SI:
Daya Potong = Gaya Potong x Kecepatan Potong
Dimana:
Maka akibat penyetaraan
Nc = Daya potong (kW)
satuan muncul konstanta:
Fc = Daya Potong (N)
Vc = Kecepatan potong (m/min)

Teknik Manufaktur Bab 3 33


CONTOH SOAL 2
Poros baja St. 37 dengan tahanan geser (ks) = 1800 N/mm² dibubut dengan pahat
karbida. Diameter awal 110 mm, diameter akhir 108 mm. Proses dilakukan
menggunakan CNC Lathe dengan acuan kecepatan potong 60 m/min.
Hitunglah:
a. Putaran spindel
b. Kecepatan makan jika diketahui f = 0,1 mm/rev
c. Waktu pemotongan jika panjang pemesinan 110 mm
d. Kecepatan penghasilan geram
e. Gaya potong
f. Daya potong

Teknik Manufaktur Bab 3 34


Solusi: Diketahui: Poros baja St. 37
Ks = 1800 N/mm²
Pahat Karbida
Putaran Spindel: d0 = 110 mm
dm = 108 mm
CNC Lathe
n = 175,22 rpm vc = 60 m/min

Kec. Makan: f = 0,1 mm/rev Kecepatan Penghasilan Geram:

Waktu Pemesinan:
lt = 110 mm Z = f.a.vc
= 0,1 mm/rev. 1 mm. 60 m/min
= 6 cm³/min

Teknik Manufaktur Bab 3 35


Gaya Potong: Daya Potong:

Teknik Manufaktur Bab 3 36


CONTOH SOAL 3
Poros baja St. 37 dengan tahanan geser (ks) = 1800 N/mm² dibubut dengan pahat HSS.
Diameter awal 110 mm, diameter akhir 108 mm. Proses dilakukan menggunakan
mesin bubut konvensional dengan acuan nilai kecepatan potong 20 m/min.
Hitunglah:
a. Putaran spindel
b. Kecepatan makan jika diketahui f = 0,1 mm/rev
c. Waktu pemotongan jika panjang pemesinan 110 mm
d. Kecepatan penghasilan geram
e. Gaya potong
f. Daya potong Diketahui Tabel Putaran:
100 – 190 – 240 – 370 – 500 – 760 – 900 – 1100 rpm

Teknik Manufaktur Bab 3 37


Solusi: Diketahui: Poros baja St. 37
Ks = 1800 N/mm²
Putaran Spindel:
d0 = 110 mm
dm = 108 mm
Pahat HSS
n = 58,41 rpm vc = 20 m/min
Karena menggunakan mesin bubut konvensional, berdasarkan Tabel Putaran dipilih nilai
n = 100 rpm
Kecepatan Penghasilan Geram:

Kec. Makan: f = 0,1 mm/rev

Z = f.a.vc
Waktu Pemesinan:
= 0,1 mm/rev. 1 mm. 34,24 m/min
lt = 110 mm = 3,24 cm³/min

Teknik Manufaktur Bab 3 38


Gaya Potong: Daya Potong:

Teknik Manufaktur Bab 3 39


CONTOH SOAL 4
Diketahui seorang operator membubut benda kerja berbahan baja St. 37, diameter
rata-rata 56 mm dengan pahat HSS menggunakan Mesin Bubut CNC. Bila Kec. Potong
yang dipilih 20 m/min dan feed rate = 0,25 mm/rev, kedalaman potong 1 mm.
Hitunglah:
a. Putaran spindel yang harus diset pada program CNC?
b. Kecepatan makan yang terjadi?
c. Waktu pemotongan bila panjang pembubutan total 1000 mm?
d. Gaya (N) dan daya (kW) pemotongan yang terjadi bila gaya potong spesifik (Ks)
adalah 3000 N/mm²?

Teknik Manufaktur Bab 3 40


Solusi: Diketahui: Baja St. 37
d = 56 mm
vc = 20 m/min
f = 0,25 mm/rev
Putaran Spindel: Pahat HSS a = 1 mm
Mesin Bubut CNC

Gaya Potong: Ks = 3000 N/mm²


n = 113,68 rpm
Kec. Makan:

Daya Potong:

Waktu Pemesinan: lt = 1000 mm

Teknik Manufaktur Bab 3 41


REFERENSI
• Groover, M.P. (2006) Fundamental of Modern Manufacturing: Materials,
Processes, and Systems. New York: John Wiley & Sons Inc.
• Rochim, T. (1993) Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Jakarta: HEDS.

Teknik Manufaktur Bab 3 42

Anda mungkin juga menyukai