Minggu 2
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan
menggunakan Mesin Bubut.
Prinsip :
Benda kerja yang berputar Menggunakan pahat bermata potong
tunggal (single-point cutting tool)
Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja
Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses bubut yang
identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah gerakan pemakanan
tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
Proses bubut tirus/taper turning sebenarnya identik dengan proses
bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu benda kerja.
MESIN BUBUT DAN BAGIAN-BAGIANNYA
• Pahat :
χr = sudut potong utama/sudut masuk
• Mesin Bubut :
a = kedalaman potong, mm
f = gerak makan; mm/putaran
n = putaran poros utama; putaran/menit
Elemen dasar dapat dihitung dengan rumus-runus sebagai
berikut:
a. Kecepatan potong (v)
posisi pahat
tegak
lurus terhadap
permukaan
sumbu
benda kerja
Eretan atas diatur menyudut (290) terhadap sumbu
tegak
lurus benda kerja dan arah pemakanan pahat bubut
Langkah-langkah membubut ulir
1. Tentukan jenis mesin bubut yang sesuai
2. Siapkan benda kerja sesuai dengan diameter luar ulir
3. Pasang benda kerja dengan baik
4. Setel pahat ulir dan eretan atas pada posisi yang benar
5. Tentukan kisar dengan mengatur tuas-tuas pada gearbox
6. Tentukan kecepatan potong, biasanya dipilih 1/3 dari
kecepatan potong pembubutan biasa.
7. Hitung kedalaman pemotongan ulir
8. Beri batasan panjang bagian benda kerja yang diulir
9. Cek kembali kebenaran kisar ulir dengan picth gauge
10. Lakukan pembubutan ulir dengan benar hingga mencapai
kedalaman ulir yang telah ditentukan
11. Cek ulir yang telah dibuat.
Proses penguliran luar
Proses pembubutan tirus
Tiga cara pebubutan tirus
Memiringkan eretan atas. gerakan pahat
(pemakanan) dilakukan secara manual.
Dengan alat bantu tirus (taper attachment),
untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif
kecil. pembuatan tirus lebih cepat. gerakan
pemakanan (feeding) dapat dilakukan secara
otomatis.
Dengan menggeser kepala lepas (tail stock)
proses pembubutan tirus dengan bantuan dua
senter. sumbu kepala lepas tidak sejajar
dengan sumbu kepala tetap.
Memiringkan Eretan Atas
Pembubutan tirus dengan Taper
Attachment
Pembubutan tirus dengan
menggeser Kepala Lepas
Perhitungan pergeseran Kepala Lepas
Proses Pembubutan Eksentrik
Pergeseran
geram geram
retak pada bidang
geser
yang
menjalar
pahat o pahat
v
benda kerja benda kerja
a b
o
Jajaran Kartu
arah
perpanjangan
kristal
bidang geser
sudut geser
pahat
b
Komponen Gaya Pembentukan Geram
Gaya atau momen puntir tersebut dapat diukur secara langsung dengan
memakai dinamo meter. Karena salah satu komponen gaya tersebut
umumnya tidak melakukan gerakan, maka daya pemotongan (pembentukan
geram) adalah
Nct = Nc + Nf ; kW ………………………………. (5.11)
dimana Nct = daya pemotongan total ; kW
Nc = daya potong ; kW
Nf = daya makan ; kW
Karena Nf jauh lebih kecil dari Nc maka dapat diabaikan sehingga
daya total pemotongan adalah
Selain daya pemotongan motor mesin perkakas juga harus memikul daya
yang hilang untuk menggerakan kornponen mesin dan karena gesekan
dalam sistem transmisi daya pada mesin perkakas yang bersangkutan. maka
daya yang dipakai dalam proses pemesinan adalah
dimana :
Nmc = daya pemesinan (consumed power), yang dapat diukur dengan WATT
meter ; kW
Nc = daya potong (cutting power}, yang dihitung berdasarkan hasil
pengukuran dengan dinamo meter ; kW.
Nml = daya hilang (power loss) ; kW.
Oleh karena itu efisiensi pemesinan adalah
dimana :
Nc = daya potong ; kW
Z = kecepatan penghasilan geram ; cm3/min
Dimana
Fv = gaya potong ; N
σ shi = tegangan geser dinamik, yang merupakan sifat benda
kerja dalam hubungannya dengan proses pemotongan ; N/mm2
A = b.h = penampang geram sebelum terpotong ; mm2
o = sudut geram, karakteristik geometri pahat ; °
Ø = sudut geser, merupakan sifat benda kerja dalam
proses pemotongan dan dipengaruhi oleh material pahat dan geometri
pahat serta kondisi pemotongan.
∩ = sudut gesek, yang menentukan ratio antara gaya
normal dan gaya tangensial dari geram pada bidang geram pahat,
dipengaruhi oleh kondisi pemotongan.
Rumus teoritik gaya potong diatas menggunakan analisa proses pemotongan orthogonal, yang berarti sudut
potong utama (Kr) berharga 90° serta sudut miring (s) berharga nol, Pada kondisi tersebut dianggap hanya ada 2
komponen gaya yaitu gaya potong seperti rumus diatas dan gaya makan seperti rumus berikut :
Fx = Fv tan (∩ - o ) ; N
Dengan memperhatikan rumus teoritiknya, rumus empirik gaya potong dapat diperkirakan sebagai berikut
Fv = Ks . A ; N
Dari beberapa percobaan yang telah dikerjakan dapat diambil Kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin tinggi kecepatan potong, harga Ks akan menurun. Hal ini disebabkan oleh naiknya temperatur
pemotongan, dimana kekuatan logam akan melemah dengan naiknya temperatur.
2. Ada kecenderungan penurunan harga Ks bila kedalaman potong a diperbesar. Akan tetapi karena perbedaan
harganya relatif kecil maka dalam prakteknya pengaruh tersebut dapat diabaikan.
3. Dengan naiknya gerak makan f, maka harga Ks akan menurun.
Dapat dituliskan korelasi antara Ks dengan variabel pemesinan
sebagai berikut :
Ks = Ks 1.1 .h –z
Dimana
Ks = gaya potong spesifik ; N/mm2 atau J/cm3
kadangkala disebut juga dengan nama tahanan
potong spesifik (specific cutting resistance) atau energi pemotongan
spesifik (specific cutting energy)
Ks 1.1 . = Gaya potong spesifik referensi ; N/mm2 merupakan
harga Ks ekstrapolatif, yaitu untuk proses pemesinan dengan a.f = 1.1 =1
mm2 dan berlaku bagi sudut potong utama Kr = 90°
h = tebal geram sebelum terpotong , mm2
z = tebal geram ; rata-rata berharga - 0,2
Dari percobaan dengan menggunakan beberapa jenis benda kerja dapat diperoleh
beberapa harga Ks 1.1 sebagai berikut, harga dibawah ini berlaku bagi proses
membubut dengan pahat karbida dengan geometri dan kondisi pemotongan sebagai
berikut :
1. Kr = 90° ; o = 6° ; s = 0 ; rє = 1,8 mm
2. Kecepatan potong = 100 sampai dengan 200 m/min.
3. Keausan tepi belum terlihat dengan Jelas (< 0,1 mm)
4. Rasio kerampingan geram (chip slenderness ratio) b/h = 2 sampai dengan 10.
Ks = Kr 1.1 . f –z Ck . C . CVB . Cv
1. Pengaruh Sudut
Potong Utama Kr
Harga Gaya Potong Spesifik
Berdasarkan data tersebut maka dapat dicari korelasi antara gaya
potong spesifik referensi dengan kekuatan tarik, dan hanya berlaku bagi
berbagai jenis baja, yaitu : Ks 1.1 = 144 . σu 0.37
Faktor Koreksi Ck
Jenis Pahat
Kr
Karbida Keramik
90o 1 1
Semakin kecil sudut geram, maka harga Ks 1.1 akan semakin besar.
Sebagai gambaran umum, setiap perubahan sudut geram 1o akan merubah
harga Ks 1.1 sebesar 1% .
Faktor Koreksi C
3. Pengaruh Panjang Keausan Tepi VB
o C
Setiap kenaikan panjang keausan tepi
sebesar 0.1 mm , akan menaikkan gaya 15o 0.91
potong sebesar 4% 10 o 0.96
0o 1.06
VB CVB
-6 o 1.12
0.1 1.04
0.2 1.08
0.3 1.12
0.4 1.16
0.5 1.20
0.6 1.24
0.7 1.28
4. Pengaruh Kecepatan Potong v
Kecepatan potong yang rendah akan menaikkan Ks 1.1 , sedangkan kecepatan potong
yang rendah akan menurunkan Ks 1.1
30 - 50 1.11
50 -100 1.06
0.8 1.30
Cukup Sekian dan Terima Kasih