2.1 Pendahuluan
Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik
suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses
pemesinan yang telah disinggung terdahulu harus dipilih sebagai suatu
proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu
tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang
sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal
ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram
(sebelum terpotong). Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau,
kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan
sesuai dengan yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam
setiap perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima
elemen dasar proses pemesinan yaitu,
1. Kecepatan potong (cutting speed)
; v (m/min),
; vf (mm/min),
; a (mm),
; tc (min), dan
acuan/referensi
untuk
membandingkannya
dengan
proses
pemesinan yang lain yaitu proses sekrap, proses gurdi, dan proses freis.
Untuk setiap proses yang ditinjau akan diperkenalkan dua sudut pahat yang
penting yaitu sudut potong utama (principal cutting edge angle) dan sudut
geram (rake angle). Kedua sudut tersebut berpengaruh antara lain pada
penampang
geram,
gaya
pemotongan,
serta
umur
pahat.
Dengan
12
memperhatikan kedua sudut ini pada setiap proses pemesinan yang ditinjau
dapatlah disimpulkan bahwa sesungguhnya semua proses pemesinan
adalah serupa.
b.
13
14
Benda Kerja :
do
dm
lt
f
n
a = (d0 dm) / 2
; mm
= gerak makan ; mm/(r),
= putaran poros utama (benda kerja) ;
Pahat ;
rpm.
.d .n
1000
d
2. Kecepatan makan
(d o d m )
do
2
v f f .n
3. Waktu pemotongan
tc
lt
vf
15
Z f .a.v
Pada gambar 2.2 diperlihatkan sudut potong utama (r, principal
cutting edge angle) yaitu merupakan sudut antara mata potong mayor
(proyeksinya pada bidang referensi) dengan kecepatan makan v f. Besarnya
sudut tersebut ditentukan oleh geometri pahat dan cara pemasangan pahat
pada mesin perkakas (orientasi pemasangannya). Untuk harga a dan f yang
tetap maka sudut ini menentukan besarnya lebar pemotongan (b, width of
cut) dan tebal geram sebelum terpotong (h, undeformed chip thickness)
sebagai berikut:
Lebar pemotongan
tb
a
sin . r
h f . sin . r
Dengan
16
17
18
Gambar 2.5 (a) Frais naik (up milling) dan (b) Freis turun (down milling)
1. Freis Naik (Up Milling )
Freis naik biasanya disebut freis konvensional (conventional milling).
Gerak dari putaran pisau berlawanan arah terhadap gerak makan meja
mesin freis (gambar 2.5). Sebagai contoh, pada proses freis naik apabila
pisau berputar searah jarum jam, benda kerja disayat ke arah kanan.
Penampang melintang bentuk beram (chips) untuk proses freis naik adalah
seperti koma diawali dengan ketebalan minimal kemudian menebal. Proses
freis ini sesuai untuk mesin freis konvensional/manual, karena pada mesin
konvensional backlash ulir transportirnya relatif besar dan tidak dilengkapi
backlash compensation.
2. Freis Turun (Down Milling)
Proses freis turun dinamakan juga climb milling. Arah dari putaran
pisau sama dengan arah gerak makan meja mesin freis. Sebagai contoh jika
pisau berputar berlawanan arah jarum jam, benda kerja disayat ke kanan.
Penampang melintang bentuk geram (chips) untuk proses freis naik adalah
seperti koma diawali dengan ketebalan maksimal kemudian menipis.
Proses freis ini sesuai untuk mesin
freis CNC, karena pada mesin CNC
gerakan meja dipandu oleh ulir dari bola
baja,
dan
compensation.
konvensional
dilengkapi
Untuk
tidak
backlash
mesin
freis
direkomendasikan
19
= diameter luar,
= jumlah gigi (mata potong),
= sudut potong utama,
= 90 untuk pahat freis selubung,
= putaran poros utama,
= kecepatan makan,
20
.d .n
1000 ; m/min
1. Kecepatan potong
: fz = vf / (zn) ; mm/(gigi)
3. Waktu pemotongan
: tc = lt / vf ; min
Dimana,
t v w n
; mm,
v f aw
1000 ; cm3/min,
21
benda kerja (
pengakhiran (
) dan jarak
22
= gerak makan; 0,
= sudut geram; 0,
Mesin Sekrap ;
f
= gerak makan; mm/langkah
a
= kedalaman potong ; mm,
np
= jumlah langkah per menit ; langkah/min,
Rs
= perbandingan kecepatan;
23
vm
kec.maju
1.
vr
kec.mundur
Elemen dasar bagi proses sekrap adalah :
1. Kecepatan potong rata-rata
n p .t .(1 Rs )
2.1000
m/min,
2. Kecepatan makan
Vf = f. np ; mm/min
3. Waktu pemotongan
tc = w / vf ; min
4. Kecepatan penghasilan geram
Z=A.v ; cm3/min
Seperti halnya pada proses membubut tebal geram sebelum terpotong
(h)dan lebar (b) ditentukan oleh f, a dan Kr
24
1. Kecepatan potong
.d .n
1000 ; m/min,
fz = vf / (nz) ; z = 2; mm/(r),
3. Kedalaman potong
a = d/2 ; mm,
4. Waktu pemotongan
tc = lt / vf ; min,
Dimana
vf
d 2
4
1000 ; cm3/min
25
dengan
26
27
28
vf
fc
338,38
33,84
1,24
6,80
386,72
38,67
1,09
6,80
vf
fc
338,38
33,84
1,24
6,80
386,72
38,67
1,09
6,80
Bagian II:
Benda kerja dibalik, sehingga bagian I menjadi bagian yang dicekam
seperti terlihat pada Gambar 2.14. Lintasan pahat sama dengan lintasan
pahat pada Gambar 2.13 hanya panjang penyayatannya berbeda, yaitu
(50 + 5 + 2) mm.
29
n
338,38
vf
fc
33,84
1,68
6,80
vf
fc
1.691,88
169,19
0,34
34,00
2.8 Latihan
a. Sebutkan klasifikasi elemen-elemen proses pemesinan
b. Metode proses freis ada dua yaitu freis naik dan freis turun, jelaskan
dimana perbedaan kedua proses tersebut.
30
c. Jika
ditinjau
secara
mendalam,
terdapat
perbedaan-perbedaan
31