Anda di halaman 1dari 5

TAHUN INI 76 BUKAN 75

Hari ini sekolah SMK Harapan Bangsa sedang latihan untuk persiapan acara agustusan,
waktunya tinggal sehari lagi, dan sekarang adalah latihan terakhir, untuk menyambut hari
ulang tahun kemerdekaan, sekolah SMK Harapan Bangsa menyiapkan beberapa kegiatan,
seperti paskibra, paduan suara, melukis, dan menghias sekolah, semuanya sangat
bersemangat menyambut hari ulang tahun kemerdekaan.
“Eh salah tuh, harusnya merah putih bukan putih merah, lo kira polandia” tegur
Beben pada Zidan yang bertugas mengecat plang.
Eh iya, lupa gue” kata Zidan baru menyadari kesalahannya, padahal dia sudah selesai
mengecat, namun harus mengulangnya kembali.
“Sekarang 76 dodol bukan 67” kata Beben pada Rani yang bertugas membuat bender
untuk di bawa besok.
“Ah gimana sih pada gak bener semua, yang serius dong” suruh Beben kesal, karena
teman-temannya tak mengerjakan tugasnya dengan benar, sementara Rani dan Zidan
mengerjakan ulang tugasnya. Beben selaku ketua osis yang di amanati oleh guru untuk
mengawas pun berkeliling sekolah untuk melihat kegiatan-kegiatan yang teman-temannya
sedang kerjakan, sampai sore hari, akhirnya semuanya selesai.
Esok harinya, hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia 17 agustus 2021 yang ke 76.
“Ayo temen-temen kumpul dulu” perintah Beben pada teman-temannya, sebelum
acara agustusan di mulai, Beben mengumpulkan semua teman-temannya terlebih dahulu
“Ingat ya temen-temen kita semua harus fokus, semuanya harus kerja sama OK, Bapak Ir
Soekarno aja bisa mengguncangkan dunia hanya dengan satu orang pemuda, masa kita yang
udah komplit udah latihan segala, gak bisa jalanin acara dengan benar, jadi gak boleh ada
yang individualisme ya, semuanya harus gotong royong dan saling bantu satu sama lain kalau
emang ada yang gak siap, kita harus siap jadi pengganti OK” pidato Beben panjang lebar.
“Eh bentar-bentar, lo mau paskibra apa mau ngeronggeng, tebel amat make up lo”
tunjuk Beben pada Neti yang di sekolah notabene sering di sebut cabenya sekolah, karena
dandanannya yang menor melebihi Syahrini, “Ish apaan sih lo Ben, ini tuh udah cantik tau,
muka gue udah natural, udah cocok” bela Neti pada dirinya sendiri.
“Noh hapusan dikit make up lo” ucap Beben sambil melempar sapu tangan kearah
Neti, natural katanya alis aja udah kayak jalan raya di bilang natural, dasar cabe.
Sementara itu, di sebrang barisan sekolah SMK Harapan Bangsa, ada juga barisan
dari SMK Nusa Bangsa, merasa ada yang janggal, akhirnya Beben pun menghampiri barisan
sekolah tersebut.
“Maaf, tapi kemeredekaan tahun ini 76 bukan 75” ucapnya sopan
“Ah masa sih, yang bener tuh 75 bukan 76” jawab orang itu , yang biasa di panggil
Rian,
“75 darimana, sekarang kan 2021 bukan 2020” kata Beben mengingatkannya lagi,
masih dengan bahasa yang sopan,
“Masa sih,coba gue cek kalender” katanya sambil mengecek kalender yang ada di
handphonenya. Dan benar saja, sekarang tahun 2021 bukan 2020,
“Wah bener, gue salah dong, mana acaranya udah mau dimulai” tanya Rian panik,
“Lah mana saya tahu, kok tanya saya” jawab Beben dengan menirukan suara bapak
presiden ketujuh Indonesia,
“Anj*r ngakak lo” kata Rian geli mendengar Beben berbicara menirukan Bapak
Presiden Indonesia.
“Haha kagak gua cuma becanda, sini gue bantu” lalu Beben membawa cat warna
merah dan putih beserta kuasnya, dan menutupi angka 75 dengan angka 76 yang dia tulis
dengan cat, angka 7 dengan cat warna merah dan angka 6 dengan cat warna putih, dan
akhirnya selesai.
“Thanks ya bro, udah bantuin” kata Rian,
“Sip lah, nama lo siapa? Kenalin gue Beben, anak sekolah SMK Harapan Bangsa”
ucap Beben sambil mengulurkan tangannya,
“Gue Rian Sanjaya, anak sekolah SMK Nusa Bangsa, seneng ketemu lo” jawab Rian
membalas jabatan tangan Beben,
“Sekali lagi thanks ya lo udah bantuin gue, kalau nggak mau di taruh dimana nama
baik sekolah gue” ucap Rian berterima kasih karna Beben telah menyelamatkan reputasi
sekolahnya, Beben mengacungkan jempolnya dan segera ke barisan sekolahnya.
Upacara pun dimulai dan didatangi langsung oleh Bapak Bupati, semua siswa dari
berbagai sekolah melakukan upacara Bersama di lapangan yang sangat besar, seperti dalam
UUD tahun 1945 pasal 15 ayat 3. Kita selaku bangsa Indonesia wajib merayakan hari ulang
tahun kemerdekaan , dan bergotong royong membantu satu sama lain.
Upacara berjalan dengan khidmat dan tenang, meski beberapa siswa telah tumbang
akibat teriknya panas matahari, dirigen sudah maju ke depan untuk meminpin tim obade
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang di iringi oleh marcing band.

Indonesia raya
(cipt:WR Supratman)
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
(sampai akhir)
Dan di lanjut dengan pembacaan UUD dan janji siswa oleh petugas upacara, dan amanat dari
Bapak Bupati seputar tentang agustusan, setelah Bapak Bupati selesai memberikan
amanatnya, acara di lanjut dengan menyanyikan lagu nasional yaitu 17 agustus 1945.

17 agustus
(Cipt: M. Mutahar)
17 agustus tahun 45
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka, nusa dan bangsa
Mer..de..ka..
(sampai akhir)
Guru-guru SMK Harapan Bangsa, melihat paskibra dari sekolahnya menampilkan
penampilan yang bagus dan memuaskan, tak ada cacat sedikitpun, begitupun dengan Beben,
meskipun hanya ditugasi mengawas saja bukan melatih.
Upacara pun selesai, untuk memeriahkan acara hari Kemerdekaan, setiap sekolah
diwajibkan menampilkan kreasi seni dan lomba-lomba yang telah di tentukan. Untuk kreasi
seni, sekolah Beben menampilkan kreasi seni berupa sebuah drama tentang pahlawan,
semuanya bersorak ria ketika drama yang ditampilkan telah selesai, SMK Nusa Bangsa
menampilkkan kreasi seni berupa tarian jaipong yang berasal dari jawa barat. Setiap sekolah
telah menampilkan kreasi seninya masing-masing, dan dilanjutkan dengan lomba sepakbola
“Acara akan dimulai, dengan peserta pertama dari tim SMK Harapan Bangsa dan peserta ke-
2 dari tim SMK Nusa Bangsa” ucap juru bicara, dan saat pergi kelapangan, dia baru sadar
kalau lawan mainnya adalah SMK Nusa Bangsa.
Di tengah lapang Beben berpapasan dengan Rian yang jadi lawan mainnya.
“Eh ketemu lagi bro” ucap Rian
“Yoi tapi di lapang kita lawan” ujar Beben sambil bertos ria dengan Rian.
Perlombaan akan dimulai, wasit masuk ke tengh barisan antara SMK Nusa Bangsa dan SMK
Harapan Bangsa, lalu melempar koin yang sudah di pilih terlebih dahuluoleh ke-2 tim, Beben
dan Rian selaku ketua yang memilih, Beben memilih gambar bunga dan Rian gambar angka,
dan yang menang adalah, gambar bunga, yang di pilih Beben. Semua bersiap di posisinya
masing-masing, setelah wasit meniup peluitnya permainan di mulai. Semua orang yang
menyaksikan bersorak menyemangati anggota tim sekolahnya, “Beben semangat, eh Reno
tuh Reno, Lia Reno ikutan main” teriak Dita heboh “Ih apaan sih lo Dit, jangan teriak-teriak
ah norak tahu” ucap Lia, “Biarin, lo liat dong Li, tuh liat si Dion kalu lagi main ganteng
banget beuh, udah kayak Justin Biber” halunya, membuat Lia malu karena sudah jadi
tontonan orang-orang, sepak bola telah selesai, dan di menangkan oleh SMK Nusa Bangsa.
“Jago banget lo main bolanya, insecure gue jadinya” canda Beben pada Rian saat
keduanya sedang beristirahat di pinggir lapangan. “Lo juga jago banget skor aja Cuma beda
satu” jawab Rian, karna memang skor nya tidak beda jauh sama sekali yaitu 3-2.
“Woy, berdua aja, nge-gay lo ya” ucap Dion mengagetkan ke-2 nya
“Somplak lo, ya kagak lah, nih kenalin temen gue, Rian” ucap Beben memperkenalkan teman
barunya pada Dion, Dion pun menjabat tangan Rian “hai,gue Dion, famous sekolah” ucapnya
menyombongkan diri, lalu mereka pun tertawa , dan semua anggota tim Beben dan tim Rian
pun menghampiri mereka untuk ikut beristirahat di pinggir lapang.
“Ben, nih minum dulu” kata Randi menyodorkan botol minum pada Beben dan duduk di
sampingnya,
“Thanks bro” Beben menerima botol minum pemberian Rendi dan meminumnya sampai
habis,
“Habis ini ada acara apa lagi?” tanya Rendi pada Beben
“Gak ada kayaknya, palingan cuma pawai aja” jawab Beben, jam sudah menunjukkan pukul
15:20 dan semua acara baru selesai, tapi teman-teman Beben dan Rian memilih untuk duduk
dulu di lapangan sambil berbincang-bincang.
“Eh Ben, lo keren banget tau” ucap Dita menghampiri Beben “Thanks, oh ya, yang lainnya
pada kemana? Bentar lagi kan ada pawai, kita harus pulang bareng jangan kepisah” ucap
Beben pada Dita, takut kalau teman-temannya malah kabur dan pulang duluan.
“Udah lah Ben biarin aja, katanya pawai nya juga gak jadi” ujar Dion
“Mending jalan-jalan yo” tambahnya mengajak Beben dan teman-temannya berjalan-jalan
sebentar untuk menghilangkan penat,
“Udahlah disini aja, males gue naik motor, masih gerah nih” keluh Rendi sambil mengipasi
dirinya sendiri menggunakan tangan,
“Yah elu, gitu doang cape” ucap Dion melempar kaus kaki yang di pakainya ke arah Rendi,
“Eh anj*r jorok lo, bau banget kaus kaki lo, gak pernah di cuci ya?” ejek Rendi, karna
memang kaus kaki Dion sangat bau seperti tak pernah menyentuh air se-abad, wkwk canda
se-abad.
“Sembarangan lo, ya wajar lah bau, kan abis di pake main bola, pe’a” ucap Dion tak terima,
ocehan Rendi dan Dion pun menimbulkan gelak tawa dari orang-orang yang ada di sana, di
sekolah pun Dion dan Rendi gak pernah akur, semuanya di permasalahin, eits tapi bukan
musuhan ya justru karena mereka sahabatan dari piyik.
“Woy berantem mulu lo pada, berisik tau” tegur Dani
“Yee.. sirik aja lo mah” Dion menjulurkan lidahnya ke arah Dani dengan bermaksud
mengejek,
“Udah lo semua berisik, gak boleh tau berisik di tempat umum, mengganggu ketenangan
orang lain” ucap Beben so bijak wkwk
“Anjayani so bijak lo” ujar Rian tertawa mendengar ucapan Beben
“Haha siapa yani? Pacar lo” ledek Gerry dan membuat semuanya tertawa ngakak,
“Anj*r kenal aja kagak, somplak” balas Rian
“Eh btw, kapan lo kenal sama Beben?” tanya Dion pada Rian
Yang di tanya malah nyengir-nyengir, Rian akan malu kalau menceritakannya,
“Kepo lo” balas Rian “Di tong sampah” tambahnya lagi
Beben menoyor kepala Rian yang sudah ngakak tak tertolong
“Sembarangan aje lu” ujar Beben
“Wkwk kagak canda kok Ben, gue ketemu Beben pas sebelum upacara tadi” jawab Rian pada
Dion,
“Woy mau pada pulang kagak, udah malem nih” ucap Rendi yang sudahberanjak pergi
meninggalkan kerumunan,
“Eh iya nih udah mau maghrib pulang yuk” ucap Dion dan mulai mengikuti Rendi dari
belakang dan di susul oleh teman-teman yang lainnya
“Ben gue pulang duluan ya, udah kemaleman nih” pamit Rian pada Beben
“Ia nih gue juga mau pulang, mau mandi” jawab Beben beranjak dari duduknya dan
menyusul rian yang sudah pergi.

Anda mungkin juga menyukai