PENULIS NASKAH:
1. Mysia Halimah Sadiyah
2. Najla Ratu Khaliesah
SUTRADARA:
1. Vanya Shoren Anara
TARI KIPAS:
1. Aisyah Hanun Aribi
2. Mysia Halimah Sadiyah
3. Nayla Maulida Putri
4. Najwa Putri Huwaida
5. Raisyah Hadi Ramadhani
6. Yauzaa Syifa Kireina
TARI WELCOMING
1. Athalla Aurelia Sukmasari
2. Elizabeth Tioria Siahaan
3. Kylana Zarkasya Harahap
4. Malika Lutpiya Hafido
5. Masayu Fira Memory
6. Najla Ratu Khaliesah
SILAT:
1. Elang Fathir Inayat Arrumi
2. Iman Kamali Hakim Batubara
SINOPSIS
Disebuah Desa terpencil terdapat 4 Mahasiswa sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) selama satu bulan kedepan. Desa tersebut memiliki banyak sekali kearifan lokal dari
berbagai daerah serta para warganya yang sangat ramah kepada siapapun termasuk kelompok
mahasiswa tersebut sehingga Kelompok Mahasiswa tersebut memilih Desa tersebut sebagai
lokasi dari kegiatan KKN mereka. Namun, ketika para kelompok mahasiswa sedang melaksanakan
KKN ada sebuah kejadian yang sangat tak terduga, keadaan disana menjadi ricuh dan tak
terkontrol pada saat itu. Kelompok Mahasiswa tersebut mengira sang pembuat ricuh merupakan
salah satu dari mereka, namun pada kenyataannya tidak. Lalu siapa dalang dari kericuhan
tersebut dan bagaimana para mahasiswa serta warga desa mengatasi permasalahan tersebut?
SCENE 1
DIALOG Pada hari Senin pagi tepatnya pukul 06:00 8 orang Mahasiswa bersiap untuk
menuju lokasi KKN mereka yaitu Desa Celebes.
Disa : “Okeyy”
(Sandra) : “Gimana guys kalian udah pada siap belum semuanya buat KKN
kita, jangan sampai kita balik lagi karena ada yang tertinggal.”
(Roni) : “Udah semua sih, langsung aja yuk berangkat takut nanti
kemalaman sampainya.”
(Ayu) : “Jangan lupa jaga sikap sama kondisi fisik kita ya guys, karena kita
baru banget kesana dan bakal lama banget.”
(Sandra) : “Amannn.”
SCENE 2
Ayu : “Akhirnya kita sampai juga. Seru banget perjalanan kita tadi.”
Sandra : “Guys barangnya diambil yang bener yaa, jangan ada yang
ketinggalan di mobil lhooo. Diperhatiin lagi barang bawaannya guys!!”
Disa : “Udah yukk guys langsung jalan aja kita kesana, udah ditungguin juga
tuh sama Pak Kadesnya.”
Disa : “Wah itu Bahasa daerah di tempat ini ya, Pak? Artiya apa, Pak?”
Pak Kades: “Ah iya saya lupa menjelaskannya. Bahasa yang saya katakan
barusan merupakan bahasa bugis yaitu Salama Ele artinya ‘Selamat Pagi’
dan untuk Enkako Pole artinya ‘Selamat Datang’ nak.”
Disa : “Wahh ternyata bahasa bugis unik sekali ya pak berbeda dengan
bahasa lain, pantas saya merasa asing dengan bahasanya..”
**Pak kades memasangkan kalung bunga sambil mengucapkan ‘Enkako
Pole’**
Beni : “Terima kasih atas sambutannya yanghangat ini, Pak. Kami adalah
Mahasiswa dari Universitas Nusantara yang melakukan KKN selama satu
bulan kedepan pak. Sebelumnya nama saya Beni, ini rekan saya ada Ayu,
Roni, Disa, Joko, Sandra, Vino. Mohon izin untuk melaksanakan beberapa
program KKN kami yaa pak, kami berjanji tidak akan mengganggu
ketenangan disini. Semoga warga disini tidak merasa terganggu dengan
adanya kehadiran kami pak.”
Pak Kades : “Tentu tidak mengganggu na, justru kami para warga senang
ada mahasiswa yang ingin melakukan KKN disini. Semoga kehadiran teman-
teman disini membawa perubahan positif bagi desa kami.”
Beni : “Tentunya kami akan usahakan itu pak.” Ucapnya sambil tersenyum
Pak Kades : “Tentunya na.. ketika kalian semua KKN disini selama satu bulan
nanti, saya yakin kalian pasti sudah paham dan mengerti dengan bahasa
bugis. Nah karena kalian akan tinggal disini selama sebulan kedepan, mari
saya antar untuk keliling desa untuk mengenalkan beberapa budaya yang
ada di desa Celebes ini.” Ucapannya dengan tersenyum ramah.
SCENE 3
DIALOG Mereka mulai berkeliling desa. Namun, ketika mereka sedang berkeliling
desa tiba-tiba mereka langsung disajikan tarian welcoming lalu diberikan
kalung yang dihiasi bunga disetiap sisinya dan makanan khas dari Desa
Celebes.
Pak Kades : “Ana ana.. inilah tarian selamat datang dari daerah kami, yaitu
Sulawesi. Tarian ini memiliki makna yaitu menyambut tamu kehormatan.
Bagi masyarakat sendiri tarian ini dimaknai sebagai ungkapan rasa hormat,
rasa syukur, dan bermakna bahwa tamu tersebut diterima dengan baik oleh
masyarakat disini.”
SCENE 4
DIALOG Setelah menyaksikan penampilan tari selamat datang mereka diajak melipir
ke sebuah pendopo. Mereka disajikan makanan khas dari Desa Celebes
yaitu Jalakotek yang sangat enak.
Lasmi : “Sebelum kalian berkeliling jauh, saya yakin kalian pasti lapar akibat
perjalanan yang jauh. Saya sudah membuat makanan khas dari Sulawesi
yang dapat kalian cicipi sebelum melakukan perjalanan selanjutnya.”
Lasmi : “Mari silahkan duduk. Silahkan dinikmati. Disa : “Ini mah pastel.”
Lasmi : “Ya makanan ini memang mirip seperti pastel, namun kulitnya lebih
tipis dibandingkan pastel pada umumnya. Makanan ini disebut Jalakotek.”
Lasmi : “Jalakotek ini berisi wortel dan kentang yang dipotong dadu, tauge,
serta laksa yang ditumis dengan menggunakan bawang putih, bawang
merah, merica didalamnya.”
SCENE 5
Memainkan permainan tradisional yaitu gangsing yang berasal dari Sulawesi Selatan
DIALOG Pak Kades : “Nah, kalua kalian sudah selesai mari kita lihat anak-anak desa
di sini yang sedang bermain gangsing.”
Pak kades : “Seperti yang kalian lihat disebelah sini ada para remaja yang
sedang bermain gangsing, gangsing ini merupakan permainan khas dari
Desa kami. Gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan
oleh anak-anak dan orang dewasa.”
SCENE 6
Mulainya perpecahan dari kedua belah pihak (Mahasiswa dan Warga Desa)
DIALOG Ketika semua orang sedang asik menyaksikan pertunjukan tersebut, Roni,
Joko, dan Vino yang tidak menikmati permainan tersebut.
Roni : “Bosen banget dah nari-nari kayak gitu doang, udah gak zaman kali
narinari kayak gitu. Mending gue tiktokkan. Eh Vin lo mau ikut tiktokan gak
nih sama gue biar followers gue naik”
Vino : “Duh permainan apaan dah ini, jelek banget! Udah ketinggalan zaman
kali.
Joko : “HAHAHAH bener tuh mendingan main ML yang udah jelas seru,
daripada kayak gini doang narik-narik pake benang terus muter apa serunya
coba?
Dudung : “Mohon maaf banget ya, tapi kalau kalian tidak suka dan tidak
senang dengan permainan kami setidaknya jangan mengejek lah!”
/Play Backsound
Ayu : “Kalian apa-apaan sih kan tadi perjanjiannya kita harus jaga sikap,
seenggaknya kalian ngehargain mereka lah yang udah effort menyambut
kita.”
Roni : “Lo”
SCENE 7
Disa : “Tunggu.... kalian dengar sesuatu gitu gak sih? Kayak ada yang nyanyi
gitu…”
Sandra : “Ih iya gue kira gue doang yang denger ada suara orang nyanyi gitu,
kita samperin yuk sumber suaranya biar kita tau itu suara apaa?”
Semua orang pun mencari keberadaan asal suara nyanyian tersebut dan
menghampirinya sampai akhirnya mereka menemukan para pesilat yang
datang dari berbagai arah. Para Mahasiswa tersebut terkejut panic dan
terkejut karena tiba-tiba saja ada sekelompok warga yang beraksi seperti
ingin bertarung.
Sandra : “Eh eh pak ini mau berantem ya pak? Wah bahaya ini pak kalo
berantem harus dipisahin mereka pak.”
Sandra : “Ohhh ternyata begitu pak, saya kira mereka mau berantem
hehehee..”
Disa : “Duhhh Sandra Sandra gimana si lo kayak ga pernah liat kayak ginian
aja”
Sandra : “Ya maaf, kan gue jarang ngeliat ada yang beginian” Ayu : “Hampir
mirip sama silat yaa”
Beni : “Makanya jangan Cuma bisa main tiktok aja. Kita harus tau budaya-
budaya Indonesia begini nih. Coba kalo lo main tiktok an doang pasti ga
akan tau bela diri Mancak begini.”
Roni : “Iya iya maap, eh gue kepikiran mau videoin mereka nih terus gue
posting di tiktok. Biar sekalian mengenalkan budaya mereka nihh ke viewers
tiktok gue hehehe.”
SCENE 8
DIALOG Saat para pesilat mulai berjalan mundur kebelakang stage/para anak KKN,
datang dari sebelah pojok kanan para penari kipas butta kalassukangku
dengan posisi baris memanjang.
Ayu : “WAHH KEREN BANGET!!! Kalau boleh tau ini tarian apa ya pak?
Karena dari aksesoris dan properti yang digunakan seperti tari kipas.”
Pak Kades : “Betul Ayu, ini merupakan tari kipas butta kalassukangku yang
berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Tarian ini memiliki makna berupa
ungkapan perasaan dari seseorang perantau yang berada di negeri
seberang tentang kerinduan kampung halaman tanah kelahiran yaitu kota
Makassar.”
Ayu : “Wahh menarik sekali ya pak mulai dari gerakannya dan juga makna
yang terdapat didalam tariannya.”
SCENE 9
DIALOG Pada akhirnya para kelompok Mahasiswa dari Universitas Nusantara dapat
memahami, mengenal, dan mempelajari berbagai kearifan lokal yang ada di
Desa Celebes. Mereka juga menjadi mengerti bahwa sebagai anak muda
yang memegang penuh kelanjutan bangsa Indonesia harus mempelajari dan
juga memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Indonesia.
/Flashmob