Anda di halaman 1dari 5

Keseharianku menikmati

carnaval 17 agustus

Novel Satria tsaqif radja pratama


Keseharianku menikmati
carnaval 17 agustus
Pada subuh hari saya bangun dengan perasaan gembira dan antusiasme
untuk menyambut carnaval 17 agustus, saya pun segera menyiapkan diri saya
untuk melihat carnaval. Saat saya memeriksa sudah jam berapa dan melihat
sudah jam 07.08 dan memutuskan untuk segera berangkat ke lapangan hirak,
dan ternyata saya datang terlalu cepat karna masih banyak para peserta
carnaval yang masih bersiap-siap.

Selagi menunggu carnaval dimulai, saya berkeliling melihat-lihat dan tak


sengaja bertemu teman sekolah nabil. Dan setelah itu kamipun memutuskan
melihat banyak pakaian daerah yang memukau, terlihat juga sekelompok
drumband dan pemegang bendera yang penampilannya menarik serta
mempertunjukkan alunan musik yang memukau telinga dan mata saya. Saya
juga merasa senang dengan antusiasme masyarakat dalam merayakan carnaval
ini.

Terlihat pula para petugas yang mulai mengatur jalannya lalu lintas, dan
mobil-mobil ambulan yang berjejeran bersiap-siap jikalau ada yang sakit.
Panitia menyebutkan jumlah peserta ada 840, wow saya cukup takjub
mendengar jumlah peserta yang luar biasa banyak.

Seiring berjalannya waktu, banyak penonton yang mempersulit jalannya


acara karena memakan tempat jalannya acara carnaval. Untungnya petugas
cukup sigap mengatasi situasi itu dan melancarkan jalannya carnaval, dan
akhirnya mulai bermunculan mobil modifikasi yang unik-unik.

Setelahnya saya mulai melihat para drumband dengan suara terompet


dan drum yang sangat memukau, tak kalah memukau juga terlihat pengibar
bendera yang memutar tongkat bendera dengan sangat lincah. Tapi sayangnya
karena banyak penonton yang memakan jalan, membuat para pengibar
menjadi ragu untuk mengibarkan benderanya.
Rebana juga muncul dengan dengan suara gendang yang memukau, lewat
pula sd negeri 1 banda sakti dengan pakaian adat yang bermacam-macam,
serta sd yang lainnya juga memakai pakaian adat yang menarik, serta terlihat
pula program-program sekolah serta foto-foto pahlawan yang terpampang.

Ohh iya tak lupa walikota pun datang untuk meramaikan acara carnaval,
ada pemandangan yang membuat saya cukup takjub. Dikarenakan muncul
drumband yang berisikan anak sd, tetapi penampilannya tidak bisa diremehkan
dan tak kalah dengan drumband yang lain.

Adapun peserta perempuan yang melambaikan tangannya dengan


senyuman manis, membuat hati saya berdegub kencang dan senyum-senyum
sendiri. Ahh... Semoga jodoh mempertemukan kami hehe, seiring waktu
berjalan saya memutuskan untuk membeli ice cream hehe.

Saat menikmati ice cream, nabil menyebutkan salah satu kelompok


carnaval yang unik dari yang lain. Karena penasaran saya pun langsung
melihatnya dan wow, ternyata ada yang memakai baju adat sambil melakukan
tarian dan itu sangatlah memukau.

Dan akhirnya saya dan nabil mendengar lagu indonesia sambil melihat
carnaval, haha kami berdua mempertanyakan kenapa gak dari tadi saja disetel.
Padahal dengan disetel lagu indonesia akan lebih terasa nuansa 17 an, hari
semakin panas terasa saya dan nabil masih bertahan agar dapat menyelesaikan
novel ini :’).

Setelah waktu berjalan dari jam 09.04 sampai 09.53, nabil berkata “Ehh
sat ada peserta yang muntah tuh”. Saya yang sedang santai pun penasaran dan
melihatnya, dan kami melihat peserta yang muntah dan segera diangkut
ambulan.

Nabil “semoga dia baik-baik saja ya sat” sayapun mengiyakannya dan


berharap semoga dia sehat-sehat saja, disaat kami sedang berdiskusi mengenai
sejarah indonesia. Ada sebuah sampah yang terbang ke arah saya, saya dan
nabil hanya bisa tertawa terbahak-bahak karena tidak tau siapa yang
membuang >_<”.
Karena kejadian itu saya dan nabil melakukan petualangan mencari
tempat sampah dan..., damn tidak ketemu bro dan harus memegangnya terus
lalu membuangnya saat dirumah. Disitu saya dan nabil melakukan kritikan
kenapa tidak disediakan saja tempat pembuangan sampah, karena hal inilah
kami juga mulai melihat sampah-sampah yang dibuang sembarangan.

Setelah kami membahas perkara sampah saya melihat seseorang peserta


memakai pakaian berbahan koran, dan wow kami terkesan karena hal ia
lakukan itu secara tidak langsung untuk peduli terhadap lingkungan. Dan lagi-
lagi saya dan nabil melakukan kritik kenapa pihak penyelenggara tidak bisa
sepeduli orang yang memakai pakaian dari koran itu, yah yang kami harapkan
itu agar acara perayaan ini bisa diselenggarakan dengan menjaga kebersihan.

Dan ada juga yang memakai helm virus corona, haha itu sangat unik dan
cukup berbeda pula dari yang lain. Bahkan mulai bermunculan hal-hal unik
lainnya seperti gatot kaca yang terbuat dari kardus,pasukan
khusus,tentara,dan juga petani. Ahh dan bahkan ada peserta yang berjalan
sambil menyanyikan lagu indonesia.

Muncul pula drumband yang didepannya dipimpin oleh seseorang


pemutar tombak, serta para drum dan terompet. Suasana yang dipancarkan
dari kelompok peserta ini juga terasa berbeda dari yang lain, seolah-olah
sedang berangkat berperang.

Kami berpikir seperti itu karena suara musik yang dialunkan sangat
memacu adrenalin, serta para pemegang tombak yang seperti melakukan
tebasan. Lagi-lagi seiring berjalannya waktu saya dan nabil mulai merasa panas
dan lelah, tetapi kami saling menyemangati untuk menyelesaikan tugas novel
ini :”).

Nabil “ehh sat kamu merasa gak sih kalau semakin lama justru
penontonnya makin rame tau” , satria “ehh masa sih kok kamu bisa berpikir
begitu cok kan hari makin siang”. Nabil “iyaa sat kalau kamu perhatiin betul-
betul coba liat barisan parkir motor itu makin lama semakin berambah” , “ ohh
iya betul bil kalau diperhatikan memang semakin rame wah kalau gini sih patut
kasih jempol buat apresiasi masyarakatnya, kalau bisa sih masyarakatnya juga
peduli terhadap lingkungan agar perayaan carnaval bisa lebih enak dipandang”
Tak terasa pertunjukan demi pertunjukan berlangsung akhirnya selesai,
kami merasa senang terhadap acara carnaval ini karena dapat menyatukan
perbedaan berbagai suku serta merayakan kebebasan kita semua. Tetapi
sayangnya setelah saya berpisah dengan nabil dan hendak pulang, saya
mendapati bertebaran sampah disetiap sisi lapangan serta jalanan. Yang saya
harapkan semoga kedepannya jikalau ada acara-acara besar dapat disediakan
tempat sampah, serta perlunya keperluan dari orang sekitar untuk tetap
menjaga lingkungan.

Mungkin sampai disini saja dulu novel ini, saya harap kawan-kawan yang
membaca dapat mencintai segala perbedaan di indonesia baik dari
ras,suku,dan agama. Karena sesungguhnya kita semua adalah saudara setanah
air serta pesan saya agar kita semua bisa menjaga kebersihan sebaik mungkin,
saya undur diri assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai