Anda di halaman 1dari 2

Aku Bersekolah di SMK Negeri

Aku adalah anak tunggal tidak mempunyai saudara.aku terlahir dari ayah dan
ibu yang berkecukupan dan sangat sayang pada anaknya, tapi bukan
dimanja.Walaupun aku anak tunggal aku tidak pernah di manja oleh orang tuaku dan
selalu diajari mandiri.Aku bersekolah di SMP 2 sekolah itu sangat favorit di
kotaku.Setiap hari aku naik angkot dari rumah ke sekolah,karena jarak rumah dan
sekolahku cukup jauh.Saat aku SMP itulah cerita nenek dimulai.Aku punya kakek
nenek yang tinggal di desa.Desanya sangat indah dan hijau.Aku pergi ke sana setiap
liburan sekolah.Aku diantar ayah ke sana dan menginap di sana sampai liburan
sekolah.Sementara ayahku pulang karena harus bekerja.Setiap hari aku berangkat
mengaji di surau bersama teman-teman di sana.Setelah sampai surau dan mengaji
kami duduk di bangku depan surau.Saat itu aku melihat ada anak laki-laki yang diam
dan dia sangat tampan.Ternyata dia kak Shiro adik ustadah Aliya.Pada hari itu juga
ustadah kami menyampaikan kalau hari minggu akan diadakan tadabbur alam ke
sebuah pantai di kotaku.Mendengar itu kami semua gembira.Ustadah juga
menjelaskan apa saja yang harus dibawa untuk tadabbur alam.Setelah jelas kami
semua boleh pulang ke rumah masing-masing.Tiba di rumah aku bercerita sama
kakek dan nenek dan minta ijin untuk ikut tadabbur alam.Alhamdullilah kakek dan
nenekku mengijinkan dan berpesan agar aku hati-hati di sana.

Hari tadabbur alam pun tiba.Kami berangkat pagi pukul 08.00 dan tiba di
sama pukul 10.00.Setelah tiba di sana ustadah menjelaskan bahwa kita bebas
kemanapun asalkan berkumpul kembali ke tempat ini pukul 16.00.Aku lihat teman-
teman sudah tidak sabar bermain di pantai.Mereka berlarian untuk main ombak dan
air.Sedangkan aku hanya diam menatap kagum keindahan pantai.”Betapa besar
keagungan Allah” gumamku.Hamparan luas pasir putih yang menghampar bagai
permadani yang sangat indah.Kilauan air pantai yang terkena cahaya matahari bak
berlian yang berkilau menyilaukan mata.Ombak yang seolah bekejar-
kejaran.Mengejar perahu yang melewatinya.

Aku terdiam di tepi pantai sambil melihat teman-teman dan banyak


pengunjung lain sedang bersendagurau sambil bermain air melepas rasa penat
mereka.Belum usai aku mengagumi keindahan alam,aku dikejutkan oleh panggilan
seseorang yang memanggil namaku dan menepuk pundakku.”Mayda kan”
katanya.Aku menoleh ke belakang dan aku lihat seorang anak laki-laki yang tampan
dan gagah.Ternyata dia kak Shiro.Sambil malu aku menjawab “Ia kak aku Mayda,ada
apa kak?”tanyaku.”tidak ada apa-apa cuma ingin ngobrol aja sama
kamu”jawabnya.”Mayda kok ngga main sama teman-temannya?”.Nggak kak lagi ada
halangan aja jadi ngga bisa main air”jawabku.Oh begitu ya,maukah Mayda berjalan
ke pura itu bersama kakak, di sana pemandangannya lebih indah dari pantai ini”ucap
kak Shiro.”Mau kak”jawabku.Setelah itu kami berdua berjalan menuju
pura.Disepanjang perjalanan aku dan kak Shiro saling ngobrol dan bercerita tentang
teman kita dan pengalaman kita masing-masing.Tak terasa tiba juga di pura.Kami
duduk di bangku panjang yang berhiaskan untaian bunga-bunga yang sangat
indah,dan memang benar pemandangan di sini lebih indah dari tepi pantai tadi.

Belum usai aku menikmati keindahan pura itu, Tiba-tiba aku dikejutkan oleh
perkataan kak Shiro kalau dia dari dulu mengagumiku dari sejak aku masih SD. Dan
dia ingin aku mengisi relung hatinya yang kosong dengan cara membuat jadi teman
dekatnya. Aku hanya bisa terdiam dan tak bisa berkata apa-apa dan menunduk malu.
Tapi kak Shiro terus menanyakan jawabanku. "Maaf kak beri aku waktu ya untuk
berfikir, dan kalau memang jodoh tak akan kemana. Biar waktu yang menjawab"
ungkapku. "Oh ya silahkan Mayda, tapi jangan lama-lama ya," kata kak Shiro.
"InsyaAllah kak" Jawabku. Hari demi hari berlalu dan aku harus segera
menjawabnya. Kami bertemu di samping surau usai mengaji. Dengan malu dan muka
merah aku menjawab mau, karena memang selama ini aku juga suka dengan kak
Shiro. Mendengar jawabanku itu kak Shiro senang sekali. Dia bersorak dan melompat
hingga tidak sadar ada kulit pisang di bawahnya. Dia terpeleset lalu jatuh. Sambil
malu dia bangun, pamit dan mengucapkan terimakasih kepadaku. Aku juga lega
karena bagai gayung bersambut. Itulah titik awal hubungan kami dan berlanjut hingga
hari ini. Akhirnya kami menikah dan dikaruniai anak yang tampan dan cantik.
Kamipun hidup bahagia bersama keluarga kecilku.

Anda mungkin juga menyukai