Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN


PEMBELAJARAN EFEKTIF PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 161 PAKKODI
KEC. MAIWA KAB. ENREKANG

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan IPA SD

Dosen Pengampu: Drs.Muslimin, M.Ed

Disusun Oleh :

Nama : ACO PUTRA REZKY

NIM : 1947142002

Kelas : C18D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
PENDAHULUAN
Secara umum pendidikan diartikan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik terhadap anak didik. Dimana pendidikan sebagai kegiatan dari proses dan hasil,
dimana proses adalah seluruh kegiatan yang melibatkan peserta didik dan pendidik untuk
mencapai tujuan pendidikan sedangkan hasil yang dimaksud adalah hasil dari proses yang
dilaksanakan yaitu pengetahuan yang dikuasai oleh peserta didik dan keterampilan yang
dimiliki serta sikap yang terbentuk pada peserta didik.
Makna pendidikan secara sederhana dapat juga diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat. Salah satu indikator
pendidikan yang berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien
ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam
mengelola kelas. Peran seorang guru dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan
berbagai hal dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, seperti guru harus menguasai
materi, dapat menggelola kelas, menggunakan metode dan media belajar.

Abstrak
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan untuk
pembelajaran. Pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah salah satu bidang studi yang
mempelajari alam semesta, dalam kegiatan belajar guru sangat berperan penting dalam
mengajar. Tuntunan proses pengajaran agar tidak monoton atau bersifat hafalan guna
mendorong guru IPA untuk terus meningkatkan kreativitas penggunaan media dalam
pembelajaran IPA, sehingga menciptakan proses pembelajaran yang menarik, interaktif
dan menyenangkan dalam mengikuti mata pelajaran tersebut. Dalam pembelajaran IPA
terdapat materi belajar berupa fakta-fakta dan ada pula konsep yang bersifat abstrak.
Metodologi penelitian pembuatan aplikasi media pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
berbasis multimedia ini menggunakan metodologi pengembangan multimedia Luther –
Sutopo yaitu konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, pengujian dan
distribusi. Pengembangan media menggunakan pendekatan “VISUALS” yaitu Visible
(mudah dilihat), Interesting (menarik), Simple (sederhana), Useful (isinya bermanfaat),
Accurate (benar bisa dipertanggung jawabkan), Legitimate (masuk akal), dan Structured
(tersusun dengan baik). Berdasarkan kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa
aplikasi media pembelajaran IPA dapat digunakan oleh pengajar pada sarana
pembelajaran berbasis multimedia.

PEMBAHASAN
Permasalahan IPA terdapat pada media pembelajaran yaitu DI SDN 161 PAKKODI KEC.
MAIWA KAB. ENREKANG. Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Pelajaran IPA pada hakekatnya adalah produk, proses, sikap,
dan teknologi. Oleh karena itu pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah. Agar bisa mempelajari IPA secara inkuiri ilmiah, pembelajaran IPA harus didukung
dengan pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan olehguru yang professional. Karena
secara tidak langsung belajar IPA dengan media pembelajaran akan menimbulkan
keingintahuan peserta didik untuk belajar IPA dan juga memunculkan ide baru dalam
memecahkan masalah. Menurut Arsyad (2011: 3) Kata media berasal dari bahasa Latin
medius yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Selanjutnya
menurut Critters (dalam Sapriati, dkk. 2009: 5.2) “Media pembelajaran dipandang sebagai
alat atau wahana untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan pembelajaran kepada
siswa”. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan suatu pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuansiswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.
Pembelajaran IPA dapat berhasil sesuai dengan harapan dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang saling berkaitan dan saling menunjang. Faktor yang paling menentukan keberhasilan
pembelajaran adalah guru. Guru dituntut untuk dapat membuat pembelajaran menarik baik
dari segi metode atau media. Media yang menarik dapat diartikan bermacam-macam, seperti
media gambar yang penuh warna, gambar dan tulisan-tulisan yang dapat merangsang
keingintahuan siswa, memanfaatkan powerpoint, atau media yang bergerak-bersuara seperti
video, film, atau animasi.
Peranan media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajarmerupakan satu
kesatuanyang tidak dapat dipisahkandaridunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim kepada penerima,
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik untuk
belajar.Senada dengan apa yang dikatakan oleh (Ruth Lautfer, 1999) bahwa media
pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru untuk menyampaikan materi
pengajaran, meningkatkan kreatifitas siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses
pembelajaran. Dengan media siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, mendorong siswa
menulis, berbicara dan berimajinasi semakin terangsang. Dengan demikian, melaluimedia
pembelajarandapat membuat proses belajar mengajar lebihefektif dan efesien serta terjalin
hubungan baik antara guru dengan peserta didik. Selain itu, media dapat berperanuntuk
mengatasi kebosanan dalam belajar di kelas.Oleh karena itu, guru dituntut memberikan
motivasi pada peserta didik melalui pemanfaatan media yang tidak hanya ada di dalam kelas,
akan tetapi juga yang ada di luar kelas, jika hal itu dimanfaatkan maka tujuan pembelajaran
akan tercapai.
Kesulitan yang sering ditemukan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran IPA
adalah guru susah menerapkan media jika siswa ribut ketika guru menjelaskan materi dengan
media, masih ada media yang belum dipahami dan dimengerti terutama media yang tergolong
canggih, susah mencari media yang tepat dengan materi dan tergolong rumit, guru belum bisa
menggunakan media dengan baik dan ketika ada siswa yang tidak mengerti tentang isi materi,
meskipun telah dibantu dengan media.Selanjutnya yang paling mempengaruhi guru dalam
memanfaatkan media pembelajaran IPA adalah ketersediaan media di sekolah, pengetahuan
guru tentang media dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran
Pada hal perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini sangat
menolong para pendidik untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran.Sekalipun
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi banyak memunculkan berbagai gejala sosial
dan perubahan dalam masyarakat, namun bukan berarti para tenaga pendidik menghindari
dan tidak mau mengikuti perkembangan yang ada. Menurut Presiden Republik Indonesia
dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah Tahun 2017
di Istana Negara, Kamis (18/5/017), Jokowi mengatakan, dunia berubah sedemikian cepatnya
akibat teknologi, bahkan negara-negaralain sudah sedemikian rupa berbicara ruang angkasa,
sedangkan orang Indonesia baru belajar menggunakan internet, belum lagiberkutat dengan
demo, fitnah dan saling menghujatmelalui media sosial dengan menyebarkan berita-berita
hoax. Oleh karena itu perlu kesiapan dari sumber daya manusia dalam mengatasi setiap
problem yang ada.Salah satu cara mengatasinya permasalah yang ada adalahdiperlukan
program pendidikan yang berkualitas, menyediakan berbagai pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai yang luwes, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri
tanggung.
Media yang tepat dan benar. Jadi, cara merancang media yang efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan pembelajaran selain tergantung pada kemampuan guru, di sini juga dapat
dikemukakan beberapa cara yang efektif untuk merancang media pembelajaran yang baik.
Antara lain, (1) media harus dirancang sesederhana mungkin sehingga jelas dan mudah
dipahami oleh siswa; (2) media hendaknya dirancang sesuai dengan pokok bahasan yang
akan diajarkan; (3) media hendaknya dirancang tidak terlalu rumit dan tidak membuat
anakanak menjadi bingung; (4) media hendaknya dirancang dengan bahanbahan yang
sederhana dan mudah didapat, tetapi tidak mengurangi makna dan fungsi media itu sendiri;
(5) media dapat dirancang dalam bentuk model, gambar, bagan berstruktur, dan lainlain,
tetapi dengan bahan yang murah dan mudah didapat sehingga tidak menyulitkan guru dalam
merancang media dimaksud.

KESIMPULAN
Ketersediaan media pembelajaran IPA pada Siswa Kelas Tinggi di lima SD Desa Sungai
Ayak, Kabupaten Sekadau termasuk dalam kategori “Baik”. Berdasarkan hasil chek list,
media yang tersedia di 5 sekolah tersebut adalah poster IPA, model tata surya, kit IPA, kaca
pembesar (Lup), globe, cermin, mikroskop, infocus, komputer, model tubuh manusia,
torso/model kerangka manusia, benda-benda konkret dan lingkungan alam dengan rata-rata
persentase sebesar 71,42%. Pemanfaatan Media Pembelajaran oleh guru IPA Sekolah Dasar
di Desa Sungai Ayak Kabupaten Sekadau diperoleh secara keseluruhan pemanfaatannya
sebesar 82,14% tergolong kategori “Sangat Baik”.

SARAN
beberapa saran untuk berbagai pihak sehubungan dengan pemanfaatan media pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar yaitu, bagi pihak sekolah, agar lebih memperhatikan dan mengecek
kembali media yang tersedia di sekolah, media-media yang mengalami kerusakan harap
segera diperbaiki agar bisa digunakan kembali dan menambah Analisis Pemanfaatan Media
Pembelajaran IPA SD 348 media-media yang belum tersedia disekolah khususnya media
pada pembalajaran IPA. Serta diharapkan untuk membuat ruangan khusus laboratorium di
sekolah agar guru dan siswa mempunyai sumber belajar yang lengkap sehingga dapat
memperlancar penerimaan bahan pelajaran dan pemahaman siswa.
DAFTAR PUSTKA

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Effendi, S. dan Tukiran.
2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Riduwan.(2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:
Alfabeta. Sapriati, S.dkk. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. 2012.
Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tirtarahardja, U. dan La Sulo. S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai