Anda di halaman 1dari 34

AGRICULTURAL MANAGEMENT AND

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

1.1 SKETSA TEKNIK DAN PENGURAIAN BENTUK

1.1.1 Uraian Singkat


Juru gambar tradisional maupun CAD haruslah memliki keterampilan yang
paling penting yaitu cara-cara pensketsaan yang sesuai. Pensketsaan merupakan
proses formal untuk memvisualkan benda-benda tiga dimensi dalam persiapan
gambar pada kertas atau dengan CAD. Dalam tim desain untuk
mengkomunikasikan gagasan dengan anggota lain memerlukan pensketsaan yang
cepat. Menciptakan benda yang kompleks secara efektif memerlkukan pensketsaan
yang sangat baik dalam merencanakan proses penggambaran. Sketsa yang
digambar dengan baik akan berfungsi sebagai peta jalan untuk penyelesaian gmbar
kertas atau CAD akhir. Juru gambar yang mensketsa penyelesaian sebelum bekerja
di kertas atau CAD sering dapat menyelesaikan gambar lebih cepat daripada yang
tidak dapat membuat sketsa secara efektif. Pensketsaan merupakan cara yang sangat
baik untuk belajar bagaimana menyajikan benda tiga dimensi pada permukaan dua
dimensi.

1.1.2 Tujuan
Setelah mempeljari bahan dalam bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membaca jenis sketsa apapun dan memahami benda yang digambarkan oleh
sketsa tersebut:
2. Menciptakan sketsa benda dua atau tiga dimensi dengan menggunakan
metode pensketsaan yang benar;
3. Memperagakan bagaimana mensketsa garis sejajar, tegak lurus, dan garis
yang berjarak sama;
4. Memperagakan bagaimana mensketsa lingkaran, busur dengan diameter yang
diketahui;
5. Memperagakan bagaimana memperkirakan dan membandingi ukuran benda
dengan menggunakan pensil dan panjang tangan;
6. Mensketsa benda menurut skala dengan menggunakan media gambar berkisi;

Gambar Teknik Page : 1


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
7. Mempersiapkan sketsa benda yang akan digambar dengan menggunakan
CAD dengan menunjukkan semua garis singgung, pusat, dan ukuruan;
8. Mensketsa benda pada kertas kisi isometrik;
9. Mensketsa pandangan utama gambar ortografik dalam orientasi dan
penyebarisan yang sesuai;
10. Menunjukkan contoh-contoh penggunaan yang benar dari huruf garis-garis
sketsa;
11. Menggunakan perbedaan antara sketsa dan gambar.

Gambar Teknik Page : 2


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.3 Gambar Proyeksi
Penyajian sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
menggunakan cara proyeksi.

A. Gambar Pandangan Tunggal


1. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan
sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan melalui proyeksi
isometric, dimetri, dan trimetric. Aksonometri adalah sebutan umum untuk
pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam
penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang
proyeksi.
Tabel 1. Sudut Proyeksi dan Skala Perpendekan

Sudut Proyeksi (0) Skala Perpendekan


Cara Proyeksi
⍺ β Sumbu -X Sumbu-Y Sumbu-Z
Proyeksi Isometri 30 30 82 82 82
15 15 73 73 96
Proyeksi Dimetri 35 35 86 86 71
40 10 54 92 92
20 10 64 83 97
30 15 65 86 92
Proyeksi Trimetri 30 20 72 83 89
35 25 77 85 83
45 15 65 92 86

Gambar Teknik Page : 3


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
a. Proyeksi Isometri
Proyeksi ini sisi-sisi AB, AD, dan AE sama panjang dan saling berpotongan
pada sudut yang sama, yaitu 1200. Ketiga garis lurus AB, AD, dan AE adalah
sumbu-sumbu isometric.

Gambar 1. Proyeksi Isometri


b. Proyeksi Dimetri
Secara umum, besar sudut sumbu x terhadap garis horizontal adalah 70,
sedangkan besar sudut sumbu y terhadap garis horisontalnya adalah 400. Tinjauan
lain dalam proyeksi dimetri ini adalah perbandingan antar ketiga sumbu adalah x :
y : z = 1 : ½ : 1. Kesimpulannya adalah, dimisalkan panjang ketiga garis adalah 50
mm, maka pada proyeksi ini panjang sumbu x = 50 mm, sumbu y = 25 mm dan
sumbu z = 50 mm, tetapi pada angka penunjukan pengukurannya tetap ditulis 50
mm.

Gambar 2. Proyeksi Dimetri

Gambar Teknik Page : 4


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
c. Proyeksi Trimetri
Skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama disebut dengan
proyeksi trimetric.

Gambar 3. Proyeksi Trimetri


2. Proyeksi Miring
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis
proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Pada proyeksi ini bendanya dapat
diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan
sejajar dengan bidang proyeksi vertical. Dengan demikian bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya (Sato, 2000).
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 300, 450, atau 600
terhadap sumbu horizontal.

Gambar 4. Proyeksi Miring

Gambar Teknik Page : 5


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
3. Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang
dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini
merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya
sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik
dengan bagian-bagian yang kecil dan rumit tidak menguntungkan, oleh karenanya
jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin (Sato, 2000).

Gambar 5. Gambar Perspektif


Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik
dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif,
seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif
sudut), dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik
hilang yang dipakai.

Gambar 6. Macam-macam Gambar Perspektif

B. Proyeksi Ortogonal (Gambar Pandangan Majemuk)


Gambar proyeksi orthogonal dipergunakan untuk memberikan informasi
yang lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mwndapatkan hasil
demikian bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang
proyeksi, terutama sekali bidang yang penting diletakkan sejajar dengan bidang
proyeksi vertical.
Gambar Teknik Page : 6
AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 7. Proyeksi Ortogonal


Proyeksi orthogonal pada umumnya tidak memberikan gambaran lengkap
dari benda hanya dengan satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa
bidang proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah
dengan bidang bantu dimana diperlukan. Dengan menggabungkan gambar-gambar
proyeksi tersebut diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud.

1.1.4 Cara-Cara Proyeksi yang dipergunakan Pada Gambar Kerja


Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang
horizontal dan vertikal. Bidang-bidang utama ini membagi seluruh ruang dalam
empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan bidang vertical
disebut kwadran pertama. Bagian kedua di atas bidang horizontal dan di belakang
bidang vertikal disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang
terletak di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertikal, dan kwadran
keempat adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di
belakang bidang vertikal.

Gambar 8. Bidang Koordinat Utama dan Kwadran-kwadran

Gambar Teknik Page : 7


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.4.1 Cara Proyeksi Sudut Pertama
Susunan gambar proyeksi harus demikian hingga dengan pandangan depan A
sebagai patokan, pandangan atas B terletak di bawah, pandangan kiri C terletak di
kanan, dan pandangan belakang F boleh ditempatkan di sebelah kiri atau kanan.
Cara ini disebut juga “cara E” karena telah banyak dipergunakan di Negara-negara
Erope seperti Jerman, Swis, Perancis, USSR, dsb.

Gambar 9. Proyeksi Sudut Pertama atau Proyeksi Eropa


1.1.4.2 Cara Proyeksi Sudut Ketiga
Pandangan depan dalam arah A dipil sebagai pandangan depan. Pandangan –
pandangan yang lain diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi lainnya. Sisi-sisi
peti dibuka menjadi satu bidang proyeksi depan menurut anak panah. Dengan
pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas,
pandangan kiri C diletakkan di kiri, pandangan kanan D diletakkan di kanan,
pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang dapat diletakkan

Gambar Teknik Page : 8


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
di kiri atau kanan. Susunan proyeksi ini disebut juga “cara A” karena telah dipakai
di Amerika. Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini adalah
Jepang, Autralia, Canada, dsb.

Gambar 10. Proyeksi Sudut Ketiga atau Proyeksi Amerika

1.1.4.3 Memutar Benda


Terdapat pandangan lain yang diperoleh dengan memutar benda, seperti yang
ditunjukkan pada gambar . pertama, pertahankan bendanya pada kedudukan
pandangan-depan (Gambar 54a). untuk memperoleh pandangan atas (Gambar 54b),
putar bendanya untuk membuat bagian atas benda di atas dan mengarah ke Anda,
untuk memperoleh pandangan samping kanan (Gambar 54c), putar bendanya untuk
membuat sisi kanan kea rah Anda. Untuk memperoleh pandangan dari sisi lainnya,
Anda hanya perlu memutar benda untuk membuat sisi dimaksud menghadap ke arah
Anda.
Pandangan atas, depan, sisi kanan, yang disusun berdekatan, ditunukkan pada
Gambar 54d. Ini disebut tiga pandangan biasa karena ketiganya merupakan
pandangan yang paling sering digunakan.

Gambar Teknik Page : 9


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 11. Tiga Pandangan Biasa


Sembarang benda dapat dipandang dari enam arah yang saling tegak lurus
(Gambar 55). Keenam pandangan ini dapat digambar jika perlu. Pandangan atas,
depan, dan bawah disebariskan tegak lurus, sementara pandangan belakang,
samping kiri, dan samping kanan disebariskan mendatar. Menggambar suatu
pandangan di luar tempatnya umumnya dianggap sebagai salah satu kesalahan yang
terparah dalam gambar.
Perhatikan bahwa tinggi ditunjukkan di pandangan belaang, samping kiri,
depan, dan bawah; dan kedalaman ditunjukkan pada empat pandangan yang
mengelilingipandangan depan-yakni, pandangan samping kiri, atas, samping
kanan, dan bawah. Setiap pandangan menunjukkan dua ukuran utama. Perhatikan
juga bahwa pada keempat pandangan yang mengelilingi pandangan depan, bagian
depan benda mengarah ke pandangan depan, bagian depan benda mengarah ke
pandangan depan.

Gambar Teknik Page : 10


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 12. Keenam Pandangan


Pandangan bersebelahan saling berkebalikan. Jika pandangan depan pada
Gambar 55 dibayangkan sebagai bendanya sendiri, pandangan samping kanan
diperoleh dengan melihat ke arah samping kanan dari pandangan depan tersebut,
seperti yang ditunjukkan oleh tanda panah R Side. Begitupun juga, jika pandangan
samping kanan dibayangkan sebagai bendanya sendiri, pandangan depan diperoleh
dengan melihat ke sisi kiri dari pandangan samping kanan tadi, seperti yang
ditunjukkan oleh tanda panah Front. Hubungan yang sama berlaku di antara
sembarang dua pandangan yang bersebelahan.

Gambar 13. Enam Pandangan Rumah


1.1.4.4 Pandangan yang Dibutuhkan
Sebuah gambar untuk digunakan di produksi haruslah hanya berisi pandangan
yang dibutuhkan untuk uraian bentuk yang jelas lengkap bendanya. Pandangan
minimum yang dibutuhkan ini diacu sebai pandangan yang dibutuhkan. Dalam

Gambar Teknik Page : 11


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
memilih pandangan, juru gambar haruslah memilih pandangan yang paling jelas
menunjukkan kontur atau bentuk penting dan memiliki garis tak tampak yang
paling sedikit.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 57, tiga bagan (feature) nyata benda
yang perlu ditunjukkan pada gambar: (1) bagian atas yang bulat dan lubang, yang
dilihat dari depan; (2) takikan persegi panjang dan sudut yang membulat, yang
dilihat dari atas; dan (3) sudut kanan dengan sudut yang berfilet bullet), yang dilihat
dari samping.

Gambar 14. Pemilihan Pandangan

Gambar 15. Dua Pandangan yang Perlu


Sering terjadi hanya dua pandangan yang dibutuhkan untuk menguraikan
dengan jelas bentuk suatu benda. Pada Gambar 58a, pandangan samping kanan
menunjukkan kontur yang tak penting untuk benda tersbut dan oleh sebab itu
dihapus. Pada Gambar 58b, pandangan atas dan depan identik, jadi pandangan atas

Gambar Teknik Page : 12


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
dihilangkan. Pada Gambar 58c, semua informasi diberikan pada pandangan depan
dan atas sehingga pandangan samping tidak perlu.

(a) (b) (c)


Gambar 16. Pemilihan Pandangan
(a) Dalam proyeksi ortografi, kita harus memilih urutan pandangan dengan garis
tersembunyi paling sedikit.
(b) Tampilan sisi kiri memiliki lebih sedikit garis tersembunyi, dan oleh karena
itu, tampilan ini dipilih daripada tampilan sisi kanan.
(c) Ketika kedua pandangan memiliki jumlah garis tersembunyi yang sama,
pandangan sisi kanan secara tradisional dipilih.

1.1.4.5 Garis-garis Taktampak


Praktek yang benar dan yang salah dalam menggambar garis-garis taktampak
diilustrasikan pada Gambar 50. Umumnya, garis taktampak harus bersambung
dengan garis tampak kecuali jika penyambungan itu membuat garis tampak
diperpanjang terlalu jauh, seperti yang ditunjukkan pada Gambar60. dengan kata
lain, biarkan ada celah manakala garis taktampak merupakan lanjutan dari garis
tampak. Garis-garis taktampak harus berpotongan untuk membentuk sudut L dan T
(Gambar 60b). garis taktampak harus “melompati” garis tampak apabila
memungkinkan (Gambar 60c). garis-garis taktampak yang sejajar harus digambar
sedemikian rupa sehingga goresannya berselang-seling, seperti susunan batu bata
(Gambar 60d). apabila dua atau tiga garis taktampak bertemu pada satu titik,
goresannya harus bertemu, seperti yang ditunjukkan untuk bagian bawah lubang
gurdi pada Gambar 60e dan untuk bagian atas kerucut-benam (countershunk) pada
contoh pada Gambar 60f. Contoh pada Gambar 60g serupa dengan contoh pada
Gambar 60a; garis-garis taktampak tidak bertemu dengan garis tampak apabila hal

Gambar Teknik Page : 13


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
ini membuat garis tampak terlalu memanjang. Metode penggambaran yang benar
dan salah untuk busur taktampak ditunjukkan pada Gambar 49h.

Gambar 17. Praktek Penggambaran Garis Taktampak


1.1.4.6 Garis Sumbu
Garis sumbu digunakan untuk menandai sumbu-sumbu atau fitur benda
simetrik, lingkaran baut, dan lintasan gerak. Contoh penggunaannya ditunjukkan
pada Gambar 61. Seperti ditunjukkan pada Gambar 61a, garis sumbu tunggal
dilukis pada pandangan memanjang dan garis sumbu melintang dalam pandangan
lingkaran. Goresan harus memanjang secara seragam kira-kira 8 mm diluar bagan
untuk siapa garis sumbu ini dilukis.
Panjang goresan dari garis sumbu beragam dari 20 hingga 40 mm atau lebih,
tergantung pada ukuran gambarnya. Goresan pendek haruslah kira-kira 5 mm
panjangnya, dengan jarak kira-kira 2 mm. garis sumbu harus selalu diawali dan
diakhiri dengan coretan panjang. Garis sumbu yang pendek, khususnya untuk
lubang yang kecil, dapat dibuat garis menerus (Gambar 61e). selalulah membiarkan
adanya jarak apabila garis sumbu berupa lanjutan garis tampak atau taktampak.
Garis sumbu harus cukup tipis untuk dapat dibedakan dengan garis tampak atau
taktampak, tetapi cukup tebal untuk dapat direproduksi dengan baik.
Garis sumbu berguna terutama dalam pemberian ukuran dan harus
dihilangkan dari sudut yang dibulatkan atau yang berfilet yang tak penting dan
bentuk-bentuk lain yang bersifat swapenempatan.

Gambar Teknik Page : 14


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 18. Penggunaan Garis Sumbu

1.1.4.7 Penyebarisan Pandangan

Gambar 19. Kedudukan Pandangan


Kesalahan dalam menyusun pandangan sudah begitu lazim dilakukan oleh
mahasiswa sehingga perlu untuk mengulangi ini: Pandangan harus digambar sesuai
dengan susunan Standar Nasional Amerika (the American National Stadards) yang
ditunjukkan pada Gambar 62. Gambar 62a menunjukkan penuntuk taksesumbu
yang membutuhkan tiga pandangan. Ketiga pandangan ini, yangdisusun secara
benar, ditunjukkan pada Gambar 62b. pandangan atas harus tepat diatas pandangan
depan, dan pandangan samping-kanan harus langsung di kanan pandangan depan-
tidak sebaris, seperti pada Gambar 62c. Juga, jangan bawah diatas pandangan depan
atau pandangan samping kanan di kiri pandangan depan (Gambar 62c), walaupun
pandangannya sebaris dengan pandangan depan.
1.1.4.8 Mensketsa Tiga Pandangan

Gambar Teknik Page : 15


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Sketsa braket tuas yang membutuhkan tiga pandangan ditunjukkan pada
Gambar 63a. Langkah-langkah dalam mensketsa tiga pandangan ialah sebaga
berikut:
1. Buat kerangka persegi panjang luar untuk ketiga pandangan (Gambar 63I).
sketsa garis-garis mendatar 1, 2, 3, dan 4 untuk menentukan tinggi pandangan
depan dan kedalaman pandangan atas, dengan membuat jarak yang hampir
sama dan jarak C yang sama atau sedikit kurang dari satu jarak A. sketsa garis-
garis tegak 5, 6, 7, dan 8 untuk menetapkan lebar pandangan samping. Pastikan
bahwa kedalaman ini dalam perimbangan yang benar terhadap tingginya,
sambil membuat jarak B hampir sama dan jarak C sama atau sedikit kurang
dari satu jarak B. Perhatikan bahwa jarak C dan D tidak perlu sama, tetapi
bebas satu sama lain. Serupa halnya, jarak A dan B tidak perlu sama. Untuk
memindahkan kedalaman ukuran dari pandangan atas ke pandangan samping,
gunakan tepi karton atau secarik kertas, seperti yang ditunjukkan, atau
pindahkan jarak ini dengan menggunakan pensil sebagai alat pengukur.
2. Buat kerangka seluruh rinciannya secara halus (Gambar 63II)
3. Sketsa seluruh busur dan lingkaran secara halus (Gambar 63III)
4. Perhalus seluruh garis bantu dengan penghapus lunak (Gambar 63IV)
5. Pertebal seluruh garis akhir sehingga pandangannya akan tampak jelas
(Gambar 63V)

Gambar 20. Mensketsa Tiga Pandangan Braket Tuas

Gambar Teknik Page : 16


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 21. Tiga Pandangan dari Sebuah Objek


1.1.5 Memindahkan Dimensi dari Pandangan
Memindahkan dimensi dari pandangan berlaku untuk pandangan atas dan
samping, tetapi pandangan ini biasanya diposisikan di mana dimensi ini tidak
memproyeksikan di antara mereka. Dimensi dari pandangan dapat ditransfer secara
grafis ke dua pandangan dengan menggunakan garis, busur, atau jangka pembagi
garis.

Gambar 22. Sejumlah Contoh Metode Memindahkan Dimensi dari Pandangan.

Gambar Teknik Page : 17


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.6 Penerapan Sketsa Teknik dan Penguraian Bentuk
1.1.6.1 Latihan 1

1.1.6.2 Tugas Rumah 1

Gambar 23. Soal-soal Pandangan Majemuk

Gambar Teknik Page : 18


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.6.3 Latihan 2

1.1.6.4 Tugas Rumah 2

Gambar 24. Soal-soal Pensketsaan Garis yang Hilang

Gambar Teknik Page : 19


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.6.5 Tugas Rumah 3

Gambar 25. Soal-soal Pensketsaan Pandangan Ketiga

Gambar Teknik Page : 20


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
1.1.7 Proyeksi Pandangan Majemuk
1.1.7.1 Tugas Rumah

Gambar 26. Pasak Pengaman (Kertas A3)

Gambar 27. Pemegang Pahat (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 21


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 28. Penuntun Jari (Kertas A3)

Gambar 29. Penjepit Kepala Lepas (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 22


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 30. Tumpuan Batang (Kertas A3)

Gambar 31. Pengumpan Indeks (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 23


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 32. Bantalan (Kertas A3)

Gambar 33. Lengan Indeks (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 24


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 34. Penjepit Pemegang (Kertas A3)

Gambar 35. Ruas Rol (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 25


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 36. Kam (Kertas A3)

Gambar 37. Tumpuan (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 26


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 38. Jari Penepat (Kertas A3)

Gambar 39. Geseran Indeks (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 27


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 40. Tuas Togel (Kertas A3)

Gambar 41. Penuntun Kerangka (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 28


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 42. Rahang Cekam (Kertas A3)

Gambar 43. Penghenti Umpan-hantar (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 29


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 44. Batang Rol (Kertas A3)

Gambar 45. Lengan Penggetar (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 30


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 46. Bantalan Soket (Kertas A3)

Gambar 47. Braket Angker (Kertas A3)

Gambar Teknik Page : 31


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar 48. Sliding Nut for Mortiser

Gambar 49. Power Feed Bracket for Universal Grinder

Gambar Teknik Page : 32


AGRICULTURAL MANAGEMENT AND
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LABORATORY
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Gambar Teknik Page : 33

Anda mungkin juga menyukai