Anda di halaman 1dari 27

Pengertian Proyeksi gambar

Pengertian Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi adalah gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda atau imajiner yang
dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu . Proyeksi dibagikan menjadi
dua yaitu Proyeksi Aksonometri dan Proyeksi Oblique .
Proyeksi Pictorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati mendekati bentuk
dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal .
Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi
dan skala pemendekan yang telah ditetapkan melalui proyeksi isometri, dimetri dan trimetri.
Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis
proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus
terhadap bidang proyeksi.
Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala.
Gambar aksonometri berguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu
bentuk bangunan seutuhnya, potongan bangunan yang memperlihatkan struktur atau
interiornya, detail bagian bangunan atau sampai menunjukkan skema utilitas suatu bangunan.
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi
dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan
terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan
memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.
Kelemahan dari gambar aksonometri adalah agak tidak enak dipandang, dikarenakan bagian
belakan benda terlihat seolah-olah lebih besar dari bagian depannya (terjadi distorsi).
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan
terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda aslinya. Proyeksi ini disebut jugs
proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga
disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga.
Untuk menggambarkan proyeksi aksonometri dapat dilakukan dengan berbagai posisi. Ada
beberapa jenis penggambaran Aksonometri yaitu: Isometri, Dimetri dan Trimetri.
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal adalah proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan benda terhadap suatu
bidang proyektor yang tegak lurus terhadap bidang proyektornya .

PROYEKSI DALAM GAMBAR TEKNIK


1. Gambar Proyeksi

Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi dipergunakan
cara proyeksi.

Jika sebuah benda dilihat dari sebuah titik penglihatan O, seperti gambar 4.1 maka proyeksi
dari benda ini pada bidang proyeksi P disebut proyeksi perpspektif dan gambarnya disebut
gambar perspektif

Jika titik penglihatannya berada di tak terhingga, maka garis-garis proyeksi ( garis-garis
penglihatan) menjadi garis sejajar, seperti pada gambar 4.2 . Proyeksi ini disebut proyeksi
sejajar

Sedangkan proyeksi sejajar dibagi dua yaitu :

Proyeksi orthogonal, bila garis-garis proyeksi tegak lurus pada bidang proyeksi P

Proyeksi miring, bila garis-garis proyeksi membuat sudut dengan bidang proyeksi P

Gambar 4.1. Proyeksi Perspektif Gambar 4.2. Proyeksi Sejajar

2. Proyeksi Aksonometri
( sejajar yang tegak lurus)
Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi orthogonal dan salah satu bidang sisinya frontal (
sejajar bidang proyeksi) seperti tampak pada gambar 4.3a, hanya sebuah bidang saja yang
tergambar pada bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan
gambar demikian memberi bentuk benda seperti sebenarnya( mudah dimengerti/dipahami
bentuk bendanya) gambar 4.3b. Cara demikian disebut proyeksi aksonometri. Tiga bentuk
proyeksi aksonometri adalah isometric, dimetri dan trimetric.

Gambar 4.3. Proyeksi Orthogonal

1. Proyeksi Isometri
Sebagai contoh diambil sebuah kubus. Pertama-tama kubus ini diletakkan seperti pada
gambar 4.4a. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal benda berdiri tegak lurus
bidang vertical ( bidang proyeksi). Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal
menjadi 35o 16' Gambar 4.4b Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi akan
menunjukkan ketiga bidang dari kubus . Dalam gambar proyeksi ini rusuk-rusuknya AB, AD
dan AE ketiga-tiganya sama panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula,
yaitu 120o. Pada gambar 4.4c diperlihatkan skala perpendekan dari rusuk-rusuknya pada
gambar proyeksi, yaitu 0,82 dari panjang rusuk sebenarnya. Proyeksi demikian disebut
proyeksi isometric
2. Proyeksi dimetri

Disebut proyeksi dimetri, bila skala perpendekan dari dua rusuk dan dua sudut dari ketiga
sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang berpotongan pada satu titik adalah sama

Gambar 4.5 dimetri Gambar 4.6. Proyeksi trimetri

3. Proyeksi trimetri

Proyeksi trimetric, bila skala perpendekan dari ketiga rusuk dan tiga sudut titik sama lihat
gambar 4.6
Harga-harga dari sudut dan skala perpendekan dari proyeksi aksonometri yang khusus
terdapat pada table dibawah ini
Tabel Sudut Proyeksi dan skala perpendekan

Sudut
Cara
Proyeksi (o) Skala Perpendekan
Proyeksi

Sumbu Sumbu
α β Sumbu x y z

Proyeksi
Isometri 30 30 82 82 82

15 15 73 73 96

35 35 86 86 71
Proyeksi
Dimetri 40 10 54 92 92

Proyeksi 20 10 64 83 97
30 15 65 86 92

30 20 72 83 89

35 25 77 85 83

Aksonometri 45 15 65 92 86

3. Gambar Isometri

Orang lebih menyenangi gambar isometric, karena gambar isometric dapat menyajikan benda
dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi
yang lain. Berikut contoh gambar isometric dengan berbagai kedudukan sumbu utama
Gambar 4.7. Kedudukan sumbu isometric dipilih sesuai tujuan dan hasil yang akan
memberikan gambar yang paling jelas.

Gambar 4.7 Kedudukan sumbu-sumbu isometric


Gambar isometric dari sebuah benda dengan sebuah bidang miring

Gambar 4.8
4. Proyeksi Miring

Gambar 4.9. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring proyeksinya miring terhadap
bidang proyeksi. Pada proyeksi ini benda dapat diletakkan sesukanya tetapi biasanya
permukaan depannya diletakkan frontal terhadap bidang proyeksi vertical. Dengan demikian
bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada proyeksi
orthogonal. Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya sudut 30, 45 dan 60 derajat
terhadap sumbu horizontal yang disebut juga sudut proyeksi. Pada rusuk yang miring ini bila
dipakai skala perpendekan= 0,5 dan sudut proyeksi 45o memberikan bentuk gambar yang
jelas dan mudah dipahami seperti sebenarnya dan penggambarannya agak mudah.

Gambar 4.10 memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometric dan proyeksi
miring dapat dipakai sebagai perbandingan
Gambar 4.10 Perbandingan Gambar isometric dan gambar Proyeksi Miring

Cara-cara Proyeksi yang digunakan dalam gambar teknik


1. Dasar-dasar Proyeksi orthogonal

Untuk dapat memproyeksikan benda secara orthogonal ( tegak lurus) perlu kita pahami dasar-
dasar proyeksi orthogonal. Benda tidaj lain dibatasi oleh bidang dan garis potong dari bidang
bidang tersebut. Untuk dapat memproyeksikan benda tersebut, kita harus dapat
memproyeksikan bidang dan garis. Untuk memproyeksikan bidang sama dengan
memproyeksikan 2 garis yang berpotongan pada bidang tersebut. Sedang untuk
memproyeksikan garis adalah sama dengan memproyeksikan dua titik yang tidak berimpit
pada garis tersebut. Berikut contoh proyeksi titik pada bidang proyeksi gambar 5.1a proyeksi
garis PG pada bidang proyeksi, masing-masing untuk PQ // bidang proyeksi. Gambar 5.1b,
PQ terletak sebarang terhadap bidang proyeksi, gambar 5.1.c dan PQ tegak lurus bidang
proyeksi gambar 5.1d sedang pada gambar 5.2 menunjukkan urut-urutan proyeksi orthogonal
dari suatu benda pada satu bidang proyeksi.
Gambar 5.1. Proyeksi Orthogonal dari titik dan garis

Gambar 5.2. Proyeksi Orthogonal dari benda


2. Proyeksi Orthogonal dalam gambar teknik

Dalam gambar teknik kita mengenal dua macam proyeksi, yaitu

a. Proyeksi Eropa atau proyeksi sudut pertama dan

b. Proyeksi Amerika atau proyeksi sudut ketiga

a. Proyeksi Eropa

Ketentuan dari proyeksi eropa, benda terletak antara pengamat dan bidang proyeksi. Cara
memproyeksikan :

Benda yang akan kita proyeksikan harus kita rencanakan mana yang kita anggap sebagai
pandangan depan, misalnya A adalah pandangan depan, B adalah pandangan atas, C adalah
pandangan kiri, D Pandangan Kanan, E pandangan bawah, dan F pandangan Belakang
ditunjukkan oleh anak panah pada gambar 5.3a. Ini menunjukkan dari arah mana pengamat/
orang akan memproyeksikan.

Kemudian benda kita masukkan kedalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar
5.3b. Dengan kekentuan dari proyeksi eropa di atas, maka gambar proyeksi pandangan depan
( A) ada dibidang sisi belakang dari kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di sisi
bawah, gambar proyeksi pandangan kiri ( C) ada di sisi kanan, Gambar proyeksi pandangan
kanan ( D) ada di sisi kiri, GAmbar proyeksi pandangan bawah (E) ada dibidang sisi atas dan
gambar proyeksi belakang ada dibidang sisi depan Gambar 5.3b

Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar
proyeksi pandangan depan.

Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi eropa seperti
pada gambar 5.3d
Ciri-ciri dari hasil proyeksi eropa :

1. Pandangan atas terletak dibawah pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikanan pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kiri pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di atas pandangan depan
Gambar 5.4. Proyeksi Eropah atau Proyeksi Sudut Pertama

b. Proyeksi Amerika

Ketentuan dari proyeksi amerika , bidang proyeksi terletak antara pengamat dan benda. Cara
memproyeksikannya : Benda yang akan kita proyeksikan kita ambil sama dengan benda yang
diproyeksikan dengan cara eropa, gambar 5.3.a, termasuk arah memandangnya.

Kemudian benda kita masukkan dalam kubus yang transparan ( tembus pandang) gambar
5.4a. Dengan ketentuan dari proyeksi amerika di atas, maka gambar proyeksi pandangan
Depan (A) ada dibidang sisi depan kubus, gambar proyeksi pandangan atas (B) ada di bidang
atas, Pandangan sisi kiri (C) ada di sisi kiri, pandangan sisi kanan (D) ada di sisi kanan ,
pandangan bawah (E) ada di sisi bawah, pandangan sisi belakang (F) ada di belakang lihat
gambar 5.4a

Kemudian sebagian dari rusuk-rusuk dari kubus tersebut kita potong dan bidang sisinya kita
rebahkan kebidang belakang dari kubus, sehingga menjadi satubidang dengan gambar
proyeksi pandangan depan.

Bila garis-garis rusuk kubus tersebut kita hilangkan, maka terlihat hasil proyeksi Amerika
seperti pada gambar 5.4c

Ciri-ciri dari hasil proyeksi Amerika :

1. Pandangan atas terletak di atas pandangan depan


2. Pandangan kiri terletak dikiri pandangan depan
3. Pandangan kiri terletak di kanan pandangan depan
4. Panfangan bawah terletak di bawah pandangan depan

Gambar 5.4. Proyeksi Amerika atau Proyeksi sudut ketiga


Fungsi dan Sifat Gambar sebagai Gambar Teknik
1. Gambar Sebagai Bahasa Teknik
Gambar adalah sebuah alat komunikasi untuk menyatakan maksud dari seorang sarjana
teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai bahasa teknik atau bahasa untuk
sarjana teknik.
Perbandingan antara bahasa dan gambar diperlihatkan pada tabel dibawah, dimana standard
gambar merupakan tata bahasa dari suatu bahasa.

Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar. Gambar
bagaimanapun adalah bahasa teknik. Oleh karena itu diharapkan bahwa gambar harus
meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif. Dalam hal bahasa, kalimat
pendek dan ringkas mencakup keterangan – keterangan dan pikiran-pikiran yang berlimpah.
Hal ini hanya dapat dicapai oleh kemampuan, katier dan watak sipenulis. Di lain pihak
keterangan dan pikiran demikian hanya dapat dimengerti oleh pembaca yang terdidik

Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan dengan bahasa, harus
diberikan secukupnya sebagai lambing-lambang. Oleh karena itu berapa banyak dan berapa
tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan dalam gambar tergantung dari bakat perancang
gambar ( design drafter). Sebagai juru gambar sangat penting untuk memberikan gambar
yang tepat dan mempertimbangkan pembacanya. Untuk pembaca, penting juga berapa
banyak keterangan yang dapat dibacanya dengan teliti dari gambar.
Tabel 1 Bahasa dan gambar

Lisan Kalimat Gambar

Indra Akustik Visual Visual

Ekspresi Suara Kalimat Gambar

Aturan Tata bahasa Standard Gambar

2. Fungsi Gambar
Fungsi gambar digolongkan menjadi tiga golongan berikut :
 Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada orang-
orang yang bersangkutan, kepada perencana proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan dan
sebagainya. Orang-orang yang bersangkutan bukan saja orang-orang dalam pabrik sendiri,
tetapi juga orang-orang dalam pabrik sub kontrak ataupun orang-orang asing dalam bahasa
lain.

 Pengawetan, Penyimpanan dan penggunaan keterangan


Gambar merupakan data teknis yang sangat penting sebagai bahan informasi untuk rencana-
rencana yang akan dating shingga diperlukan cara-cara penyimpanan, kodifikasi nomor urut
gambar dan lain-lain.

Gambar 1.1 Gambar 1.2

 Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi


Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk
gambar melalui proses, seperti gambar 1.3 misalntya. Pertama-tama analisa dan disintesa
dengan gambar. Kemudian gambarnya diteliti dan dievaluasi. Proses ini diulang-ulang
sehingga didapatkan gambar yang sempurna. Dengan demikian gambar tidak hanya
melukiskan gambar, tyetapi berfungsi juga sebagai peningkat daya piker untuk perencana
Gambar 1.4. Oleh karena itu sarjana teknik tanpa kemampuan menggambar akan kekurangan
cara penyampaian keinginan maupun cara menerangkan.

Gambar 1.3 Gambar 1.4

3. Sifat-sifat gambar
Sifat-sifat gambar dilihat dari tujuan gambar dapat diuraikan sebagai berikut

 Internasionalisasi Gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang-orang
bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standard perusahaan bersama dengan
meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan standard nasional meningkat.
Pada tahun-tahun terakhir ini peningkatan pembagian kerja secara intrnasional, perkenalan
dengan teknologi asing, telah mengharuskan internasionalisasi standard gambar.

Agar supaya tujuan ini dapat dicapai, penunjukan-penunjukan dalam gambar harus sama
secara internasional maupun ketentuan-ketentuan dan pengertian cara-cara penunjukan dan
lambing harus diseragamkan secara Internasional. Lagipula suatu bahasa tertentu tidak boleh
dicantumkan dalam gambar.

 Mempopulerkan gambar
Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan yang harus
membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya. Akibatnya diperlukan cara
mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah, peraturan-peraturan dan standar,
eksplisit sangat diperlukan

 Perumusan gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan, stuktur, perkapalan,
perumahan atau arsitektur, teknik sipil, masing-masing dengan kemajuan masyarakat
teknologinya, tidak memungkinkan menyelesaikan suatu proyek dari satu bidang saja, bahkan
lebih dari itu, telah menjadi suatu keharusan untuk menyediakan keterangan-keterangan
gambar yang dapat dimengerti, terlepas dari bidang-bidang di atas. Untuk tujuan ini masing-
masing bidang akan mencoba untuk mempersatukan dan mengidentifisir standar-standar
gambar.

 Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting tidak hanya untuk
mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh karena itu
penyederhanaan gambar menjadi masalah penting untuk menghemat tenaga menggambar.

 Modernisasi gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa untuk
mengikutinya, dapat disebutkan di sini cara-cara baru ( modern ) yang telah dikembangkan
seperti misalnya pembuatan film mikro, berbagai macam mesin gambar otomatis dengan
bantuan computer ( CAD – Computer Aided Design) dsb

Alat – alat Gambar dan Penggunaannya


Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar teknik sipil terdiri atas pensil
gambar, pena gambar, kotak jangka, penggaris, penggaris T, sepasang segitiga, mistar ukur,
mistar skala, busur derajat, penghapus, mal bentuk ( sablon) papan gambar, meja gambar,
mesin gambar dan kertas gambar.

Mutu dari suatu gambar ditentukan dari sarana ( alat-alat gambar) yang baik dan sumber daya
manusianya yang mampu menguasai teknik gambar dan menggunakan alat-alat gambar
dengan tepat. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat
gambar secara tepat.

a. Pensil Gambar

Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat
kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan Lunak (B). Golongan keras
dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai
dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum standard sepenuhnya,
karena itu dianjurkan menggunakan satu merek pensil saja agar tepat derajat kekerasannya.

Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama ( konstan) sebaiknya pensil dibuat
pipih ( baji) Gambar 2.1a, jadi jangan runcing/konis seperti gambar 2.1.b. Untuk membuat
pensil pipih dapat digunakan kertas amplas.

Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali ( pensil mekanik). Isi dari pensil ini
mempunyai tingkat kekerasan yang bermacam-macam demikian juga dengan ukuran
diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis sehingga tidak perlu lagi
penajaman. Ukuran-ukuran yang ada adalah 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat
dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H

Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar
harus mempunyai sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut
antara 80-90 derajat Gambar 2.2.

Gambar 2.1 dan Gambar 2.

b. Pena Gambar

Pena tarik: Ujung pena yang terbelah itu dapat diatur, hingga orang mendapatkan lebar/tebal
garis yang bermacam-macam. Kedudukan waktu menggaris tegak lurus keatas gambar. Tinta
harus didisi secukupnya, bila terlalu banyak/ sedikit akan menghasilkan garis yang tidak
merata tebalnya. Pengisian tinta pada ujungnya tidak boleh sampai menempel dibagian luar,
sehingga tinta akan menempel pada mistar gambar yang akan menyebabkan turun ke kertas
gambar. Bila sudah diisi tinta secukupnya , harus secepatknya digunakan, bila tidak
digunakan untuk waktu lama akan mongering dan harus dibersihkan lagi

Rapido : pena ini mempunyai ujung ( mata pena) dengan macam-macam ukuran seperti
pensil mekanis. Banyak keuntungan dari pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena
tarik :

i. Tidak sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu

ii. Tidak berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada
pada mulut pena dan berhubungan langsung dengan udara luar, sehingga cepat kering dan
mudah tumpah

iii. Tebal tipisnya sangat akurat, sebab ada macam-macam pemilihan mata pena dengan
ukuran tebal yang sudah tepat, tidak perlu menyetel/ memeriksa tebal lagi. Saat ini pena
tarik sudah ditinggalkan

Gambar 2.4

Untuk mendapatkan hasil gambar tinta yang baik , kerjakan anjuran-anjuran di bawah ini :
1) Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung. Lebih
mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung daripada sebaliknya.

2) Semua garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kiri ke
kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah gb 2.5. Dengan demikian garis-garis
mempunyai cukup waktu untuk mongering dan kemungkinan " merusak " garis akan
berkurang. Garis yang kering juga diperlukan untuk garis yang berpotongan. Jika tidak maka
hasilnya seperti pada gb. 2.6.
Garis Horisontal Garis vertical Pertemuan

Gambar 2.5 Gambar 2.6

c. Jangka

Ada tiga macam jangka yang dipakai untuk menggambar


1) Jangka biasa dengan kaki lurus dengan jarum yang dapat dirubah-rubah sudutnya dengan
sekrup dan kaki yang satunya dapat diperlengkapiny dengan tiga macam :
a) Sambungan kaki dengan pensil
b) Sambungan kaki dengan tinta ( disambung dengan rapido)
c) Sambungan kaki dengan jarum
Dengan alat penyambung ( memperpanjang kaki jangka) dapat dihasilkan lingkaran dengan
jari-jari 250 mm. Jika diinginkan lingkaran dengan jari-jari yang lebih besar maka dipakai
jangka batang. Gb. 2.9.
2) Jangka orlean, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan jari-jari yang kecil seperti
misalnya untuk pembulatan Gb. 2.10
3) Jangka pegas, kedua kakinya ditahan oleh pegas dibagian atas, untuk menyetel kaki-
kakinya dipakai sekrup. Keuntungannya pada waktu digerakkan jari-jarinya tidak mudah
berubah dan dapat digunakan untuk jari-jari yang kecil dan besar tergantung dari besarnya
jangka tersebut dan dapat dipakai untuk pensil dan tinta.
Dalam menggunakan jangka harus diusahakan agar supaya kedua kakinya tegak lurus pada
kertas gambar dan tahanlah dengan tekanan dan putaran yang konstan untuk dapat
menghasilkan tebal garis yang sama.
Dewasa ini terdapat sablon lingkaran untuk menggunakan lingkaran-lingkaran kecil. Hal ini
hanya untuk mempermudah dan mempercepat waktu gambar.
d. Penggaris/ mistar gambar

Penggaris T terdiri dari landasan ( kepala) dan daun, sehingga membentuk huruf T, disebut
pula penggaris T. Biasa digunakan untuk membuat garis horizontal yang panjang dengan
menekankan landasannya pada tepi kiri papan gambar dan menggesernya ke atas dan ke
bawah. Jenis lain dari penggaris T adalah yang landasannya dua, satu landasan tetap dan yang
lain dapat bergerak. Dengan mengatur sudut yang dikehendaki dari landasan yang dapat
bergerak ini orang dapat membuat garis panjang yang tidak horizontal ( miring ). Untuk
menarik garis dengan pensil/ tinta dipakai permukaan penggaris yang condong bukan yang
tebal, lihat penampung dari penggaris Gb. 2.11
Ukuran dari penggaris T ini biasanya dibuat dari seluloid/mika yang tahan terhadap
perubahan cuaca yaitu panas dan dingin, selain itu juga transparan ( tembus pandang ) Untuk
memeriksa kelurusan dari penggaris ini diperlukan penggaris T yang sudah diperiksa
kelurusannya, kemudian permukaan yang dipakai untuk menggaris dari kedua penggaris T itu
dipertemukaan di atas papan gambar seperti Gb 2.11. bila berimpit betul-betul dan tidak ada
yang renggang berarti T itu lurus.

Gambar 2.11 Penggaris T

e. Segitiga Siku-siku

Sepasang segitiga siku-siku terdiri dari siku-siku sama kaki dan sebuah segitiga siku-siku 30°
dan 60°, dimana panjang sisi miring segitiga siku-siku sama kaki hampir sama panjang
dengan siku-siku yang terpanjang dari segitiga yang kedua ( sudut 30° dan 60°) lihat gb
2.12a. Saat ini banyak dipakai segitiga siku-siku yang dibuat dari seluloid/mika yang tahan
cuaca.
f. Busur Derajat

Busur derajat dibuat dari alumunium atau palstik, biasanya busur derajat ini mempunyai
garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180° gambar 2.15

Gambar 2.15
g. Mesin Gambar

Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti
busur derajat, penggaris T, segitiga, mistar, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat
mempercepat penyelesaian gambar dibawah. Alat ini dapat digunakan untuk menarik garis-
garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Penggaris yang dipasang pada alat ini bisa
diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1; 1:2 ; 1:5; 1:10 dsb. Sepasang
penggaris tegak lurus tersebut dapat digerakkan bebas disemua permukaan papan gambar

h. Kertas Gambar dan ukurannya

Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya
kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak ( perencanaan awal) biasanya
dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan
pinsil. Sedangkan untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu untuk
diperbanyak biasanya menggunakan kertas kalkir

1) Ukuran Kertas A

Ukuran X( MM) Y(MM) B( garis tepi)

A0 841 1189 10 ( 20) MM

A1 594 841 10

A2 420 594 10

A3 297 420 10

A4 210 297 10

A5 148 210 10

2) Ukuran Kertas B

Ukuran kertas seri B0 adalah : luasnya = √ 2 m 2 dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : √
2. Dengan cara penyelesaian yang sama seperti seri A0 maka didapat ukuran kertas seri B0:
panjang x = 1414 mm dan lebar y = 1000 mm B1 : x = 1000 dan y = 707 mm; B2 : x = 707
mm dan y = 500 mm dst.

Garis dan Huruf


1. Macam garis dan tebal garis

Didalam menggambar teknik bentuk dan tebal garis sesuai dengan penggunaanya seperti
contoh dibawah ini ;

Macam Contoh-contoh
Jenis Garis Penggunaan

1. Garis benda langsung


0,6 terlihat
A 0,8 Garis tebal 2. Garis tepi

1. Garis penunjuk
ukuran, garis Bantu,
garis penunjuk
2. Garis arsir
3.Garis untuk
Penampung yang diputar
ditempat
4. Garis khayal yang
0,1 terjadi dari perpotongan
B 0,2 Garis tipis yang dibulatkan

C 0,1 Garis bebas 1. Garis potong, yang


0,2 tipis menghilangkan sebagian
benda
2. Garis batas antara
bagian benda yang
dipotong dan sebagian
dalam pandangan

Garis
sedang Garis benda yang
0,3 ( putus- terhalang/tidak langsung
D 0,4 putus) terlihat

1. Garis sumbu
0,1 Garis tipis 2. Garis potomg
E 0,2 ( strip titik) penampang

2. Huruf dan angka

Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka dalam gambar teknik, ialah ; jelas dan seragam
dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contoh-contoh huruf dan angka, satu untuk huruf miring
dan satu untuk huruf tegak, kedua-duanya boleh digunakan Pada gambar 3.3 dicontohkan
untuk huruf dan angka yang miring
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
0123456789 ~!@#$%^&*()_+|
Bentuk Huruf Miring ISO
Ukuran huruf
Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf adalah
sebagai berikut : 2,5;3,5;5;7;10; 14; dan 20 mm
Tinggi h ( huruf besar) dan c ( tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila
terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h
akan menjadi 3,5 mm
Tebal huruf d ditentukan oleh dua perbandingan standard d/h, yaitu antara d/h = 1/14 dan d/h
= 1/10. Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-
huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-perbatasan diberikan
pada table berikut :
Huruf A ( d= h/14)

Sifat Perbandingan ukuran

Tinggi huruf
h
Tinggi huruf
besar
Tinggi huruf
kecil c
(tanpa
tangkai dan (14/14)h 3,5 5 7 10 14 20
kaki) (10/14)h 2,5 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antar (2/14)h 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8


huruf a (20/14)h 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak (6/14)h 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4
minimum
antara garis
b
Jarak
minimum
antara
perkataan e

Tebal huruf
d (1/14)h 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4

Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek
visual yang lebih baik : seperti misalnya LA,TV dsb, d,h,I,a sama dengan tebal huruf d

Huruf B ( d= h/10)

Sifat Perbandingan ukuran

Tinggi huruf
h
Tinggi huruf
besar
Tinggi huruf
kecil c
(tanpa
tangkai dan (10/10)h 3,5 5 7 10 14 20
kaki) (7/10)h 2,5 2,5 3,5 5 7 10 14

Jarak antar (2/10)h 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 4


huruf a (14/10)h 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak (6/10)h 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 1,2
minimum
antara garis b
Jarak
minimum
antara
perkataan e

Tebal huruf d (1/10)h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2

Catatan : Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek
visual yang lebih baik : sepert

Anda mungkin juga menyukai