Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 7

MERCY MARTYANIS ZEBUA


INTAN YUSLINA HULU
ENIDARMAWATI NDRURU
INTAN SRI RESTI ZAI

PEMBAHASAN : SEDIAAN DEODORANT

Keringat yang disekresikan tubuh adalah hal yang bersifat alamiah untuk menjaga
keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Keringan disekresikan lewat kelenjar ekrin dan apokrin.
Keringat bersifat steril, tidak berbau dan tidak berwarna. Namun, akibat adanya aktifitas bakteri
yang terdapat pada kulit menjadikan keringat menjadi bau. Bau badan yang timbul tergantung
pada banyaknya keringat yang di sekresikan. Selain itu juga tergantung dari emosi dan makanan.

Kelenjar keringat dan Fungsinya


1. Kelenjar Ekrin
• Kelenjar tubular-saluran sekresi langsung ke permukaan kulit, kecil2,dangkal di dermis.
• Terdapat hampir diseluruh permukaan kulit trtm telapak tangan, kaki dan kepala
• Berfungsi mengatur suhu tubuh
• Sudah ada sejak lahir dan berfungsi secara kontinyu
• Sekresi berupa cairan jernih an encer
• Dipengaruhi oleh saraf koliergik
2. Kelenjar Apokrin
- Kelenjar tubular, besar dan lebih dalam
- Saluran sekresi langsung ke folikel rambut
- Sekret lebih kental dan kekuningan
- Terdapat pada ketiak, putting susu dan saluran telinga luar
- Telah ada sejak lahir, berkembang lambat pada anak2,meningkat
Setelah remaja diperoduksi yang namanya eksudat. Eksudat sebenarnya tidak berbau
tetapi setelah terkontaminasi bakteri maka timbul bau.Sekresi dipengaruhi oleh rangsangan
emosional seperti marah, takut, stress dan rangsangan seksual.
Komposisi Keringat
1. Sekresi ekrin terdiri dari :
- 98 – 99% air
- Sisa tdd : camp senyawa anorganik terutama NaCl,K, Ca, Mg, Cu, Mn
-sehingga keringat rasanya asinkarena ada NaCl. Senyawa organic tdd :
asam laktat,formiat, asetat, propionate, butirat, urea, as urat
- Kandungan Nitrogen 0,023- 0,060% : pH 4 – 7
2. Sekresi Apokrin tdd :
- Asam laktat, asam urat, KH, dan potein. pH 6,2 – 7,5Karena
mengandung amonia relative tinggi .

Gangguan Kelenjar Keringat :


1. Hyperhidrosis : Keringat berlebih, setempat ( ketiak, telapak tangan dan telapak
kaki)menyeluruh (panas yang berlebihan,kerja sangat keras, demam atau pengaruh
obat tertentu
2. Anhidrosis : Keringat berhenti ( jarang terjadi )
3. Osmidrosis : Keringat berbau, biasanya sekresi keringat apokrin, tetapi dapat juga
terjadi diderah kaki disebabkan peruraian bakteri pada keringat di daerah tersebut
4. Kromidrosis : Kelainan warna keringat, juga ditandai oleh aktivitas bakteri
Bau Badan
Bau keringat berbeda dalam setiap individu dan juga berbeda pada daerah permukaan
kulit dari individu yng sama. Bau keringat yang lebih nyata trtm didaerah ketiak dan bagian
genitalia dibandingkan bagian kulit yang lain karena ditempat tersebut banyak terdapat kelenjar
apokrin.
Bau badan ketiak berasal dari proses dekomposisi protein dan lipid yang terdapat dalam keringat,
terutama apokrin. Bakteri dan jamur akan berperanpada pH sekresi apokrin yang netral atau
sedikit alkali. Adanya rambut diketiak juga merupakan factor sekunder yang dapat
menyebabkanbertambah bau ketiak . Keringat ekrin tidak akan berbau sekalipun terjadi inokulasi
bakteri, karena kelenjar ekrin tidak cukup mengandung substrak untuk pertumbuhan bakteri.
Bau badan yang terjadi bervariasi jenis dan intensitasnya sesuai dengan jenis dan jumlah
dekomposisi tersebut, yaitu golongan amino acid urea, misalnya trimetyl aminuria menimbulkan
bau ikan. Bau keringat yang disebabkan hasil peruraian sekresi apokrin oleh bakteri dipermukaan
kulit dapat dikurangi atau dicegah dengan pemeliharaan hygiene yang baik, misalnya mandi,
menggunakan deodorant-antiperspiran, dan menjaga asupan nutrisi.
Bahan aktif yang digunakan dalam deodorant dapat berupa :
1. Pewangi ( parfum ), untuk menutupi bau badan yang tidak disukai. Beluntas adalah
pewangi tradisional
2. Pembunuh mikroba yang dapat mengurangi jumlah mikroba pada tempat asal bau badan.
Sirih merpkan antisep tradisional
a. Antiseptik, misalnya : heksaklorofen, triclosan, ammonium kwartener
b. Antibiotik topical : misalnya neomisin, aeromosin.
3. Eliminasi bau, yang dapat mengikat, menyerap atau merusak struktur kimia bau
menjadi tidak berbau. Misalnya seng risinolat.
Bahan aktif anti perspiran dapat berupa :
1. Penyumbat saluran keringat atau muara saluran keringat, dengan cara
a. membentuk endapat protein keringat,
b. membentuk endapat keratin epidermis.
c. membentuk infiltrate dinding saluran keringat
Contoh : garam aluminium ( klorida, klorhidrat, klorhidroksi alantoinat,
zirconium ). Tawas merupakan antiperspirant tradisional
2. Penekan produksi keringat oleh kelenjar keringat, dapat berupa
a. antikolinergik, misalnya propantelen bromide ( jarang dipakai karena ES
berbahaya
b. gol. Aldehid, yang menekan produksi keringat dengan cara mengurangi
peredaran darah kulit ditempat tersebut., jarang digunakan.
Saat ini sudah banyak berbagai macam bentuk sediaan kosmetik untuk menghilangkan bau
badan. Kosmetik yang digunakan tersebut adalh deodorant dan antiperspirant yang bentuk
sediaannya sangat beragam seperti aerosol, stik, roll, dan lain-lain.
Bentuk sediaan Deodorant
Berikut ini adalah contoh beberapa bentuk sediaan antiperspirant yang beredar di pasaran.
STICK BIASA
Bentuk padat transparan berwarna. Wangi kuat, terasa dingin saat digunakan dikulit. Dikemas
dalam botol plastic.

AEROSOL
Bentuk cair, dikemas dalam kaleng aluminium. Wangi kuat. Biasanya disebut juga Deodorant
Perfume Spray.

ROLL-ON
Bentuk cair, biasanya berwarna putih. Dikemas dalam kemasan botol plastik ataupun kaca.
Wanginya kuat. Bola roll-on sebagai media pengoles. Cara pakai : Oleskan di ketiak.

LOTION
Bentuk krim lotion, biasanya berwarna putih, dikemas dalam sachet. Wangi lembut.
1. Formulasi Deodorant
Berikut ini adalah contoh formulasi deodorant dengan zat aktif sintetik dalam bentuk
sediaan stik.
Triklosan 0,3%
Propilen glikol 10%
Sodium stearat 8%
PPG-3 myristyl ether 77%
Fragrance 1%
Deionized water 3%

2. Preformulasi
 Triklosan
Sebagai agen antimikroba berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga mengurangi interaksi bakteri dengan keringat yangdisekresi oleh kelenjar, yang
bertanggung jawab untuk memproduksi bau yang tidak diinginkan..
 Parfum
Sebagai corigen odoris. Parfum akan memperbaiki bau sehingga selain keringat
jadi sedikit disekresikan juga akan memberikan bau harum.
 Sodium Stearat
Sebagai gelling agent. Sodium stearat paling banyak digunakan dalam sediaan
deodorant stick sebagai gelling agent dengan konsentrasi 6-8%.
 Propilen Glikol
Sebagai basis. Propilen glikol dipilih sebagai basis dalam sediaan deodoran stick
karena lebih tahan terhadap penyusutan dibanding basis alkohol/etanol.
 PPG-3 myristyl ether
Sebagai skin-conditioning agent
3. Cara Pembuatan
1. Campurkan propilen glikol dengan air kemudian panaskan hingga 70 0C
2. Tambahkan PPG-3 myristyl ether dan homogenkan
3. Tambahkan sodium stearat dan triklosan lalu aduk hingga jernih
4. Diamkan hingga suhu 65 0C, lalu tambahkan fragrance
5. Tuang campuran ke dalam wadah

4. Mekanisme Kerja
Triklosan sebagai agen antimikroba berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga mengurangi interaksi bakteri dengan keringat yangdisekresi oleh kelenjar, yang
bertanggung jawab untuk memproduksi bau yang tidak diinginkan. Agen masking malodour
seperti parfum dan wewangian berfungsi untuk menutupi bau-bau busuk yang dihasilkan oleh
interaksi bakteri.
Dengan mengecilnya pori-pori akan menyebabkan sekresi keringat. Jika keringat dalam
badan sedikit, maka keringat yang diurai oleh bakteri pun juga sedikit. Dengan demikian bau
badan akibat penguraian keringat oleh bakteri pun juga akan berkurang.

4. Evaluasi Sediaan Deodorant


Uji Evaluasi Sediaan Deodorant

1. Organoleptis
Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa dan bau
(kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan, minuman, obat dan
produk lain. Uji ini didasarkan pada penampakan secara fisik yang dapat teramati oleh
panca indera secara langsung. Hasil uji organoleptis deodorant yang baik adalah jika
sampel sediaan mempunyai bentuk, warna dan bau yang baik.
2. Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang dilakukan pada suatu sediaan dengan
membandingkan keseragaman zat yang tersebar merata ke seluruh sediaan. Biasanya
digunakan preparat dan diamati dengan mikroskop untuk melihat tingkat kehomogenan
sediaan tersebut. Semakin homogen maka sediaan tersebut semakin baik.
3. Titik potong
Pada pengujian titik potong sediaan deodorant akan diamati berat air berbanding
dengan variabel hari pengujian. Semakin rendah titik potong maka massa deodorant akan
semakin lunak dan sebaliknya apabila titik potong tinggi. Titik potong deodorant adalah
pada 100 ml berdasarkan literatur.
4. pH
pH adalah derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
konsentrasi H+ dalam suatu sediaan. Nilai PH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu sediaan
dikatakan netral apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai PH > 7 menunjukkan sediaan
memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH < 7 menunjukan keasaman. PH deodorant yang
dianjurkan oleh literature yaitu berkisar diangka 7 – 8.
5. Uji Keamaan Sediaan Deodoran
Uji keamanan dilakukan untuk memastikan apakah sediaan tersebut aman
digunakan pada manusia atau tidak. Pada pengujian sediaan deodorant, sediaan
tersebut diujikan pada sukarelawan. Kemudian dicatat respon sukarelawan terhadap
timbulnya rasa panas, eritema, gatal-gatal, atau perih. Jika respon yang dialami negatif
maka sediaan dianggap aman untuk digunakan

Anda mungkin juga menyukai