Keringat yang disekresikan tubuh adalah hal yang bersifat alamiah untuk menjaga
keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Keringan disekresikan lewat kelenjar ekrin dan apokrin.
Keringat bersifat steril, tidak berbau dan tidak berwarna. Namun, akibat adanya aktifitas bakteri
yang terdapat pada kulit menjadikan keringat menjadi bau. Bau badan yang timbul tergantung
pada banyaknya keringat yang di sekresikan. Selain itu juga tergantung dari emosi dan makanan.
AEROSOL
Bentuk cair, dikemas dalam kaleng aluminium. Wangi kuat. Biasanya disebut juga Deodorant
Perfume Spray.
ROLL-ON
Bentuk cair, biasanya berwarna putih. Dikemas dalam kemasan botol plastik ataupun kaca.
Wanginya kuat. Bola roll-on sebagai media pengoles. Cara pakai : Oleskan di ketiak.
LOTION
Bentuk krim lotion, biasanya berwarna putih, dikemas dalam sachet. Wangi lembut.
1. Formulasi Deodorant
Berikut ini adalah contoh formulasi deodorant dengan zat aktif sintetik dalam bentuk
sediaan stik.
Triklosan 0,3%
Propilen glikol 10%
Sodium stearat 8%
PPG-3 myristyl ether 77%
Fragrance 1%
Deionized water 3%
2. Preformulasi
Triklosan
Sebagai agen antimikroba berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga mengurangi interaksi bakteri dengan keringat yangdisekresi oleh kelenjar, yang
bertanggung jawab untuk memproduksi bau yang tidak diinginkan..
Parfum
Sebagai corigen odoris. Parfum akan memperbaiki bau sehingga selain keringat
jadi sedikit disekresikan juga akan memberikan bau harum.
Sodium Stearat
Sebagai gelling agent. Sodium stearat paling banyak digunakan dalam sediaan
deodorant stick sebagai gelling agent dengan konsentrasi 6-8%.
Propilen Glikol
Sebagai basis. Propilen glikol dipilih sebagai basis dalam sediaan deodoran stick
karena lebih tahan terhadap penyusutan dibanding basis alkohol/etanol.
PPG-3 myristyl ether
Sebagai skin-conditioning agent
3. Cara Pembuatan
1. Campurkan propilen glikol dengan air kemudian panaskan hingga 70 0C
2. Tambahkan PPG-3 myristyl ether dan homogenkan
3. Tambahkan sodium stearat dan triklosan lalu aduk hingga jernih
4. Diamkan hingga suhu 65 0C, lalu tambahkan fragrance
5. Tuang campuran ke dalam wadah
4. Mekanisme Kerja
Triklosan sebagai agen antimikroba berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
sehingga mengurangi interaksi bakteri dengan keringat yangdisekresi oleh kelenjar, yang
bertanggung jawab untuk memproduksi bau yang tidak diinginkan. Agen masking malodour
seperti parfum dan wewangian berfungsi untuk menutupi bau-bau busuk yang dihasilkan oleh
interaksi bakteri.
Dengan mengecilnya pori-pori akan menyebabkan sekresi keringat. Jika keringat dalam
badan sedikit, maka keringat yang diurai oleh bakteri pun juga sedikit. Dengan demikian bau
badan akibat penguraian keringat oleh bakteri pun juga akan berkurang.
1. Organoleptis
Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa dan bau
(kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan, minuman, obat dan
produk lain. Uji ini didasarkan pada penampakan secara fisik yang dapat teramati oleh
panca indera secara langsung. Hasil uji organoleptis deodorant yang baik adalah jika
sampel sediaan mempunyai bentuk, warna dan bau yang baik.
2. Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang dilakukan pada suatu sediaan dengan
membandingkan keseragaman zat yang tersebar merata ke seluruh sediaan. Biasanya
digunakan preparat dan diamati dengan mikroskop untuk melihat tingkat kehomogenan
sediaan tersebut. Semakin homogen maka sediaan tersebut semakin baik.
3. Titik potong
Pada pengujian titik potong sediaan deodorant akan diamati berat air berbanding
dengan variabel hari pengujian. Semakin rendah titik potong maka massa deodorant akan
semakin lunak dan sebaliknya apabila titik potong tinggi. Titik potong deodorant adalah
pada 100 ml berdasarkan literatur.
4. pH
pH adalah derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
konsentrasi H+ dalam suatu sediaan. Nilai PH berkisar dari 0 hingga 14. Suatu sediaan
dikatakan netral apabila memiliki nilai pH = 7. Nilai PH > 7 menunjukkan sediaan
memiliki sifat basa, sedangkan nilai pH < 7 menunjukan keasaman. PH deodorant yang
dianjurkan oleh literature yaitu berkisar diangka 7 – 8.
5. Uji Keamaan Sediaan Deodoran
Uji keamanan dilakukan untuk memastikan apakah sediaan tersebut aman
digunakan pada manusia atau tidak. Pada pengujian sediaan deodorant, sediaan
tersebut diujikan pada sukarelawan. Kemudian dicatat respon sukarelawan terhadap
timbulnya rasa panas, eritema, gatal-gatal, atau perih. Jika respon yang dialami negatif
maka sediaan dianggap aman untuk digunakan