Anda di halaman 1dari 23

Sediaan Kebersihan Badan

RAHMA NAFI’AH, M.SI


STF YPIB CIREBON
Pendahuluan
2

Merupakan sediaan yang dapat digunakan untuk


menjaga kebersihan badan

Kosmetika ini dibagi mjd 2 golongan, yaitu :


I. Antiperspirant dan Deodorant
II. Sediaan penghilang rambut
(Depilatory/Epilatory)
I. Antiperspirant & Deodorant
3

Berguna untuk mengurangi atau mencegah


keluarnya keringat yang berlebih dan dapat
menghilangkan bau keringat.
Kedua sediaan tsb selalu dipakai bersamaan

Bau keringat disebabkan oleh :


keadaan fisik, emosi, dan diet seseorang
bila keringat didiamkan, akan mengalami
perubahan oleh bakteri, shg berbau tidak enak
I. Antiperspirant & Deodorant
4

Mekanisme kerja antiperspirant :


menutup pori-pori mulut kelenjar keringat, sehingga akan
mengurangi keluarnya keringat yang berlebih.

secara sistemik : bekerja sebagai adstringent atau sebagai


antikolinergik
I. Antiperspirant & Deodorant
5

Mekanisme kerja deodorant :


deodorant umumnya antibakteri yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri
penyebab bau keringat
Oksidasi
Dibenzil sulfida atau
Benzil merkaptan
dimetil sulfida

Deodorant
Bau Tidak bau

deodorant juga dapat bekerja sbg adsorben, dengan


mengadsorpsi asam amino yg terdapat dalam
keringat.
I. Antiperspirant & Deodorant
6

Persyaratan sediaan antiperspirant & deodorant :


1) Penggunaan secara lokal
2) Mudah digunakan dan menyebar dg rata
3) Memberikan rasa nyaman, tidak mengiritasi
4) pH harus tepat, tidak merusak baju
5) Bentuk menyenangkan.
Antiperspirant
7

A. Zat yang bekerja Antiperspirant :


1) Zat yang bekerja sbg adstringent : garam-garam Al, Zn,
misal : 10 % aluminum chloride hexahydrate
2) Zat yang bekerja sistemik :
 Zat antikolinergik, contoh : Glycopyrrolate (Robinul,
Robinul Forte). Bekerja dengan menghalangi aktivitas
asetilkolin, sebuah pembawa pesan kimia dalam tubuh
yang membantu untuk merangsang kelenjar keringat .
Antiperspirant
8

B. Bentuk Sediaan
1. Bedak (Powder) : mrp bentuk sediaan yang kurang efisien karena
pemakaiannya kurang praktis.

2. Cair (Liquid) :
Komposisi :
 Larutan garam-garam adstringent dalam air atau hidroalkohol
 Larutan buffer (bila diperlukan untuk pemakaian Al sulfat atau Al
klorida)
 Pelembab (Humectant)
 Zat pengemulsi
 Zat pendorong (propelant)
 Parfum
Antiperspirant
9

3. Krim :
 Paling banyak digunakan
 Emulsi M/A
 Mudah dicuci dg air

4. Lotion :
 Kurang disenangi
 Bentuk kurang menarik
 Pemakaian kurang praktis

5. Batang (stick) :
 Banyak disenangi, bentuk menarik, pemakaian praktis
 Basis : malam, asam lemak tinggi, atau bentuk ester lemak
 Adstringent dilarutkan dlm pelarut alkohol
Deodorant
10

A. Zat yang bekerja sbg deodorant :


 Antibakteri, contoh : asam borat, asam benzoat,
bithionol, heksaklorofen, cetilpiridinium klorida,
benzalkonium, ZnO, Zn salisilat, Mg stearat
 Zat-zat yang dapat mengikat zat-zat yang bau baik
secara fisika dan kimia, contoh : talk, kaolin
Deodorant
11

B. Bentuk Sediaan
1. Serbuk (powder) :
 Harus homogen dan rata
 Zat pengisi : kaolin, talkum, Ca karbonat, Mg karbonat.
 Parfum, pewarna.

2. Liquid (cair) :
 Umumnya dlm bentuk spray atau aerosol
 Basis : air atau alkohol
 Zat aktif : ammonium kuarterner, heksaklorofen
 Propelant
Deodorant
12

3. Krim :
 Basis krim M/A, contoh : K/Na stearat, asam stearat
 zat aktif : ZnO (menyerap keringat), fenol sulfonat (antibakteri)

4. Batang (stick) , dibedakan dalam 2 tipe :


a) Tipe malam (wax) : efek penggosokkan halus, hanya membentuk
lapisan tipis
b) Tipe alkohol-gel (stick deodorant cologne). Dg formula dasar :
 Basis: Na stearat (5-10%)
 Zat aktif : heksaklorofen, bithionol, ammonium kuarterner
 Humektan: gliserin, propiletilenglikol, sorbitol (3-5%)
 Alkohol dan parfum
Antiperspirant & Deodorant
13

 Merupakan sediaan yang dapat digunakan


sekaligus bekerja sebagai antiperspirant dan
deodorant.
 Zat-zat yang dapat bekerja sebagai keduanya yaitu :
Al fenolsulfonat, Al klorida, Al Asetat, Zn sulfonat,
Heksamin, Benzalkonium klorida, cetilpiridinium
Hiperhidrosis
14

Merupakan suatu kondisi dimana keringat berlebihan pada tubuh


seseorang yang berlangsung dalam kadar sering dan konstan.

Tanda dan gejala hiperhidrosis meliputi :


a. Terlihat sering berkeringat, bahkan tergolong berlebihan, sehingga
dapat terlihat melalui pakaian yang basah
b. Abnormal yang berlebihan dan keringat mengganggu di kaki,
ketiak, kepala atau wajah
c. Tetesan keringat pada telapak tangan atau telapak kaki bersifat
lebih lengket
Hiperhidrosis
15

Untuk kasus yang lebih berat dilakukan pengobatan berikut:


a) Iontoforesis.
Dilakukan perangsangan dengan arus listrik pada daerah yang
terkena, shg kelenjar keringat dilumpuhkan dan pembentukan
keringat akan berkurang selama 6 jam s/d 1 minggu.
b) Suntikan Botox (racun Botulinum).
Racun ini mempengaruhi ujung saraf dan menyebabkan
berkurangnya pengiriman gelombang saraf ke kelenjar
keringat sehingga mengurangi pembentukan keringat.
Biasanya penyuntikan harus dilakukan beberapa kali dan
masa efektivitasnya berlaku selama 1-6 bulan.
Hiperhidrosis
16

c) Pembedahan.
Jika keringat berlebihan hanya terjadi di ketiak,
bisa dilakukan pengangkatan kelenjar keringat di
ketiak, yaitu dg cr : memotong saraf yang
membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar
keringat.
II. Sediaan Penghilang Rambut (Depilatory/Epilatory)
17

Merupakan sediaan yang berguna untuk


menghilangkan rambut yang tumbuh pada tempat-
tempat yang tidak diinginkan.
Dapat untuk mencegah pertumbuhan rambut
selanjutnya.
Perbedaan depilatory dan epilatory terletak pada
mekanisme kerjanya
Epilatory
18

Proses menghilangkan rambut dengan mencabut


sampai ke akar-akarnya
Caranya : elektrolisis, radiasi, secara topikal dg
gunting cabut dan epilating wax .
Sering timbul rasa sakit, terkadang infeksi.
Depilatory
19

Merupakan proses menghilangkan rambut berdasarkan reaksi


kimia, dimana terjadi perusakan rambut.
Zat-zat yang digunakan :
a) Sulfida-sulfida (Ba polisulfida, Na sulfida), Stanit (Sn
klorida), merkaptan tersubstitusi (asam tioglikolat, asam
tiolaktat).
b) Enzim-enzim keratinase : yang dihasilkan oleh
Streptomyces fradiae (merusak keratin), tripsin, pepsin
(suatu proteolitik yang larut dalam lemak shg akan bekerja
dalam keratin dan rambut akan lepas. Biasanya enzim dlm
bentuk kering (ditambahkan air dan basis pasta saat akan
digunakan)
II. Sediaan Penghilang Rambut (Depilatory/Epilatory)
20

Persyaratan umum :
1) Tidak beracun dan mengiritasi kulit
2) Bentuk dan bau menyenangkan
3) Dapat bekerja efisien, dan dapat menghilangkan
rambut dalam waktu singkat (4-6 menit)
4) Tidak berbau merangsang
5) Stabil thd penyimpanan
6) Tidak bereaksi dg baju
II. Sediaan Penghilang Rambut (Depilatory/Epilatory
21

Formula umum :
Basis : wax+resin, glukosa/madu + polimer (=karet) yang
dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap, emulsi
malam dalam minyak silikon
Pendingin : camphora
Penghilang rasa sakit : benzokain,
Antibakteri : heksaklorofen
Zat aktif : tergantung proses reaksi yang diinginkan, misal :
a. epilatory menggunakan alat, wax,
b. depilatory menggunakan Na sulfida, Sr sulfida, merkaptan
tersubsitusi (tioglikolat, asam tiolaktat), enzim keratinase
II. Sediaan Penghilang Rambut (Depilatory/Epilatory
22

Proses Penghilangan Rambut :


1. Masa yang meleleh dituangkan/dioleskan pada
tempat yg akan dihilangkan rambutnya.
2. Masa dihilangkan dr kulit shg rambut ikut
terhilangkan
23

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai