Agustus 2020
DIREKTORAT HULU
PHKT Vision &
Mission
2
Daerah Operasi PHKT
Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU)
3
4
5
PHKT HSSE Komitmen Mutu, K3LL,
Keselamatan Proses dan Pengamanan
KEBIJAKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU, KESEHATAN &
KESELAMATAN KERJA, LINDUNGAN LINGKUNGAN [K3LL],
PENGAMANAN DAN KESELAMATAN PROSES
7
HSSE Golden Rules
1. Lebih dari 80% unsur perilaku dan
kompetensi pekerja berkontribusi
terhadap kecelakaan kerja yang
terjadi, dimana potensi error tetap
mungkin terjadi.
2. Kompetensi pekerja dalam
implementasikan Life Saving Rules
(LSR) dan Persyaratan HSSE Kritikal
lainnya secara efektif merupakan
salah satu kendali kita dalam
pencegahan Loss Time Incident (LTI)
dan Kecelakaan Serius
Tagline HSSE
Wujudkan HSSE Beyond Culture untuk Business Sustainability
8
Wewenang Menghentikan
Pekerjaan
Apakah SWA dan Self SWA Itu?
• Memberikan wewenang
dan tanggung jawab Mekanisme menghentikan
kepada pekerja dan Mitra
Kerja untuk menunda
pekerjaan ketika dalam
pekerjaan:
kondisi tidak aman atau 1. Menghentikan tindakan tidak
beresiko.
aman atau berisiko terhadap
• Anda tidak perlu menjadi
seorang ahli di area seseorang atau orang-orang yang
tersebut atau terlibat
dalam pekerjaan yang berpotensi beresiko.
bersangkutan untuk
melaksanakan wewenang 2. Beritahu atau libatkan pemimpin
menghentikan pekerjaan
(SWA). atau supervisor jika ada.
• Tidak ada dampak negatif 3. Atasi masalah tersebut.
bagi seseorang yang
melakukan SWA.
Lanjutkan pekerjaan setelah situasi
• Menghentikan pekerjaan berisiko teratasi.
pada diri sendiri disebut Bagikan apa yang Anda pelajari
juga dengan “Self SWA
(SSWA)” kepada orang lain
9
CONFIDENTIAL AND PROPRIETARY 10
Any use of this material (FOR PUBLICATION) without permission of VP HSSE – UPSTREAM PT PERTAMINA (Persero) is strictly prohibited.
CONFIDENTIAL AND PROPRIETARY 11
Any use of this material (FOR PUBLICATION) without permission of VP HSSE – UPSTREAM PT PERTAMINA (Persero) is strictly prohibited.
Kartu Observasi OPSI
Kartu Observasi CLSR terkait dengan CLSR sesuai Kartu Observasi Kantor terkait dengan Kartu Observasi Mengemudi terkait dengan
Pedoman Direktorat Hulu aktivitas di Kantor aktivitas Mengemudi
OPSI
15
Manajemen Kondisi Darurat
PHKT Emergency Call Number
888
16
Keselamatan Kelautan dan Aviasi
HUET and BSS
• Pelatihan HUET dan Sea Survival diperlukan
bagi setiap orang berkunjung ke fasilitas
PHKT dengan helikopter dan/atau kapal
• Karyawan yang ditugaskan bekerja di lepas
pantai dan menggunakan kapal secara rutin
harus mendapatkan pelatihan sea survival
dan selalu memastikan validitas dari
sertifikat pelatihannya.
• Pekerja PHKT yang berkunjung ke fasilitas
PHKT menggunakan helikopter harus
mendapatkan pelatihan Helicopter
Underwater Escape (HUET) dikombinasikan
dengan pelatihan Sea Survival dan selalu
memastikan validitas dari sertifikat
pelatihannya.
Note: Bagi Pekerja dan Mitra Kerja yang
berkunjung < 6 kali dalam 1 Tahun dapat
mengajukan permohonan pengecualian ke
HSSE.
17
Short Service Employee (SSE)
• SSE (Short Service Employee) adalah pekerja yang :
berpengalaman kurang dari 6 bulan di bidang migas,
pada pekerjaan yang sejenis,
tidak istirahat dari pekerjaan sejenis tersebut lebih dari 6 bulan.
• Identifikasi SSE di area kerja operasi harus memiliki tanda yang jelas.
• Batasan dan Aktivitas Risiko Tinggi Supervisor dari SSE harus
membatasi jumlah SSE di dalam grup kerja seminimal mungkin.
• Penyelesaian Program SSE Dokumen akhir biasanya baru dapat
dikeluarkan setelah SSE bekerja selama 6 bulan.
• Selesai SSE Lebih Awal Dinilai telah memenuhi untuk diselesaikan
(meskipun di bawah 6 bulan). Helm dapat diganti menjadi warna lain.
• Tambahin Formulir SSE !!!??
18
Manajemen Lindungan Lingkungan
Kode Warna Tempat Sampah
19
Manajemen Lindungan Lingkungan
Kode Warna Tempat Sampah
20
Manajemen Lingkungan
Kode Warna Tempat Sampah
Kertas, Karton
makanan dan Puntung rokok, sisa
minuman, popok/pembalut
koran bekas, wanita, permen
buku bekas karet, dll
21
Corporate Life Saving Rules
CLSR PERTAMINA
22
23
Corporate
Life Saving
Rules
24
Definisi: 12 Elemen Corporate Life Saving Rules
Corporate Life Saving
Rules
Corporate Life Saving
Rules (CLSR) adalah
area/jenis pekerjaan
yang secara statistik
berpotensi terhadap
terjadinya fatality
incident. Mengingat
akan bahaya yang
berdampak fatal
(meminggal) maka
semangat untuk tidak
permisif terhadap
aspek kecukupan
kompetensi, prosedur
dan peralatan.
25
Tahapan
implementasi 12 Elemen Corporate Life Saving Rules
Corporate Life Saving
Rules
1. Pahami Lingkup
elemen CLSR
2. Pahami Bahaya
3. Pahami
Pengendalian
Bahaya
4. Pahami Tanggap
Darurat
26
Tagline HSSE 12 Elemen Corporate Life Saving Rules
Wujudkan HSSE
Beyond Culture
untuk Business
Sustainability
27
Corporate Life Saving Rules
28
Alat identifikasi Bahaya Hazard Identification Tools (HIT)
Penerapan HIT, periksa potensi bahaya yang signifikan dan
1. Mekanika pencegahannya sebelum melakukan pekerjaan berisiko
2. Listrik tinggi.
3. Tekanan
4. Suhu
5. Kimia
6. Biologi
7. Radiasi
8. Bahaya Bunyi
9. Gravitasi
10. Gerakan
29
Lingkup Elemen
CLSR
1 TOOLS & EQUIPMENT
Pastikan peralatan dan perlengkapan layak
pakai, terawat dan sesuai dengan pekerjaan
Penggunaan Tools
dan Equipment Yang yang dilakukan.
Tidak Layak (Standar)
/ Tidak Sesuai
Fungsinya Dapat
Membuat Anda
Terluka Parah Bahkan
Meninggal Dunia
30
2
SAFE ZONE POSITION
Pastikan Anda bekerja di area serta posisi
Safe Zone Position yang aman.
merupakan area lokasi
bekerja yang terhindar dari
peralatan bergerak.
Bekerja di area berbahaya
(“line of fire”) dari
pergerakan peralatan
(contoh: crane dan
peralatan lainnya) dan
peralatan berenergi
(peralatan berputar, listrik,
atau bertekanan sangat
berbahaya) berpotensi
untuk terjadinya insiden.
34
SAFE ZONE POSITION
Pencegahan Cidera Tangan
Ketahui Mekanismenya
• Merupakan mekanisme cidera yang merugikan tangan dan jari pekerja terbanyak di PHKT
38
SAFE ZONE POSITION
39
3
PERMIT TO WORK
Setiap pekerjaan wajib mempunyai ijin kerja
sesuai dengan risikonya.
Semua pekerjaan harus
mempunyai prosedur kerja.
Untuk pekerjaan berisiko tinggi
dan tidak rutin dilengkapi
dengan ijin kerja.
Ijin kerja diberikan setelah
dilakukan kajian risiko, upaya
pencegahan bahaya untuk
mengurangi risiko, adanya
organisasi kerja yang
kompeten, adanya proses
otorisasi pemberian ijin,
pengkomunikasian proses kerja
dan kajian risiko, pengawas
pekerjaan sesuai dengan ijin
kerja dan proses penutupan
ijin kerja secara formal.
40
PERMIT TO WORK
41
PERMIT TO WORK
Recommended Behavior:
1. Melakukan Kajian Risiko dan upaya pencegahan dan
mitigasii risiko
2. Memeriksa otorisasi PTW dan melakukan komunikasi
Antar Rekan Kerja
3. Melakukan penutupan Ijin Kerja
42
PERMIT TO WORK
43
4 ISOLATION
Pastikan energi sudah diisolasi sebelum
melakukan pekerjaan, dengan aturan Lock
Isolasi merupakan suatu Out - Tag Out dan Discharge Test.
pencegahan kecelakaan karena
paparan energy berbahaya,
misalnya seperti paparan
potensi bahaya listrik, tekanan,
material berbahaya, gas
beracun, bahan kimia, cairan
panas atau radiasi. Dalam
melaksanakan isolasi, tentunya
proses pelaksanaan “Lock-out
dan Tag-out” harus tercatat
dalam system administrasi yang
terintegrasi dengan system ijin
kerja.
44
ISOLATION
45
ISOLATION
Recommended Behavior:
1. Melakukan isolasi depressurized/deenergized
sebelum mulai
2. Memasang Lock-Out / Tag-Out dan memastikan
berfungsi
3. Melakukan Komunikasi dan Dokumentasi
4. Mengenakan APD yang sesuai untuk pekerjaan isolasi
46
ISOLATION
1. Isolasi gagal
2. Adanya isolasi yang belum lengkap
3. Isolasi tidak dikunci sempurna dan tidak di
label (tag) dengan jelas
4. Terjadi incident dan/atau nearmiss.
47
ISOLATION
48
5 CONFINED SPACE
Pastikan Anda memiliki otorisasi dan ijin
kerja yang valid sebelum masuk ke dalam
Adalah kegiatan di ruang ruang terbatas.
terbatas (confined
space), yang memiliki
potensi bahaya
kandungan gas beracun,
kekurangan oksigen, dan
gas mudah meledak.
Kegiatan yang termasuk
confined space antara
lain; melakukan aktifitas
kerja di dalam tangka,
bejana, pipa.
49
CONFINED SPACE
50
CONFINED SPACE
Recommended Behaviors:
1. Melakukan persiapan dan identifikasi Bahaya di area Confined
Space
2. Memeriksa prosedur dan perizinan Confined Space telah
diterapkan dengan benar
3. Memeriksa otorisasi Confined Space dan melakukan komunikasi
antar rekan kerja
4. Menggunakan APD untuk Confined Space yang sesuai dan
terinspeksi
51
CONFINED SPACE
52
CONFINED SPACE
53
LIFTING OPERATION
6 Pastikan operasi pengangkatan terencana,
terawasi dan dilaksanakan oleh personil yang
berkompeten.
Adalah proses
pengangkatan barang
atau beban melalui
peraklatan mekanis,
terutama
menggunakan alat
berat seperti crane.
Pekerjaan ini
memiliki potensi
bahaya yang harus
diwaspadai
54
LIFTING OPERATION
55
LIFTING OPERATION
Recommended Behaviors:
56
LIFTING OPERATION
Beberapa kondisi yang mengharuskan dilakukannya intervensi / SWA,
namun tidak terbatas pada:
1. Bila operator atau riggernya tidak certified.
2. Ada petir di sekitar area kerja (personil yang kompeten akan
menentukan kapan pekerjaan harus dihentikan)
3. Kecepatan angin melebih panduan pabrik (manufacturer instructions)
atau saat kecepatan angin mencapai batas yang diizinkan oleh U&G
(56.3 kph / 15.6 m/detik atau lebih)
4. Peralatan lifting dan/atau rigging rusak atau tidak berfungsi (defected)
5. Ada pekerja yang memberikan / menunjukkan emergency stop signal.
6. Ada pekerja yang tidak berwenang yang masuk ke daerah lifting (line of
fire zone)
7. Terjadi incident dan/atau near miss (seperti benda jatuh)
57
LIFTING OPERATION
58
7
FIT TO WORK
Pastikan Anda memenuhi persyaratan medis
dan fit untuk bekerja sesuai dengan
pekerjaan.
Adalah pelaksana pekerjaan
dalam kondisi kesehatan
yang prima dan mampu
melaksanakan pekerjaan
sesuai bebab kerjanya.
Tingkat kesehatan pekerja
dapat berdampak terhadap
keselamatan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
59
FIT TO WORK
60
FIT TO WORK
Recommended Behavior:
1. Melakukan komunikasi kesehatan (Fit for Duty)
sebelum bekerja
2. Memeriksa prosedur MCU terupdate dan DCU
dilakukan
3. Melakukan Self-SWA / Intervensi diri sendiri bila
kondisi kesehatan tidak fit, konsultasikan pada tim
medis
61
FIT TO WORK
62
8
WORKING AT HEIGHT
Pastikan tersedia alat pencegah jatuh saat
bekerja di ketinggian.
Bekerja di Ketinggian
didefinisikan sebagai
pekerjaan yang
dilakukan di mana ada
potensi seseorang
mengalami cedera
akibat jatuh, termasuk
dibawah permukaan
tanah atau dalam rangka
mendapatkan akses atau
jalan keluar.
63
WORKING AT HEIGHT
64
WORKING AT HEIGHT
65
WORKING AT HEIGHT
66
WORKING AT HEIGHT
67
9 PERSONAL FLOATATION DEVICE
Pastikan pelampung digunakan saat bekerja
di area yang memiliki potensi bahaya
tenggelam.
Pelampung atau alat
bantu apung lainnya
harus selalu
dikenakan di area
yang teridentifikasi
memiliki potensi
bahaya terjatuh ke
dalam air untuk
melindungi dari
kemungkinan
tenggelam.
68
PERSONAL FLOATATION DEVICE
69
PERSONAL FLOATATION DEVICE
Recommended Behavior:
1. Melakukan identifikasi bahaya dan pencegahan di
area yang berpotensi tenggelam sebelum bekerja
2. Memeriksa PFD dalam kodisi baik, terinspeksi dan
digunakan dengan tepat dan benar.
70
PERSONAL FLOATATION DEVICE
71
SYSTEM OVERRIDE
10
Pastikan mendapatkan ijin dan otorisasi
sebelum melakukan override / bypass atau
menonaktifkan / disabling safety critical
equipment.
Peralatan
keselamatan
kritikal harus
berfungsi dengan
baik untuk
menjaga
keselamatan anda.
72
SYSTEM OVERRIDE
73
SYSTEM OVERRIDE
Recommended Behavior:
1. Memeriksa persetujuan telah didapatkan dan
terdokumentasi
2. Melakukan Identifikasi pada Peralatan Yang Dilakukan
Override / Bypass
74
SYSTEM OVERRIDE
76
SYSTEM OVERRIDE
77
ASSET INTEGRITY
11 Pastikan fasilitas telah dilakukan inspeksi,
pengujian dan pemeliharaan sesuai dengan
prosedur dan peraturan.
Fasilitas dan
peralatan operasi
yang handal dan
terpelihara sesuai
standar merupakan
salah satu kunci
kegiatan produksi
yang aman dan
efektif.
78
ASSET INTEGRITY
79
ASSET INTEGRITY
Recommended Behavior:
1. Memastikan peralatan proses di inspeksi sesuai
jadwal yang telah ditentukan (pemeriksaan,
pengujian, perawatan, pemeliharaan dan perbaikan)
2. Melaporkan Jika Terdapat Kondisi Abnormal
80
12
DRIVING SAFETY
Pastikan pengemudi, penumpang dan
kendaraan telah mematuhi peraturan
keselamatan berkendara yang berlaku.
Adalah upaya untuk
mencegah kecelakaan
yang dapat terjadi
terkait penggunaan
setiap moda
transportasi darat
(mobil, truk
pengangkut, motor)
yang digunakan oleh
Pekerja dan Mitra Kerja
(yang menjadi
pengemudi dan/atau
penumpang) terhadap
aktivitas pekerjaan yang
dilakukan.
85
DRIVING SAFETY
86
DRIVING SAFETY
Recommended Behavior:
1. Melakukan perencanaan perjalanan (Journey
Management Plan)
2. Melakukan pemeriksaan kondisi kendaraan
3. Memastikan kesehatan pengemudi fit untuk
berkendaraan
4. Menjalankan prosedur tata kerja mengemudi yang
selamat, baik dan benar
5. Mempaktikan procedur parker yang benar
87
Driving Safety
Lima Kunci Mengemudi Selamat PHKT
88
Slide ttg fatality Pak AA untuk MWT, HYPO, RWDC
Materi learning from event
Kaitannya dengan CLSR
Adanya perubahan yanmg tidak teridentifikasi
Adanya kondisi abnormal
89
90