Anda di halaman 1dari 33

BAB I

MENGAPA MENYUSUI PENTING

A. PENDAHULUAN
 Sebelum mempelajari cara membantu ibu, Kita perlu memahami mengapa
menyusui itu penting, dan apa saja keuntungannya.
 Kita perlu mengetahui perbedaan antara ASI dan susu formula, serta
bahaya pemberian makanan buatan.

B. DEFINISI PEMBERIAN MAKAN BAYI


1. Menyusui Eksklusif: Menyusui eksklusif adalah tidak memberikan bayi
makanan atau minuman lain termasuk air di luar ASI, dengan perkecualian
sirup/tetes vitamin, mineral, dan obat (ASI perah termasuk cairan yang dapat
diberikan).
2. Menyusui Predominan: Menyusui predominan adalah menyusui bayi namun
juga memberikan sedikit air atau minumam berbasis air misalnya teh.
3. Menyusui Penuh: Adalah menyusui baik secara eksklusif maupun
predominan.
4. Menyusui parsial: Menyusui parsial adalah memberi ASI kepada bayi
sekaligus makanan buatan baik berupa susu, serealia, maupun jenis
makanan lainnya.
5. Makanan Pendamping: Makanan pendamping adalah memberi makanan
dan minuman lain selain ASI maupun susu lainnya.
6. Makanan buatan/pabrikan: Adalah memberi asupan bayi dengan jenis susu
buatan apapun, misalnya susu hewan, susu kaleng, dan lain sebagainya,
serta tidak memberikan ASI sama sekali.
7. Memberi asupan dengan botol: Adalah memberikan asupan kepada bayi
melalui botol, terlepas dari apapun yang diberikan, termasuk ASI perah.
8. Pemberian makanan pendamping pada waktu yang tepat : Pemberian
makanan pendamping pada waktu yang tepat adalah memberikan bayi
makanan dan minuman tambahan kepada bayi pada waktu yang tepat, yaitu
sejak usia enam bulan.
9. Memberi asupan dengan cangkir : Adalah memberi asupan kepada bayi
melalui cangkir, terlepas dari apapun yang diberikan, termasuk ASI perah.

1
10. Makanan pengganti : Makanan pengganti adalah proses pemberian
makanan pada anak yang tidak mendapat ASI dengan asupan yang
menyediakan semua asupan nutrisi yang dibutuhkan bayi sampai usia anak
dapat diberikan makanan keluarga secara penuh.

C. MANFAAT PEMBERIAN ASI


Keuntungan menyusui lebih dari sekedar keuntungan memberikan ASI kepada
bayi. Menyusui melindungi kesehatan ibu dengan beberapa cara, dan dapat
menguntungkan seluruh keluarga, secara emosional maupun ekonomi.
Keuntungan menyusui tidak hanya diperoleh oleh bayi tapi juga bagi ibu dan
keluarga bahkan negara (Gambar 1/1 – 1/2).

1. Manfaat bagi bayi, diantaranya adalah :


a. Sumber nutrisi lengkap bagi bayi sampai usia enam bulan, hampir
setengah kebutuhan nutrisi bayi usia 6-12 bulan dan sampai sepertiga
pada usia 12-24 bulan.
b. ASI mengandung kalori yang memadai dan menyediakan jenis protein,
lemak, laktosa, vitamin, zat besi dan mineral lainnya dengan sesuai,
serta enzim dan air dalam jumlah yang dibutuhkan bayi.
c. ASI mengandung air dalam jumlah yang cukup untuk iklim yang sangat
kering dan panas.
d. ASI memiliki zat anti-infeksi dan melindungi anak dari beberapa infeksi
termasuk diare, pneumonia, dan otitis media.
e. ASI mudah dicerna.
f. ASI lebih higienis.
g. Bayi yang disusui lebih kecil kemungkinan terkena diabetes, penyakit
jantung, eksim, asma, artritis reumatoid dan penyakit alergi lainnya di
kemudian hari.
2. Manfaat tambahan, yaitu :
a. Menyusui meningkatkan kedekatan emosional antara anak dan ibu dan
menyediakan kehangatan, cinta dan kasih sayang. Menyusu lebih dari
makanan.
b. Menyusui meningkatkan perkembangan otak, fungsi penglihatan dan
ketajaman penglihatan sehingga mendukung kesiapan membaca.

2
c. Bayi yang disusui terbukti memiliki angka Intelligence Quotient (IQ),
perkembangan bahasa, dan kemampuan matematika yang lebih baik.
d. Menyusui mencegah obesitas
3. Manfaat bagi ibu, yaitu :
a. Menyusui melindungi kesehatan ibu dengan beberapa cara dan dapat
memberi manfaat bagi seluruh keluarga, baik secara emosional maupun
ekonomi.
b. Menurunkan perdarahan pasca bersalin dan anemia
c. Menyusui secara eksklusif memiliki efek kontraseptif yang menekan
ovulasi dan menunda kembalinya kesuburan.
d. Menyusui memiliki efek melindungi terhadap kanker payudara dan
ovarium dan menurunkan risiko terkena penyakit tersebut.
e. Obesitas lebih jarang ditemukan pada wanita menyusui; menyusui
membantu ibu kembali ke berat badan semula.
4. Manfaat yang dinikmati keluarga
a. Ekonomis
b. Bayi yang disusui lebih jarang sakit sehingga mengurangi beban
finansial keluarga.
c. Menyusui nyaman dan dapat dilakukan di mana saja kapan saja
d. Menyusui meningkatkan kedekatan batin keluarga.
5. Manfaat yang dinikmati oleh masyarakat, yaitu :
a. Menyusui bersifat ramah lingkungan,sedangkan makanan buatan
meningkatkan terjadinya penebangan hutan, erosi tanah, polusi air,
udara, dan tanah.
b. Bayi yang disusui berkembang menjadi sumber daya manusia yang lebih
baik sehingga meningkatkan produktifitas dan status ekonomi negara.

3
Manfaat Menyusui
ASI : Menyusui:
 Nutrisi sempurna  Meningkatkan ikatan
 Mudah dicerna batin dan
 Siap saji perkembangan
 Perlindungan  Membantu
melawan infeksi pertumbuhan dan
 Perlindungan perkembangan anak
melawan penyakit  Meningkatkan angka
saat dewasa (diabetes, kecerdasan
tekanan darah tinggi) intelegensia bayi
 Mencegah hipotermia
Gambar 1.1. Manfaat Menyusui

Manfaat Menyusui (Lanjutan)


Ibu Keluarga Masyarakat
 Menurunkan  Manfaat ekonomi  Ramah lingkungan
perdarahan pasca  Mengurangi timbulnya  Pengembangan
persalinan dan anemia penyakit sumber daya manusia
 Menunda kehamilan  Meningkatkan ikatan  Pengembangan
 Melindungi terhadap batin ekonomi
kanker payudara dan
ovarium
 Mencegah obesitas dan
membantu membentuk
tubuh
 Nyaman

Gambar 1.1. Manfaat Menyusui Bagi Ibu, Keluarga dan Masyarakat

D. KANDUNGAN GIZI DALAM ASI DAN SUSU HEWAN

Kandungan gizi antara ASI, susu hewan dan susu formula tidak sama. Tabel 1.1
membandingkan semua zat gizi dalam ASI dengan zat gizi pada susu hewan
dan formula.

4
Tabel 1.1 Rangkuman Perbedaan AntaraASI dan Susu Hewani
ASI Susu Hewan Susu Formula
Kontaminasi Tidak ada Mungkin Mungkin
bakteri
Zat anti- Ada Tidak ada Tidak ada
infeksi
Faktor Ada Tidak ada Tidak ada
pertumbuhan
Protein Jumlah tepat, Terlalu banyak, Terkoreksi
mudah dicerna sulit dicerna, sebagian
terkoreksi
sebagian
Lemak Cukup kandungan Kurang kandungan Kurang kandungan
asam lemak asam lemak asam lemak
esensial, esensial, tidak ada esensial, tidak ada
mengandung lipase lipase lipase
untuk membantu
pencernaan
Zat besi Sedikit, diserap Sedikit, tidak dapat Ditambahkan, tidak
dengan baik diserap dengan dapat diserap
baik dengan baik
Vitamin Mencukupi Tidak mencukupi Vitamin A dan C
ditambahkan
Air Mencukupi Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan

Semua susu mengandung lemak sebagai sumber energi yang dibutuhkan anak
manusia dan anak hewan; mengandung protein untuk pertumbuhan;
mengandung gula susu khusus yaitu laktosa yang juga berfungsi sebagai
sumber energy.
Protein adalah zat gizi penting, dan anda mungkin berpikir lebih banyak protein
lebih baik. Walaupun demikian, hewan tumbuh lebih cepat daripada manusia,
sehingga membutuhkan susu dengan konsentrasi protein lebih tinggi. Sulit bagi
ginjal bayi yang masih belum matang untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tambahan akibat protein pada susu hewani. Susu formula pun berbeda dengan
ASI, walalupun secara kuantitas telah disesuaikan. Susu formula dibuat dari

5
berbagai produk, termasuk susu hewani, kacang kedelai, dan minyak sayur.
Jenis makanan ini jauh dari sempurna untuk bayi.

1. Perbedaan kualitas protein pada susu yang berbeda


Protein dalam susu yang berbeda memiliki perbedaan kualitas serta
kuantitas. Sebagian besar protein dalam susu sapi adalah jenis kasein, yang
membentuk gumpalan kental yang sulit dicerna dalam lambung bayi.ASI
mengandung lebih sedikit kasein, dan membentuk gumpalan yang lebih
lunak dan mudah dicerna.
Kandungan protein larut atau whey dalam berbagai jenis susu yang berbeda
pun berbeda. Pada ASI, sebagian besar dari protein whey ASI terdiri dari
protein anti-infeksi, yang membantu melindungi bayi dari infeksi. Susu
hewani tidak memiliki jenis protein anti-infeksi ini.
Bayi yang mendapat makanan buatan dapat mengalami intoleransi terhadap
protein pada susu hewani. Bayi-bayi ini dapat mengalami diare, nyeri perut,
ruam, dan gejala-gejala lainnya.Diare mungkin persisten, dan dapat
menyebabkan malnutrisi.
Bayi yang disusui dengan susu hewani atau formula juga lebih cenderung
mengalami alergi yang dapat menyebabkan eksema, dan mungkin asma,
dibandingkan bayi yang disusui.
Bayi dapat mengalami intoleransi atau alergi hanya setelah beberapa kali
mendapat makanan buatan pada hari-hari pertama kehidupannya.

2. Perbedaan lemak dalam susu yang berbeda


Ada perbedaan penting kualitas lemak dalam susu yang berbeda. ASI
mengandung asam lemak esensial dan asal lemak N3 (Docosahexamic acid
dan Eicosapentaenoic acid) yang tidak terdapat dalam susu segar hewani.
Produsen susu formula belum berhasil menambahkan asam lemak ini ke
dalam produknya. Asam lemak esensialini dibutuhkan untuk perkembangan
otak bayi dan mata, serta pembuluh darah yang sehat.
ASI juga mengandung enzim lipase yang membantu mencerna lemak.
Enzim ini tidak didapatkan pada susu hewani maupun fomula. Dengan
demikian lemak pada ASI dicerna lebih lengkap dan penggunaannya lebih
efisien oleh tubuh bayi dibandingkan lemak pada susu sapi atau formula.

6
Rasio asam lemak polyunsaturated: saturated(P/S ratio)pada manusia
adalah 1,3 dan pada susu sapi 4. Rasio P/S yang lebih rendah dalam ASI
membantu absorpsi kalsium dan lemak.
Feses bayi yang diberi makanan buatan berbeda dengan bayi yang
menyusu.Hal ini sebagian disebabkan karena feses bayi yang mendapat
makanan buatan lebih banyak mengandung lemak yang tidak digunakan.

3. Vitamin pada jenis susu yang berbeda


ASI mengandung beberapa vitamin penting dalam jumlah lebih banyak
dibandingkan susu sapi.
Susu sapi mengandung banyak vitamin B kompleks yang melebihi
kebutuhan bayi manusia, namun tidak mengandung vitamin A dan C
sebanyak ASI.
Tenaga kesehatan sering menyarankan pemberian jus buah kepada bayi
secara dini untuk memenuhi kebutuhan vitamin C. Hal ini mungkin
diperlukan pada bayi yang diberi makanan tambahan namun tidak
diperlukan pada bayi yang disusui.
ASI mengandung banyak vitamin A, jika ibu mengkonsumsinya secara
cukup.ASI dapat memenuhi kebutuhan vitamin A anak bahkan sampai di
tahun kedua kehidupan.

4. Zat besi dalam susu


Zat besi penting untuk mencegah anemia. Jenis susu yang berbeda
mengandung zat besi dalam jumlah yang kurang lebih sama (50-70 μg/100
ml, yaitu 0.5-0.7 mg/l). Walaupun demikian, terdapat perbedaan penting.
Bayi yang diberi susu sapi mungkin tidak mendapat zat besi dalam jumlah
cukup dan dapat terkena anemia. Bayi yang menyusu mendapat cukup zat
besi, dan terlindungi dari anemia defisiensi zat besi sampai usia setidaknya
6 bulan bahkan lebih.

7
Ibu yang terkena infeksi
Sel d
untu

Antibodi terhadap infeksi ibu dialirkan


Sebag
kedalam ASI untuk melindungi bayi
payud

Gambar 1.3. Mekanisme Perlindungan Terhadap Infeksi

E. MENYUSUI DAN KESEHATAN


ASI tidak hanya sekedar makanan untuk bayi. ASI merupakan cairan hidup,
yang melindungi bayi melawan infeksi.
Pada sekitar tahun pertama kehidupannya, sistem imunitas bayi belum
berkembang sempurna, dan tidak dapat melawan infeksi seperti anak yang lebih
besar atau orang dewasa.Dengan demikian bayi membutuhkan perlindungan
dari ibunya.
ASI mengandung sel darah putih, dan sejumlah faktor anti-infeksi, yang
membantu melindungi bayi terhadap infeksi.ASI juga mengandung antibodi
terhadap infeksi yang telah dialami ibu di masa lalu.

8
Gambar 1/3 menunjukkan cara istimewa ASI dalam melindungi bayi melawan
infeksi baru yang mungkin dialami oleh ibu, atau ada pada lingkungan keluarga
saat ini.
Saat ibu mengalami infeksi (1), sel darah putih di dalam tubuh ibu akan menjadi
aktif, dan membuat antibodi melawan inteksi tersebut untuk melindungi ibu (2),
beberapa sel darah putih ini masuk ke dalam payudara dan membuat antibodi
(3) yang dikeluarkan ke dalam ASI untuk melindungi bayi.
Dengan demikian bayi seharusnya tidak dipisahkan dari ibu saat mengalami
infeksi, karena ASI-nya dapat melindungi anaknya dari infeksi.
Makanan buatan merupakan benda mati.Makanan buatan tidak mengandung
sel darah putih hidup maupun antibodi, maupun beberapa faktor anti-infeksi
lainnya, sehingga tidak banyak melindungi bayi terhadap infeksi.

F. VARIASI KOMPOSISI ASI


Komposisi ASI tidak selalu sama melainkan bervariasi sesuai usia bayi, dan dari
awal sampai akhir satu kali menyusui. Komposisi ASI juga bervariasi antar
menyusui, dan dapat pula berbeda antar waktu yang berbeda dalam satu hari.
Kolostrum adalah ASI istimewa yang diproduksi pada beberapa hari pertama
setelah persalinan.Kolostrum kental dan berwarna kekuningan atau
jernih.Setelah beberapa hari, kolostrum berubah menjadi ASI matur.ASI matur
diproduksi dalam jumlah besar, dan payudara terasa penuh, keras, dan
berat.Beberapa orang menyebut peristiwa ini sebagai "datangnya ASI".
Foremilk adalah ASI berwarna kebiruan yang keluar pada saat awal penyusuan.
Hindmilk adalah ASI berwarna lebih putih yang diproduksi lebih lanjut pada
penyusuan.
Lemak tambahan pada hindmilk membuat hindmilk terlihat lebih putih
dibandingkan foremilk.Lemak ini merupakan sumber energi yang didapat dari
menyusu.Inilah alasan penting untuk tidak melepaskan bayi dari payudara
terlalu cepat.Bayi sebaiknya dibiarkan menyusu sampai mendapatkan semua
yang diinginkannya, sehingga bayi mendapat banyak hindmilk yang kaya lemak.
Foremilk diproduksi dalam jumlah lebih banyak, dan menyediakan banyak
protein, laktosa, dan zat gizi lain. Bayi mendapat foremilk dalam jumlah besar,
sehingga semua kebutuhan airnya dapat dipenuhi dari menyusu. Bayi tidak
membutuhkan cairan lain sebelum berusia 6 bulan, sekalipun dalam cuaca

9
panas. Jika bayi terpuaskan rasa hausnya dari pemberian tambahan air, bayi
akan lebih sedikit menyusu.
Ibu terkadang khawatir ASInya terlalu "encer".ASI tidak pernah "terlalu
encer".Bayi memerlukan baik foremilk danhindmilk untuk mendapatkan
"makanan" yang lengkap serta air yang dibutuhkannya.

Tabel 1.2. Kandungan dan Manfaat Kolostrum


Kandungan Manfaat
Kaya akan antibody Melindungi terhadap infeksi dan alergi
Banyak sel darah putih Melindungi melawan infeksi
Purgatif (zat pencahar) Membersihkan mekonium, membantu
mencegah kuning pada bayi
Faktor pertumbuhan Membantu maturasi usus, mencegah
alergi dan intoleransi
Kaya akan vitamin A Menurunkan beratnya infeksi,
mencegah penyakit mata

Gambar 1/4 memperlihatkan kandungan kolostrum dan manfaatnya.


a. Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi dan protein anti-infeksi
dibandingkan ASI matur. Ini merupakan bagian dari alasan pentingnya
memberikan kolostrum. Kolostrum mengandung lebih banyak protein
dibandingkan ASI matur.
b. Kolostrum mengandung sel darah putih lebih banyak dibandingkan ASI
matur.
c. Protein anti-infeksi dan sel darah putih menyediakan imunisasi pertama
melawan penyakit yang dijumpai bayi setelah lahir.Kolostrum membantu
mencegah infeksi bakteri yang berbahaya bagi bayi baru lahir.Antibodi ini
mungkin membantu pula mencegah bayi terkena alergi.
d. Kolostrum memiliki efek pencahar ringan, yang membantu membersihkan
usus bayi dari mekonium (feses pertama bayi yang berwarna gelap),
sehingga membantu mengeluarkan bilirubin dari usus, dan membantu
mencegah kuning pada bayi.

10
e. Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan, yang membantu
perkembangan usus bayi setelah lahir. Hal ini akan mencegah bayi
mengalami alergi dan intoleransi terhadap berbagai makanan.
f. Kolostrum lebih kaya akan beberapa vitamin, terutama vitamin A,
dibandingkan ASI matur. Vitamin A membantu menurunkan beratnya infeksi
yang mungkin dialami bayi

Oleh karena itu, sangatlah penting bayi mendapat kolostrum pada penyusuan-
penyusuan awal.Kolostrum sudah tersedia di dalam payudara saat bayi
dilahirkan.Ini semua yang dibutuhkan bayi sebelum ASI matur muncul.
Bayi sebaiknya tidak diberikan makanan atau minuman lain sebelum mulai
menyusu. Makanan buatan yang diberikan sebelum bayi mendapat kolostrum
adalah yang membahayakan.

G. MENYUSUI DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


1. Menyusui memberikan manfaat yang dapat diukur dalam perkembangan
kognitif pada masa bayi dan bertahan selama masa kanak-kanak sampai
setidaknya usia 15 tahun. Bayi yang disusui memiliki IQ tambahan sebesar
5-8 poin lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Manfaat ini lebih dirasakan oleh bayi dengan berat lahir rendah.
2. Manfaat lain selain perkembangan kognitif umum adalah manfaat lain
mencakup maturasi visual, perkembangan bahasa, keterampilan motorik
dini, lebih sedikit masalah emosi atau perilaku, lebih sedikit kepribadian
agresif dan masalah neurologis minor.

H. MENYUSUI BAYI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH


1. ASI dari ibu dengan bayi berat badan lahir rendah memiliki konsentrasi
protein, asam lemak esensial, dan natrium yang lebih sesuai untuk bayi-bayi
ini.
2. Bayi prematur membutuhkan perlindungan lebih dari dingin, infeksi, dan
gangguan metabolisme. Bayi-bayi ini lebih mudah mengalami gagal tumbuh
dan necrotizing enterocolitis (NEC). Menyusu melindungi bayi berat badan
lahir rendah dari hal-hal ini. ASI memiliki imunoglobulin,
erythropoietin,interleukin-10, epidermal growth factor (EGF), dan platelet
adhesion factor acetylhydrolaseyang melindungi bayi dari NEC.

11
I. MENYUSU MELINDUNGI MALNUTRISI DINI (KURANG GIZI DAN OBESITAS)
Menyusu melindungi bayi dari kekurangan gizi dini, dan juga melindungi dari
obesitas.Pemberian makan yang salah seperti awal menyusu yang terlambat,
cairan prelakteal, menyusui sebagian, dan pemberian makanan buatan
menyebabkan malnutrisi dan infeksi.Tindakan-tindakan ini juga berperan dalam
kematian yang bermakna selama masa neonatal.Menyusui eksklusif sampai
enam bulan dan makanan pendamping yang tepat setelahnya dengan
melanjutkan menyusui mencegah gangguan pertumbuhan.Pada kalangan
mampu, makanan buatan menyebabkan obesitas.Pada beberapa daerah
perkotaan 15% anak terkategori obesitas.Menyusui mencegah obesitas dan
komplikasi berikutnya.

J. RISIKO MORTALITAS RELATIF PADA BAYI YANG TIDAK DISUSUI


1. Bayi yang tidak disusui dan mendapat susu formula atau pengganti lainnya
memiliki risiko kematian 6 kali lipat pada 2 tahun pertama kehidupan, 4 kali
lipat pada usia 2-3 bulan, dan 2,5 kali lipat pada usia 4-5 bulan dibandingkan
bayi yang disusui.
2. Analisis menunjukkan bahwa menyusui pada 6 bulan pertama kehidupan
secara bermakna melindungi terhadap kematian akibat diare dan infeksi
pernapasan akut.
3. Dua per tiga dari kematian bayi terjadi pada 2 bulan pertama kehidupan.
Menyusui dapat sangat melindungi bayi selama masa ini.

K. KEMATIAN BALITA (%) YANG DISELAMATKAN DENGAN INTERVENSI


PENCEGAHAN
1. Secara keseluruhan menyusui eksklusif selama enam bulan pertama
kehidupan dapat mencegah sekitar 13 persen kematian balita.
2. Makanan pendamping yang sesuai dapat menambah perlindungan balita
terhadap kematian sebesar 6 persen.

L. PERSENTASE KEMATIAN NEONATUS (USIA 2-28 HARI) YANG


DISELAMATKAN OLEH INISIASI MENYUSU DINI (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam satu jam pertama terbukti menurunkan
mortalitas bayi usia 2-28 hari sebesar 22,3%. Ini merupakan satu-satunya

12
intervensi menyusui yang terpenting dalam menurunkan mortalitas neonatal.
Inisiasi menyusu pada hari pertama dapat menurunkan mortalitas neonatal
sebesar 16,3 %. Inisiasi menyusu pada hari kedua dan seterusnya
meningkatkan kematian neonatal sebesar 2,4 kali lipat. Pemberian makanan lain
berbasis susu dan makanan padat meningkatkan kematian bayi sebesar 4 kali
lipat.

M. MANFAAT MAKANAN PENDAMPING YANG TEPAT

Gap Energi

Energi dari ASI

Gambar 1.4. Kandungan ASI pada Tahun Kedua

Semua bayi baik yang menyusu eksklusif maupun mendapat makanan buatan
membutuhkan pengenalan makanan pendamping yang tepat setelah usia enam
bulan.

13
1. Mencegah gangguan pertumbuhan
2. Menurunkan risiko defisiensi nutrisi
3. Menurunkan risiko penyakit
4. Membantu perkembangan yang sesuai

Selama enam bulan pertama kehidupan, menyusu eksklusif dapat memenuhi


seluruh kebutuhan bayi akan zat gizi dan air. Walaupun demikian, ASI tetap
menjadi sumber energi dan zat gizi berkualitas selama tahun kedua kehidupan
dan selanjutnya.
Gambar 1.4. memperlihatkan jumlah kebutuhan energi dan zat gizi anak yang
dapat dipenuhi oleh ASI pada tahun kedua kehidupan.

Menggangu Bonding

Lebih mudah diare dan


Lebih mud
infeksi saluran pernafasan
cocok (int
Diare menetap (kronis)
Meningka
Kurang Gizi
beberapa
Kekurangan vitamin A
Kelebihan
Meningkatkan risiko
kematian
Nilai tes k
rendah

IBU:
Kemungkinan cepat hamil kembali
Meningkatkan risiko anemia, kanker ovarium, dan kanker payudara.

Gambar 1.5. Bahaya Pemberian Makanan Buatan dan Menyusui dengan Botol

14
Gambar 1.5. merangkum bahaya makanan buatan, yaitu :
1. Makanan buatan mengganggu ikatan batin. Ibu dan bayi mungkin tidak
menjalin hubungan yang dekat dan penuh kasih sayang.
2. Bayi dengan makanan buatan lebih cenderung mengalami diare,
pneumonia, infeksi telinga dan infeksi lainnya.
3. Zat gizi yang didapat bayi kurang seimbang dan lebih besar kemungkinan
mengalami gangguan nutrisi.
4. Bayi mungkin kurang mendapat susu dan menjadi malnutrisi karena
frekuensi yang kurang, atau pengenceran yang berlebihan. Bayi lebih
mungkin mengalami kekurangan vitamin A.
5. Bayi dengan makanan buatan lebih cenderung mengalami kematian akibat
infeksi dan malnutrisi dibandingkan bayi yang disusui. Produk formula
memiliki risiko kontaminasi mikroba seperti c.sakazakii dan salmonella dan
zat kimia berbahaya seperti melamin dan BPA. Telah dilaporkan adanya
beberapa masalah pada produksi formula di seluruh dunia.
6. Bayi mungkin mengalami alergi kepada susu hewani sehingga
menyebabkan diare, ruam, dan gejala lain.
7. Risiko beberapa penyakit kronik seperti diabetes, hipertensi meningkat pada
saat mencapai usia dewasa.
8. Bayi mungkin mendapat terlalu banyak susu buatan dan menjadi obesitas.
9. Bayi mungkin tidak berkembang terlalu baik secara mental dan memiliki hasil
skor uji intelegensia lebih rendah.
10. Ibu yang tidak menyusui cenderung hamil kembali lebih cepat.
11. Ibu memiliki risiko terkena kanker ovarium dan payudara lebih besar
setelahnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut makanan buatan berbahaya untuk bayi maupun


ibunya.Menyusui merupakan hal yang mendasar bagi kesehatan dan kelangsungan
hidup anak, dan penting untuk kesehatan wanita.

15
REKOMENDASI
 Mulailah menyusui dalam satu jam setelah persalinan
 Menyusuilah secara eksklusif sejak bayi lahir hingga usia enam bulan
 Berikan makanan pendamping yang tepat setelah bayi berusia enam bulan
 Pertahankan menyusui selama dua tahun dan lebih

16
BAB II
CARA KERJA MENYUSUI

A. PENDAHULUAN
Pada sesi ini, Anda akan mempelajari anatomi dan fisiologi menyusui. Untuk
membantu para ibu, Anda perlu memahami bagaimana proses menyusui.
Anda tidak bisa mempelajari cara spesifik konseling untuk masing-masing
kondisi, atau setiap kesulitan. Namun, jika Anda memahami bagaimana proses
menyusui, Anda dapat mengetahui apa yang terjadi dan membantu ibu untuk
menentukan apa yang terbaik untuknya.

Gambar 2.1. Anatomi payudara

Gambar 2.1. menunjukkan anatomi payudara. Pertama, perhatikan puting susu,


dan kulit berwarna gelap di sekitarnya yang disebut areola. Di dalam areola

17
terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang disebut kelenjar Montgomery yang
mensekresi cairan berminyak untuk menjaga kondisi kulit tetap sehat.
Di dalam payudara terdapat alveoli, berupa kantung-kantung yang amat kecil
terbuat dari sel-sel penghasili air susu. Ada jutaan alveoli – pada gambar di atas
hanya ditunjukkan beberapa. Kotak pada diagram di atas menunjukkan tiga
alveoli yang diperbesar. Hormon prolaktin membuat sel-sel ini dapat
memproduksi air susu.
Di sekitar alveoli terdapat otot lurik, yang dapat berkontraksi dan memerah air
susu keluar. Hormon oksitosin dapat membuat sel-sel otot tersebut berkontraksi
untuk mengeluarkan air susu.
Saluran kecil, atau duktus, membawa air susu dari alveoli keluar. Di bawah
areola, saluran-saluran duktus menjadi semakin lebar, dan membentuk sinus
laktiferus, di mana air susu dikumpulkan untuk persiapan menyusui. Saluran-
saluran tersebut menjadi kecil lagi saat melewati puting susu.
Alveoli dan duktus dikelilingi oleh jaringan penyangga dan lemak. Jaringan
penyangga dan lemaklah yang memberi bentuk pada payudara dan membuat
perbedaan besar kecil ukuran payudara. Payudara besar maupun kecil,
keduanya memiliki jaringan kelenjar yang relatif sama, sehingga keduanya
dapat membuat air susu yang banyak.

Gambar 2.2. Refleks Prolaktin

18
Gambar 2.2. menjelaskan tentang hormon prolaktin. Saat bayi menyusu dari
payudara, ada impuls sensori yang berjalan dari puting susu ke otak. Sebagai
respon, bagian anterior (depan) kelenjari pituitari di dasar otak mensekresi
prolaktin. Prolaktin mengalir melalui darah ke payudara dan membuat sel
penghasil air susu memproduksi air susu ibu.
Kadar prolaktin mencapai puncak di darah sekitar 30 menit setelah menyusui –
membuat payudara memproduksi air susu untuk menyusui berikutnya. Untuk
kegiatan menyusui saat ini, bayi mengambil air susu yang sudah tersedia di
payudara.
Kebanyakan ibu dapat memproduksi air susu lebih dari kebutuhan bayi. Jika
seorang ibu memiliki dua orang bayi dan keduanya menyusu, payudaranya akan
memproduksi air susu untuk dua bayi. Kebanyakan ibu dapat memproduksi air
susu yang cukup setidaknya untuk dua bayi.
Jika seorang bayi jarang menyusu, payudara akan membuat air susu lebih
sedikit. Jika seorang bayi berhenti menyusu, payudara akan segera berhenti
memproduksi air susu.
Beberapa hal penting yang perlu diingat tentang prolaktin, adalah:
1. Prolaktin lebih banyak diproduksi malam hari, sehingga menyusui saat
malam hari sangat membantu menjaga pasokan air susu
2. Prolaktin membuat ibu merasa nyaman dan kadang mengantuk, sehingga
biasany ibu dapat istirahat dengan baik walaupun dia menyusui di malam
hari
3. Prolaktin dapat menghambat ovulasi, sehingga menyusui dapat membantu
menunda kehamilan. Menyusui di malam hari juga penting untuk hal ini.
Gambar 2.3. menjelaskan tentang hormon oksitosin. Saat bayi menyusu, impuls
sensoris berjalan dari puting susu ke otak. Sebagai respon, bagian posterior
(belakang) dari kelenjar pituitari di dasar otak mensekresi hormon oksitosin.
Oksitosin mengalir melalui darah ke payudara, dan membuat otot polos di
sekitar alveoli kontraksi. Hal ini membuat air susu yang sudah berada di alveoli
mengalir melalui saluran-saluran ke sinus laktiferus. Kadang, air susu mengalir
sampai keluar. Ini disebut refleks oksitosin atau reflek pengeluaran air susu.
Oksitosin lebih cepat diproduksi daripada prolaktin. Dia membuat air susu di
payudara mengalir untuk pemberian air susu saat ini. Oksitosin dapat mulai
bekerja sebelum bayi menyusu, saat ibu hendak menyusui.

19
Gambar 2.3. Refleks Oksitosin

Jika reflek oksitosin tidak bekerja dengan baik, bayi mungkin mengalami
kesulitan mendapat air susu. Bisa juga seakan-akan payudara telah berhenti
memproduksi air susu. Namun, payudara tetap memproduksi air susu, hanya
saja tidak mengalir keluar.
Poin penting lain tentang oksitosim ialah dapat membuat rahim ibu berkontraksi
setelah persalinan. Hal ini dapat mengurangi perdarahan, namun terkadang
dapat menyebabkan nyeri di bagian rahim serta pengeluaran darah saat
menyusui di hari-hari pertama menyusui. Nyerinya dapat cukup menyakitkan.
Diagram 2.4. menunjukkan bagaimana refleks oksitosin dapat dengan mudah
dipengaruhi oleh pikiran ibu, perasaan serta sensasi
Perasaan yang baik, seperti merasa bahagia dengan bayi, memikirkan hal-hal
yang indah dengan bayi, merasa percaya diri bahwa air susu ibu adalah yang
terbaik untuk bayi, dapat membantu refleks oksitosin untuk bekerja dan air susu
mengalir. Sensasi seperti menyentuh atau melihat bayi, mendengar tangisan
bayi, juga dapat membantu refleks ini.
Namun perasaan tidak nyaman seperti nyeri, kekhawatiran, maupun keraguan
tidak memiliki cukup air susu, dapat menghambat refleks dan menghentikan
aliran air susu. Untungnya efek ini biasanya hanya sementara.

20
Gambar 2.4. Membantu dan Menghambat Refleks Oksitosin

TANDA DAN SENSASI REFLEKS OKSITOSIN YANG AKTIF


Seorang ibu mungkin dapat merasakan:
1. Rasa seperti diremas atau geli di payudara segera sebelum ia menyusui
bayinya, atau selama menyusui
2. ASI mengalir dari payudara ketika memikirkan bayi, atau mendengarnya
menangis
3. ASI menetes dari sisi payudara yang tidak disusui ketika sisi satunya sedang
disusukan
4. ASI menyemprot dari payudara saat bayi melepas payudara mendadak saat
menyusu
5. Nyeri karena kontraksi rahim, terkadang diikuti dengan keluarnya darah saat
menyusui selama minggu pertama pasca persalinan
6. Hisapan pelan dalam dan gerakan menelan oleh bayi yang menunjukkan
bahwa ASI mengalir ke mulutnya.

Penghambat ASI

21
Jika payudara tetap
penuh oleh ASI, maka
produksi dihentikan

Gambar 2.5. Penghambat Air Susu Ibu

Produksi ASI juga dikendalikan dari dalam payudara itu sendiri. Anda mungkin
heran mengapa salah satu payudara bisa berhenti memproduksi air susu,
sedangkan payudara lainnya terus memproduksi air susu – meskipun oksitosin
dan prolaktin bekerja pada kedua payudara. Gambar di atas akan menjelaskan.
Ada zat dalam ASI yang dapat mengurangi atau menghambat produksi air susu.
Jika terdapat banyak ASI di dalam payudara, makan inhibitor akan
menghentikan sel-sel untuk mensekresi air susu lagi. Ini membantu menjaga
payudara dari efek buruk payudara terlalu penuh. Hal ini diperlukan jika bayi
meninggal atau berhenti menyusu karena alasan lain.
Jika air susu dikeluarkan dari payudara, baik menyusui langsung maupun
diperah, inhibitor pun hilang. Sehingga payudara dapat membuat air susu lagi.
Hal ini membuat anda mengerti mengapa:
1. Jika bayi berhenti menyusu dari satu payudara, payudara tersebut akan
berhenti memproduksi air susu
2. Jika bayi menyusu lebih banyak pada satu payudara, payudara tersebut
akan membuat lebih banyak air susu dan menjadi lebih besar dari payudara
lainnya
Hal ini juga akan membuat Anda mengerti bahwa :
1. Agar payudara dapat terus memproduksi air susu, air susu harus
dikeluarkan
2. Jika bayi tidak dapat menyusu dari salah satu atau kedua payudara, air susu
harus dikeluarkan dengan diperah untuk mempertahankan produksi air susu
Kunci pokok : Bayi yang menyusu dapat mengendalikan semua. Proses
menyusu bayilah yang membuat payudara memproduksi air susu. Jika bayi

22
tidak dapat menyusu atau ibu tidak dapat menyusui, memerah payudara secara
rutin dapat membantu kelangsungan produksi air susu.
Kadang, orang berkata supaya ibu dapat memproduksi air susu lebih banyak,
harus diberi makan lebih banyak, minum lebih banyak, istirahat lebih banyak,
maupun obat-obatan. Penting bagi ibu untuk makan dan minum cukup, namun
hal ini tidak akan membantu produksi air susu jika bayi tidak menyusu.
Supaya ibu dapat memproduksi air susu yang cukup, bayinya harus menyusu
cukup sering, dan harus menyusu dengan cara yang benar.

Gambar 2.6. Pelekatan Payudara – Tampak Dalam

Gambar 2.6. menunjukkan bagian dalam mulut dan bagaimana bayi mengambil
payudara ke dalam mulutnya. Perhatikan poin-poin berikut :
1. Bayi ini mengambil cukup banyak bagian areola dan jaringan di bawahnya
ke dalam mulutnya
2. Sinus laktiferus termasuk di jaringan yang masuk
3. Bayi memanjangkan jaringan payudara untuk memanjangkan puting
4. Puting susu membentuk hanya sepertiga dari ukuran puting saat menyusu
5. Bayi menyusu dari payudara, bukan dari puting

23
Perhatikan posisi lidah bayi. Lidahnya maju ke depan melampaui gusi bawahnya
dan berada di bawah sinus laktiferus. Lidahnya membentuk mangkuk yang
melingkupi bagian bawah jaringan payudara. Anda tidak dapat melihatnya pada
gambar ini, tapi anda mungkin akan melihatnya saat mengamati seorang bayi

Gambar 2.7 Mekanisme Siklus Menghisap

Gambar 2/7 menunjukkan bagaimana proses menghisap berlangsung


1. Puting ditarik kedalam mulut dengan jaringan payudara. Langit-langit mulut
lunak relaksasi dan tenggorokan atas terbuka untuk bernapas. Bentuk lidat
di belakang menggambarkan posisi saat istirahat, membentuk mangkuk
disekeliling ujung puting
2. Siklus menyusu diawali dengan menguncupkan ujung lidah. Pada waktu
yang bersamaan, rahang bawah, yang relaksasi sesaat (tidak terlihat) naik
untuk mengencangkan dasar puting, sehingga menjepit saluran-saluran di
dalam puting dan mengeluarkan air susu
3. Gelombang kompresi oleh lidah, bergerak di bawah puting ke arah belakang
(posterior), mendorong ke arah langit-langit mulut keras. Gerakan seperti
menggulung ini memeras air susu dari puting. Bagian belakang dari lidah
dapat turun ketika air susu terkumpul di kerongkongan.
4. Gelombang kompresi kembali melewati ujung puting dan mendorong ke
langit-langit mulut lunak. Ketika lidah mengenai langit-langit mulut lunak,
otot levator dari langit-langit mulut berkontraksi/mengencang naik, untuk

24
menutup rongga hidung. Air susu didorong ke kerongkongan dan kemudian
ditelan
5. Siklus kompresi berlanjut dan berakhir di dasar lidah. Penurunan bagian
belakang lidah menyebabkan tekanan negatif, menarik puting susu dan air
susu yang terdapat di dalamnya sekelai lagi ke dalam mulut. Hal ini disertai
dengan penurunan rahang, yang membuat air susu mengalir dari payudara
ke puting.

Gambar 1: Pelekatan yang baik Gambar 2: Pelekatan yang tidak baik


Gambar 2.8. Pelekatan Yang Baik dan Tidak Baik

25
Lihatlah dua gambar 2.8. Gambar 1 menunjukkan bayi dengan pelekatan yang
baik ke payudara. Gambar dua menunjukkan bayi menyusu dengan cara yang lain.
Perbedaan paling penting dari gambar nomor 2 di atas adalah :
1. Hanya puting saja yang masuk ke mulut bayi, jaringan payudaranya tidak
2. Sinus laktiferus berada di luar mulut bayi karena lidahnya tidak dapat
menjangkau
3. Lidah bayi berada di dalam mulut bayi dan tidak menekan sinus laktiferus
Bayi pada gambar no 2 pelekatannya tidak baik, dia “menyusu pada puting”.

Gambar 1: Pelekatan Baik Gambar 2: Pelekatan Tidak Baik


Gambar 2/9: Pelekatan – Penampakan Luar

Pada gambar 1, terlihat bahwa :


1. Dagu bayi menyentuh payudara
2. Mulut bayi terbuka lebar
3. Bibir bawah terputar keluar
4. Anda bisa melihat areola yang berada di atas mulut bayi lebih banyak dari
bagian bawah. Ini menunjukkan bahwa bayi meletakkan lidahnya di bawah
sinus laktiferus untuk mengeluarkan air susu.
Itu adalah tanda-tanda yang dapat dilihat dari luar yang menunjukkan bayi melekat
dengan baik pada payudara.
Pada gambar 2 :
1. Dagu bayi tidak menyentuh payudara
2. Mulut bayi tidak terbuka lebar, dan mengarah ke depan (mencucu)
3. Bibir bawahnya tidak terputar keluar
4. Anda dapat melihat jumlah areola yang sama baik di atas maupun dibawah
mulut bayi, yang menunjukkan bahwa bayi tidak mencapai sinus laktiferus
Itu adalah tanda-tanda yang dapat dilihat dari luar yang menunjukkan seorang bayi
melekat kurang baik pada payudara. Semakin banyak areola berada di luar mulut,
semakin buruklah pelekatannya.

Konsekuensi Pelekatan yang Buruk


Nyeri dan kerusakan puting susu puting nyeri, lecet
Air susu tidak diperah dengan efektif payudara bengkak

Produksi susu seolah kurang bayi tidak kenyang, ingin menyusu lebih banyak
bayi frustrasi, menolak menyusu
Payudara membuat susu lebih sedikitberat badan bayi tidak naik
Diagram di atas menjelaskan apa yang mungkin terjadi jika bayi melekat dengan buruk
ke payudara.

Gambar 2.10. Konsekuensi dari Pelekatan yang Buruk

Gambar di atas menunjukkan apa yang mungkin terjadi jika pelekatan bayi tidak
baik. Jika pelekatan bayi tidak baik dan menyusu pada puting, akan menyakitkan
bayi ibu. Pelekatan yang buruk
Diagram ini merangkum apa yang akan terjadi jika bayi melekat dengan tidak baik
ke payudara. Jika bayi melekat kurang baik, maka ia akan menghisap puting dan
menimbulkan nyeri pada ibunya. Pelekatan yang tidak baik ini merupakan
penyebab utama puting lecet. Jika bayi menghisap dengan kuat untuk
mendapatkan air susu, dia akan menarik puting ke dalam dan keluar. Hal ini
menyebabkan kulit puting bergesekan dengan mulut bayi. Jika bayi terus-menerus
menghisap dengan cara ini makan kulit puting akan rusak dan menyebankan
keretakan (fisura). Hisapan pada puting dapat menyebabkan fisura di sekitar ujung
puting. Menggosok kulit di bagian dasar puting dapat menyebabkan fisura di sekitar
dasar puitng.

27
Jika bayi tidak melekat baik, dia tidak dapat mengeluarkan air susu ibu dengan
efektif. Cara menyusunya disebut menyusu tidak efektif. Hal-hal berikut bisa
menjadi akibatnya :
1. Payudara bengkak
2. Bayi tidak kenyang, karena air susu mengalir lambat. Bayi mungkin saja jadi
banyak
3. menangis dan ingin sering menyusu atau durasi menyusu sangat lama
4. Bayi mungkin saja tidak mendapat cukup air susu. Bisa saja frustrasi dan
menolak menyusu. Bisa saja berat badannya tidak naik.
Jika refleks oksitosin bekerja dengan baik, bayi mungkin bisa mendapat cukup air
susu, setidaknya untuk beberapa minggu awal dengan frekuensi menyusu yang
sangat sering. Ini dapat melelahkan bagi ibu dan bayi.
Payudara mungkin saja membuat lebih sedikit air susu karena air susu tidak
dikeluarkan.
Jadi pelekatan yang buruk bisa TERLIHAT seakan-akan ibu tidak memproduksi air
susu yang cukup. Dengan kata lain ibu memiliki pasokan air susu yang terlihat
kurang. Jika situasi ini berlanjut, payudaranya bisa saja membuat air susu lebih
sedikit. Pada situasi lain bisa berdampak pada kenaikan berat badan yang kurang
dan kegagalan menyusui.

Penggunaan botol dot  sebelum kegiata menyusui mantap


 untuk suplementasi selanjutnya

Ibu yang belum pengalaman  anak pertama


anak sebelumnya menyusu dengan botol dot

Hambatan fungsional berat lahir bayi kurang, bayi sakit


puting kurang protaktil
puting besar/datar
bengkak
terlambat memulai

Kurang bantuan tenaga terlatih sedikit bantuan tradisional dan dukungan


masyarakat
dokter, bidan, perawat tidak terlatih untuk
membantu

Gambar 2.11. Penyebab Pelekatan Tidak Baik

28
Gambar 2.11. menjelaskan hal-hal yang umumnya dapat menyebabkan pelekatan
yang buruk pada payudara.
1. Penggunaan botol dot
Jika bayi minum dengan botol sebelum menyusu pada payudara berlangsung
dengan mantap, bayi bisa saja mengalami kesulitan menyusu dengan efektif.
Beberapa bayi yang memulai dengan botol dot setelah beberapa minggu
menyusu pada payudara juga dapat menyusu dengan tidak efektif.
Kegiatan menghisap dari botol dot berbeda dengan menyusu pada payudara.
Bayi yang sudah pernah minum dari botol dot akan mencoba menghisap
payudara seolah itu botol, dan ini akan membuat mereka menyusu pada puting.
Jika hal ini terjadi, biasanya disebut “bingung hisapan” atau “bingung puting”.
Jadi memberi bayi minum dengan botol dot dapat mempengaruhi menyusui.
Bantuan dari tenaga terlatih diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
2. Ibu yang belum berpengalaman
Jika seorang ibu belum pernah memiliki bayi sebelumnya, atau memberi susu
dengan botol dot ke anak sebelumnya, atau mengalami kesulitan menyusui
pada bayi sebelumnya, dia bisa saja mendapat kesulitan melekatkan bayi
dengan baik ke payudaranya. (Namun, ibu yang dapat menyusui anak
sebelumnya dengan bayi pun kadang masih bisa mengalami kesulitan)
3. Hambatan fungsional
Beberapa situasi yang dapat mempersulit bayi untuk melekat dengan baik pada
payudara, di antaranya :
a. Jika bayi sangat kecil dan lemah
b. Jika puting ibu dan jaringan dibawahnya kurang protaktil (sulit untuk
memanjang dan membentuk “dot”, lihat sesi 14 (kondisi payudara)
c. Jika payudara ibu bengkak
d. Jika ada penundaan memulai menyusu
Ibu dan bayi dapat menyusu di segala kondisi, namun mungkin perlu bantuan
lebih dari tenaga terlatih agar dapat berhasil.
4. Kurangnya bantuan dari tenaga terlatih
Ini adalah sebab yang sangat penting. Beberapa ibu terpencil dan kurang
mendapat dukungan dari masyarakat. Mereka bisa saja kurang mendapat

29
bantuan dari ibu lain yang sudah berpengalaman, misalnya ibu mereka sendiri,
dukun bersalin, yang di beberapa daerah sering sangat terlatih untuk membantu
menyusui.
Ibu yang berada di tengah masyarakat yang terbiasa dengan botol dot mungkin
tidak familiar dengan bagaimana cara ibu menyusui memegang yang menyusui
bayinya. Mungkin saja mereka belum pernah melihat bayi menyusu.
Tenaga kesehatan yang merawat ibu dan bayi, seperti dokter dan bidan,
mungkin belum terlatih untuk membantu ibu menyusui.

Bila sesuatu menyentuh


bibirnya, bayi membuka
mulutnya dan lidahnya
turun

Ketrampilan Refleks meng


Ibu belajar Bila sesua
Memposisikan langit-lang
Bayi mengisap
Bayi belajar
Untuk menyusu

Refleks menelan

Bila mulut penu


Bayi akan men

Gambar 2.12. Refleks Menyusu Pada Bayi

30
Ada empat refleks utama : refleks rooting, refleks sucking (menghisap), refleks gag,
dan refleks swallowing (menelan).
Ketika sesuatu menyentuh bibir atau pipi bayi, dia akan membuka mulutnya dan
menolehkan kepalanya untuk mencari. Bayi akan menurunkan lidahnya kebawah
dan mengarahkannya ke depan. Ini disebut refleks rooting (mencari). Normalnya,
payudaralah yang ‘dicari’ oleh bayi.
Ketika sesuatu menyentuh bagian depan dari lidah, bayi baru lahir akan
mendorongnya keluar. Ini adalah refleks gag. Area sensitif untuk stimulus gag
refleks akan berjalan ke arah belakang seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini
menjelaskan mengapa sulit untuk melekatkan bayi ke payudara saat mereka
menangis atau saat puting diarahkan ke lidah atau saat bayi diletakkan ke payudara
dari atas. Ini juga menjelaskan mengapa sulit bagi bayi untuk menerima makanan
padat di usia enam-tujuh bulan dan memuntahkannya.
Ketika mulut bayi terisi air susu, bayi akan menelan. Ini adalah refleks menelan
(swallowing).
Hal-hal di atas adalah refleks, yang terjadi secara otomatis tanpa bayi harus
mempelajarinya.
Namun, ada beberapa hal yang harus dipelajari ibudan bayi. Seorang ibu harus
mempelajari cara memegang payudara dan memposisikan bayinya, sehingga bayi
dapat melekat dengan baik. Seorang bayi harus mempelajari cara memasukkan
payudara ke mulutnya untuk menyusu dengan efektif.
Banyak ibu dan bayi yang dengan mudah dapat melakukannya. Tetapi beberapa
memerlukan bantuan – khususnya pada beberapa situasi yang disebutkan pada
gambar 2/11.
Anda akan melihat pada gambar 2/12 jika bayi tidak datang langsung berhadapan
dengan payudara. Bayi sebaiknya diposisikan dari bawah puting, hal ini akan
membantunya karena :
a. Puting ditujukan untuk berada di langit-langit mulut bayi, sehingga dapat
menstimulasi refleks menghisap.
b. Bibir bawah bayi akan berada di bawah puting sehingga bayi dapat meletakkan
lidahnya di bawah sinus laktiferus

31
Rangkuman
Aliran air susu bergantung pada pemikiran ibu, perasaan dan sensasi. Penting untuk
ibu dan bayi terus bersama sepanjang hari dan membantu ibu untuk memiliki perasaan
yang baik terhadap kegiatan menyusui.
Banyak kesulitan umumnya disebabkan karena pelekatan yang tidak baik. Kesulitan ini
dapat diatasi dengan membantu ibu untuk memperbaiki posisi bayinya. Hal ini dapat
dicegah dengan membantu ibu untuk memposisikan bayinya pada hari-hari pertama.
Jumalh air susu yang diproduksi payudara tergantung dari berapa banyak bayi
menyusu. Semakin sering menyusu akan membuat semakin banyak air susu.
Kebanyakan ibu dapat membuat lebih dari yang dibutuhkan bayinya, bahkan mereka
mampu memproduksi cukup untuk bayi kembar.

32
33

Anda mungkin juga menyukai