BUKU AJAR
MODUL
ANATOMI ALAT GERAK DAN
KINESIOLOGI
0leh
A. Tujuan umum
Agar peserta didik mampu mengerti anatomi, fisiologi ,biomeknik , patomekanik, dan
prinsip-prinsip terapi dalam tatalaksana Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) pada
gangguan lokomotor.
B. Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajaran modul peserta didik harus mampu memahami aplikasi dari prinsip-
prinsip mekanika pada pengaturan postural , gait, penggunaan alat prostetik dan ortotik dan
modifikasi berbagai aktivitas rumah tangga akibat terbatasnya kapasitas neuromuskuler dan
struktur skeletal.
III. Kompetensi
A. Kompetensi kognitif
B. Kompetensi ketrampilan
A. Metoda
o Kuliah interaktif
o Curah pendapat dan diskusi
o Pendampingan (coaching)
o Bed side teaching
B. Strategi
Tujuan 1. Mampu melakukan pemeriksaan KPR berdasarkan prinsip kinesiologi
Wajib diketahui :
o Anatomi dan fisiologi sendi
o Pemeriksaan khusus menggunakan goniometer
o Pemeriksaan kekuatan otot.,fleksibilitas dan panjang otot.
o Dasar- dasar mekanik tubuh
Tujuan 2 Mampu menetapkan diagnosis kelainan lokomosi.
Wajib diketahui :
o Berbagai macam kerja otot
o Gaya-gaya eksternal ( gaya berat dan gesekan)
o Pemeriksaan refleks-refleks
o Pemeriksaan postural tubuh
Tujuan 3 Mampu menetapkan faktor-faktor
V. Persiapan Sesi
Bahan dan peralatan yang diperlukan :
o Materi Modul Kinesiologi
o Materi presentasi : Power Point
o Model : Alat peraga skeleton,sendi dan muskulatur.
o Contoh kasus
o Daftar tilik kompetensi
o Audiovisual
Istilah-istilahb tersebut untuk anatpmi kompararatif tidajk cocok oleh karena Superior
atas unyuk binatang kai emat tidak kearah kepala seperti pada manusia. Melainkan kearah
punggung., Oleh karena itu dugunakan istilah - istilah yang tidak bwrhubingan dengan
bidang meridian tapi merujuk ke bagian -bagian badan.
A. Bahan diskusi
o Apa masalah yang diderita oleh Tn. Simon?
o Sebutkan otot ketul yang sangat kuat pada sendi panggul ?
o Gerakan olahraga macam apa yang membuat otot ketul pangkal paha berperan ?
o Apa akibat latihan kekuatan otot yang berlebihan ?
o Otot-otot apa saja yang dapat mengkoreksi gangguan pada otot ketul pangkal paha ini?
o Berapa beban yang diletakkan pada dada untuk menambah beban kerja ?
o Apa pengaruh latihan sit-up pada Tn. Simon ?
o Macam latihan apa yang dapat mengurangi keluhan nyeri pasien diatas ?.
X. Evaluasi 4
Kognitif
• Pre dan post test dalam bentuk lisan,essay dan atau MCQ
• Self assesment dan Peer Assisted Evaluation
• Curah Pendapat dan Diskusi
Contoh Soal
(lihat bank soal )
Psikomotor
● Self assesment dan Peer Assisted Evaluation
● Peer Assisted Evaluation ( berbasis nilai 0,1 dan 2)
● Penilaian Kompetensi ( berbasis nilai memuaskan,perlu perbaikan dan tidak
memuaskan )
● Kesempatan untuk perbaikan ( Task – board Medical Education)
Lampiran :
a. Format Manual Muscle Tes
b. Format Pemeriksaan Lingkup Gerak sendi
c.
Alat gerak dapat kita bagi dalam : alat gerak pasip ialah rangkja badan kita
dan alat gerak aktip yaiu otot-otot badan kita,
Kenematika
Kinetika
Kinetika ialah cabang dari ilmu dinamika yang berhubungan dengan gaya yang
menghasilkan keadaan diam atau memodifikasi gerakan badan. Bila memproduksi
gerak , gaya mengganggu keseimbangan, bila memberhentikan gerak, gaya menyebab-
kan badan pada keadaan seimbang ( ekuilibrium )
Beberapa hukum yang berhubungan dengan hal ini , ialah :
1. Hukum Inertia dari Newton : suatu benda akan tetap diam kecuali bila ada gaya
dari luar (eksternal)., suatu benda akan tetap bergerak mengikuti garis lurus dan
dalam kecepatan yang sama kecuali bila dipengaruhi oleh gaya dari luar (eksternal ).
2. Hukum Akselerasi dari Newton : Bila gaya bekerja pada benda yang sedang
bergerak maka perubahan kecepatan berbanding lurus dengan besarnya gaya dan
berbanding terbalik dengan masa benda tersebut .
3. Hukum reaksi dari Newton : untuk setiap aksi sellalu ada reaksi yang seimbang.
- Kelas-kelas Tuas :
1. Kelas tuas yang pertama :
axis terdapat diantara gaya dan beban
2. Kelas tuas yang kedua gaya dan beban terdapat pada satu sisi dan
lengan gaya selalu = lengan beban ,oleh karena itu keuntungan mekanik
disini diutamakan kekuatan bukan kecepatan.
Contoh : otot messeter.
3. Kelas tuas yang ketiga.
Gaya dan beban terdapat pada satu sisi dan lengan beban ,lengan gaya ,
Keuntungan mekanik = 1 , disini diuamakan kecapatan daripada kekuatan.
Contoh : biceps pada siku., quadriceps pada lutut.
7. Otot .
Tanpa kekuatan otot, kita tidak bisa mempertahankan postur tubuh tegak atau
Bergerak dari satu tempat ketempat lain.
Kekuatan otot tergantung pada :
1. sistim tuas.
2. banyaknya serabut otot yang aktif/ motor unit.
3. jenis otot yaitu panjang ototnya dan struktur ototnya dan besar penampang.
Makin besar penampangnya makin besar kekuatannya.
Macam otot berkontraksi :
1. kontraksi isotonik ialah kontraksi otot dimana tonus ototnya sama.
2. kontraksi isometrik ialah kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
3. kontraksi eksentrik ialah kontraksi otot dimana serabutnya memanjang
Macam-macam peranan otot pada suatu gerakan :
1. Otot “ prime mover “ ialah otot yang bertanggung jawab terhap suatu
gerakan.
2. Otot synergik : ialah otot yang berkontraksi pada waktu yang sama dengan
prime mover.
3. Otot antagonis ialah otot yang berkontraksi berlawanan dengan prime
mover.
4. Otot stabilizer ialah otot yang menstabilkan dan menunjang bagian tubuh
dari tarikan gravitasi.
5.Otot neutralizer ialah otot yang menetralkan kontraksi yang tidak diinginkan.
Gelang bahu merupakan sendi yang sangat kompleks, terdiri dari 7 (tujuh) buah sendi yang
masing-masing tersendiri dan secara kolektif masing-masing penting, sebab bila salah satu
pincang atau tidak berfungsi,maka fungsi keseluruhan sendi gelang bahu akan terganggu.
Gerak rhytmis gelang bahu pada dada,seluruh mobilitasnya tergantung pada koordinasi aksi
otot dan untuk stabilitas yang sangat minimal tergantung pada kombinasi fungsi dan struktur
otot serta ligamenta.
Komponen dari sendi gelang bahu adalah 7 (tujuh) buah :
1. Sendi costo- vertebral ( costa I )
2. Sendi costo sternal.
3. Sendi sterno clavicular.
4. Sendi scapulo costal
5. Sendi acromio clavicular
6. Sendi supra humeral
7. Sendi gleno humeral
Gambar -1 ( lihat lampiran )
Sendi gelang bahu ini secara garis besar dapat dikelompokkan atas sendi-sendi dekat tubuh
dan sendi dekat gelang bahu.(bagian tangan).
Sendi yang dekat tubuh (trunk) adalah costo-sternal, costo vertebral,dimana costa pertama
berhubungan erat dengan clavicula dan sternum. Sendi yang lain adalah scapulo costal ,tidak
merupakan sendi yang sejati te4tapi hanya merupakan berdekatan iga scapula dan lengkung
iga 9rib cage) yang dipisahkan oleh otot dan bursa dan kemungkinan adanya gerak mengelin-
cir (gliding joint). Sendi sterno clavicular antara bagian sternal clavicula dan manurium
sterni. Sendi yang dekat dengan tangan adalah sendi acromio clavicular sebagai sendi
penghubung antara anggota gerak atas dengan tubuh. Sendi lain adalah supra humeral yang
merupakan pseudo joint tempat hubungan antara caput humeri dedngan lengkung
ligamentum coraco acromial. Pseudo joint ini sering terlibat dalam pembentukan gerak
rhytmis yang halus dan pada kondisi patologis.. Sendi bahu atau gleno humerale merupakan
sendi utama gelang bahu yang sering disebut sebagai sendi bahu. Ada tambahan sendi pada
gelang bahu yaitu BICEPS MECHANISM, yaitu sendi yang menimbulkan gerak meluncur
antara caput longum bicaps humeri pada sulcus bicipitalis yang terjadi selama gerakan
gelang bahu. Sebetulnya biceps mechanism ini merupakan gerak cepat humeri mengelincir
sepanjang tendon.
Uraian mendetail dari tiap sendi perlu, untuk bahan dasar pemeriksaan dan mengetahui
kondisi patrologis serta pengobatan yang sesuai.
1. Gelang bahu
1.1. Sendi
Sendi dibentuk oleh Caput humeri dan Cavaiotas Glenoidalis sebagai sendi tipe Ball
and Socket.Akan tetapi terdapat perbedaan luas daerah kontak sendi antara caput dan
cavitas. Daerah kontak caput seluas 135o sedangkan fossa hanya 75omaka dari itu sendi tidak
stabil sebab ada bagian caput yang tidak ditampung yaitu ( 135 o- 75o= 60o. Untuk menambah
stabilitas sendi maka permukaan cavitas diperluas dengan adanya labrum glenoidalis
sehingga cavitas lebih dalam. Peranan tekanan atmosfer dalam menahan sendi bahu
( glenohumeral) sedikit, tidak seperti sendi paha.
Gambar-2 (lihat lampiran )
2. Capsul
Selaput pembungkus sendi ini sangat tipis dan longgar dan melekat pada pinggir fossa
glenoidalis serta ujung distal pada collum anatomicum.. Bagian yang sangat tipis diperkuat
oleh lipatan capsul disebut ligamentum glenohumerale terdiri atas bagaian superior,medium
dan inferior, terletak disebelah depan dan menyebar seperti kipas ke arah pinggir cavitas
glenoidalis.
Anatara bagian superior dan medium ligamenta terdapat celah yang dasarnya diliputi
capsul yang sangat tipis disebut FORAMEN WIGHT BRECHT dan kemungkinan melalui
celah ini hubungan sementara capsul sendi dan reecessus sub.scapulacea. Karenanya daerah
ini merupakan daerah lemah sehingga mudah terjadi dislokasi caput humeri. Dalam keadaan
normal karena keadaan lunaknya capsul, dapat bergerak ke bawah ± 3 cm dari fossa.
Capsul akan tegang dan kendur tergantung pada posisi lengan atas. Bila abduksi bagian atas
capsul kendur dan bagian bawah tegang. Bila lengan atas tergantung maka bagian atas
tegang, tegangnya capsul atas ini berguna untuk mencegah subluxatio dan dislokatio caput
humeri.
Gambar – 3 (lihat lampiran )
3. Membran Synovium
Membran synovium membungkus bagian dalam capsul. Capiut longum biceps berasal dari
ramus superior cavitas glenoidalis berjalan intra narticular, tidak diliputi membran synovium
sehingga tetap extra synovial. Capsul meliputi tendon pada sulcus bicipitalis sampai daerah
insersi M. Pectoralis mayor. Capsul juga berhubungan erat dengan M. Rotator Cuff .
4. Bursa
Ada beberapa bursa yang berhubungan satu sama lain atau merupakan kelanjutan daru
kantong synovium.
Jenis Bursa : Sub.Acromial,Sub.Deltoid,Sub. Coracoid, terletak dibawah nama daerah
tersebut disekitar sendi Glenohumeral antara otot rotator cuff dibawah dan M. Deltoid dan
acromion diatas.
Fungsi dari bursa diatas adalah memungkinkan adanya gerak meluncur atau menggelinding
( gliding) .Bursa lain yang merupakan perluasan membran synovium adalah bursa infra
spinatus, subscapularis dan bicipital sheath. Bila terjadi inflamasi (bursitis) maka peranan
bursa secara klinis berarti sebab akan mengganggu fungsi sendi.
Gambar -4 ( lihat lampiran )
Acromion ditahan pada jarak tetap dari dinding torak oleh clavicula yang berhubungan
dengan sternum dan acromion. Scapula membentuk jembatan antara pars acromialis
clavicula dan diding torak, sehingga margo vertebralisa scapula kontak erat dengan tulang
tersebut.
Sifat gerak sendi scapula thoracis adalah scapula bergerak meluncur (gliding) dengan dua
cara berputar (rotasi) pada poros tegak dan bergeser ( translatory) pada arah paralel ke muka
belakang,atas dan bawah . Dalam kenyataannya gerakan scapula merupakan kombinasi dan
translatori. Hal ini didukung oleh kenyataan letak dan arah tarikan serabut otot yang oblik
sehingga arah gaya tidak searah titik pusat gerak, yaitu sendi acromioclavicular. Hasil dari
aktivitas otot ini adalah berputarnya cavitas glenoidalis ke atas atau ke bawah.
OTOT DAN SARAF PRNGERAK SENDI
Gerak dari scapula ke atas adalah oleh dua otot primer mover, yaitu M. Trapezius dan
M. Seratus anterior.
M. Trapezius seperti kipas terdiri dari tiga bagian: atas, tengah dan bawah. Bagian atas
berjalan dari ligamentum Nuchae, Processys spinosus dan thoracis atas ke lateral menuju
margo medialis atas dan bagian tengah spina scapulae. Fungsinya adalah memutar cavitas
glenopidalis ke atas. Bagian tengah berasal dari processus spinosus thoracis menuju ke
spina scapulae dan fungsinya adalah menahan scapula selama abduksi anggota atas.
Bagian bawah berasal dari Processus spinosus thoracis menuju ke margo vertebralis
scapulae. Fungsinya bersama bagian atas memutar cavitas cavitas glenoidalis ke atas.
Persarafan N.XI (N. Accesorius). M. Serratus Anterior berasal dari 8 costa teratas menuju
margo vertebralis medialis sampai ke bawah scapula, terletak diantara scapula dan dinding
dada pada sendi scapula thoracis.
Fungsinya memutar cavitas glenoidalis ke atas pada pars acromioclavicularis. Inervasi oleh
N. Thoracicus longus Bell (C5,6,7).
Efek kombinasi M. Trapezius bagian atas dan bawah serta M. seratus anterior adalah
memutar cavitas glenoidalis ke atas.
(Gambar -8 (lihat lampiran.
Otot lain yang bekerja pada scapula untuk memutar cavitas glenoidalis ke bawah
adalah N. Rhomboideus mayor dan minor, M. Levator scapulae. M. Levator scapulae berasal
dari bagian belakang servikal menuju ke margo vertenralis scapulae. M. Rhomboideus
mayor berasal dari bagian atas tulang torakal dan menuju margo vertebralis scapula.
Persarafannya semua oleh N.Dorsalis scapulae ( C5-6). Fungsinya menarik margo
vertebralis ke atas sehingga cavitas glenoidalis berputar ke bawah . Otot pemutar cavitas
glenoidalis ke bawah lainnya adalah M. Pectoralis dan M. Latissimus dorsi. M. Latissimus
Dorsi berasal dari bagian bawah vertebra thoracalis costa bagian bawah, tulang lumbal,crista
iliaca dan os sacrum. Serabutnya menuju ke bibir medial sulcus bicipitalis . Fungsinya
extensor , internal rotator dan abductor, hiperextensor dan depresor bahu.
Otot ini termasuk crutch walking muscle dan bila ketiak ditahan oleh crutches maka pinggang
dapat ditarik ke atas sehingga seorang paraplegi dapat jalan dengan menangkat dan
mengayunkan paha/ panggul ( hip hiking), Persarafannya oleh N. Thoracodorsalis (C7-8).
M. Pectoralis mayor dibagi atas pars clavicularis (bagian atas) dan pars sternalis (bagian
bawah) termasuk bagian kecil pars abdominalis. Pars clavicularis berasal dari 2/3 bagian
medial clavicula, bagian sternal berasal dari sternum dan 6 costa atas bagian rawan,dan
M.obliqus externus abdominis. Serabutnya menuju ke pinggir (bibir) lateral sulcus
bicipitalis. Persarafannya pars clavicularis oleh N. Pectoralis lateralis, pars sternalis oleh N.
Pectoralis medialis bersama M. Pectoralis minor. Fungsinya secara keseluruhan adalah
adduksi sampai anggota atas menyilang dada didepannya. Secara tersendiri pars clavicularis
berfungsi menguatkan gerak menekan bahu dan clavicula ke bawah.
M. Pectoralis minor , berasal dari iga 3 sampai 5 serabutnya menuju processus coracoideus
dan berfungsi menarik bahu ke bawah depan ( menekan) walaupun minimal. Persarafannya
oleh N. Pectoralis medial. M. Teres mayor berasal dari scapula di bawah tempat M. Teres
minor dan bagian lateral scapula, serabutnya menuju ke bibir medial sulcus bicipitalis
bersama M. Latissimus dorsi terpisah dari tulang oleh bursa . Persarafannya oleh N. Sub.
Scapularis (C5-6) bawah. Fungsinya : Extensor,hiperextensor, internal rotator dan abduktor
humerus.
Antara gerakan sendi glenohumeral dan pergerakan scapula terdapat hunungan erat secara
teratur ,halus , terarah, sinkron atau ritmis disebut Scapulohumeral rhythem, dimana setiap
15o abduksi anggota atas 10o terjadi pada gelang bahu dan 50o terjadi pada scapula. Secara
perbandingan adalah 2 : 1 antara gerak humerus terhadap scapula terjadi pada seluruh gerak
abduksi secara halus dan ritmis. Keseluruhan scapula berputar 60o ,humerus berputar aktif
90o dan pasip 120o.
Gambar -9 & 10 ( lihat lampiran.
Peranan M. Deltoid adalah pada gerak abduksi gelang bahu dan mempunyai nilai efisien
tertinggi pada tengah ruang gerak sendi. Bila tidak ada rotasi scapula,abduksi 90 o
menyebabkan M. Deltoid sangat pendek dan tak dapat berfungsi menahan tangan.
Adanya rotasi scapula akan mempertahankan panjang optimal M. Deltoid selama abduksi.
Pada waktu abduksi maksimal, M. Deltoid tidak aktip bila scapula berputar penuh. Caput
humeri seluruhnya ditahan oleh cavitas glenoidalis yang berputar keatas. Bila cavitas
glenoidalis tidak berputar keatas , maka tahanan bawah dari caput tidak ada sehingga caput
akan keluar dari cavitas, akibatnya terjadilah dislokasi caput humeri. Inilah mekanisme
terjadinya dislokasi caput humeri. Sendi glenohumeral dan scapula hanya akan
membentuk gerak scapulo humeral rhythm bila ada gerakan pada sendi penghubung
keduanya yaitu sendi acromioclavicular dan sternoclavicular.
BICEPS MECHANISM
Tendon caput longum biceps yang terletak intra scapular dan extra synovial di dalam
sendi glenohumeral merupakan tendon articular ,tidak mempengaruhi gerak gelang bahu dan
fungsi utamanya adalah supinasi dan flexor siku. Tendon caput longum ini berjalan ke
bawah pada sulcus bicipitalis, tendon akan bergerak sepanjang alur selama sendi
glenohumeral bergerak. Gerak maksimal ke bawah selama exorotasi , extensi dqn abduksi.
Gerak biceps ( bicipital mechanism) sebetulnya adalah pasip (passive mechanism) dimana
sulcus bicipitalis bergerak ke bawah dan tendon meluncur bergerak keatas.
Fungsi biceps sebagai abduktor lemah , dapat terjadi bila exorotasi humerus, dan bagian
distal lengan bawah (biceps) dipegang. Hal ini merupakan gerak Trik (palsu) abduksi bila
ternyata M. Deltoid lumpuh (paralisa)
Terdiri dari kelainan gerak gelang bahu akibat paralise M.Seratus anterior, paralisis M.
Trapezius,paralisis M. Deltoid, patomekanis Shoulder Hand Syndrome.
1. Paralise M. Seratus anterior
Paralise M. Seratus anterior menyebabkan terbentuknya sayap scapula ke arah medial.
Acvromion masih tetap terangkat tetapi M. Rhomboideus dan levator scapula akan
mengangkat scapula sedemikian rupa sehingga margo vertebralis dan angulus inferior scapula
mendekati processus spinosus menghadap ke baeah. Akibat lebih lanjut gelang bahu seperti
sayap ( winging shoulder) sebab otot seratus tidak menahan lagi scapula pada tempatnya.Bila
tangan direntangkan ke depan (anti fleksi) pada bidang sagital dan mendorong dinding, maka
scapula terbuka seperti lembaran buku ( opening the book scapulae).
2.Paralise M. Trapezius.
Paralise M. Trapezius menyebabkan terjadainya sayap scapula ke arah lateral ; Margo
vertebralis scapulae bergerak ke arah lateral 10- 12 cm , meluncur ke arah bawah. Bila tangan
diangkat pada bidang frontal, scapula bergerak ke arah lateral seperti sayap dan tipe ini sesuai
dengan sliding door scapulae.
Gambar - 14 ( lihat lampiran).
3. Paralise M. Deltoid
Oleh karena M.Deltoid adalah prima mover
Gelang bahu, maka gerakan akibatnya terbatas. Tingkat keterbatasan ini tergantung pada
apakah paralise komplit atau tidak dan apakah ada otot lain yang terkena oleh penyakit. Pola
substitusi yang terjadi telah dibahas pada halaman sebelumnya.Sangat terbatas dilaporkan
hasil substitusi transplantasi atau substitusi untuk M. Deltoid yang mengalami paralise
terutama bagian yang berfungsi abduktor. Bila dilaksanakan operasi maka yang terbaik adalah
dengan fusi gelang bahu.Walaupun secara kosmetik kurang baik,posisi terbaik menurut
STEINDLER.
Catatan
Pergerakan gelang bahu ini tidak terlepas dari [ergerakan An ggota Badan atas( Extremitas
Supaerior)
Otot-otot anggota badan atas dilihat dari sudut topografi dapat dibagi atas :
1. M.Trapezius
2. M. Rhomboideus major et minor.
3. M.levator scapulae.
Sendi siku merupakan salah satu dari susunan sendi-sendi ekstremitas atas yang ikut
berperan menentukan fungsi tangan dan jari tangan pada posisi yang benar.
Untuk fungsi tersebut sendi siku mempunyai dua macam gerakan, yaitu:
1. Fleksi dan ekstensi sebagai fungsi memendekkan dan memanjangkan ekstremitas atas
sehingga tangan dapat ditempatkan pada bidang sagital dan bidang frontal.
2. Pronasi dan supinasi, yang berfungsi mengatur posisi tangan pada bidang tranversal.
Kehilangan salah satu dari kedua fungsi gerakan tersebut maka modes dapat digerakkan akan
berubah gerakannya menjadi kaku dan kasar. Mobilisasi sendi tidak hanya terlihat pada fungsi
tetapi juga pada gerakan. Sendi siku dapat bergerak dalam rantai kinematik terbuka karena
gerakan yang bebas dari lengan bawah terhadap humerus, dan juga pada rantai kinematik
tertutup dengan fiksasi lengan bawah terhadap tahanan dari luar dan dengan bantuan gerakan
tubuh melawan fiksasi lengan bawah.
Sendi siku mempunyai dua macam gerakan, tipe, sendinya adalah trochoginglymus
dengan gerakan yang satu seperti engsel dan yang lain rotasi. Untuk fungsi fleksi dan ekstensi,
terjadi gerakan antara incisura trochlearis ulnae dengan trochlea humeri dan antara caput radii
dengan capitulum humeri. Pronasi dan supinasi, terjadi gerakan dari caput radii berputar 160 0
terhadap capitulum humeri ulna bergerak sedikit ke arah lateral pada waktu pronasi karena itu
pronasi dan supinasi ditentukan oleh gerakan bagian proksimal dari radius dan ulna.
Bagian distal humerus bentuknya lebih gepeng ke arah lateral, terdapat penonjolan di
kedua sisinya disebut epicondylus medialis dan lateralis, merupakan origo dari otot fleksor dan
ekstensor lengan bawah /tangan. Inflamasi dari epicondylus disebut epikondilitis dikenal sebagai
Tennis elbow. Permukaan sendinya terdiri dari dua bagian, bagian lateral adalah capitulum
humerus berhubungan dengan caput radii, bagian medial adalah trochlearis ulnae. Di atas
trochlea terdapat lekukan, bagian depan disebut fossa coronoidea, bagian belakang fossa
olecrani masing-masing berhubungan dengan processus coronoideus ulnae dan olecranon. Di
bagian depan dan lateral terdapat fossa radialis berhubungan dengan caput radii. Trochlea
humeri adalah berbentuk hyperbal, mempunyai facies articularis hampir satu lingkaran 3300 .
Pada sisi medial trochlea dan di bawah epicondylus medialis terdapat sulcus nervi ulnaris,
karena letaknya superficial maka mudah kena kompresi. Capitulum humeri bentuk bundar dan
mempunyai ukuran sudut 1800 berhubungan dengan caput radii. Facies articularis bagian distal
humerus menghadap ke bawah dan sedikit ke depan dan mengisi hampir 2/3 bagian dari
bagian distal humerus antara kedua epicondylus.
Sumbu transversal sendi siku membuat sudut deviasi 100 dengan garis tegak lurus sumbu
memanjang dari humerus dimana bagian medialnya lebih bawah. Deklinasi ini menyebabkan
pada posisi ekstensi dan supinasi membuat jarak tangan badan 15 cm atau sudut: 100 – 150
pada pria, 200 – 300 pada wanita. Sudut ini disebut “CARRYING ANGLE” atau “CUBITAL
ANGLE”. Pada posisi fleksi humerus dan ulna berimpit sejajar.
Jika sudut tersebut lebih dari 300 disebut Cubitus Vagus sebaliknya jika lebih kecil dari 300
disebut Cubitus Varus. Bagian proksimal dari os ulna terdiri dari proc. Coronoideus dan proc.
Olecranii, membentuk lingkungan semilunar yaitu incisura trochlearis dengan nilai sudut: 1900
. Jika dibandingkan dengan sudut trochlea humeri yang 3300 perbedaan 1400 ini adalah
besarnya ruang gerak sendi siku: fleksi dan ekstensi.
Bagian lateral dari proc. Coronoideus terhadap incisura radialis, yang berartikulasi dengan
caput radii. Caput radii berbentuk diskus, bagian permukaan atasnya cekung dengan sudut 40 0
berhubungan dengan capitulum humeri yang mempunyai nilai sudut 1800. Perbedaan 1400,
antara keduanya merupakan besarnya ruang gerak sendi siku, sama halnya dengan perbedaan
antara trochlea humeri dengan incisura trochlearis ulnae. Pada bagian medial di bawah
columni radii terdapat tuberositas radii tempat insersi m. biceps brachii.
Artikulasi antara caput radii dengan ulna pada gerakan pronasi dan supinasi dari siku dan
pergelangan os radii berputar terhadap ulna dan kedua ujung proksimal dan distal, jika tangan
tidak difiksasi. Jika tangan difiksasi terhadap obyek pronasi dan supinasi terjadi pada ulna tapi
karena ulna tidak bias berputar terhadap humerus maka pronasi dan supinasi ini terjadi dengan
memutar pada sendi bahu. Pronasi dan supinasi normal 900 pada masing-masing gerakan.
KAPSUL DAN LIGAMEN
Kapsul sendi bagian proksimal melekat pada humerus di atas dari fossa coronoidea dan fossa
olecarni dan bagian distalnya melekat pada collum radii incissura sigmoidalis ulnae. Kapsul
ini bagian dalamnya dilapisi membrane synovium yang menutupi olecranon, pro.
Coronoideus, fossa radialis dan lig. Annulare.
Bursa ditemukan di beberapa tempat sekitar sendi siku, yaitu antara tendon m. triceps dan
olecranon, di antara kulit dan olecranon, antara caput radii dengan tendon m. biceps. Bursa ini
mudah terkena trauma.
Kapsul sendi diperkuat pada keempat sendinya oleh ligament-ligamen. Ligamen tersebut
adalah ligament anterior, posterior, collateralis ulnae dan collateralis radii. Lig. Anterior dan
posterior terdiri dari lapisan membranous yang tipis, memudahkan pada fleksi dan ekstensi
lebih longgar. Lig. Collateralis ulnae, berasal dari epiconoideus, medialis menuju ke sisi
medial proc. Conoideus bagian posteriornya membentuk dinding lateral dari sulcus
nerviulnaris.
Lig. Collateralis radii, berasal dari epycondilus lateralis menuju ke bagian lateral dari li.
Annulare. Lig. Annulare berbentuk band dengan ¾ lingkaran melingkari caput radii dan
melekat pada incisura radialis ulnae.
Lig. Interosseus menghubungkan antara radius dan ulna hampir di sepanjang tulang-tulang
tersebut. Merupakan membrane yang tipis, serabut-serabutnya sebagian besar berjalan dari
arah ulna miring ke lateral atas ke radius, berfungsi mencegah penggeseran ke atas dari os
radii pada waktu lengan bawah bertumpu pada meja/benda.
Pada bagian proksimal dan distalnya ligament ini mempunyai arah dari medial atas ke lateral
bawah, berfungsi mencegah penggeseran radius ke bawah pada waktu tarikan dari tangan.
Pada keadaaan pronasi dan supinasi, ligammen interosseus ini dalam keadaaan relaksasi. Pada
midposisi ligament ini tegang, karena jarak radius ulnae pada posisi ini paling maksimal,
Posisi ini penting untuk menghindari adanya synostosis antara radius dan ulna jika terjadi
fraktur.
OTOT-OTOT LENGAN ATAS
Dibagi 2 bagian: anterior dan posterior. Bagian posterior dipersyarafi oleh n.
musculoculaneus, bagian posterior dipersyarafi pleh n. radialis. Bagian anterior adalah m.
biceps posterior adalah m. triceps dan m. anconeus.
M. biceps: bersifat biarticularis melewati sendi bahu dan sendi siku sehingga mempunyai
fungsi terhadap kedua sendi tersebut. Mempunyai 2 caput, caput brevis dan caput longum.
Caput brevis origo di proc. Coracoideus bersama m. coracobrachialis, caput longum origo di
tuberculus infraglenoidalis, scapulae, melalui sulcus bicipitalis kedua caput ini pada bagian
bawahnya bersatu membentuk tendon yang kuat untuk berinsersi pada tuberositas radii.
Tendon ini member cabang yang melebar dan bersatu dengan fascia yang menutupi otot-otot
fleksor dari lengan bawah disebut laceratus fibrosus atau aponeurosis bicipitalis.
Menurut Duchene pada penyelidikannya dengan stimulasi listrik pada otot biceps,
menyebabkan gerakan fleksi dan supinasi. Basmajian biceps berfungsi fleksi sendi siku
terutama lengan bawah dalam keadaan supinasi. Supinasi tanpa tahanan pada posisi ekstensi
siku dapat dilakukan tanpa bantuan m. biceps tapi bila supinasi dengan tahanan, maka biceps
berkontraksi juga pada midposisi biceps antara supinasi dan pronasi dengan tahanan maka
biceps berkontraksi.
M. Coracobrachialis
Origo pada proc. Coracoideus bersama dengan caput brevis biceps. Insersi pada humeris,
berfungsi untuk fleksi dan adduksi sndi bahu tidak mempunyai efek terhadap sendi siku,
karena tidak melewatinya.
M. Brachialis
Origo permukaan anterior humeris, insersi pada proc. Coracoideus ulnae. Berfungsi untuk
fleksi sendi siku tanpa terjadi rotasi. Merupakan “pureflexor” untuk sendi siku dan merupakan
otot yang berkontraksi terus-menerus selama fleksi (work horse). Pada midposisi kekuatan
kontraksinya adalah paling kuat untuk fleksi sendi siku.
M. Triceps
Mempunyai 3 caput,caput longus, caput laterale, caput mediale.
Origo:
Caput longum dari fossa infraglenoidalis scapula
Caput laterale dari bagian bawah dan lateral sulcus spinalis radialis
Caput mediale dari bagian bawah dan medial sulcus spinalis n. radialis
Insersi: bersatu menjadi tendon yang berinsersi pada olecranon dari ketiga caput ini caput
longum yang bersifat biarticular. Menyebabkan ekstensi dari bahu dan siku. Triceps
merupakan otot ekstensor yang utama karena mempunyai daya ungkit yang baik (lever arm)
dan penampang otot yang cukup besar. Masing-masing caput dapat berkontraksi sendiri-
sendiri tapi bila triceps berkontraksi serempak mulai yang berkontraksi adalah caput mediale,
diikuti laterale dan terakhir caput longum.
Caput mediale juga merupakan bagian yang berkontraksi terus-menerus selama ekstensi dari
sendi siku (work horse). M. anconius merupakan otot yang kecil, bentuk triangular arigo:
epicondylus lateralis, insersi pada bagian lateral olecranon dan bag. Proc. Ulnae. Berfungsi
aktif sebagai otot flexor sendi siku. Perbandingan kekuatan anatra group ekstensor dan fleksor
dilaporkan bahwa flexor 1 ½ kali lebih kuat dari ekstensor.
Otot-otot dari Lengan Bawah
Fleksi dan ekstensi lengan bawah tidak hanya oleh otot lengan atas, tapi juga oleh otot-otot
dari lengan bawah dibagi menjadi 2 grup fleksor dan ekstensor. Sedang n. radialis
mempersarafi otot-otot ekstensor. Secara umum otot-otot lengan bawah berfungsi untuk
gerakan sendi siku sendi pergelangan tangan dan sendi dari jari-jari tangan. Bentuk otot lengan
bawah pada umumnya mempunyai bentuk makin ke medial menjadi kecil dan mempunyai
tendo yang panjang, hal ini dimaksudkan karena lengan bawah yang mempunyai fungsi
gerakan yang kompleks jumlah otot yang banyak dengan ukuran dan bentuk yang optimal dari
lengan bawah.
Otot fleksor: origo pada epicondylus medialis dan mengisi bagian anterior lengan bawah
dibagi lagi menjadi superficial dan profunda m. flexor digitorum superficialis berada di antara
keduanya.
Otot ekstensor: origo pada epicondylus lateralis dan mengisi bagian posterior dari lengan
bawah. Terminologi otot-otot lengan bawah pada umumnya merupakan fungsi utamanya, atau
bentuknya atau lokasinya atau ukuran dari ototnya.
Otot-otot yang termasuk grup flexor superficial:
M. Palamaris Longus
M. Pronator Teres
M. Flexor Carpi Radialis
M. Flexor Ulnaris
M. Palamaris Longus : origo epicondylus medialis, insersi pada aponeurosis Palmaris. Otot ini
absent pada 12% dan bersifat herediter. Persarafan oleh n. medianus dan berfungsi untuk
fleksi sendi pergelangan tangan.
M. Pronator Teres: origo epicondylus medialis, insersi bagian lateral dari radius, persarafan: n.
medianus. Berfungsi untuk pronasi lengan bawah, bersama-sama dengan m. pronator
quadrates
M. Flexor Carpi Radialis: origo epicondylus medialis, insersi pada basis os metacarpal II,
dipersarafi n. medianus dan berfungsi untuk fleksi sendi pergelangan tangan, abduksi kea rah
radialis dan membantu fungsi pronasi.
M. Flexor Carpi Ulnaris : origo pada epicondylus medialis dan ulna, insersi pada os pisiforme,
persarafan oleh n. ulnaris, berfungsi untuk fleksi pergelangan dan abduksi ke arah ulnaris.
Karena origo otot-otot fleksor di antara sendi siku pada epicondylus medialis, maka otot
tersebut mempunyai efek terhadap fleksi sendi siku dengan efek yang ringan karena lever arm-
nya yang pendek jika origonya lebih ke proksimal, misalnya pada tindakan operasi untuk
memudahkan origo, maka lever arm bertambah maka flexor otot bertambah kuat.
M. Flexor Digitorum sublimis atau superficialis adalah otot di antara superficial dan profunda,
mempunyai 2 caput:
Humeroulnaris, origo: epicondylus dan proc. Coronoideus ulnae
Radialis, origo: bagian atas radius di bawah tubrositas radii.
Kemudian membentuk 4 tendo dalam 2 lapisan tendo jari III, IV lebih superficial, tendo jari
II-V lebih profundus. Insersi pada os phalanges medius jari II-III-IV-V. Persarafan oleh n.
medianus.
Otot-otot yang termasuk grup flexor bagian profunda:
Flexor digitorum profundus
Flexor pollicis longus
Pronator quadratus
M. Flexor digitorum profundus: origo 2/3 bagian proximal dari ulnae, mempunyai 4 tendon
yang tersusun satu bidang dan berinsersi pada os phalanges bagian distal dari jari II, III, IV, V.
Persarafan: mempunyi double innervations bagian radialis oleh n. medianus, bagian ulnaris
oleh n. ulnaris.
M. Flexor pollicis longus, origo bagian permukaan anterior dari radius, insersi pada os
phalanges distal jari I. Persarafan: n. medianus
M. Pronator quadrates, merupakan otot yang tipis, origo pada ulna, insersia pada radius
arahnya hampir transversal. Persarafan oleh n. medianus. Fungsi utama untuk pronasi.
Otot-otot Fleksor
Persarafan oleh n. radialis dibagi menjadi superfisisal dan profunda. Hampir sebagian besar
otot-otot flexor superficialis mempunyai origo pada epicondylus lateralis, sedangkan profunda
tidak.
Ekstensor superficialis, ada 6 otot:
M. brachioradialis
M. extensor carpi radialis longus dan brevis
M. extensor digitorum communis
M. extensor digiti minimi
M. extensor carpi ulnaris
m. brachioradialis: lebih jelas terlihat dari anterior, origo dari pars lateralis humeri di atas
epicondylus dan insersi pada sisi lateral radius bagian distal, berfungsi untuk fleksi sendi dan
sebagai pronator pada keadaan supinasi dari lengan bawah, atau sebaliknya, tapi lebih
berfungsi sebagai pronator.
m. extensor carpi radialis longus dan brevis keduanya berorigo pada epicondylus lateralis,
insersi pada basis ossis metacarpal II (longus) dan III (brevis). Berfungsi sebagai ekstensor
dari sendi pergelangan dan abduksi ke arah radial.
m. extensor digitorum communis: origo : epicondylus lateralis, bercabang menjadi 3-4 tendo.
Insersi pada os phalanges medius dan distal, berfungsi untuk ekstensi jari-jari dan pergelangan
tangan.
m. extensor digiti minimi, biasanya bersatu dengan origo extensor digitorum pada epicondylus
lateralis, insersi pada os phalanges medius dan distal jari ke V
m. extensor carpi ulnaris, origo epicondylus lateralis dan sebagian besar pada ulna, insersi os
metacarpal V fungsi untuk ekstensi sendi pergelangan dan adduksi kea rah ulna.
Grup ekstensor profunda
Terdiri dari:
Mm. supinator, origo pada humerus dan ulna dan lig. Collaterale radialis, berjalan miring ke
bawah lateral, insersi pada permukaan lateral dari radius.
m. abductor pollicis longus: origo pada radius dan ulna dan membrane interossea, insersi pada
basis os metacarpal I
m. extensor pollicis brevis: origo dari radius dan membrane interossea, insersi pada os phalang
proximal jari I
m. extensor pollicis longus: origo pada ulna, insersi pada os phalang distal jari I
m. extensor indicis: origo pada ulna, membrane interossis, insersi pada os phalange distal jari
II
Gerakan Sendi
Otot-otot untuk fleksi adalah biceps brachii, brachialis dan brachioradialis
Biceps brachii aktif selama fleksi pada posisi supinasi dari lengan bawah. Sedang dalam posisi
pronasi biceps brachii tidak berperan utama pada gerakan fleksi sendi siku, tetpai lebih
berfungsi sebagai supinator dari lengan bawah, pada posisi fleksi atau ekstensi dengan
tahanan. Pada supinasi tanpa tahanan, pada posisi lengan ekstensi biceps hanya berperan
sedikit.
Brakhialis, pada gerakan fleksi lebih berperan sebagai percepatan gerak daripada sebagai
kekuatan. Kekuatan mempunyai lever arm yang pendek. Merupakan otot yang berfungsi pada
semua posisi: pronasi, supinasi dan midposisi baik pada gerak cepat, lambat dengan/tanpa
tahanan. Sehingga brachialis disebut “work horse”nya dari fleksor sendi siku.
Brachioradialis, berfungsi sebagai flexor sendi siku pada midposisi dan beraksi pada gerakan
yang tiba-tiba atau dengan tahanan.
m. pronator teres dan flexor superficialis berfungsi sinergis pada fleksi sendi siku, terutama
pada fleksi dengan tahanan.
Ekstensi sendi siku oleh otot triceps dan anconeus caput longum triceps sedikit berfungsi pada
ekstensi sendi siku. Caput mediale dan laterale lebih berperan pada ekstensi sehingga caput
mediale merupakan ‘work horse’nya pada ekstensor sendi siku.
m. anconeus sebagai fleksor bersama-sama triceps
superficial group dari otot ekstensor lengan bawah membantu triceps dan anconeus untuk
ekstensitapi lemah.
Pronasi oleh m. pronator teres dan pronator quadrates, berfungsi aktif pada pronasi
Pronator quadrates merupakan prime move untuk pronasi pada semua posisi sendi siku
pronator teres berfungsi aktif pada gerakan cepat, dengan tahanan. Sedangkan quadratus
berfungsi aktif baik pada gerakan cepat ataupun gerakan lambat.
Flexor carpi radialis, brachioradialis dan extensor carpi radialis tidak mempunyai fungsi
pronasi
Brachiradialis kadang disebut juga”supinator Longus”, tapi ternyata sekarang pada supinasi
yang maksimal biceps ikut aktif berperan. Dengan kata lain supinasi dimulai oleh otot
supinator kemudian dibantu oleh biceps terutama supinasi dengan tahanan.
Kondisi Patologis Sendi Siku
Tennis elbow
Disebut juga Epicondylitis Lateralis. Suatu keadaan inflamasi kronis dari epikondilus lateralis
kadang juga mengenai epikondilus medialis. Tapi lebih sering pada lateral dan 7x lebih sering
pada laki-laki daripada wanita. Penyebabnya adalah trauma pada origo otot-otot ekstensor
lengan bawa, biasanya pada pemain tenis karena gerakan back hand. Obat anti inflamasi dan
pemanasan dalam (diathermi) merupakan treatment of choice.
Volks Mann Ischemic Contracture
Komplikasi yang mengikuti fraktur atau dislokasi dari sendi siku, disebabkan karena obstruksi
terhadap arteri dan vena. Sering terjadi pada fraktur supracondylus, hal ini disebabkan karena
perdarahan di bawah fascia
Atau di bawah jaringan yang tegang di sekitar area tersebut, terjadi fibrosis dari otot dan
atrofi, mengakibatkan flexi-contracture dan sendi pergelangan tangan dan jari-jari. Sebaiknya
setelah immobilisasi pada fraktur supracondylar, pulsasi a. radialis untuk mengetahui ada
tidaknya oklusi.
Myositis Ossificans
Kelainan dimana terjadi kalsifikasi pada otot-otot karena perdarahan dalam otot tersebut.
Sekitar sendi siku, mengakibatka fleksi yang menetap. Tindakan fisioterapi dalam hal ini harus
hati-hati karena proses penulangan tersebut.
Tendo Ulna Palsy
Perjalanan n. ulnaris pada sendi siku melalui sulkus nervi ulnaris yang dangkal sering dan
mudah kena trauma. Jika terjadi fraktur atau dislukasi sendi siku, menyebabkan tarikan yang
menetap terhadap n. ulnaris. Dengan akibat terjadi kerusakan syaraf dengan akibat atrofi otot
yang disarafi oleh n. ulnaris di bawahnya.
Paralise Otot Fleksor Sendi Siku
Biasanya karena poliomyelitis atau trauma pada syaraf ,. Musculocutaneus.
Fusi Sendi Siku
Arthrodesis sendi siku, biasanya tidak berdiri sendiri tapi bersamaan dengan kelainan
ditempatkan misalnya pada bahu.
Sindrom Pronator Teres
Lesi pada cabang profundus n. medianus, di bawah dan belakang m. pronator teres, secara
klinis terjadi kelemahan pada otot-otot fleksor profundus: pronator quadrates, flexor pollicis
longus dan flexor digitorum profundus
Kepustakaan
1. Reyes, Tyrone M & Reyes. Ofelia B, Luna: Kinesiology, vol. 4 of Philippines Physical
Therapy Text Book Series, Manilla, UST Printing-Office 1978.
2. Sfeindler, Arthur: Kinesiology of the Human Body, Illinois USA, Charles C. Thomas
Publisher 1964.
KINESIOLOGI PERGELANGAN TANGAN DAN TANGAN
Fungsi tangan sangat penting dalam hubungan dengan kehidupan manusia, baik itu
untuk aktifitas mencari nafkah, melaksanakan hobi, atau aktifitas kita sehari-hari
lainnya.
Kegunaan fungsi tangan sangat luas. Mulai dari fungsi sentuhan secara halus sampai
pada kegunaan fungsi tangan secara kasar, misalnya untuk memegang secara kuat.
Tangan mempunyai sistem saraf sensibel kompleks yang berguna untuk fungsi
perabaan, misal: bentuk volume dan temperatur.
Untuk aktifitas, misalnya menulis, mengambil barang, memanipulasi atau instrumen,
disamping perlu kekuatan dari otot-otot tangan juga memerlukan suatu koordinasi yang
baik dari tangan tersebut.
Tangan juga berfungsi sebagai refleksi dari kepribadian seseorang atau sebagai
ekspresi dari organ vital, misalnya: gerakan atau sikap tangan pada waktu berdoa atau
sembahyang, gerakan tangan dari seorang pemimpin, dll.
Kesemuanya gerakan tangan untuk bisa ditempatkan pada posisi yang benar,
memerlukan kontrol yang baik dari gerakan sendi-sendi pergelangan tangan dan sendi-
sendi pada tangan itu sendiri secara keseluruhan. Mulai dari artikulasi ujung distal
radius, ujung distal ulnar, barisan proksimal os carpal, metacarpal dan sendi-sendi
interphalangis.
Perbandingan panjang antara tulang carpal, metacarpal dan phalangis adalah 2:3:5,
sedangkan pada kaki, perbandingan ini sebaliknya yaitu: 5:3:2.
SENDI PERGELANGAN TANGAN
Artikulasi dari lengan bawah dengan tangan terutama ditopang oleh sendi antara radius
dengan os carpal, sendi antara radius dan ulna bagian distal dan sendi-sendi diantara
tulang-tulang carpal sendiri.
Susunan tulang-tulang pada pergelangan tangan: radius yang pada sendi siku hanya
sebagai suplemen, pada sendi pergelangan tangan menjadi dominan, dimana artikulasi
dengan tangan hanya terjadi dengan bagian distal radius, sedang ujung distal ulna
tidak. Sehingga ujung distal radius harus menyangga semua kekuatan pada keadaan
dimana tangan mendapat tekanan atau tarikan. Kondisi ini memungkinkan bagian
distal radius lebih mudah fraktur. Selain itu bagian distal radius mempunyai struktur
tulang menjadi cancellous , dilapisi hanya oleh bagian korteks tulang yang tipis, juga
bentuknya yang melebar di bagian distal.
Permukaan posterior bagian distal radius agak cembung dan mempunyai sulkus untuk
tendo otot ekstensor, di samping tuberkel yang disebut Lister’s tubercle dan tuberkel
ini bisa mengakibatkan laserasi atau ruptur dari tendon terutama bila kena rheumatoid
arthritis.
Pada bagian medial terdapat lekukan kecil tempat artikulasi dengan ulna.
Permukaan anterior agak cekung tempat otot pronator kuadratus. Facius artikularis
miring ke bawah dari dorsal ke ventral, sedikit cekung, ke arah anterior posterior
terdapat peninggian yang membatasi artikulasi dengan os scapodeum dan lunatum.
Bagian lateral dari facies artikularis terdapat penonjolan ke lateral disebut processum
styloideus radii dan sebelah medial adalah processus styloideus ulnae.
Ulnar: merupakan tulang yang berperan utama pada sendi siku, tapi pada sendi
pergelangan tangan berperan sekunder setelah radius. Terdapat diskus artikularis yang
memisahkan hubungan langsung dengan os triquetrum dan os lunatum, sehingga
merupakan bantalan yang menekan pada tarikan atau kompresi sehingga bagian distal
ulna jarang mengalami fraktur. Sebelah lateral dan anterior terdapat fasies artikularis,
berhubungan dengan radius untuk gerakan pronasi dan supinasi.
Tulang-tulang carpalia: terdiri dari 8 buah tulang yang tersusun menjadi dua barisan,
proksimal dan distal.
Barisan proksimal dari lateral ke medial adalah: os scapoideum, os lunatum, os
triquetrum, dan os pisiforme. Dari ke-4 tulang ini yang berhubungan dengan os radius
adalah scapoideum dan lunatum. Os triquetrum berartikulasi sebelah atas dengan
diskus artikularis, sebelah bawah dengan os hamatum lateral dengan os lunatum dan
anteromedial dengan os pisiforme. Os pisiforme hanya berartikulasi dengan os
triquetrum, membentuk penonjolan pada basis dari telapak tangan dan merupakan
origo dari m. abductor digiti minimi dan intrinsik dari m. flexor carpi ulnaris.
Barisan distal tulang carpalia, dari lateral ke medial: os trapezium, os trapezoideum, os
capitatum dan os hamatum.
Os trapezium: berartikulasi dengan os scapoideum dan os matacarpale I, dengan
trapezoideum dan dengan bagian lateral os metacarpale II. Trapezium merupakan origo
dari m. abductor pollicis brevis dan m. flexor pollicis, juga oponeus pollicis. Os
trapezoideum berartikulasi di atas dengan os scapoideum dan dengan os metacarpale II
di bawahnya, dan dengan os trapezium ke lateral, dengan os capitatum sebelah medial.
Os capitatum: berartikulasi di atas dengan os scapoideum dan lunatum, di kedua sisi
dengan os trapezoideum sebelah lateral dengan os hamatum sebelah medial dan distal
dengan os metacarpale II, III, IV terutama dengan metacarpale III, merupakan kunci
utamanya dari lengkungan carpalia atau “Carpal Tunnel” sehingga jika terjadi tekanan
atau tarikan maka os capitatum paling banyak mengabsorpsi beban, kemudian dapat
ditemukan ke os scapoideum dan menyebabkan fraktur. Fraktur scapoideum biasanya
penyebabnya tak diketahui, tapi aseptik nekrosis bisa terjadi pada os scapoideum.
Os hamatum: berartikulasi di antaranya dengan triquetrum, sebelah lateral dengan os
capitatum dan dengan os metacarpal IV, V pada bagian distal. Mempunyai penonjolan
seperti topi ke depan disebut hamulus os hamati.
LIGAMENTUM DAN KAPSUL
Kapsul sendi radiocarpalis bentuknya berbelok-belok, pada bagian tengahnya agak menyempit
karena artikulasi antara os lunatum dan radius. Pada bagian atasnya ada penonjolan
membentuk membran sinovium dan masuk di antara kedua ujung distal radius dan ulna dan
diskus artikularis. Kapsul diperkuat oleh beberapa ligamen dengan arah longitudinal,
transversal dan oblique.
Ligamentum collaterale radiale dan lig. Collaterale ulnar mempunyai/merupakan ligamentum
yang mempunyai arah longitudinal.
Lig. Collaterale ulnar berasal dari processus styloideus ulnar, melalui kartilago dari ulna dan
melekat pada os pisiforme. Menjadi tegang pada gerakan abduksi ke arah medial.
Lig. Collaterale radiale berasal dari processus styloideus radii, melalui kapsul sendi dan
melekat pada os scapoideum, os trapezium sampai ke os metacarpale I. Menjadi tegang pada
gerakan abduksi ke arah ulna.
Ligamentum transversal dan oblique membentuk jaringan baik pada bagian Palmaris dan
dorsalis dari pergelangan.
Pada bagian palmaris adalah lig. Arcuata, lig. Radiocarpalis, dan lig. Ulnacarpalis. Pada
bagian dorsal adalah lig. Arcuata dorsalis, lig. Radiocarpalis dorsalis.
Semua ligamentum ini membentuk kekuatan untuk persendian di antara tulang-tulang carpalia
dan mempertahankan bentuk dari lengkungan carpal/carpal tunnel. Dua ligamentum pada
bagian volaris yaitu radio carpalis dan ulna carpalis, bersifat konvergen menuju ke garis
tengah dan melekat pada os lunatum dan capitatum, ligamentum ini disebut ligamentum dari
Henle.
Ligamentum pada bagian dorsal lebih simetris. Ligamentum radiokarpalis berjalan miring dari
radius ke os triquetrum dan ligamentum arcuata dorsalis berjalan dari os scapoideum ke os
triquetrum.
Ligamentum aktif dan transversal adalah lig. Radiocarpalis dorsalis dan volaris berfungsi
menahan tangan pada waktu pronasi dan supinasi. Selain ligamen tersebut di atas ada ligamen-
ligamen interossea yang menghubungkan masing-masing tulang carpalia.
Arcus carpi transversa atau carpal tunnel ditopang oleh ligamentum carpi transversum atau
retinaculum.
Ligamentum ini sangat kuat, pada bagian proksimal terikat dengan ligamen carpi palaris
menuju ke medial ke os pisiforme dan humulus ossis hamati dan ligament di antaranya,
kemudian terus ke lateral dan melekat pada tuberositas dan os scapoideum dan trapezium.
Memberikan cabang ke dalam dan berinsersio pada os trapezium, membagi dua bagian untuk
perjalanan tendo dari flexor carpi radialis. Bagian lain dari pemisahan carpal tunnel ini terdiri
dari n. medianus, 4 tendon profendus dan tendon dari m. flexor digit sublimis, 4 tendon
profundus dan tendon dari m. flexor pollicis longus. Pada carpal tunnel ini mudah terjadi
kelainan karena komposisi seperti di atas, terjadi kompresi pada n. medianus oleh inflamasi
dari sarung tendo sekitarnya. Keadaan ini disebut CARPAL TUNNEL SYNDROME.
Untuk mengetahui gangguan tersebut ada beberapa tes yaitu Phalen test, Prayer test, dan Tinel
test. Tes positif terjadi nyeri yang menjalar pada jari-jari tangan atau bisa juga ke arah
proksimal.
Aponeurosis Palmaris letaknya lebih ke superfisial dan menutupi hampir semua tengah dari
bagian volar tangan. Aponeurosis ini pada bagian proksimalnya bersatu dengan bagian bawah
dari flexor retinaculum dan juga menerima insertia dari m. Palmaris longus.
Bagian distal bercabang ke masing-masing jari tangan dan insersi pada sarung tendo juga
insersio pada os phalanx proximal. Kontraktur dari aponeurosis Palmaris menyebabkan
keadaan flexion contracture dari jari, sering pada sendi metacarpophalangeal disebut
Dupuytren Contracture.
Gerakan Sendi Pergelangan Tangan
Sendi pergelangan tangan adalah ‘tipe condyloid’.
Gerakan sendi adalah: fleksi, ekstensi, deviasi, radialis dan ulnaris kombinasi dari semua
gerakan di atas, sehingga sendi pergelangan tangan dapat bergerak ke semua arah seperti pada
sendi tipe ‘ball & socket’.
Mobilitas sendi terjadi terutama pada sendi radiocarpalis kecuali pada ekstensi agak terbatas
untuk gerakan radialis dan ulnaris sendi-sendi intercapilla memegang peranan lebih besar.
Gerakan fleksi 800 , ekstensi 700 , deviasi ke ulna 300 , deviasi ke radial 200.
Perbedaan besar sudut tersebut di atas karena adanya facies articularis pada distal radius yang
membentuk sudut miring dari medial atas ke lateral bawah, di samping itu ligamen pada
dorsum lebih lembek daripada ligamen pada bagian volar.
Gerakan sendi tidak bisa rotasi pada sumbu memanjang, pada pronasi dan supinasi sendi
radiocarpalis sehingga tidak ikut serta tapi terjadi pada sendi radioulnaris. Gerakan sendi
pergelangan tangan tidak terjadi pada 1 bidang langsung, hal ini disebabkan tergantung
daripada otot dan tendo yang beraksi melewati sendi pergelangan tangan.
Pemeriksaan secara praktis untuk sendi pergelangan tangan yaitu untuk ekstensi kedua telapak
tangan dan jari dirapatkan bersama-sama kemudian angkat siku (Prayer test). Untuk fleksi
bagian punggung tangan dan jari masing-masing dirapatkan dan siku digerakkan ke bawah
(Phalen test)
Stabilitas dari pergelangan tangan karena adanya otot-otot ekstrinsik yang melewati bagian
dorsal dan palmar support dari ekstensor pada bagian dorsal bersifat statik, sedangkan bagian
palmar bersifat dinamik. Karena itu paralise dari otot-otot ekstensor hanya terutama terhadap
gangguan stabilitas tapi paralise dari fleksor mempunyai akibat yang lebih serius terutama
pada fungsi tangan.
Gerakan deviasi ke arah ulnaris terutama untuk fungsi gerakan mempertahankan pada gerakan
sendi, kedua otot ekstensor memberikan balans terhadap deviasi ulnar dan pada keadaan biasa
hanya satu dari otot tersebut yang beraksi, sehingga beberapa ahli bedah dapat menstransfer
otot ini ke insersio yang lain untuk mengganti otot yang lemah.
Jika terjadi paralise dari otot ekstensor, kekuatan fleksor juga akan terganggu karena tidak
adanya otot yang bekerja sinergistik.
Jika gerakan pergelangan dikaitkan dengan gerakan jari-jari tangan maka terdapat modifikasi
dari kedua gerakan sendi-sendi tersebut.
Jika pergelangan dalam keadaan fleksi, maka fleksi jari-jari tangan akan terbatas/berkurang,
demikian juga pada ekstensi.
Jadi baik ekstensor maupun fleksor harus dalam keadaan memanjang untuk mendapatkan
gerakan yang maksimal pada arah yang ssama dan waktu yang sama. Dengan kata lain posisi
kedua sendi harus dalam keadaan netral.
Kesimpulan: fungsi jari-jari tangan yang baik dan kuat perlu pergelangan tangan yang stabil
dan gerakan sendi pergelangan yang baik dan kuat memerlukan gerakan jari tangan baik
ekstensi maupun fleksi.Kegunaan lain dari mekanisme di atas adalah untuk mengatasi pasien
yang kehilangan fungsi jari untuk fleksi memegang, maka dengan membantu ekstensi dari
Tulang carpal bagian distal berartikulasi dengan tulang metacarpal. Metacarpal IV dan V
berartikulasi dengan os hamatum. Metacarpal I berartikulasi dengan os trapezium, metacarpal
II dan III berartikulasi dengan os capitatum.
Sendi Metacarpophalangeal
Antara caput metacarpal dengan os phalanx proksimal. Gerakan sendi: fleksi, ekstensi,
abduksi, adduksi, pronasi dan supinasi pasif. Gerakan fleksi 900 , hiperekstensi 200.
Ligamentum
Gerakan sendi metacarpophalangeal adduksi dan abduksi bila keadaan jari ekstensi. Pada
keadaan jari fleksi, gerakan abduksi dan adduksi. Jadi terbatas disebabkan oleh ligamentum
kolateral, berjalan oblique dari bagian atas caput metacarpale, ke bagian bawah basis os
phalangus proksimal, juga karena insersio ligament ini di atas dari aksis/sumbu putar sendi
tersebut. Sehingga pada ekstensi ligament menjadi kendur dan pada fleksi menjadi tegang.
Ditambah dengan caput metacarpale yang membesar ke arah volaris.
Pada bagian volar sendi metacarpophalangeal diperkuat dengan adanya volar plate, merupakan
fibrocartilagenous plate, pada bagian distal bersifat cartilaginous dan melekat dengan bagian
proksimal os phalanx bagian proksimal bersifat fbrous melekat pada os metacarpal, subluksasi
sendi metacarpal seringkali menarik bagian cartilaginous dari volar plate. Flexi contracture
disebabkan karena pemendekan dari bagian proksimal yang bersifat fibrous.
SENDI INTERPHALANGES
Merupakan sendi engsel dengan gerakan sendi fleksi dan ekstensi. Hiperekstensi terjadi pada
orang yang mempunyai kelenturan ligament.
OTOT-OTOT TANGAN
Otot-otot tangan dibagi menjadi: otot intrinsic dan ekstrinsik. Intrinsik yaitu: otot yang
mempunyai origo dan insersi pada tangan, sedang ekstrinsik origo pada lengan, insersi pada
tangan dan jari tangan.
OTOT-OTOT EKSTRINSIK
Semua otot-otot lengan bawah kecuali m. Supinator, brachioradialis dan pronator, adalah otot
yang bekerja untuk pergerakan sendi pergelangan tangan, tangan dan jari. Pada bagian ini
akan dibicarakan perjalanan dan insersinya dari tendon-tendon otot tersebut dibagi menjadi
fleksor dan ekstensor.
1. Tendon Fleksor
Tendon dari profundus masing-masing berinsersi pada basis os phalanx distal. Tendon
superficial insersi pada os phalanx media pada kedua crista lateralis, membentuk
percabangan bentuk V, sehingga tendo profundus bisa lewat di bawahnya.
Tendon-tendon ini dibungkus oleh sarung tendon berisi cairan seperti cairan sinovium
untuk lubrikasi tendon tersebut waktu bergerak. Sarung tendon pada jari ke I dan V
berakhir sampai pada pergelangan sarung tendon jari II, III, IV berakhir pada pangkal
jari yang bersangkutan, sehingga infeksi pada sarung tendon I dan V bias menjalar
sampai pergelangan tangan.
Selain sarung tendon, terdapat juga sarung fibrous yang membungku tendon dimana
fibrous tersebut lebih tebal dan lebih kuat pada sepanjang tulang-tulang jari tapi lbih
tipis pada daerah persendian untuk memungkinkan pergerakan yang lebih mobile.
Vincula merupakan meso tendon, mengandung pmbuluh darah yang member nutrisi
pada tendon.
2. Tendon Ekstensor
Tendon dari m. ekstensor digitorum communis, berjalan pada dorsum tangan di bawah
ekstensor retinaculum pada pergelangan tangan, dibungkus dengan sarung tendon dan
berjalan pada bagian dorsal os phalanx. Pada daerah os phalanx proximal, tendon
bercabang 3 menjadi:
1. Cabang sentral yang berinsersi pada os phalanx medius.
2. Cabang lateral berjlan ke lateral bawah dan berinsersi pada basis os phalanx distal
bersama-sama dengan tendo dari otot-otot intrinsic yaitu: m. interosseus dan m.
lumbricales.
OTOT-OTOT INTRINSIK
Terdiri dari 3 grup:
1. Thenar untuk fungsi ibu jari
2. Hipothenar untuk fungsijari ke V
3. Interosseus dan lumbricales untuk abduksi dan adduksi
Origo : os trapezium
Insersi : basis os phalanx proximal
Inervasi : n. medianus
2. Flexor policis brevis
Origo : os trapezium
Insersi : basis os phalanx proximal
Otot ini mempunyai pars profunda yang mempunyai origo basis os metacarpal I dan
insersi pada os sesamoidal ulnar. Inervasi pars superficial oleh n. medianus dan pars
profunda oleh n. ulnaris.
3. Opponeus pollicis
Terletak di bawah dari otot-otot abductor pollicis brevis dan otot flexor pollicis brevis.
Origo : os trapezium
Insersi : os metacarpal I
Inervasi : n. medianus
4. Abductor pollicis
Pars transversalis
Origo : metacarpal III
Insersi : os sesamoid
Pars oblique
Origo : basis os metacarpal II dan III
Insersi : os sesamoid
Inervasi : n. ulnaris
HIPOTHENAR terdiri dari:
1. Abductor digiti minimi, membentuk 3 bagian yang cembung dari telapak tangan
bagian ulnaris. Origo: os pisiforme, insersi: basis os phalanx V pada sisi ulnaris.
2. Flexor digiti minimi
Picking up terjadi:
Palmar : 50 %
Lateral : 33 %
Tip : 17 %
Holding :
Palmar : 80 %
Lateral : 10 %
Tip :2%
Kegunaan dari pada tersebut di atas, yaitu apabila kita akan membuat prothese tangan
untuk fungsi. Sebelum melakukan aktifitas memegang maka tangan kanan dalam
keadaan stabil dan seimbang.
Pergelangan ekstensi, ujung jari fleksi sendi metacarpophalangeal ekstensi dan posisi
ini dipertahankan oleh balans dari otot ekstrinsik maupun intrinsik.
Ibu jari, telinjuk dan jari tengah merupakan tripod sedang kelingking dan jari manis
sebagai support dan control dari kekuatan dan ketahanan.
Misalnya: pada gerakan memegang hammer reflex, memegang scalpel pada incisi dan
pada waktu mengikat tali sepatu dll.
Kepustakaan:
1. Reyes, Tyrone & Reyes Ofelia B. Luna, Kinesiology vol.4. The Philippines
Physical Therapy Text Book Series, UST Printing Office, Manila
Philippines, 1978.
2. Steindler, Arthur, Kinesiology of the Human Body, Charles Thomas C.
Publisher, Illnois USA, 1964.
3. ynn . ippert, linical Kinesiology and Anatomy, 5 th edition E.A. Davis Company,
Pjiladelphia, USA, 20
KINESIOLOGI KOLUMNA VERTEBRALIS / TULANG BELAKANG / TRUNK
Kolumna Vertebralis ( CV ) atau Spine, dibentuk oleh bagian ruas tulang yang dapat
bergerak satu sama lain yang masing-masing dihubungkan secara erat oleh ligamenta dan
tulang otot.
Columna Vertebralis terbentuk untuk beberapa tujuan :
1. Columna vertebralis merupakan tongkat yang tegak secara tetap, seolah-olah tertanam
pada pelvis dan menjaga tubuh pada posisi tegak.
2. Membawa rongga dada dan menahan keseimbangan antara columna vertebralis dan
rongga abdomen.
3. Tempat lekatnya otot-otot para vertebralis yang kuat dan mempunyai fungsi
mempertahankan stabilitas tulang belakang.
4. Tempat asal semula dan lekatnya shoulder girdel dan pelvic gilder.
5. Sebagai tempat pelindung medulla spinalis.
6. Selain berperan sebagai alat penyangga statik juga berperan dalam fungsi kinetik.
1. Curvatura.
Sejarah terjadinya posisi tegak pada manusia ( individu ) ada hubungan dengan
perkembangan Curvatura pada anak ( Primer ) pada arah antero-posterior dan Columna
vertebralis dewasa. Pada waktu lahir lengkung primer Columna vertebralis adalah dua buah,
yang mana permukaan cembung keduanya menghadap ke belakang yaitu kipotik torakal dan
sakral ( Thoracal dan Sacralkhypotik Primary Curve ).
Pada usia 2-3 bulan dimana kepala anak mulai tegak, lengkung kompensasi lordosis cervicalis
timbul. Bila anak mulai berdiri dan jalan, tumbuh pula lengkung kompensasi cordatik
lumbalis. Kedua lengkung diatas baru disebut Lengkung sekunder ( Secondary Curvature )
yang memungkinkan berdiri tegak yang seimbang dengan usaha yang ringan dari columna
vertebralis.
Dalam kehidupan sehari-hari lengkung sekunder ini menjadi datar sehingga terjadi perubahan
letak pusat gaya tarik bumi ( Center of gravity ). Untuk mengembalikan atau menahan gerak
perubahan letak center of gravity maka otot pada vertebralis harus aktif.
Dalam keadaan normal, bila tubuh dalam keadaan posisi tegak (erect posture) hanya beberapa
otot yang aktif untuk menahan stabilitas tubuh dan secara intermittent otot berkontraksi bila
posisi tubuh berubah ( goyah ). Secara electromyography otot belakang sangat aktif, bila
terjadi fleksi tubuh kedepan sampai batas maksimal sehingga berhenti dan selanjutnya diambil
alih / ditahan oleh ligamenta. Itulah sebabnya banyak atlit angkat berat yang menderita cedera
urat dan tulang pada permulaan mengangkat, sebab pada fleksi maksimal otot tidak aktif dan
berat badan hanya ditahan oleh ligamenta.
Posisi tegak yang statis merupakan masalah sekitar keseimbangan yang tergantung
kepada netralisasi gaya tarik bumi oleh lawan gaya interna ( Internal counter force ).
Memperhatikan hebatnya gaya internal dan eksternal yang berpengaruh pada center of
gravity maka Basma yang mengambil kesimpulan bahwa paling sedikit energi expediture
untuk mempertahankan posisi keseimbangan posture adalah posisi terlentang ( recumbent
posture ).
2. Center of gravity ( CG ).
Dalam menilai posture atau tubuh yang baru bergerak maka lebih mudah dipahami bila
tubuh secara keseluruhan dianggap sebagai masa yang terkonsentrasi pada satu titik tersebut
center of gravity. Letak center of gravity yang disepakati bersama adalah satu inchi didepan
sakral dua. Garis yang melewati titik CG disebut Line of Gravity ( garis gravitasi ).
Menurut Kendale garis gravitasi ini berjalan tegak dan dilihat dari samping akan melalui
meatus acusticus externus, melalui badan tulang cervical dan lumbal melalui promotarium lalu
berjalan dibelakang sendi paha, didepan lutut dan akhirnya sedikit disebelah depan maeleolus
lateralis.
Menurut R. Cailler garis gravitasi akan melalui proses mastoid badan T1 dan T12.
Suatu hal yang penting perlu diperhatikan bahwa titik potong ini dianggap tepat,
sehingga bila daerah diantara dua titik potong curvanya berubah, maka akan menimbulkan
perubahan pada curva yang lain. Hal ini terjadi untuk menjaga stabilitas dari tubuh.Bila jarak
antara tulang lumbal dan sakral berubah maka akan mempengaruhi lengkungan daerah
lumbale hyperlordosis. Secara fisiologis hyperlordosis terjadi pada wanita sebab sudut
lubosakralnya lebih besar bila dibandingkan dengan laki-laki.
Tulang belakang mempunyai ciri-ciri umum dan khusus yang dimiliki oleh tiap jenis
kelompok tulang belakang. Ada 2 kelompok besar dari tulang belakang :
1. Tulang typical yang mempunyai sifat hampir sama.
2. Tulang a-typical yang mempunyai ciri-ciri khusus.
Seluruh tulang belakang dibagi atas 2 bagian fungsional yaitu :
1. Bagian depan / segmen depan ( Anterior compartement / Anterior segment ) fungsi
utama menahan berat.
2. Bagian belakang / segmen belakang ( Posterior compartment / Posterior segment )
yang berfungsi melindungi medulla spinalis dan tempat lekatnya ligamenta dan otot,
neural arch ( lengkung neural terdiri dari processus spinosus, 2 pasang pendikel dan
lamina, processi transversus dan fasia alticularis superior dan inferior ). Antara dua
ruas tulang belakang dibentuk cabang yang disebut foramen intervertebralis yang
dibatasi sebelah atas dan bawah oleh pedikel.
1.2.
1.2.1. Tulang Cervical.
Tulang cervical mempunyai ciri-ciri khusus yaitu processus transversus mempunyai
lubang disebut foramen transversum, processus articularis pendek, mempunyai fascies
articularis 5 buah, berhubungan dengan tulang yang berdekatan. Ke 5 articularis
tersebut terdiri dari :
1. Satu articularis corpus vertebral yang dipisahkan oleh diskus intervertebralis
terletak di depan dan bersifat sendi cartikasinus.
2. Dua sendi oncovertebral von luscha terletak pada sisi luar bagian ujung
belakang corpus bersifat sendi palsu ( false joint / pseudo arthosis ) tidak
dibatasi membrana synovial dan dibentuk oleh proyeksi tulang yang disebut
processus uncinatus. Dalam keadaan patologis dapat menikam jaringan sensitif
sehingga menimbulkan nyeri leher.
3. Dua articulasi facet terletak dibelakang corpus pada batas pedikel dan lamina
merupakan sendi sejati ( true joint ) sebab mempunyai membrana synovium,
rongga sendi dan cairan sendi.
Letak fascies articularis adalah pada bidang oblique sedikit miring, dari atas dan
depan menuju ke bawah berubah miring ke arah bawah belakang. Secara
keseluruhan sendi “tulang cervical” memungkinkan gerakan sendi seperti SADEL
sehingga dapat terjadi gerak dengan derajat kebebasan tiga yaitu fleksi ekstensi
pada bidang sagital, lateral fleksi pada bidang frontal dan rotasi pada bidang
horizontal. Orientasi dari facies yang oblique ini mudah menimbulkan dislokasi
akibat trauma tanpa adanya patah tulang.
Pada daerah cervical ada dua tulang a-typical :
1. Tulang Atlas dengan perbedaan tidak adanya corpus, facies articularis superior
yang luas dan cekung, berhubungan dengan bagian menonjol condylus occipitalis.
Gerakannya berupa ayunan atau Rocking motion sehingga menimbulkan gerak
fleksi. Sendi atlanto occipital ini disebut Yes Joint ( sendi angguk ).
2. Tulang AXIX ( Epystropheus )
Tulang ini mempunyai tonjolan corpus disebut DENS atau Processus odontoid
berhubungan dengan lengkung depan tulang Atlas dikuatkan oleh ligamentum
transversum sehingga sendi ini seperti “poros roda” ( pivot ). Akibatnya tulang
atlas dapat berputar. Adanya gerak putar ini menyebabkan sendi Atlas-Axis disebut
No Joint dan gerak putar seluruh leher 50% terletak pada sendi ini.
Gambar : -5
TABEL GERAK TOTAL TULANG CERVICAL
JENIS GERAK DAERAH GERAKAN
ATLAS OCC ATLAS AXIS C2 – C7 TOTAL
FLEKSI 10˚ 5˚ 45˚ 60˚
EKSTENSI 25˚ 10˚ 45˚ 80˚
LAT. FLEKSI 5˚ 10˚ 30˚ 45˚
ROTASI - 45˚ 30˚ 75˚
Sendi lulut dibentuk oleh bagian distal dari femur, bagian proximal dari tibia, dan
menisceus serta patella.
Dalam tubuh manusia, beban sandi lutut sangat besar dibandingkan dengan sendi-sendi yang
lain., permukaan sendi lulut lebar karena berfungsi sebagai penyanga berat badan, gerak sendi
yang luas dan terletak diantara 2 luas yaitu femur dan tibia. Pergerakan sendi dan lutut adalah
memendek dan memanjangkan anggota bawah dalam rangka gerakan ambulasi.
Dilihat dari jenisnya, sendi lutut termasuk sendi ginglimus, dengan gerakan, flexi extensi =
130 derajat.
Permukaan sendi dari bagian distal femur mempunyai 2 permukaan yang terdiri, dari bagian
anterior yang disebut permukaan patellar dan bagian posterior yang disebut dengan permukaan
tibia.
- Permukaan patellar berbentuk sadel/pelana dengan bentuk asimetris dengan sisi bagian
lateral yang lebih luas dan lebih convex daripada sisi bagian medial. Bagian ini
bersendi dengan Patella.
- Permukaan tibial femur, berbentuk datar dibagian antero lateral dan melengkung
dibagian postero lateral.
Bagian permukaan inferior dari femur dibentuk oleh 2 condilus, dengan permukaan berbentuk
U yang disebut dengan fossa intercondilar. Tibial platear mempunyai 2 permukaan , bagian
medial berbentuk oval, lebih dalam dan lebih concove (cembung) dari lateral.
Patela terdiri dari tulang sesamoid yang terletak dekat perlekatan dari otot quadriceps.
Kontraksi quaddriceps akan mencegah terjadinya dislokasi ke lateral dari tibia, juga mencegah
condylus lateralis dari femur lebih menonjol.
MENISCUS (SEMILUNAR CARTILAGE)
Untuk mengkomprensir permukaan yang tidak sama antara condylus femoralis dan
condilus tibialis, dihubungkan oleh meniseus yang merupakan fibrocartilago diantara kedua
tulang.
Fungsi dari meniscus adalah sebagai penghubung antara femur, tibia dan capsul sendi, sebagai
distributor tekanan dalam sendi lutut, menaikan elastisitas dan sebagai pelumas sendi.
Ada 2 macam meniscus yaitu : - Meniscus Medialis
- Meniscus lateralis
Meniscus medialis mempunyai ukuran 10 mm, dengan bagian posterior lebih lebar dari
bagian tengah. Meniscus madialis lebih melengkung dari meniscus lateralis.
Meniscus lateralis mempunyai ukuran 12- 13 mm. Bagian anterior dan posterior
melekata pada eminentia intercondylaris dan sebagai penghubung lig. Cruciatum Posterior dan
lig. Menisci Fibularis.
LIGAMENT-LIGAMENT DI SENDI LUTUT
Kekuatansendi lutut tergantung kepada kekuatan otot-otot disekitar sendi lutut berserta
ligament-ligamentnya.
Ligament-ligament disekita lutut antara lain :
1. Ligament Crutiatum
Ligament ini terdiri dari : - Ligamentum cruciatum anterior
- Ligamentum cruciatum posterior
- Ligamantum cruciatum anterior terletak dibagian superior dan posterior dari bagian
antero medial tibia ke sisi medial dan condylus lateralis femur.
- Lig. cruciatum posterior terletak dibagian belakang tibia menuju condylus medialis
femur.
3. Ligamentum Capsulare
Ligamentum ini terdiri dari bagian Mediale dan laterale
Bagian mediale terdiri dari bagian dalam & bagian superficial dan bagian dalam ini
dibedakan bagian anterior dan posterior.
Sedangkan bagian laterale disebut juga ligamentum callaterale fibulare.
Axis mekanik dari anggota bawah agak membengkok, hal ini disebabkan oleh bentuk tulang
femur yang melengkung, sedang tulang tibia berbentuk lurus. Dalam keadaan normal sendi
lutut, axis mekanik ini agak melebar (valgus) sebesar 5-10 0. Besar sudut ini dapat diukur
dengan menarik garis horizontal pada sendi lutut.
Axis mekanik dan axis anatomis dari anggota gerak bawah akan menjadi satu garis
(berimpit) pada tengah-tengah tulang tibia. Apabila tibia membentuk sudut 90 0 terhadap garis
horizontal maka axis anatomi tulang femur hanya membentuk sudut 810, sementara axis
mekanikal femur membentuk sudut 870 terhadap garis horizontal.
Bergesernya letak mekanikal axis akan menyebabkan genu valgum atau genu varum,
tergantung dari kenaikan atau penurunan besarnya sudut yang dibentuk oleh mekanikal axis
dengan garis horizontal tersebut. Axis transversal sendi lutut hampir membentuk garis
horizontal/lurus di tengah-tengah sendi lutut.
PENDAHULUAN
Pergelangan kaki dan kaki merupakan salah satu struktur dari tubuh ,amusia yang
paling dinamis. Dalam fungsinya yang saling mempengaruhi dengan fungsi tubuh yang
lainnya kadang\-kadang ,mudah terlupakan , sehingga gangguan pada fungsi kaki sering di
terapi sebagai suatu struktur statis. Keberhasilan terapi perlu pertimbangan antara kekuatan
yang alami dan kaki itu sendiri dengan alat Bantu yang diberikan ,
Pergelangan kaki dan telapak kaki berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuh
pada waktu istirahat maupun pada waktu bergerak. Hal ini berguna untuk kontak secara
fisiologis dengan lingkungan terutama pada saat permulaan maupun akhir kontak tubuh
dengan tanah pada posisi berdiri menutupi seluruh permukaan ;ateral talus. Dalam ankle
mortise , talus berfungsi sebagai sendi Engsel ( hinge), Jika dilihat dari atas , ankle ,ortise
terletak lebih ke lateral, dimana maleolus medialis lebih keanterior daripada maleolus
lateralis.
Corpus tali berbentuk baji dimana pada bagian anteriormya lebih lebar, sehingga pada
dorsifleksi bagian anterior ini lebih terjepit diajntara kedua maleolus, dengan dermikian
gerakan kearah ini jadi terebatas. Pada plantar fleksi n lebih longgar karena karena kontak
dengan kedua maleolus lebih kurang sehingga memungkinkan juga untuk gerakan ke
medial dan lateral.
Gerakan ke medial lebih memungkinkan karena maleolus mdial lebih pendek. Keadaan
ini penting sehingga untuk stabilisasi kaki diperlukan liga,entum yang kuat pada sisi
lateralis/
Jumlah tulang – tulang kai ada 26 buah, semuanya berhubungan / berfungsi di dalam
support b terhadap berat badan pada semua posisi , terdiri dari 7 os tarsalia, 5 os metatarsalia
dan 14 os phalangs, dibagi menjadi 3 segmen.
1. Posterior dibentuk oleh maleolus dan talus.
2. Medial dibentuk oleh cuneiforme (3) cuboideum dan naviculare.
3. Anterior dibentuk oleh 5 os tarsalia, 14 os phalanges.
Calcaneus dan tulang tumit menonjol kebelakang dari sendi pergelangan kaki dan
membantuyk lengan gaya untuk otot triceps sural yang berinsertio pada ujung posterior
calcabeus,. Penonjolan kebawah pada bagian posteriornya berfungsi untuk penahan berat
badan. Permukaan atas berartikulasi dengan talus dan permukaan ini mempunyai penonjolan
ke medial disebut : Sustentaculum tali. Permukaan abteriornya berartikulasi dengan
cuboideum.
Tulang lainnya kecil dan sederhana. Os naviculare dan cuboideum tetletak didepan tralus
pada sisi medial. Dibagian depan tulang ini berhubungan dengan 3 tulang yaitu tulang
cuneiform (I,II,III). Tulang s=cuboideus bagian proximalnya berhubungan dengan calcaneus
dan disrtal berhubungan dengan 2 tulang metatarsaliua bagian lateral ( IV, V(.
Tulang- tu;lang metatarsal seperti juga metacarpal pada tangan mempunyai bagian basis,
corpus dan caput.; Tulang jari juga mempunyai bagian yang sama seperti tarsalia tiap jari
mempunyai ruas jari (phalax) tiap phalax mempunyai basis, corpus dan caput.
III. PERSENDIAN ( ANKLE & FOOT )
Semdi utama dari pergelangan kaki yaitu ankle mortise dibentuyk oleh ujung distal
fibula, tibia dan talus berada diantara kedua maleolus.
Gerakan sendi + 200 dorsi flexi dan 500 plantar flexi . Sumbu garakan ini melewati
corpus dari talus dengan arah transeversal.
Sendi subtalar atau sendu sendi talocalcaneal, sendi ini terdiri dari berbagai artikulasai
dengan bidang gerak yang berbeda yang memungkinkan secara simultan dapat bergherak
pada arah yang berbeda.
Sendi subtralar dibagi menjadi 2 bagian oleh salran oblique yang dibentuk oleh sulcus
pada calcaneus sendiri. Sulcus diatas nerhadapan dengan tarsal canal ( Canalis tarsalis).
Tarsal canal berbentuk cerobong asap dengan bagiab lateralnya yang lebih besar. Bagian
lateral yang terbuka ini disebut Sinustarsi dan dapat diraba pada daerah dideoan maleolus
lateralis terutama pada posisis inversi.. Calnal ini ber4jalan kemedial dan posterior dan berada
terbuka pada daerah dibelakang atas dari subsentacuilum tali.
Bagian posterior dari sendi sybtakar dibentuk oleh permukaan cembung bagian atas
calcaneus dan bagian cekung dari peermukaan bawah dari tralus. Bagian antewrior dari
sendi subtalar dibentruk oleh bagian cembung dari collum dan corous dari talus dan bagian
cekung dari permukaan atas calcaneus,
Gerakan sendi subtalar adalah :
1. Inversi dan versi dimana sendi ankjle moortise dalam kaeadaan
terfixir yaitu pada posisi dorsiflexi. Sumbu adalah longitudinal/
2. Abduksi dan adduksi adalah rotasi pada sumbu vertikal.
3. Dorsi dan plantar flexi pada sumbu transversal seperti pada ankle
mortise tapi dengan gerakan yang lebih kecil.
Jika semua gerakan ini secara simultan menghasilkan gerakan supinasi yaitu kombinasi
inversi, adduksi dan plantar flexi, pronasi: Kombinasi wversi, abduksi dan dorsiflexi.
Sendi tarsale transversum = Surgeon tarsal joint = mtatarsal joint = Chopart joint adalah sendi
yang dibentuk oleh talo- navicular dan calcaneo- cuboid. Sendi ini meruopakan tempat yang
biasa untuk amputasi pada waktu yang laluy, sekarang relah ditinggalkan kareana tidak stabil
dalam mempertyahankan keutuhan dari stump juga kurang e4fektif jika memakai prothesa.
Jika sumber Talonaviculare dan calcaneocuboid sejajar gerakan lebih bebas dan kaki lebih
tidak stabil. Hal ini terjadi misalnya pada prenatal foot atau flat foot. Jika kedua sumber
tidak sejajar (menyevar) serperti pada supinated foot , gerakan jadi teerbatas dan kaki jadi
lebih stabil , ditambah dengan ketgangan dari lig. Interosseus yang menambah kestabulan
sendi .
Secara klinis sendi subtalar yang berhubungan dengfan tiga persendian subcalvaneal ,
subnavicular dan calcaneo cuboid , Jika terjadi fusi atau arthrodesis disebut Triple
arthrodesis. Jika selain 3 sendi diatas juga termasuk sendi tibia talar atau ankle mortis
disebut Pan arthrodesis.
Sendi tarsalis yang letaknya lebih distal / anterior dari sybtalar , memberikan kemunbgkinan
gerakan sedemikian rupa sehingga kaki deapat berajomodasi diatas permukaan pada waktu
berjalan , walaupun gerakan ini dibatasi jika memekaiai sepatu.
Sendi metatarsophalangeal (MTP) antara caput metratrsal dengan basis ossus phalangeal
mempunyai tiga derajat kebebasan gerak m walaupun sacara aktif hanya gerakan fleksi dan
ekstensi..
Dibawah caout metatarsal I , ditewmukan 2 tlang kecil ( sesamoid ) merpakan foramen
tendi otot hallucis brevis, Projeksi panjang dari metatarsal mempunyai yrutan 2-3-4-5,
Perbedaan yang terlebih dari metatarsal I pada keadaan pada keadaan patologis
mengakibatkan beban berat badan didorong oleh metatarsal II.
POLA JALAN (GAIT PATTERN)
PENDAHULUAN
Mekanisme jalan sebagai bagian dari Human Locomotion telah lama dipelajari, sejak
zaman Aristoteles dan Leonardo da Vinci. Yang kemudian berkembang pesat setelah Perang
Dunia ke-2, seubungan dengan kebutuhan prostetik atau kaki palsu untuk pasien amputasi
(amputee). Setelah adanya penyelidikan biomekanik maka penyelidikan pola jalan atau gait
pattern berkembang dengan pesat pula.
Untuk kepentingan praktis terutama dibidang Orthopedik dan Rehabilitasi Medik
mengetahui bentuk normal dari Human Locomotion, yaitu gait pattern akan memudahkan
penanganan pola jalan yang patologis terutama bila anggota gerak bawah memakai alat
prostetik atau ortotik, setelah suatu tindakan orthopedis yang disertai gangguan gerak sendi
atau kelemahan otot yang mengganggu fungsi berjalan.
DEFINISI
Normal locomotion/gait pattern, adalah “satu rangkaian pergantian gerak yang ritmis
dari anggota gerak bawah yang menghasilkan pergerakan ke depan dari pusat berat badan
(Center Gravity/CG) yang terletak 1-2 cm di depan vertebra S1-2, di pertengahan garis
pengubung pusat ke dua sendi paha (kanan dan kiri)”.
Gerakan locomotion merupakan pergeseran tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain.
Gerakan ini dipengaruhi oleh gaya tarik bumi, moment inertia dan kontraksi otot yang
semuanya mempunyai aksis/poros pada jari-jari anggota gerak bawah.
Istilah-istilah dalam gait pattern :
1. Gait cycle/stride length
Adalah satu periode antara saat tumit satu kaki mencapai lantai (Heel Strike/HS)
hingga HS berikutnya dari kaki yang sama.
2. Stand phase
Adalah satu rangkaian gerakan yang dimulai saat HS hingga ibu jari dari kaki yang
sama meninggalkan lantai (toe off).
Stand phase terdiri dari :
a. Heel strike : dimulai saat tumit dari kaki atau sepatu mengenai lantai atau tanah.
b. Flat foot/FFl : segera setelah HS dimana seluruh telapak kaki menapak lantai.
c. Mid stance/Mid st : segera setelah FFl dimana posisi kaki yang mengenai lantai
tersebut menjadi tegak lurus searah dengan badan, dan seluruh berat badan (BB)
terpusat pada kaki.
d. Push off : satu fase yang dimulai saat tumit lepas dari lantai (heel off) dan
berakhir bila ibu jari meninggalkan lantai (toe off). Heel off terjadi segera setelah
Mid st.
3. Swing phase
Adalah rangkaian gerakan mulai toe off hingga HS dari kaki yang sama.
Swing phase terdiri dari :
a) Acceleration : dimulai saat ibu jari lepas meninggalkan lantai (toe off).
Gerakan selanjutnya tungkai harus dipercepat untuk mencapai lantai (HS) dari
kaki berikutnya.
b) Mid swing : terjadi saat kaki mengayun cepat dan berada pada posisi persis
dalam satu garis dengan badan. Kaki tersebut pada posisi cukup pendek dengan
fleksi pada paha dan lutut agar tumit tidak menyentuh lantai.
c) Deceleration : adalah gerakan lambat dari kaki yang terkontrol sebelum tumit
mengenai lantai (HS) berikutnya.
4. Double support
Adalah periode dimana kedua kaki kontak dengan tanah, dimana satu kaki pada posisi
HS dan telapak kaki lainnya pada posisi toe off.
Double support ini akan berkurang bila langkah menjadi cepat (cadence meningkat)
dan bertambah bila langkah menjadi lambat (cadence menurun). Double support dapat
digunakan untuk membedakan antara lari dan jalan cepat.
5. Distribusi waktu selama satu periode gait
a. Stand phase – 60%
b. Swing phase – 40%
c. Double support – 25%
Langkah yang cepat akan mengurangi swing phase, sebaliknya bila langkah menjadi
lambat maka swing phase akan bertambah.
Gambar 1 : Gait cycle
SIFAT UMUM GAIT NORMAL
Sifat umum dari gait yang normal meliputi kejadian-kejadian adanya :
1) Vertical displacement dari pusat berat badan (CG)
Merupakan perpindahan pada garis frontal dari CG ke atas dan bawah. Gerakan ke
atas terjadi pada saat Mid st dan ke bawah pada saat double support. Jarak
perpindahan adalah sekitar 2 (dua) inci.
2) Lateral displacement
Merupakan perpindahan CG dalam bidang horizontal saat BB dipusatkan pada satu
kaki pada mid swing phase. Jarak perpindahan sekitar 2(dua) inci.
3) Horizontal dip of the pelvic
Merupakan perpindahan panggul secara turun naik dalam bidang horizontal (bergerak
pada bidang frontal) sekitar 50. Mula-mula bergerak ke arah sendi yang menopang
berat badan kemudian ke sisi yang lainnya.
4) Width of walking phase
Merupakan garis lurus yang ditarik melalui titik pusat dari masing-masing tumit
sejajar dan searah gerak tubuh, berjarak 2-4 inci. Sudut miring telapak kaki dengan
garis tersebut adalah 6-70.
5) Flexion of the knee during stance phase
Fleksi dari lutut yang terjadi segera setelah HS, berguna untuk mengurangi gerakan ke
atas dari CG. Tubuh hampir tetap pada posisi semula. Fleksi lutut biasanya sekitar 15-
200 (rata-rata 150).
6) Cadence
Merupakan jumlah langkah selama 1 menit (step/menit). Jalan normal berjumlah 110,
yang lambat 70 dan yang cepat 130, jika lebih dari 130 sudah termasuk lari. Jumlah
cadence rata-rata yang normal adalah 90 dengan kecepatan 70-75 m/menit akan
memerlukan energi 2,5 Cal/menit untuk menempuh jarak sejauh 2,5 mil.
Energi yang dibutuhkan untuk jalan kaki dengan langkah lambat lebih tinggi daripada
jalan cepat. Hal ini berkaitan dengan energi yang dibutuhkan untuk stabilisasi tubuh
yang berasal dari kontraksi otot lebih banyak.
Gambar 2 : Sifat umum Gait
ABNORMAL GAIT
Abnormal gait perlu dianalisa secara sistimatik dan yang perlu diperhatikan adalah
penyimpangan dari pola gait yang normal. Penyimpangan tidak hanya diperhatikan pada
dasar-dasar fase atau bagian badan tetapi perlu diperhatikan juga kelainan yang terjadi pada
bagian-bagian dari suatu fase gait. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan selama menganalisa
gait yang abnormal:
1. Apakah fase-fase gait ditempuh normal disertai gerakan tubuh yang simetris. Panjang
langkah, ayunan tangan, dan gerak badan perlu diperhatikan.
2. Kehalusan gerakan tanpa kehilangan keseimbangan atau gerakan yang mendadak.
3. Jarak antara kedua telapak kaki apakah normal, sempit atau lebar.
4. Apakah ada keluhan sakit, bila ada harus dicatat kapan dan pada fase mana.
Bagian tubuh yang harus diperhatikan selama analisa gait
1. Kepala dan bahu
Gerakan yang perlu diperhatikan adalah gerakan bah dan kepala ke arah atas dan bawah, muka
dan belakang, rotasi dan jenis gerak abnormal lainnya.
2. Anggota atas
Yang harus diperhatikan adalah ayunan tangan apakah berkurang atau berlebih, simetris atau
tidak, atau tidak ada sama sekali.
3. Badan
Gerakan badan yang harus diperhatikan adalah gerak ke muka belakang, gerak ke samping,
rotasi, gerak panggul-pinggang yang ritmis (lumbal-pelvic rhytm)
4. Panggul
Harus diperhatikan adalah gerakan rotasi ke depan, gerakan ke samping, gerakan ke atas
bawah, garis penghubung crista illiaca datar atau miring.
5. Paha
Harus diperhatikan kekuatan otot sekitarnya dan gerakan yang ditimbulkannya seperti: fleksi-
ekstensi, abduksi-adduksi, rotasi dan sirkumduksi.
6. Lutut
Yang harus diperhatikan adalah stabilitas sendi, gerak fleksi-ekstensi, kekuatan ototnya.
3. Pathologic gait due to neurologic or muscular deficit (Primary Dynamic Defficiency )/ Gait
patologis akibat gangguan otot atau neurologis.
Terdiri atas dua jenis : Pertama paralytic gait dan kedua spastic gait.