Anda di halaman 1dari 6

RANGKAIAN LISTRIK

ARUS SEARAH

KUAT ARUS PADA RANGKAIAN TERTUTUP

Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang tidak berujung dan tidak berpangkal. Perhatikan
rangkaian tertutup di bawah ini.
Jika saklar ditutup, apakah yang dapat
anda amati pada lampu ?
Menyalakah lampu itu ?
Menyalanya lampu disebabkan adanya aliran arus (aliran
muatan listrik) pada rangkaian tertutup.

Jadi untuk memperoleh aliran arus listrik diperlukan sumber arus yang kutub positif dan kutub
negatifnya dihubungkan dengan suatu rangkaian tertutup. Termasuk sumber arus adalah : batere, akki,
dan elemen.
Muatan listrik dapat mengalir pada rangkaian disebebkan oleh beda potensial (tegangan listrik).
Misalnya seperti pada batere antara kutub positif dan kutub negatif mempunyai beda potensial 1,5 volt.
Muatan listrik mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif atau dari potensial tinggi ke potensial
rendah.
Kuat arus adalah : banykanya muatan listrik yang mengalir pada suatu penampang penghantar tiap
waktu.
Banyak muatan
Kuat arus listrik =
waktu

Keterangan : i = kuat arus listrik dalam ampere (A)


q = muatan listrik dalam Coulomb (C)
t = lamanya muatan listrik mengalir dalam sekon (s).
coulumb
Satuan kuat arus : - ampere (A) atau : sistem MKS (SI)
sekon
- milliampere (mA) : 1 mA= 10-3 A
- mikroampere (μA) : 1 μA = 10-6 A.
-
Alat yang dipergunakan untuk mengukur kuat arus disebut amperemeter (A). Pada saat saklarterbuka,
jarum amperemeter menunjuk skala nol. Ini berarti pada rangkaian tidak ada arus.
A

Setelah saklar tertutup, jarum ampere- meter menyimpang


menunjukkan skala tertentu, berarti pada rangkaian ada aliran kuat
arus. Besar kuat arus yang mengalir pada rangkaian dapat
diketahui melalui pembacaan skala amperemeter.

Bila dalam suatu rangkaian (penghantar) ada arus listrik, maka antara dua titik pada penghantar
tersebut terdapat beda potensial (tegangan listrik) yang dinyatakan dalam volt. Untuk mengukur besar
beda potensial antara dua titik pada penghantar digunakan alat voltmeter.
V
Misalnya anda ingin mengukur beda potensial pada ujung-ujung
sebuah lampu, maka voltmeter dapat dipasang seperti pada
gambar.

Pembacaan voltmeter (V) tersebut menunjukkan besarnya beda potensial antara dua titik pada ujung-
ujung penghantar lampu.
Contoh Soal :
(1) Kuat arus 0,5 A mengalir melalui kawat penghantar . Berapakah Coulomb banyaknya muatan listrik
yang mengalir pada kawat dalam 1 menit ?
Diketahui : i = 0,5 A
t = 1 menit = 60 sekon (s)
Ditanya : q = .... ?
q
Jawab : i =
t
q =i.t
= 0,5 A . 60 s
= 30 C

(2) Berapa jumlah elektron yang mengalir pada lampu tiap sekonnya, jika kuat arus yang mengalir pada
lampu 0,75 A ?
Diketahui : i = 0,75 A
t =1s
Ditanya : jumlah elektron yang mengalir dalam waktu 1 sekon.
Jawab : q =i.t
= 0,75 . 1
= 0,75 C  muatan 1 elektron = 1,6 x 10-19C
Jadi 1 C = 1/1,6 x 10-19 elektron.

1
Jadi q = 0,75. elektron
1,6 x10 19
0,75
= elektron
1,6 x10 19
= 4,7 x 1018 elektron.

14.2. HUKUM 1 OHM

Jika pada penghantar (rangkaian) ada aliran arus listrik, maka antara dua titik pada
penghantar terdapat beda potensial (tegangan listrik). Bagaimana hubungan kuat arus dan
tegangan listrik itu ?
Untuk mengetahui hubungan dari kedua besaran tersebut, maka dapat digunakan alat seperti
dibawah ini.
V

a b

Misalnya anda ingin mencari hubungan kuat arus yang mengalir pada kawat penghantar dengan
beda potensial pada ujung-ujung penghantar Vab, maka amperemeter (A) dan voltmeter (V)
dapat dirangkaiakan seperi pada gambar. Catat kuat arus yang ditunjukkan oleh amperemeter dan
beda potensial yang ditunjukkan oleh voltmeter. Kemudian ubah sumber arus dengan
menggunakan berturut-turut 2 batere, 3 batere, dan 4 batere. Catat hasil penunjukkan
amperemeter dan voltmeter pada setiap penggantian sumber arus. Bagaimana hubungan kuat
arus dengan tegangan listrik pada setiap penggantian sumber arus ? Dari kegiatan tersebut anda
diharapkan memperoleh hasil :
Semakin besar kuat arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar, maka semakin besar pula tegangan listriknya.
Hubungan kuat arus listrik dan beda potensial (tegangan listrik) pertama kali diselidiki oleh
George Simon Ohm (1789-1854) sehingga menghasilkan suatu hukum yang disebut hukum 1
Ohm, bunyinya :
Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
(tegangan) pada ujung-ujung penghantar itu.

a
Secara metematik hukum 1 Ohm ditulis :
b
Vab ~ i
Kalau kesebandingan di atas ditulis dalam suatu persamaan, maka ada faktor pembanding
yang dinyatakan sebagai hambatan listrik (R) dari suatu penghantar.
Hambatan ini selalu merintangi (menghambat) aliran arus listrik. Jadi hukum 1 Ohm ditulis
dalam persamaan :
Vab = R . i
Keterangan : Vab = beda potensial antara ujung-ujung penghantar ab, dalam
volt (V).
i = kuat arus dalam ampere (A)
R = hambatan penghantar dalam Ohm (  )
Satuan hambatan :
 Ohm (  ) atau volt/ampere : MKS (SI)
 Kilo Ohm (k  ) = 1000  = 103 
 Mega Ohm (M  ) : = 106 
Hambatan penghantar dapat ditentukan secara tak langsung, yaitu dengan mengukur kuat arua yang
mengalir dan beda potensial (tegangan) pada ujung-ujung penghantar (Ingat rumus : R = V/i, jika V dan i
diketahui maka R dapat ditentukan). Apakah ada pengaruh ukuran-ukuran seperti : panjang, luas
penampang, dan jenis penghantar terhadap hambatan ? Untuk menjawab pertanyaan ini, lakukan
percobaan di bawah ini.
 Percobaan untuk mengukur hambatan kawat nikelin yang panjangnya 50 cm dan 100 cm.
V

a 50 cm b

A
s

Percobaan : a
Pada saat saklar ditutup, baca kuat arus pada amperemeter dan
beda potensial pada voltmeter, kemudian tentukan hambatannya.
V  .....
 R = .....
I  ..... 
V

a b Baca kuat arus pada amperemeter dan beda potensial pada


100 cm voltmeter, kemudian tentukan hambatannya.
A V  .....
s  R = .....
I  ..... 
Percobaanharga
Bandingkan :b hambatan dari kedua percobaan ini, manakah yang lebih besar ? Bagaiamana
pengaruh panjang terhadap hambatan ?
 Percobaan untuk mengukur hambatan kawat nikelin, jika luas penampangnya dua kali semula (kawat
di rangkap dua).
V
Saklar ditutup, baca kuat arus pada amperemeter dan beda
potensial pada voltmeter, kemudian tentukan hambatannya.
a b
V  .....
R = .....
100 cm
I  ..... 
A
s
Bandingkan besaran hambatan ini dengan hambatan yang diperoleh dari percobaan b. Manakah yang
lebih besar ? Bagaimana
Percobaan : c pengaruh luas penampang terhadap hambatan ?
 Percobaan untuk mengukur hambatan kawat nikron yang panjangnya 100 cm.
V
Saklar ditutup, baca kuat arus pada amperemeter dan beda
potensial pada voltmeter, kemudian tentukan hambatannya.
V  .....
R = .....
A I  ..... 
s
Bandingkan besar hambatan kawat nikron dengan hambatan kawat nikelin yang diperoleh dari
Percobaan
percobaan :d
b. Manakah yang lebih besar ? Bagaimana pengaruh jenis kawat penghantar terhadap
hambatan ?
Dari keseluruhan percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa, hambatan suatu penghantar :
(1) Berbanding lurus dengan panjang penghantar ( l )
Artinya : Semakin panjang kawat, hambatannya semakin besar.
(2) Berbanding terbalik dengan luas penampang ( A )
Artinya : Semakin luas penampang penghantar (semakin besar penghantar), hambatannya semakin
kecil. Demikian juga sebaliknya.
(3) Tergantung dari jenis (bahan) penghantar ( p )
Artinya : Untuk jenis penghantar yang berbeda, hambatannya juga berbeda.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka hambatan suatu penghantar dirumuskan :

Keterangan :
R = hambatan penghantar
l = panjang penghantar
A = luas penampang penghantar
p = hambatan jenis penghantar

Satuan hambatan jenis :


Jika R satuannya ohm, l satuannya meter (m), dan A satuannya meter persegi (m2), maka satuan
hambatan jenis ( p ) adalah : ohm . m.
Contoh Soal :
(1). Kuat arus yang mengalir pada kawat sebuah lampu pijar 0,5 A. Jika beda potensial pada ujung-ujung
kawat lampu 10 volt, berapakah hambatan kawat lampu ?
Diketahui : Vab = 10 volt
i = 0,5 A Hukum I ohm :
Ditanya : R = ... ? Vab =R.i
Jawab :
R =
i R
a b =

= 20
= 20 ohm.
(2). Suatu penghantar berhambatan 25 ohm dialiri arus 0,2 a (lihat gambar).
R
i
Jika di titik b potensialnya 3 volt. Berapakah potensial di titik a
a b
?

Diketahui : R = 25 ohm
i = 0,2 A
Vb = 3 volt
Ditanya : Va = ... ?
Jawab : Hukum I ohm
Vab =R.i
Va – Vb = R . i
Va – 3 = 25 . 0,2
Va – 3 = 5
Va = 8 volt.
( Va = Va – Vb : beda potensial titik a dengan titik b).

(3). Suatu kawat tembaga panjangnya 10 m dan diameternya 2 mm, mempunyai hambatan jenis 4,8 x 10-8
ohm.m. Hitung hambatan kawat tembaga.
1
Diketahui : d = 2 mm  r = d = 1 mm = 10-3 m.
2
l = 10 m
p = 4,8 x 10-8 ohm.m.

Ditanya : R = ... ?
l
Jawab : R =  A = r 2
A
= 3,14 . (10-3) m2
10
R = 4,8 . 10-8.
3,14.10 6
R = 0,121 ohm.

SOAL-SOAL LATIHAN DIKUMPUL


MINGGU DRPAN

I. Soal Essay

1. Jika selama 1 menit terjadi perpindahan muatan listrik sebesar 30 C, berapakah kuat arus listriknya?
Kunci : 0,5 A
2. Sebuah lampu dilalui arus listrik 0,5 A. Hitung jumlah elektron yang mengalir dalam 1 jam. (muatan
1 elektron = - 1,6 x 10-19 C).
Kunci : 1,12 x 1022 elektron)
3. lengkapi titik-titik pada tabel di bawah ini untuk satu jenis kawat yang panjangnya berbeda-beda.
Panjang kawat Beda potensial Kuat arus
l 2V 10 mA
2l 2V ...
0,5l 2V ...
4l 2V ...

4. Sepotong kawat tembaga mempunyai hambatan jenis 1,72 x 108 ohm meter panjangnya 100 m,
penampangnya 3mm2. Hitung hambatan kawat. Kunci : 0,57 ohm
Sepotong kawat panjangnya 100 m dan berhambatan 10 ohm. Jika kawat tersebut panjangnya tinggal 80
m. Barapakah hambatannya? Kunci : 8 ohm

Anda mungkin juga menyukai