Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NAZLI WULANTRI BINABA

NIM : L 131 19 010


MATKUL : FISIKA DAN MEKANIKA KAYU
TUGAS : REVIEW JURNAL

REVIEW JURNAL 1
Keterangan Penjelasan
Judul jurnal SIFAT MEKANIKA KAYU PINUS (Pinus merkusii
Jungh et de Vriese) ASAL DESA TAENDE MORI
ATAS MOROWALI UTARA SULAWESI TENGAH
Penulis Smith Krisno Lapeantu, Abdul Hapid dan Muthmainnah
Tahun publikasi jurnal Maret 2017
Ruang lingkup masalah Adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana
peneltian sifat mekanika kayu pinus (Pinus merkusii jungh et de
vriese) yang berasal dari Desa Taende Kecamatan Mori
Atas Kabupaten Morowali Utara Sulawesi Tengah?
Objek penelitian Objek yang diteliti pada penelitian ini yaitu kayu pinus
(Pinus merkusii Jungh et de Vriese) yang berasal dari
desa Taende Mori atas Morowali Utara Sulawesi
Tengah.
Variable penelitian Variable yang diamati dalam penelitian ini adalah sifat
mekanik kayu pinus yang meliputi kuat tekan sejajar
serat, kuat lengkung statik (MOE) dan kuat putus
(MOR)
Teori yang digunakan Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Metode penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tiga kali perlakuan posisi dalam batang
yaitu pangkal, tengah dan ujung. Setiap perlakuan
diulang 6 kali sehingga terdapat 36 unit sampel
percobaan. Yang dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
dari bulan September sampai dengan bulan November
2015. Bertempat di laboratorium Teknik Mesin
Universitas Tadulako, serta lokasi penelitian terletak di
Desa Taende Kecamatan Mori atas Kabupaten Morowali
Utara.
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan
sejajar dan laju alas tertinggi sebesar 453,61 kg/cm2,
tengah sebesar 324,50 kg/cm2 dan terendah ikatan
sebesar 269,53 kg. /cm2. Nilai kekuatan lengkung statis
(MOE) tertinggi pada bagian pangkal sebesar 62.400,19
kg/cm², bagian tengah sebesar 60,716,01 kg/cm² dan
terendah pada bagian ujung sebesar 59.479,52 kg/cm².
Nilai kuat putus (MOR) tertinggi pada bagian pangkal
sebesar 464,80 kg/cm², bagian tengah sebesar 427,81
kg/cm² dan terendah pada bagian ujung sebesar 386,28
kg/cm². Secara statistik, posisi di batang tidak
berpengaruh nyata terhadap kuat tekan sejajar serat
MOE dan kuat putus MOR kayu pinus aksial satu arah.

Kelebihan dan kekurangan Kelebihan :


- kelebihan pada jurnal ini yaitu menggunakan KBBI
- penjelasan pada jurnal ini mudah dipahami
- pada jurnal ini memiliki semua jawaban yang
diinginkan (untuk review)
Kekurangan :
- pada jurnal ini belum diketahui apakah sudah ada file
print outnya.
Pembahasan - Keteguhan Tekan Sejajar Serat
Analisis Sidik Ragam Keteguhan Tekan Sejajar Serat
(kg/cm2) Kayu Pinus
f-tabel
sk db jk kt f-hit 1% 5%
107.14 6,3 3,6
perlakuan 2 7,42 53.573,71 2,87tn 6 8
15 280.46 18.697,95
Galat 9,24
387.61
Total 17 6,66 22.800,98
Keterangan : tn berpengaruh tidak nyata
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan
arah aksial batang berpengaruh tidak nyata terhadap
nilai keteguhan tekan sejajar serat (TSS) kayu pinus.
Hal ini berarti bahwa nilai keteguhan tekan sejajar
serat pada bagian pangkal, tengah dan ujung adalah
sama.
- Keteguhan Lengkung (MOE)
Analisis Sidik Ragam MOE (kg/cm2) Kayu Pinus
f-tabel
f-
1
sk db Jk kt hi 5%
%
t

perlakuan 2 25.791. 12.895. 0,3 6,3 3,68


307,6 653,8 4tn 6
571.65 38.110.
galat 15 9.697,3 646,4
597.45
1.005,0 35.144.
Total 17
1 176,7
Keterangan : tn berpengaruh tidak nyata
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan
arah aksial batang berpengaruh tidak nyata terhadap
nilai modulus elastisitas (MOE) kayu Pinus. Hal ini
berarti bahwa nilai modulus elastisitas (MOE) pada
bagian pangkal, tengah dan ujung adalah sama.
- Keteguhan Patah (MOR)
Analisis Sidik Ragam MOR (kg/cm2) Kayu Pinus
f-tabel
sk db jk kt f-hit 1% 5%
perlakuan 2 8.54 9.27 3,30 tn 6,36 3,68
5,5 2,7
2.09 2.80
galat 15 0,8 6,05
60.6 3.56
total 17 36,3 6,8
Keterangan : tn berpengaruh tidak nyata
Analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan
arah aksial batang berpengaruh tidak nyata terhadap
nilai modulus patah (MOR) kayu Pinus. Hal ini berarti
bahwa nilai modulus patah (MOR) pada bagian
pangkal, tengah dan ujung adalah sama
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
kesimpulan sebagai beikut:
1. Keteguhan tekan sejajar serat nilai tertinggi
pada bagian pangkal 453,61 kg/cm2, tengah 324,50
kg/cm2 dan nilai terendah pada bagian ujung 269,53
kg/cm2.
2. Keteguhan lengkung statis (MOE) nilai yang
tertinggi yaitu pangkal 62.400,19 kg/cm², tengah
60.716,01 kg/cm² dan nilai terendah pada bagian
ujung 59.479,52 kg/cm².
3. Keteguhan patah (MOR) nilai yang tertinggi
yaitu pada bagian pangkal 464,80 kg/cm², tengah
427,81 kg/cm² dan nilai yang terendah pada bagian
ujung 386,28 kg/cm².
4. Secara statistik posisi dalam batang
berpengaruh tidak nyata terhadap keteguhan tekan
sejajar serat, MOE dan MOR kayu Pinus asal Desa
Taende searah aksial.

Refrensi Arbintarso ES. 2009. Tinjauan Kekuatan Lengkung


Papan Serat Sabut Kelapa Sebagai Bahan
Teknik. Jurnal Teknologi. 59(1):53-60.
Azwar 2009. Study Perilaku Mekanik Komposit
Berbasis Polyester Yang Diperkuat dengan
Partikel Serbuk Kayu Keras dan Lunak. Jurnal
Reaksi (Journal Of Science And Technology). 7
(16)
Baihaqi H. 2009. Hubungan Antara Sifat Akustik
Dengan Sifat Fisis dan Mekanis Lima Jenis
Kayu. Skripsi. Departemen Hasil Hutan Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor
Bakri 2008. Analisis Sifat Mekanis Kayu Eboni di
Sulawesi Tengah. Jurnal Smartek. 6(1):9-17
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan.
Bandung. Armico
Hadjib N 2009. Daur Teknis Pinus Tanaman Untuk
Kayu Pertukangan Berdasar Sifat Fisis dan
Mekanis. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
27(1):1-20.
Jihannanda P. 2013. Kecepatan Pembebanan Konstan.
Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
Lempang, M. 2014. Sifat Dasar dan Potensi Kegunaan
Jabon Merah. Jurnal Penelitian Kehutanan
Wallacea. (2):163- 175.
Mahdie MF. 2010. Sifat Fisika dan Mekanika Kayu
Bongin. Jurnal Hujan Tropis. 11(30).

Mardikanto TR, Karlinasari L, Bahtiar ET. 2011.


Sifat Mekanis Kayu. IPB Press. Bogor.
Martawidjaya A, Kartasudjana I, Mandang YI,
Prawira SA, K. Kadir K. 2005. Atlas Kayu Jilid
II. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan, Departemen Kehutanan. Bogor.
Nurraini L, Tabba, S. 2012. Sifat Fisis Mekanis Kayu
Pakoba Dan Penggunaannya Sebagai Jenis
Endemik Lokal Sulawesi Utara. Balai
Penelitian Kehutanan Manado.
Purwaningsih ED. 2014. Laporan Akhir Ilmu Kayu.
Program Studi Kehutanan. Universitas
Mataram.
Rianawati H. Siswadi, Setyowati R. 2015. Perbedaan
Sifat Pemesinan Kayu Timo (Timonius
Sericeus (Desf) K. Schum.) Dan Kabesak
(Acacia Leucophloea (Roxb.) Willd.) Jurnal
Penelitian Kehutanan Wallacea. 4 (2):185-192.
Risnasari I, Azhar I, Sitompul AN. 2012.
Karakteristik Balok Laminasi dari Batang
Kelapa dan Kayu Kemiri. Jurnal Kehutanan.
2(1)
Sunardi, Fitriana IN, Wianto T. 2013. Sifat Mekanik
Biokomposit Polipropilena Daur Ulang
Menggunakan Serat Alang- Alang (Imperata
Cylindrica). Jurnal Riset Industri Hasil Hutan.
5(1)
Sallata M. 2013. Pinus (Pinus Merkusii Jungh Et De
Vriese) dan keberadaannya di Kabupaten Tana
Toraja, Sulawesi Selatan. Info Teknis Eboni.
Balai Penelitian Kehutanan Makassar. 10(2):
85-98.

REVIEW JURNAL 2
KETERANGAN PENJELASAN
Judul jurnal SIFAT FISIK DAN MEKANIK PAPAN PARTIKEL
DARI KAYU SENGON (PARASERIANTHES
FALCATARIA. L) DAN SERBUK SABUT KELAPA
(COCOS NUCIFERA.L)
Physical and Mechanical Properties of Particle Board
from Sengon Wood (Paraserianthes falcataria. L) and
Coconut Powder (Cocos nucifera. L)
Penulis Dewi Roza, M. Dirhamsyah, Nurhaida
Tahun publikasi jurnal 2015
Ruang lingkup masalah Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana
peneltian mengetahui sifat fisik dan mekanik papan partikel dari
kayu sengon (paraserianthes falcataria. L) dan serbuk
sabut kelapa (cocos nucifera L)
Objek penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu papan
partikel kayu sengon paraserianthes falcataria. L) dan
Coconut Powder (Cocos nucifera. L)
Variabel penelitian Variable yang diamati dalam penelitian ini yaitu
keteguhan lentur statis/modulus elastisitas (MOE),
keteguhan lentur patah/modulus of repture (MOR) dan
keteguhan rekat (internal bonding/IB
Teori yang digunakan Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan faktorial rancangan acak lengkap (RAL)
Metode penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Kayu
Universitas Tanjungpura sebagai tempat persiapan partikel,
dan PT. Duta Pertiwi Nusantara sebagai tempat untuk
pembuatan papan serta pengujian sifat fisik dan mekanik
papan partikel. Alat yang digunakan yaitu Chain saw, kantong
plastik besar, saringan/ayakan 10 mesh dan 40 mesh,
timbangan analitik, batang pengaduk, gelas ukur, oven listrik,
desikator, masker, bak, papan pencetak, plat baja, stopwach,
mesin kempa panas, universal testing machine. Bahan yang
digunakan meliputi kayu sengon, serbuk sabut kelapa, perekat
urea formaldehid (UF), katalis (NH4CL) 25% dan emulsi
(parafin) 40%. Serta menggunakan metode rancangan acak
lengkap (RAL) sebanyak tiga (3) kali ulangan dengan
perbedaan konsentrasi perekat urea formaldehida yang
digunakan.
Hasil penelitian Keteguhan Lentur Statis/Modulus Elastisitas (MOE)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOE papan
partikel yang dihasilkan tidak sesuai standar JIS
A5908-2003, nilai MOE tertinggi terdapat pada
komposisi kayu sengon 100% dan 0% serbuk sabut
kelapa dengan konsentrasi perekat 16% (17679,83
kg/cm2) dan terendah pada komposisi kayu sengon 80%
dan 20% serbuk sabut kelapa dengan konsentrasi
perekat 12% (13091,69 kg/cm2).
Keteguhan Lentur Patah/ Modulus Of Repture
(MOR)
Nilai MOR yang dihasilkan telah memenuhi standar
JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai MOR
minimal 82 kg/cm2, MOR tertinggi terdapat pada
perlakuan komposisi kayu sengon 100% dan serbuk sabut
kelapa 0% dengan konsentrasi perekat 16% ( 214,27
kg/cm2), MOR terendah pada perlakuan komposisi kayu
sengon 80% dan serbuk sabut kelapa 20% dengan
konsentrasi perekat 12% (150,12 kg/cm2).
Keteguhan Rekat (Internal Bonding / IB)
IB tertinggi terdapat pada perlakuan komposisi kayu
sengon 80% dan serbuk sabut kelapa 20% dengan
konsentrasi perekat 16% (5,04 kg/cm2), dan IB terendah
terdapat pada perlakuan komposisi kayu sengon 80% dan
serbuk sabut kelapa 20%dengan konsentrasi perekat 14%
(2,70 kg/cm2).
Kelebihan dan kekurangan Kelebihan :
- menggunakan KBBI yang benar
Kekurangan :
- pada jurnal ini tidak mencantumkan secara rinci
bagaiamana memperoleh hasil dari MOE, MOR dan IB,
jurnal ini hanya membahas langsung hasil yang
diperoleh.
Pembahasan - Keteguhan Lentur Statis/Modulus Elastisitas (MOE)
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam MOE papan
partikel menunjukkan bahwa interaksi antara kedua faktor
(AB) berpengaruh sangat nyata, sedangkan komposisi
bahan baku, konsentrasi perekat tidak berpengaruh nyata
terhadap MOE dari papan partikel yang dihasilkan.
Modulus elastisitas adalah ukuran kemampuan kayu
untuk menahan lenturan atau perubahan bentuk yang
terjadi sampai batas elastis. Semakin banyak serbuk
kelapa yang digunakan menunjukkan nilai MOE papan
partikel yang dihasilkan semakin menurun dan
penambahan konsentrasi perekat dapat meningkatkan
nilai MOE
- Keteguhan Lentur Patah/ Modulus Of Repture
(MOR)
Keteguhan lentur patah merupakan kemampuan papan
partikel dalam menahan beban maksimum (ketahanan
maksimum papan partikel terhadap beban hingga papan
mengalami kerusakan atau patah) (Bowyer, et al.
2003). Nilai keteguhan lentur patah papan partikel
sebesar150,12 kg/cm2- 225,36 kg/cm2.
- Keteguhan Rekat (Internal Bonding / IB)
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam IB papan partikel
menunjukkan bahwa komposisi bahan baku dan
konsentrasi perekat dan interaksi antara kedua faktor tidak
berpengaruh nyata terhadap IB dari papan partikel yang
dihasilkan. Nilai IB papan partikel berkisar 2,70 kg/cm2 –
5,04 kg/cm2.
Kesimpulan - Komposisi bahan baku berpengaruh nyata terhadapnilai
daya serap, MOE dan MOR
- Konsentrasi perekat berpengaruh nyata terhadap nilai
pengembangan tebal, daya serap air, MOE dan MOR.

Referensi Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest


Product and Wood Science An Introduction.
Fourth Edition. Iowa State Press.
JIS A5908-2003. Particleboard. Japanese Industrial
Association. Japan.
Hakim L, Herawati, E, Wistara, INJ. 2011. Papan
Serat Berkerapatan Sedang Berbahan Baku
Sludge Terasetilasi Dari Industri Kertas. Jurnal
Makara Teknologi. (15 : 2)
(123 - 130).
Mediastika, CE. 2007. Potensi Jerami Padi sebagai
Bahan Baku Panel Akustik, Dimensi Teknik
Arsitektur. Universitas Kristen Petra Surabaya.
Muharram, Ahmad. 1993. Pengaruh Ukuran dan
Kerapatan Lembaran Terhadap Sifat Fisik dan
Mekanik Papan Partikel Ampas Tebu. Bogor.
Jurnal Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Prasetyani SR, Ruhendi S. 2009. Keteguhan Rekat
Internal Papan Partikel Ampas Tebu Dengan Swa
Adhesi Dan Perekat Urea. Prosiding Simposium
Nasional I Forum Teknologi Hasil Hutan
(FTHH), Bogor, 30-31 Oktober 2009. Hal 66-74.
Ria DS, Massijaya MY, Arinana. 2009. Ketahanan
Papan Komposit Dari Limbah Kayu Dan
Anyaman Bambu Betung (Dendrocalamus Asper
(Schult F.) Backer Ex Heyne) Terhadap Serangan
Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus
Holmgren). Prosiding Simposium Nasional I
Forum Teknologi Hasil Hutan (FTHH), Bogor, 30-
31 Oktober 2009. Hal 51-56
Shmulsky R dan Jones PD. 2011. Forest Products and
Wood Science An introduction. Sixth Edition.
Publish by A John Wiley & Sons, Inc.
Sitorus R, Massijaya MY, Kusumah SS. 2009.
Determinasi Komposisi Perekat Isocyanate
Dan Melamine
Formaldehyde Serta Kadar Parafin Optimum
Papan Komposit Dari Limbah Kayu Dan
Anyaman Bambu Betung (Dendrocalamus Asper
(Schult.F) Backer Ex Heyne). Prosiding
Simposium Nasional I Forum Teknologi Hasil
Hutan (FTHH), Bogor, 30-31 Oktober 2009.
Hal 43-50
Sudarsono, 2010. Pembuatan Papan Partikel Berbahan
Baku Sabut Kelapa dengan Bahan Pengikat
Alami (LemKopal). Jurnal Teknologi. (3:1)
Wulandari. 2012. Deskripsi Sifat Fisika Dan
Mekanika Papan Partikel Tangkai Daun
Nipah (Nypa fruticans.Wurmb) Dan Papan
Partikel Batang Bengle (Zingiber cassumunar.
Roxb). Jurnal Media Bina Ilmiah (6 : 6) (7 -
11).

Anda mungkin juga menyukai