Anda di halaman 1dari 9

Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan (BW-2103)

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Institut Teknologi Bandung

PRAKTIKUM 4-A

JARINGAN XYLEM
(Heartwood/Kayu Teras dan Sapwood/Kayu Gubal),
KEBUNDARAN BATANG dan LINGKARAN TUMBUH

Pada potongan melintang batang sering menampakkan bagian tengah yang lebih
gelap dan dikelilingi oleh bagian luar yang lebih terang/muda warnanya. Bagian gelap
tersebut dikenal sebagai kayu teras (heartwood), sedangkan bagian luarnya disebut
sebagai kayu gubal (sapwood). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini :

Kayu Gubal

Kayu Teras
Empulur

Gambar 1. Penampang Melintang Batang


Pada kayu gubal terdapat sel-sel yang masih hidup, sedangkan pada kayu teras,
sel-selnya telah mati, sehingga secara fisiologis tidak berfungsi, tetapi berfungsi untuk
menunjang pohon (fungsi mekanis).
Penampang melintang (cross section) juga terkadang memperlihatkan kayu
dengan pita-pita konsentris mengelilingi empulur yang dinamakan growth rings
(lingkaran tumbuh atau lingkaran tahun). Satu lingkaran tahun/tumbuh terdiri dari :
satu pita gelap dan satu pita terang yang menggambarkan proses pertumbuhan selama
satu tahun.
Bagian terang dinamakan : Kayu Awal (earlywood), ukuran diameter sel lebih
besar. Merupakan kayu pada awal musim pertumbuhan (di daerah Tropis : Musim
Hujan). Bagian gelap dinamakan : Kayu Akhir (latewood), ukuran sel lebih kecil (di
daerah Tropis : Musim Kemarau).

1
1. Metode Pengukuran Proporsi Kayu Gubal dan Kayu Teras serta
Kebundaran Batang
a. Siapkan disk (lempengan) kayu, kertas milimeter blok dan kalkir / plastik
transparansi
b. Letakkan plastik di atas permukaan disk/ penampang melintang kayu dan
gambarkan batas antara kayu gubal dan kayu teras sesuai dengan yang terlihat
pada disk kayu.
c. Guntinglah batas luar kayu (gubal) dan jiplaklah/ gambarkan pada kertas
milimeter blok, dengan cara yang sama dilakukan juga pada batas kayu teras.
d. Setelah digambar, lalu dihitung luas daerah kayu teras dan luas kayu secara
keseluruhan. Luas kayu teras dihitung dengan menjumlahkan daerah kayu
teras yang telah digambar dengan ketentuan :
1. Kurang dari 0,25 cm2 dihitung 0 cm2
2. Antara 0,3 – 0,7 cm2 dihitung 0,5 cm2
3. Lebih dari 0,75 cm2 dihitung 1 cm2
Sedangkan luas kayu keseluruhan dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh
daerahnya dengan ketentuan seperti di atas.
e. Kayu yang digambar ditandai pusat empulurnya dan dijadikan pusat
f. Hitung jarak jari-jari terjauh dari empulur (untuk menghitung luas kayu
silindris : r2 )
g. Persentase kayu teras, kayu gubal dan kebundaran batang dihitung dengan
rumus :

Luas Kayu Teras


% Kayu Teras  x 100%
Luas Kayu Secara Keseluruhan

% Kayu Gubal = 100 % - Persentase Kayu Teras

Luas Kayu Secara Keseluruhan


Kebundaran Batang ( % )  x 100 %
Luas Kayu Silindris

2. Menghitung jumlah lingkaran tumbuh (lingkaran tahun) untuk


memprediksi umur kayu
a. Dengan menggunakan sampel disk kayu yang sama hitunglah jumlah
lingkaran tumbuh / tahun yang ada untuk memprediksi umur kayu
b. Batas lingkaran tumbuh ditunjukkan dengan adanya perbedaan kayu awal
(earlywood) dan kayu akhir (latewood). Pada kayu dengan pola sel pembuluh
(pori) tata lingkar, kayu awal ditandai dengan ukuran sel pembuluh/pori/trakea
yang berukuran lebih besar, sedangkan sel pembuluh/pori/trakea pada kayu.

2
Tally Sheet Pengukuran Luas Kayu Teras, Gubal dan Kebundaran Batang

Bidang Kayu Teras Bidang Keseluruhan


No Luas No Luas
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
Total Total

Luas Bidang ( % )
Keseluruhan Teras Gubal

Luas Keseluruhan Kayu Luas Kayu Silindris % Kebundaran Batang

3
Modul Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan (BW-2103)
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Institut Teknologi Bandung

PRAKTIKUM 4-B

IDENTIFIKASI STRUKTUR KAYU


( CIRI - CIRI MAKROSKOPIS )

Praktikum identifikasi struktur kayu ditujukan untuk mengenalkan pada


mahasiswa salah satu metode dalam melakukan identifikasi jenis kayu. Setiap jenis
kayu secara umum memiliki karaktersitik struktur anatomi yang berbeda dengan jenis
lainnya, dengan kata lain komposisi susunan sel-sel penyusun suatu jenis kayu akan
berbeda dengan jenis lainnya. Struktur anatomi ini sering dijadikan sebagai alat
identifikasi jenis kayu.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Loupe dengan perbesaran
10x-20x sehingga tidak secara detail dapat melihat seluruh struktur kayu, tetapi lebih
pada ciri makroskopis yang dapat dilihat.
Praktikum pengenalan metode identifikasi kayu ini ditujukan hanya untuk
mengetahui pola penyebaran dan bentuk sel-sel penyusun kayu dari tiga bidang
orientasi. Adapun bagian yang diamati terbatas pada vesel sel (sel pembuluh) dan
parenkim saja serta saluran interselluler/getah/damar. Hal ini dikarenakan
keterbatasan alat bantu dalam pengamatan.

Metode Praktikum

A. Pengamatan pada kayu daun lebar (gymnospermae ; suren, jabon) dan kayu
daun jarum (angiospermae ; pinus, douglas fir)
1. Ambil contoh uji kayu dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 10 cm
2. Amati pada bagian penampang melintang kayu (cross section) dengan
menggunakan loupe (perbesaran 10x atau 20x)
3. Tentukan tipe jari-jari kayu, pembuluh serta parenkim. Bila ada amati juga
saluran damar ataupun endapan-endapan yang ada dalam kayu tersebut.
4. Gambar dan tuliskan sifat/ciri yang ada dari hasil pengamatan pada tally sheet
yang telah disediakan.
5. Untuk pengamatan penampang radial, amati bagian permukaan yang sejajar
dengan jari-jari kayu, sedangkan untuk mendapatkan penampang tangensial,
amati bagian permukaan yang tegak lurus jari-jari kayu.
6. Gunakan tanda (√) untuk menandai ciri-ciri yang cocok pada tallysheet kolom
kedua.

B. Pengamatan pada batang kayu monokotil (sawit)


1. Ambil contoh uji kayu dengan ukuran 2,5 x 2,5 x 10 cm
2. Amati bagian penampang melintang (cross section) dengan menggunakan loupe
(perbesaran 10x atau 20x).
3. Gambar dan deskripsikan apa yang dapat dilihat
4. Lakukan No.2 dan 3 pada bagian sisi memanjang batang

4
Tallysheet Pengamatan Kayu dengan Alat Loupe

Nama Lokal / Perdagangan Suren/Surian


Nama Latin

Penampang Lintang Ciri - Ciri


A. Trakea/Pembuluh / Pori
1. Pola Penyebaran
1a. Tata Baur
1b. Tata Lingkar
2. Susunan dan Gabungan
2a. Soliter
2b. Pasangan
2c. Gabungan Radial
2d. Gabungan Tangensial
3. Pengelompokan
3a. Kelompok Radial
3b. Kelompok Miring
3c. Gerombol Pori
4. Isi Sel Pembuluh
4a. Tylosis
Penampang Radial 4b. Amorf
5. Jumlah Pori per Satuan Luas ( mm2 )
5a. Sedikit ( < 5 pori )
5b. Sedang ( 5 – 10 pori )
5c. Banyak ( > 10 pori )
B. Parenkim
6. Parenkim Apotrakeal
6a. Parenkim sebar ( diffuse )
6b. Parenkim Garis Tangensial Pendek
6c. Parenkim Pita Konsentris
6d. Parenkim Pita Marginal
7. Parenkim Paratrakeal ( P.P)
7a. P.P. Sepihak
7b. P.P. Selubung
7c. P.P. Aliform
7d. P.P. Aliform Confluent
C. Saluran Interselluler/Getah/Damar
Penampang Tangensial 8. Arah
8a. Radial
8b. Aksial
8b1. Tersebar
8b2. Deretan Tangensial ( pendek / panjang )
D. Jari-jari
9. Jumlah
9a. Sangat jarang ( < 3 / mm )
9b. Jarang ( 4 – 5 / mm )
9c. Agak Jarang ( 6 – 7 / mm )
9d. Agak Banyak ( 8 – 10 / mm )
9e. Banyak ( 11 – 15 / mm )
9f. Sangat Banyak ( > 15 / mm )
Catatan :

5
Tallysheet Pengamatan Kayu

Nama Lokal / Perdagangan Jabon Putih


Nama Latin

Penampang Lintang Ciri - Ciri


A. Trakea/Pembuluh / Pori
1. Pola Penyebaran
1a. Tata Baur
1b. Tata Lingkar
2. Susunan dan Gabungan
2a. Soliter
2b. Pasangan
2c. Gabungan Radial
2d. Gabungan Tangensial
3. Pengelompokan
3a. Kelompok Radial
3b. Kelompok Miring
3c. Gerombol Pori
4. Isi Sel Pembuluh
4a. Tylosis
Penampang Radial 4b. Amorf
5. Jumlah Pori per Satuan Luas ( mm2 )
5a. Sedikit ( < 5 pori )
5b. Sedang ( 5 – 10 pori )
5c. Banyak ( > 10 pori )
B. Parenkim
6. Parenkim Apotrakeal
6a. Parenkim sebar ( diffuse )
6b. Parenkim Garis Tangensial Pendek
6c. Parenkim Pita Konsentris
6d. Parenkim Pita Marginal
7. Parenkim Paratrakeal ( P.P)
7a. P.P. Sepihak
7b. P.P. Selubung
7c. P.P. Aliform
7d. P.P. Aliform Confluent
C. Saluran Interselluler/Getah/Damar
Penampang Tangensial 8. Arah
8a. Radial
8b. Aksial
8b1. Tersebar
8b2. Deretan Tangensial ( pendek / panjang )
D. Jari-jari
9. Jumlah
9a. Sangat jarang ( < 3 / mm )
9b. Jarang ( 4 – 5 / mm )
9c. Agak Jarang ( 6 – 7 / mm )
9d. Agak Banyak ( 8 – 10 / mm )
9e. Banyak ( 11 – 15 / mm )
9f. Sangat Banyak ( > 15 / mm )
Catatan :

6
Tallysheet Pengamatan Kayu

Nama Lokal / Perdagangan Pinus


Nama Latin

Penampang Lintang Ciri - Ciri


A. Trakea/Pembuluh / Pori
1. Pola Penyebaran
1a. Tata Baur
1b. Tata Lingkar
2. Susunan dan Gabungan
2a. Soliter
2b. Pasangan
2c. Gabungan Radial
2d. Gabungan Tangensial
3. Pengelompokan
3a. Kelompok Radial
3b. Kelompok Miring
3c. Gerombol Pori
4. Isi Sel Pembuluh
4a. Tylosis
Penampang Radial 4b. Amorf
5. Jumlah Pori per Satuan Luas ( mm2 )
5a. Sedikit ( < 5 pori )
5b. Sedang ( 5 – 10 pori )
5c. Banyak ( > 10 pori )
B. Parenkim
6. Parenkim Apotrakeal
6a. Parenkim sebar ( diffuse )
6b. Parenkim Garis Tangensial Pendek
6c. Parenkim Pita Konsentris
6d. Parenkim Pita Marginal
7. Parenkim Paratrakeal ( P.P)
7a. P.P. Sepihak
7b. P.P. Selubung
7c. P.P. Aliform
7d. P.P. Aliform Confluent
C. Saluran Interselluler/Getah/Damar
Penampang Tangensial 8. Arah
8a. Radial
8b. Aksial
8b1. Tersebar
8b2. Deretan Tangensial ( pendek / panjang )
D. Jari-jari
9. Jumlah
9a. Sangat jarang ( < 3 / mm )
9b. Jarang ( 4 – 5 / mm )
9c. Agak Jarang ( 6 – 7 / mm )
9d. Agak Banyak ( 8 – 10 / mm )
9e. Banyak ( 11 – 15 / mm )
9f. Sangat Banyak ( > 15 / mm )
Catatan :

7
Tallysheet Pengamatan Kayu

Nama Lokal / Perdagangan Douglas Fir


Nama Latin

Penampang Lintang Ciri - Ciri


A. Trakea/Pembuluh / Pori
1. Pola Penyebaran
1a. Tata Baur
1b. Tata Lingkar
2. Susunan dan Gabungan
2a. Soliter
2b. Pasangan
2c. Gabungan Radial
2d. Gabungan Tangensial
3. Pengelompokan
3a. Kelompok Radial
3b. Kelompok Miring
3c. Gerombol Pori
4. Isi Sel Pembuluh
4a. Tylosis
Penampang Radial 4b. Amorf
5. Jumlah Pori per Satuan Luas ( mm2 )
5a. Sedikit ( < 5 pori )
5b. Sedang ( 5 – 10 pori )
5c. Banyak ( > 10 pori )
B. Parenkim
6. Parenkim Apotrakeal
6a. Parenkim sebar ( diffuse )
6b. Parenkim Garis Tangensial Pendek
6c. Parenkim Pita Konsentris
6d. Parenkim Pita Marginal
7. Parenkim Paratrakeal ( P.P)
7a. P.P. Sepihak
7b. P.P. Selubung
7c. P.P. Aliform
7d. P.P. Aliform Confluent
C. Saluran Interselluler/Getah/Damar
Penampang Tangensial 8. Arah
8a. Radial
8b. Aksial
8b1. Tersebar
8b2. Deretan Tangensial ( pendek / panjang )
D. Jari-jari
9. Jumlah
9a. Sangat jarang ( < 3 / mm )
9b. Jarang ( 4 – 5 / mm )
9c. Agak Jarang ( 6 – 7 / mm )
9d. Agak Banyak ( 8 – 10 / mm )
9e. Banyak ( 11 – 15 / mm )
9f. Sangat Banyak ( > 15 / mm )
Catatan :

8
Tallysheet Pengamatan Kayu

Nama Lokal / Perdagangan Kayu / Batang Sawit


Nama Latin

Penampang Lintang Ciri - Ciri

Penampang Memanjang Ciri - Ciri

Anda mungkin juga menyukai