ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
Oleh:
NIM : 22/499422/KT/09916
FAKULTAS KEHUTANAN
YOGYAKARTA
2023
ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara ini adalah :
1. Memahami proses pembuatan sampel uji fisika, mekanis dan
kimia kayu
Kayu yang telah di potong di beri nomor secara urut dari dalam hingga
luar
Kayu yang telah di potong dan diberi nomor lalu di timbang hingga
mencapai berat konstan
Kayu yang telah di potong di beri nomor secara urut dari dalam hingga
luar
Kayu yang telah di potong dan diberi nomor lalu di timbang hingga
mencapai berat konstan
Pada saat pemotonga kayu, serbuk kayu yang dihasilkan diambil untuk
djadikan sampel
3
2 1. Arah longitudinal
2. Arah tangensial
3. Arah radial
1
3
2. Sifat Mekanika Kayu
1. Arah longitudinal
2 2. Arah tangensial
3. Arah radial
VI. PEMBAHASAN
Acara 1 (Penyiapan sampel) membahas mengenai pembuatan sampel
uji sifat kayu yaitu sifat fisika, sifat mekanika, dan sifat kimia. Dalam
pembuatannya digunakan kayu Trembesi (Samanea saman) dengan
kondisi yang segar. Sampel diambil pada 3 kedudukan aksial (bagian
pangkal, tengah, dan ujung) serta tiga kedudukan radial (dekat hati,
tengah, dan dekat kulit). Disk Kayu Trembesi (Samanea saman) yang
digunakan dalam kondisi yang sehat, tidak terserang hama maupun
penyakit, dan kondisi bentuk yang lurus atau tidak terdapat bengkokan.
Kayu Trembesi (Samanea saman) merupakan kayu yang berasal dari
pohon yang bergenus Albizia. Pohon trembesi ini dapat mencapai
ketinggian rata-rata 30 - 40 m,lingkar pohon sekitar 4,5 m dan mahkota
pohon mencapai 40 - 60 m. Bentuk batangnya tidak beraturan kadang
bengkok, menggelembung besar . Di Indonesia pohon ini biasanya
dimanfaatkan sebagai pohon pelindung, padahal pemanfaatannya bisa
lebih luas. Kayu ini bisa dikembangkan sebagai kayu industry atau
komersial yang memiliki karakteristik tekstur kayu yang lebih lembut,
terang dan kuat, sehingga dapat digunakan untuk furniture, kerajinan, dah
hiasan untuk interior rumah. (Fanny,2019)
Kayu Trembesi yang digunakan di praktikum ini memiliki luas total
640,17cm2. Dari keseluruhan luas itu sejumlah 32,36% adalah kayu teras
dan kayu gubal sejumlah 53,74%, yaitu 207,64cm2 adalah kayu teras dan
344,73 cm2 adalah kayu gubal. Sedangkan sisanya sebanyak 13,90% atau
89,13 cm2 merupakan luas kulit kayunya. Kayu tersebut dipotong dengan
gergaji mesin menjadi ukuran 2x2x2 cm dan 2x2x4 cm masing masing
sebanyak 4 untuk digunakan dalam menentukan sifat fisika yaitu pada uji
berat jenis dan kadar air pada potongan 2x2x2 cm dan uji penyusutan
dimensi pada potongan 2x2x4 cm. Praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui sifat fisika, kimia, dan mekanika kayu. Pengujian sifat fisika
kayu bertujuan untuk mengetahui kadar air yang berada dalam kayu
tersebut, penyusutan yang dialami oleh kayu tersebut dari keadaan segar
sampai kering udara hingga kering tanur. Pengujian sifat mekanika kayu
bertujuan untuk mengetahui kelengkungan yang terjadi pada kayu trembesi
tersebut.
Empulur pada disk kayu trembesi (Samanea saman) ini merupakan tipe
konsentris karena tipe konsentris yaitu xylem yang digunakan berada di
tengah dan dikelilingi oleh floem. Pada disk kayu trembesi juga tidak
memiliki retakan / growongan pada kayu gubal maupun teras, itu juga salah
satu alasan Kayu Trembesi digunakan untuk praktikum kali ini. Sifat fisika
kayu sangat spesifik karena peranan faktor dalam pada struktur kayu sangat
menentukan sifat fisika pada kayu tersebut, di samping peran lingkunan
dimana kayu tersebut berada. Dalam uji fisika yang dilakukan pada
praktikum kali ini dengan disk kayu Trembesi (Samanea saman) dengan
ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm untuk uji berat jenis dan kadar air serta 2 cm
x 2 cm x 4 cm untuk uji perubahan dimensi kayu. Adapun sifat mekanika
kayu atau sifat kekuatan kayu merupakan ukuran kemampuan dari suatu
jenis kayu dalam menahan beberapa gaya yang dikenai pada bidangnya.
Pada praktikum ini digunakan sampel kayu dengan ukuran 2 cm x 2 cm x
30 cm sedangkan Untuk pengujian sifat kimia digunakan serbuk hasil
gergajian disk kayu sebanyak 40-60 mesh. Pengujian ini untuk mengetahui
komponen kimia yang terkandung dalam kayu, meliputi karbohidrat
(selulosa dan hemiselulosa), non-karbohidrat (lignin), dan zat ekstraktif
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan:
Oka, G. Made. 2009. Analisis Rasio Antara Lebar dan Tinggi Balok
Terhadap Perilaku Lentur Kayu Kamper. Jurnal
SMARTek. Vol 7(1):24-31.
IX. LAMPIRAN