DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.Sc
Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr., Ph.D
Harry Praptoyo, S.Hut., M.P.
Fanny Hidayati, S.Hut., M.Sc., Ph.D
Oka Karyanto, S.P., M.Sc.
Greitta Kusuma Dewi, S.Hut., M.Sc.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan identifikasi kayu
adalah harus terlebih dulu mengetahui bidang-bidang pengamatan kayu. Pada waktu kita
melakukan pengamatan terhadap suatu jenis kayu untuk tujuan identifikasi, maka
pengamatan harus dilakukan pada tiga bidang kayu untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap mengenai ciri-ciri yang terdapat pada kayu tersebut.
Hal ini karena kenampakan kayu secara struktural pada satu bidang pengamatan
dengan bidang pengamatan yang lain menunjukkan adanya perbedaan. Dalam hal ini ada 3
bidang pengamatan kayu yang harus kita ketahui dalam melakukan pengamatan baik yang
makroskopis maupun mikroskopis.
Ketiga bidang pengamatan yang harus diketahui dalam melakukan proses identifikasi
kayu tersebut adalah :
3. Determinasi Kayu
a. Pengertian
adalah mengidentifikasi kayu dengan menggunakan kunci determinasi yang telah dibuat
sedemikian rupa berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada suatu jenis kayu.
b. Maksud dan Tujuan
untuk memudahkan didalam mengenali atau mengidentifikasi suatu jenis kayu.
c. Peralatan yang diperlukan
• Kunci determinasi
• Buku praktikum
• Alat tulis-menulis
d. Teknis pelaksanaan
• Mempersiapkan Kayu yang akan digunakan.
• Mempersiapkan dan mempelajari kunci determinasi kayu yang ada di lampiran
buku petunjuk ini.
• Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan sifat fisik kayu tersebut diseuaikan
dengan kunci determinasi.
• Menggambar bidang ( X ), ( T ) dan ( R ) menurut petunjuk yang ada. Menentukan
nama suatu jenis kayu yang telah diamati dengan kunci determinasi tersebut dan,
• Membuat risalah kayu menurut petunjuk yang ada dengan memperhatikan bahan-
bahan yang diberikan dalam kuliah Anatomi dan Identifikasi Kayu
C. RISALAH KAYU
(Secara Makroskopis)
LATIHAN 1
(MAKROSKOPIS)
Bahan :
1. Pasang (Quercus sundaica)
2. Jabon (Anthocephalus cadamba)
3. Pulai (Alstonia scholaris)
4. Sengon, jeungjing (Falcataria moluccana)
5. Kempas (Koompassia malaccensis)
Tujuan :
1. Kayu pasang, perhatikan :
• Melihat jari-jari besar pada penampang melintang (X)
• Perhatikan bahwa diantara jari-jari besar kayu pasang masih ada Jari-jari yang halus
yang berukuran lebih kecil.
• Adanya parenkim bentuk pita (metatrakheal) yang tidak berhubungan dengan
pembuluh dan ada juga yang paratrakeal (sekitar pembuluh).
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang dalam bans radial pada pasang.
2. Kayu jabon, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa diffus berkelompok
3. Kayu pulai, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa parenkim pita (metatrakeal)
4. Kayu sengon, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang tunggal dan sebagian ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa diffus
5. Kayu kempas, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang tunggal
• Melihat bentuk parenkim paratrakeal yang berupa aliform
• Melihat bentuk parenkim paratrakeal yang berupa konfluen
• Melihat susunan jari-jari bertingkat pada penampang tangensial kayu kempas
LATIHAN 2
Bahan :
1. Jati (Tectona grandis)
2. Weru (Albizzia procera)
3. Mahoni (Swietenia mahagoni)
4. Teraling (Tarrietia symplicifolia)
5. Damar (Agathis sp)
6. Tusam (Pines merkusii)
Tujuan :
1. Melihat susunan pori tata lingkar semu dan parenkim terminal/inisial pada jati dan
mahoni.
2. Melihat juga adanya tilosis pada jati tersebut.
3. Melihat parenkim vasisentrik dan konfluen pada weru.
4. Melihat adanya serat berpadu pada mahoni.
5. Melihat jari-jari bertingkat pada kayu teraling.
6. Pada kayu jarum (agathis dan pinus) tidak mempunyai pori-pori/pembuluh tetapi
terdapat trakheid.
7. Perhatikan pula adanya saluran damar pada tusam/pinus tersebut dan adanya
parenkim epitel
Pekerjaan :
1. Gambarlah penanpang ( X ) dan jati, mahoni, weru dan tusam.
2. Gambarlah penampang ( T ) dari teraling.
3. Buatlah risalah untuk keenam jenis kayu tersebut
LATIHAN 3
Bahan :
1. Kayu Arang, Macassar ebony (Diospiros celebica)
2. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
3. Puspa (Schima noronhae)
4. Rasamala (Altingia exelsa)
5. Sawo kecik (Manilkara kauki)
Tujuan :
1. Mengenal kayu dengan warna yang mencolok seperti Kayu Arang dan Sonokeling
2. Mengenal kayu keras seperti kayu Arang
3. Mengenal kayu dengan tekstur halus seperti Puspa, Rasamala, dan sawokecik.
4. Coba adakan Froth test untuk kayu Puspa dan Rasamala
Pekerjaan :
1. Gambarlah penampang ( X ) untuk sonokeling dan rasamala
2. Buatlah risalah untuk kelima jenis kayu tersebut
LATIHAN 4
(DETERMINASI KAYU)
Bahan :
1. Keruing (Dipterocarpus sp)
2. Kapur (Dryobalanops lanceolata)
3. Meranti (Shorea spp)
4. Merawan (Hopea)
LATIHAN 5
(MIKROSKOPIS)
Bahan :
1. Damar (Agathis sp)
2. Tusam (Pious merkusii)
3. Sengon, jeungjing (Falcataria moluccana)
4. Jati (Tectona grandis)
5. Kapur (Dryobalanops lanceolata)
6. Meranti (Shorea spp)
7. Balsa (Ochroma sp)
Tujuan :
1. Mengenal dan dapat membedakan penampang transversal, radial dan tangensial kayu
secara mikroskopis
2. Mengenal unsur-unsur sel penyusun kayu secara mikroskopis
3. Mengetahui perbedaan bentuk (kenampakan) sel penyusun kayu pada tiga
penampang kayu
Tujuan :
1. Mengetahui cara pengamatan preparat dengan digital mikroskop
2. Mengetahui cara pengukuran proporsi dan dimensi sel kayu secara digital
Bahan :
1. Preparat irisan kayu (mikrotom)
2. Preparat Maserasi
Alat :
1. PC
2. Mikroskop digital
3. Software Image Pro
Pekerjaan :
1. Pengambilan Gambar Digital
a. Mengaktifkan computer dan mikroskop (kamera mikroskop)
b. Mengaktifkan software pengontrol mikroskop
c. Meletakkan preparat yang diinginkan pada papan objek
d. Mengatur perbesaran dan focus mikroskop
e. Mengatur setting pengambilan gambar
f. Pengambilan gambar
g. Simpan gambar pada folder yang diinginkan