Anda di halaman 1dari 14

PETUNJUK PRAKTIKUM

ANATOMI DAN IDENTIFIKASI KAYU

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.Sc
Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr., Ph.D
Harry Praptoyo, S.Hut., M.P.
Fanny Hidayati, S.Hut., M.Sc., Ph.D
Oka Karyanto, S.P., M.Sc.
Greitta Kusuma Dewi, S.Hut., M.Sc.

LABORATORIUM SIFAT DASAR KAYU


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
A. BIDANG PENGAMATAN KAYU

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan kegiatan identifikasi kayu
adalah harus terlebih dulu mengetahui bidang-bidang pengamatan kayu. Pada waktu kita
melakukan pengamatan terhadap suatu jenis kayu untuk tujuan identifikasi, maka
pengamatan harus dilakukan pada tiga bidang kayu untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap mengenai ciri-ciri yang terdapat pada kayu tersebut.
Hal ini karena kenampakan kayu secara struktural pada satu bidang pengamatan
dengan bidang pengamatan yang lain menunjukkan adanya perbedaan. Dalam hal ini ada 3
bidang pengamatan kayu yang harus kita ketahui dalam melakukan pengamatan baik yang
makroskopis maupun mikroskopis.
Ketiga bidang pengamatan yang harus diketahui dalam melakukan proses identifikasi
kayu tersebut adalah :

1. Bidang Transversal (X)


Yaitu bidang yang tampak, apabila sepotong kayu dipotong secara melintang/tegak lurus
sumbu pohon
Ciri-ciri bidang ini, antara lain :
• Tegak lurus sumbu pohon
• Adanya pori (pada kayu keras)
Yang dinamakan pori, adalah kenampakan set pembuluh pada penampang melintang
batang.
• Adanya lingkaran tahun
Adanya kenampkan jari-jari kayu berupa pita-pita halus berwama putih yang berjajar-
jajar.
2. Bidang Radial (R)
Yaitu bidang yang tampak, bila sepotong kayu dipotong searah/sejajar dengan jari-jari kayu
Ciri-ciri bidang ini antara lain
• Sejajar terhadap sumbu pohon
• Sejajar dengan arah jari-jari kayu
3. Bidang Tangensial (T)
Yaitu bidang yang tampak, bila sepotong kayu dikelupas kulitnya, namun dalam praktek
yang dimaksud dengan bidang tangensial adalah merupakan talibusur dari sebagian
Iingkaran keliling kayu.
Ciri-ciri bidang ini antara lain :
• Sejajar terhadap sumbu pohon
• Tegak lurus terhadap arah jari-jari kayu

B. METODE IDENTIFIKASI KAYU

Identifikasi Kayu adalah kegiatan praktek untuk melakukan pengamatan secara


seksama terhadap bagian-bagian dari tumbuhan berkayu yang berguna sebagai ciri identitas
untuk mengenali suatu jenis kayu. Bagian-bagian dari kayu yang diamati dapat dibedakan
dalam dua bagian yaitu :
1. Ciri-ciri struktur daripada unsur penyusun kayu
2. Sifat-sifat fisik dari kayu tersebut.
Dari hasil pengamatan pada setiap bagian tersebut diharapkan kita dapat mencari suatu
ciri pengenal yang khas dari bagian kayu tersebut. Selain ciri khas kita juga harus mengamati
sifat fisik yang khas dan kayu tersebut, dimana ciri dan sifat yang khas tersebut bisa
digunakan untuk melakukan kegiatan identifikasi kayu.
Pada praktikum bagian anatomi kayu akan diperkenalkan beberapa metode identifikasi
kayu yang bisa dilakukan untuk mengenali dan menentukan suatu jenis kayu. Praktikum ini
dimaksudkan untuk mengetahui dan mengenal beberapa teknik mengidentifikasi kayu yang
dapat digunakan untuk membedakan antara jenis kayu yang satu dengan yang lain. Metode
atau cara yang digunakan untuk mengidentifikasi kayu ada 3 cara yaitu
1. Identifikasi kayu secara makroskopis.
2. Identifikasi kayu secara mikroskopis.
3. Determinasi kayu.
Ketiga metode/cara di atas mempunyai maksud yang intinya kurang lebih sama yaitu
bagaimana cara mengenali suatu jenis kayu dengan memperhatikan ciri-ciri yang terdapat
pada kayu tersebut. Adapun yang membedakan hanyalah didalam teknik pelaksanaannya
dan peralatan yang digunakan.
Berikut ini akan dijelaskan secara lanjut mengenai identifikasi kayu secara makroskopis,
secara mikroskopis dan determinasi kayu.
1. Identifikasi kayu secara makroskopis
a. Pengertian
adalah kegiatan mengidentifikasi yang dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung dengan menggunakan mata biasa atau loupe (perbesaran 10x atau 12x)
terhadap ciri-ciri suatu jenis kayu balk strukturnya maupun sifat fisiknya.
b. Maksud dan Tujuan
Untuk mengenali ciri-ciri kayu perdagangan yang panting sehingga dapat segera
membedakan jenis-jenis kayu tersebut dalam praktek.
c. Peralatan yang diperlukan
• Contoh kayu
• Loupe 10 -12 kali
• Pisau tajam
• Buku praktikum
• Alat tulis-menulis
d. Teknis pelaksanaan
• Membuat irisan melintang, tangensial dan radial. Dalam membuat irisan melintang
harus diusahakan supaya irisan tersebut sehalus mungkin, dengan cara membuat
sekali iris dengan pisau yang tajam. Pisau yang tumpul akan menimbulkan
goresan-goresan pada bidang irisan sehingga akan menggannggu bidang
pengamatan (bisa dikira parenkim). Agar lebih jelas, bidang irisan bisa dibasahi
dengan air.
• Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat fisik kayu dengan mata
atau loupe.
• Menggambar bidang ( X ), ( T ) dan ( R ) menurut petunjuk yang ada dan,
• Membuat risalah kayu menurut petunjuk yang ada dengan memperhatikan bahan-
bahan yang diberikan dalam kuliah Anatomi dan Identifikasi Kayu

2. Identifikasi kayu secara mikroskopis


a. Pengertian
adalah kegiatan mengidentifikasi kayu yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop
terhadap ciri-ciri struktur dan anatomi kayu.
b. Maksud dan Tujuan
• Untuk membedakan jenis-jenis kayu secara Iebih teliti.
• Untuk mengetahui dan mengenali bentuk-bentuk serta macam-macam unsur
penyusun kayu.
c. Peralatan yang diperlukan
• Preparat awetan
• Mikroskop
• Buku praktikum
• Alat tulis-menulis
d. Teknis pelaksanaan
• Mempersiapkan preparat awetan yang kan digunakan.
• Mempersiapkan mikroskop.
• Pengamatan terhadap ciri-ciri struktur dan anatomi kayu dilakukan dengan melihat
preparat awetan pada mikroskop.
• Menggambar bidang ( X ), ( T ) dan ( R ) menurut petunjuk yang ada dan,
• Membuat risalah kayu menurut petunjuk yang ada dengan memperhatikan bahan-
bahan yang diberikan dalarn kuliah Anatomi dan Identifikasi Kayu

3. Determinasi Kayu
a. Pengertian
adalah mengidentifikasi kayu dengan menggunakan kunci determinasi yang telah dibuat
sedemikian rupa berdasarkan ciri-ciri yang terdapat pada suatu jenis kayu.
b. Maksud dan Tujuan
untuk memudahkan didalam mengenali atau mengidentifikasi suatu jenis kayu.
c. Peralatan yang diperlukan
• Kunci determinasi
• Buku praktikum
• Alat tulis-menulis
d. Teknis pelaksanaan
• Mempersiapkan Kayu yang akan digunakan.
• Mempersiapkan dan mempelajari kunci determinasi kayu yang ada di lampiran
buku petunjuk ini.
• Melakukan pengamatan terhadap ciri-ciri dan sifat fisik kayu tersebut diseuaikan
dengan kunci determinasi.
• Menggambar bidang ( X ), ( T ) dan ( R ) menurut petunjuk yang ada. Menentukan
nama suatu jenis kayu yang telah diamati dengan kunci determinasi tersebut dan,
• Membuat risalah kayu menurut petunjuk yang ada dengan memperhatikan bahan-
bahan yang diberikan dalam kuliah Anatomi dan Identifikasi Kayu
C. RISALAH KAYU
(Secara Makroskopis)

1. Nama kayu : (nama perdagangan dan nama latin)


2. Ciri-ciri struktur kayu :
• Lingkaran tahun : ada atau tidak, dan disebabkan oleh apa ?
• Pembuluh kayu : sebutkan penyebarannya, ada isinya atau tidak ?
• Parenkim : sebutkan bentuk dan penyebarannya.
• Jari-jari kayu : jelaskan apa yang terlihat (bertingkat atau tidak,
mempunyai dua macam ukuran atau tidak)
• Tekstur : halus, sedang, kasar
• Serat : lurus, miring, berpadu
• Saluran damar, getah : ada atau tidak.
3. Sifat-sifat phisik
• Warna : khas atau tidak
• Bau : harum, tidak berbau atau khas
• Berat : ringan, sedang, berat
• Keras : lunak, sedang, keras
• Kilap : kilap, suram
• Kesan raba : licin, berminyak
4. Penggunaan : bangunan, veneer, kotak pembungkus, pertukangan dan lain-lain.

LATIHAN 1
(MAKROSKOPIS)

Bahan :
1. Pasang (Quercus sundaica)
2. Jabon (Anthocephalus cadamba)
3. Pulai (Alstonia scholaris)
4. Sengon, jeungjing (Falcataria moluccana)
5. Kempas (Koompassia malaccensis)
Tujuan :
1. Kayu pasang, perhatikan :
• Melihat jari-jari besar pada penampang melintang (X)
• Perhatikan bahwa diantara jari-jari besar kayu pasang masih ada Jari-jari yang halus
yang berukuran lebih kecil.
• Adanya parenkim bentuk pita (metatrakheal) yang tidak berhubungan dengan
pembuluh dan ada juga yang paratrakeal (sekitar pembuluh).
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang dalam bans radial pada pasang.
2. Kayu jabon, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa diffus berkelompok
3. Kayu pulai, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa parenkim pita (metatrakeal)
4. Kayu sengon, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang tunggal dan sebagian ganda radial
• Melihat bentuk parenkim apotrakeal yang berupa diffus
5. Kayu kempas, perhatikan :
• Melihat penyebaran pembuluh yang lebih kurang tunggal
• Melihat bentuk parenkim paratrakeal yang berupa aliform
• Melihat bentuk parenkim paratrakeal yang berupa konfluen
• Melihat susunan jari-jari bertingkat pada penampang tangensial kayu kempas

LATIHAN 2

Bahan :
1. Jati (Tectona grandis)
2. Weru (Albizzia procera)
3. Mahoni (Swietenia mahagoni)
4. Teraling (Tarrietia symplicifolia)
5. Damar (Agathis sp)
6. Tusam (Pines merkusii)
Tujuan :
1. Melihat susunan pori tata lingkar semu dan parenkim terminal/inisial pada jati dan
mahoni.
2. Melihat juga adanya tilosis pada jati tersebut.
3. Melihat parenkim vasisentrik dan konfluen pada weru.
4. Melihat adanya serat berpadu pada mahoni.
5. Melihat jari-jari bertingkat pada kayu teraling.
6. Pada kayu jarum (agathis dan pinus) tidak mempunyai pori-pori/pembuluh tetapi
terdapat trakheid.
7. Perhatikan pula adanya saluran damar pada tusam/pinus tersebut dan adanya
parenkim epitel
Pekerjaan :
1. Gambarlah penanpang ( X ) dan jati, mahoni, weru dan tusam.
2. Gambarlah penampang ( T ) dari teraling.
3. Buatlah risalah untuk keenam jenis kayu tersebut

LATIHAN 3

Bahan :
1. Kayu Arang, Macassar ebony (Diospiros celebica)
2. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
3. Puspa (Schima noronhae)
4. Rasamala (Altingia exelsa)
5. Sawo kecik (Manilkara kauki)
Tujuan :
1. Mengenal kayu dengan warna yang mencolok seperti Kayu Arang dan Sonokeling
2. Mengenal kayu keras seperti kayu Arang
3. Mengenal kayu dengan tekstur halus seperti Puspa, Rasamala, dan sawokecik.
4. Coba adakan Froth test untuk kayu Puspa dan Rasamala
Pekerjaan :
1. Gambarlah penampang ( X ) untuk sonokeling dan rasamala
2. Buatlah risalah untuk kelima jenis kayu tersebut

LATIHAN 4
(DETERMINASI KAYU)

Bahan :
1. Keruing (Dipterocarpus sp)
2. Kapur (Dryobalanops lanceolata)
3. Meranti (Shorea spp)
4. Merawan (Hopea)

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1. Mengenali secara seksama terhadap jenis kayu dari famili Dipterocarpaceae.
2. Memperhatikan ciri-ciri khusus yang terdapat pada famili kayu ini, yang berupa saluran
damar
3. Perhatikan beda saluran damar dengan sel pembuluh, terutama dari ukuran
diameternya, isinya dan bentuk penyebarannya
Pekerjaan :
1. Mengidentifikasi kayu dari famili ini dengan menggunakan kunci determinasi
2. Merisalah kayu untuk saluran damarnya, parenkimnya wamanya berat dan
penggunaannya kunci determinasi.

LATIHAN 5
(MIKROSKOPIS)

Bahan :
1. Damar (Agathis sp)
2. Tusam (Pious merkusii)
3. Sengon, jeungjing (Falcataria moluccana)
4. Jati (Tectona grandis)
5. Kapur (Dryobalanops lanceolata)
6. Meranti (Shorea spp)
7. Balsa (Ochroma sp)
Tujuan :
1. Mengenal dan dapat membedakan penampang transversal, radial dan tangensial kayu
secara mikroskopis
2. Mengenal unsur-unsur sel penyusun kayu secara mikroskopis
3. Mengetahui perbedaan bentuk (kenampakan) sel penyusun kayu pada tiga
penampang kayu

Hal-Hal yang harus diperhatikan


1. Pembuluh Kayu
• Bagaimana bentuknya?
• Bagaimana perforasi dinding akhirnya?
• Adakah tilosis atau endapan lain?
2. Parenkim
• Apakah ada parenkim beruas atau bentuk kumparan?
• Apa bedanya dengan sel serabut/trakeid?
3. Serabut
• Apa cirinya sel serabut? Bagaimana kenampakannya pada tiga penampang kayu?
• Apakah ada serabut sel kristal?
4. Jari-Jari
• Apa cirinya sel jari-jari? Bagaimana kenampakannya pada tiga penampang kayu?
• Apakah jari-jari tersebut homogen atau heterogen?
• Pada penampang apa kita dapat mehgetahui seri jari-jari?
• Berseri berapakah jari-jari tersebut?
• Adakah jari-jari bentuk kumparan? (Mengandung saluran damar)
• Apakah jari-jari mengandung sel minyak?
5. Saluran damar
• Adakah saluran damar longitudinal?
• Apa bedanya dengan sel pembuluh?
• Parenkim apakah yang mengelilingi saluran damar?

6. Lakukan pengamatan terhadap ciri-ciri mikroskopis dari kayu:


• Damar : Adanya trabeculae dan bentuk-bentuk noktah :
• Pinus : Adanya saluran damar, parenkim epitel
• Sengon : Adanya serabut sel kristal
• Jati : Adanya parenkim inisial dan serabut beruas
• Meranti merah : Adanya jari-jari heterogen, parenkim vasisentrik
• Kapur : Adanya saluran damar (bedakan dengan sel pembuluh),
parenkim epitel
• Balsa : Adanya jari-jari heterogen, parenkim diffus, pembuluh ganda
radial
LATIHAN 6
PENGAMATAN DAN PENGUKURAN SEL KAYU

Tujuan :
1. Mengetahui cara pengamatan preparat dengan digital mikroskop
2. Mengetahui cara pengukuran proporsi dan dimensi sel kayu secara digital

Bahan :
1. Preparat irisan kayu (mikrotom)
2. Preparat Maserasi

Alat :
1. PC
2. Mikroskop digital
3. Software Image Pro

Pekerjaan :
1. Pengambilan Gambar Digital
a. Mengaktifkan computer dan mikroskop (kamera mikroskop)
b. Mengaktifkan software pengontrol mikroskop
c. Meletakkan preparat yang diinginkan pada papan objek
d. Mengatur perbesaran dan focus mikroskop
e. Mengatur setting pengambilan gambar
f. Pengambilan gambar
g. Simpan gambar pada folder yang diinginkan

2. Pengukuran Dimensi Sel Kayu


Pengukuran dimensi sel kayu meliputi panjang serat, diameter serat, diameter lumen
dan tebal dinding sel.
a. Pengukuran Panjang Serat
Pengukuran panjang serat ini menggunakan preparat maserasi dengan
perbesaran objektif 4x, adapun langkah selanjutnya adalah :
1) Aktifkan software Image Pro plus
2) Klik open file untuk membuka file yang diinginkan
3) Lakukan kalibrasi gambar dengan memilih menu “measure” > klik “calibration”
> klik “ spatial calibration” > klik “new” > klik “image”
4) Lakukan penyesuaian garis kalibrasi dengan skala foto (zoom jika perlu)
5) Klik “OK” selanjutnya klik “OK” juga pada jendela spatial calibration
6) Klik menu measure > klik “measurement”. Pada jendela ini, pilihlah feature
yang anda inginkan untuk mengukur (misalnya panjang garis lurus maka klik
icon garis lurus).
7) Lakukan pengukuran sesuai banyaknya sample
8) Setting excel destination folder
9) Export data ke excel
10) Lakukan penyimpanan

b. Pengukuran Diameter sel, Diameter Lumen dan Tebal dinding sel :


Pengukuran Diameter sel, Diameter Lumen dan Tebal dinding sel menggunakan
preparat irisan mokrotom dengan perbesaran obyektif 100 x. Adapun langkah-
langkah yang digunakan ialah :
1) Aktifkan software Image Pro plus
2) Klik open file untuk membuka file yang diinginkan
3) Lakukan kalibrasi gambar dengan memilih menu measure > klik “calibration”
> klik “ spatial calibration” > klik “new” > klik “image”
4) Lakukan penyesuaian garis kalibrasi dengan skala foto (zoom jika perlu)
5) Klik “OK” selanjutnya klik “OK” juga pada jendela spatial calibration
6) Klik menu measure > klik “measurement”. Pada jendela ini, pilihlah feature
yang anda inginkan untuk mengukur (misalnya panjang garis lurus maka klik
icon garis lurus).
7) Lakukan pengukuran sesuai dengan parameter yang diinginkan dan
banyaknya sampel
8) Setting excel destination folder
9) Export data ke excel
10) Lakukan penyimpanan

c. Pengukuran Proporsi Sel Kayu :


Cara penentuan proporsi sel menggunakan preparat irisan mikrotom dengan
perbesaran obyektif 10 x. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Aktifkan software Image pro plus
2) Pilih menu File klik “open” untuk memilih file yang akan diukur
3) Klik “ process” > klik “grid mask”
4) Pada jendela grid mask lakukan setting terhadap metode pengukuran yang
diinginkan. Misalkan dengan metode dot grid, maka lakukan langkah sebagai
berikut :
5) Klik “point” pada menu object , klik orthogonal pada menu layout , klik Apply
6) Setelah klik “Apply” akan muncul dot grid pada gambar. Lakukan setting
pada gambar, terutama intensitas dan bentuk dot grid
7) Lanjutkan dengan klik measure >klik manual tag >klik classes. Lakukan
pengisian terhadap classes yang diinginkan (pembuluh, parenkim, serabut)
8) Klik tag point . Maka akan muncul classes yang dimasukkan sebelumnya.
Lakukan pemilihan (klik) pada gambar preparat, pada bagian mana sel-sel
tersebut masuk dalam classes tertentu.
9) Setting excel destination folder
10) Export data ke excel
11) Lakukan penyimpanan
KUNCI DETERMINASI UNTUK DIPTEROCARPACEAE

1. Saluran damar Sebagian besar berdiri sendiri-seendiri dan/atau dalam berisi


pendek 2 – 5 disampingnya kadang-kadang terdapat baris-baris yang lebih panjang 2
2. b. Tidak demikian ……………………………………………………………………………… 5
a. pembuluh maksimal 200 µ. Jika ada, parenkim kurang lebih diffus. Jari-jari cukup
lebar. Saluran damar Sebagian besar berdiri sendiri-sendiri ………………………….. 3
b. Tidak demikian ……………………………………………………………………………… 4
3 a. Pori maksimal 16/mm2. Giyam (Vatica dan Colylolobium)
b. Pori sedikitnya 18/mm2. Resek (Vatica)
4. a. Kayu Kuning atau kekuning-kuningan. Saluran damar sebagian besar berdiri
sendiri-sendiri, disamping itu juga kadang-kadang dalam baris-baris panjang.
Keruing (Dipterocarpus)
5. a. Pembuluh kurang lebih tunggal. Kayu berwarna merah atau merah kelabu ………… 6
b. Tidak demikian …………………………………………………………………………….. 7
6. a. Berat jenis lebih dari 0,60. Kamper (Dryobalanops)
b. Berat jenis maksimal 0,60. Sintok (Dryobalanops)
7. a. Berat jenis sedikitnya 0,80. Pembuluh dan atau jari-jari pada (r) agak jelas. Kayu
tidak menyolok, merah coklat dan tidak ada lelehan damar cair. Balau (Hopea dan
Shorea)
b Tidak demikian …………………………………………………………………………….. 8
8. a. Berat jenis sedikitnya 0,90. Balau (Hopea dan Shorea)
b. Berat jenis kurang dari 0,95 ……………………………………………………………… 9
9. a. Kayu merah jambu/merah muda, tidak sama kuning : merah kelabu, coklat merah,
coklat kelabu atau merah coklat …………………………………………………………. 10
b. Tidak demikian …………………………………………………………………………….. 12
10. a. Kayu merah coklat atau coklat merah. Damar meleleh, berwarna tua. Belangeran
(Shorea belangeran)
b. Tidak demikian …………………………………………………………………………….. 11
11 a. Berat jenis sedikitnya 0,60. Meranti merah berat (Shorea)
b. Berat jenis kurang dari 0,60. Meranti merah ringan (Shorea)
12. a. Pori-pori rata-rata kurang dari 9/mm2 …………………………………………………… 13
13 b. Pori-pori rata-rata sedikitnya 9/mm2. Serat halus atau cukup halus. Merawan
(Hopea)
a. Banyak tilosis dan parenkim tersebar diffuse. Kedawang (Isoptera)
b. Tidak demikian …………………………………………………………………………….. 14
14 a. Parenkim paratrakeal pada kebanyakan pembuluh bersambung dengan parenkim
diffuse, atau pita-pita pendek parenkim metatrakeal. Jika tidak demikian, jari-jari
cukup lebar …………………………………………………………………………………. 15
b. Parenkim paratrakeal hanya pada beberapa pembuluh bersambung dengan
parenkim diffuse, atau pita-pita pendek parenkim metatrakeal. Jari-jari sempit.
Cengal (Hopea)
15. a. Kayu pad (X) yang baru berwarna merah jambu. Pori-pori penyebarannya tak
teratur. Meranti Putih, tipe damar buah (Shorea)

Anda mungkin juga menyukai