Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SIFAT- SIFAT DASAR KAYU

ACARA 2

“PENGAMATAN STRUKTUR MAKROSKOPIK KAYU”

Disusun Oleh :

Nama : Mutiara Ramadina


NPM : E1B021028
Shift : Jum’at (08.00-10.00 WIB)
Kelompok : 2 (Dua)
Dosen : 1. Dr. Ir. Nani Nuriyatin, M.Si
: 2. Prof. Ir. Ridwan Yahya, M.Sc., Ph.D
Co-Ass : 1. Yoandha Audritama Ihza Kesuma (E1B020008)
2. Eden Lewis Genola Pasaribu (E1B020037)
3. Rima Kelpeba Sinaga (E1B020041)
4. Pebrina Zeli Panjaitan (E1B020055)

LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB 1

PENDAHULUAN
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan).Kayu digunakan untuk berbagai keperluan,
mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,
rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi.Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat
akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Tumbuhan berkayu dapat dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan ada
tidaknya pori pada tumbuhan tersebut, yaitu kayu daun lebar (hardwood) dan kayu daun
jarum (softwood). Istilah hardwood dan softwood ini tidak menginterpretasi secara
langsung kekuatan dari kayu tersebut. Bukan berarti hardwood merupakan jenis kayu
yang kuat dan bukan pula softwood berarti jenis kayu yang lunak. Golongan tumbuhan
yang termasuk kayu daun jarum adalah Gymnospermae, yakni tumbuhan berbiji terbuka
(konifer), biasanya dicirikan dengan warna daunnya yang selalu hijau, bentuk tajuknya
yang kerucut dan bentuk batang yang silindris. Sedangkan golongan tumbuhan yang
termasuk kayu daun lebar adalah Angiospermae yakni tumbuhan berbiji tertutup,
biasanya dicirikan dengan bentuk tajuk yang melebar dan banyaknya cabang-cabang
pohon.
Kayu memiliki ciri makroskopis dan mikroskopis.Ciri makroskopis kayu adalah
ciri kayu yang dapat dilihat langsung secara kasat mata atau dengan bantuan lup pada
bidang anisotropiknya. Ciri makroskopis kayu meliputi bau, warna, tekstur, kilap dan
lain-lain, sementara ciri mikroskopis adalah ciri kayu yang hanya dapat diketahui dengan
bantuan mikroskop saja yang meliputi susunan pori, parenkim, saluran resin, dan lain-
lain.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur makroskopis kayu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Sifat struktur/mikroskopik adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu yaitu, kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali.
Sifat makroskopik kayu dapat di identifikasikan dari beberapa hal, yaitu warna
kayu , tekstur, arah serat, corak, berat, kesan raba, lingkaran tumbuh dan bau
(Haygreen dan Bowyer 1996).
Perbedaan tekstur pada berbagai jenis kayu disebabkan oleh adanya variasi
tekstur sel dan ukuran sel penyusun masing-masing kayu berbeda. Kayu yang memiliki
pori besar kemungkinan memiliki tekstur yang kasar sedangkan kayu yang berpori kecil
memiliki tekstur yang halus (Dumanauw, 1990).
Tekstur sering digunakan secara umum menyatakan semua sel kayu yang
terpisahkan dalam proses pembuatan pulp. Namun dalam konteks morfologi kayu istilah
tekstur adalah xylem kayu teraspanjang meruncing dan biasa berdinding tebal
(Haygreen dan Bowyer 1996).
Kekerasan atau kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam
menentukan sifat fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya ditentukan oleh
banyak tidaknya zat dinding sel dalam kayu. Kayu keras biasanya dihasilkan dari kayu
daun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau atau musim gugur
sedangkan kayu daun jarum menghasilkan kayu lunak. Dalam pembagian antara kayu
daun lebar dan kayu daun jarum didasarkan atas ada tidaknya pembuluh (Sjostrom,
1995).
Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang dapat memantulkan cahaya
dimana kilap kayu bergantung pada sudut datangnya sinar yang mengenai permukaan
kayu dan juga tergantung pada tipe sel yang menyusun permukaan kayu. Kayu berkadar
ekstraktif lebih berkilap dari pada yang berkadar ekstraktif tinggi.
Arah serat adalah arah sejajar sumbu batang yang sebagian besar serat kayunya
meruncing dan panjang. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-lur yang terdapat pada
permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus jika arah sel-selnya melintang atau
membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, maka kayu tersebut dikatakan serat
moncong (Dumanauw, 1990).
Kesan raba adalah kesan yang kita peroleh saat kita meraba permukaan suatu
kayu tertentu. Ada kayu yang bila diraba terasa kasar, licin dan sebagainya. Kesan raba
yang berbeda-beda tersebut untuk setiap jenis kayu tergantung dari tekstur kayu, besra
kecilnya air dan dikandung serta kadar zat ekstraktif yang terdapat pada kayu
(Dumanauw, 1990).
Kekerasan kayu adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau suatu lekukkan. Kekerasan kayu dan kelunakkan kayu merupakan petunjuk
penting dalam menentukan sifat fisik kayu terutama tergantung pada banyaknya zat
dinding sel (Fengel dan Wegener 1983).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Jumat (08.00-10.00 WIB)

Tempat : Laboratorium Kehutanan Universitas Bengkulu

3.2 Alat dan Bahan

 Kamera
 Alat tulis
 4 sampel kayu

3.3 Cara Kerja

Untuk mengamati stuktur makroskopis:

1. Warna Kayu, Pengamatan dilakukan dengan melihat permukaan batang kayu


2. Tekstur Pengamatan tekstur kayu dilakukan dengan mengamati tekstur kayu
pada permukaan sampel kayu.
3. Pengamatan kondisi serat kayu dilakukan dengan mengamati arah serat pada
permukaan sampel kayu.
4. Kilap Kayu, Pengamatan kilap kayu dilakukan dengan mengamati permukaan
sampel kayu.
5. Kesan Raba, Pengamatan kesan raba kayu dilakukan dengan cara meraba
bagian permukaan sampel kayu
6. Bau, Pengamatan dilakukan dengan mencium aroma kayu
7. Kekerasan, Pengamatan kekerasan kayu dilakukan dengan cara menekan
sampel kayu dengan menggunakan kuku.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

No Jenis Kayu Sifat Makroskopis


1 Tectona Grandis Warna : Agak gelap
(Jati) Bau : Aroma terapi
Kesan raba : licin

Kekerasan :Agak Keras


Tekstur : halus
Arah serat : Lurus (sejajar sumbu)
2 Alstonia Scholaris Warna : Terang
(Pulai) Bau : Aromatik
Kesan raba : licin

Kekerasan :Lembut
Tekstur : Agak kasar
Arah serat : Lurus (sejajar sumbu)
3 Instia Warna : Gelap
(Merbau) Bau : Tidak Spesifik
Kesan raba : licin

Kekerasan : Keras
Tekstur : Agak Keras
Arah serat : Lurus (sejajar sumbu)
4 Peronema Canesceus Warna : Agak gelap(kuning kecoklatan)
(Sungkai) Bau : Tidak Spesifik
Kesan raba : licin

Kekerasan :Kekerasan
Tekstur : halus
Arah serat : Lurus Agak bergelombang
4.2 Pembahasan

Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau
sifatmakroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis).
Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari
padasifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu
jeniskayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya,
akanlebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-
sama,karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.

Sifat-sifat kayu yangtermasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :

a. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras, b. tekstur, yaitu
penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
b. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
c. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
d. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
e. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
f. lingkaran tumbuh,
g. bau, dan sebagainya

Dari praktikum yang dilakukan di dapat sifat anatomi atau struktur 4 kayu sampel
yaitu Kayu Jati, Kayu Sungkai, Kayu Pulai dan Kayu Merbau pada perbesaran loupe
dengan 10 kali perbesaran antara lain yaitu :

Dari hasil pengamatan di dapat struktur kayu Jati memiliki : ciri-ciri struktur
kayu Jati adalah terdapat lingkaran tahun yang sangat jelas, memiliki pembuluh tata
lingkar semu, tekstur kayu kasar, dan memiliki serat yang lurus. Sifat-sifat fisik kayu
jati adalah wama yang khas, bau yang harum,memiliki berat yang tergolong berat dan
keras, kayunya kilap dan kesan raba yang licin. Penggunaannya adalah sebagai bahan
bangunan, mebel, papan dinding, lantai, tiang listrik, telepon perkapalan, patung,
ukiran dan kerajinan tangan.
Kayu Sungkai memiliki ciri struktur antara lain, tekstur kayu halus dan
terdapat serat yang lurus agak bergelombang. Sifat-sifat fisik kayu sungkai antara lain
adalah memiliki wama yang agak gelap atau kecoklatan, tidak berbau apabila dicium,
termasuk berat yang ringan, dan memiliki kesan raba agak halus, dan jika
diperhatikan kayu sungkai terlihat kilap dan terasa licin apabila dipegang.

Struktur kayu Pulai yaitu, tidak terdapat lingkaran tahun, terlihat


pembuluh atu pori- pori dengan penyebaran tunggal, ganda radial dan baris radial
yang tidak terlihat isi pada pembuluhnya karena hanya bisa dilihat melalui
mikroskop, tidak terlihat jari-jari kayu, memiliki tekstur kasar dan serat yang terlihat
berpadu. Sifat fisik kayu pulai adalah kayunya memiliki warna yang tidak khas, bau
yang harum apabila dicium, berat yang tergolong ringan, temasuk kayu lunak,
kilapnya agak seram, dan kesan rabanya licin. Kayu ini biasanya digunakan untuk
membuat peti, korek api, cetakan beton, barang kerajinan seperti wayang golek dan
topeng.

Ciri-ciri strutur kayu Merbau adalah, tektur agak kasar, dan serat berpadu.
Sedangkan sifat-sifat fisik kayu weru antara lain: memiliki warna yang gelap, dan
tidak berbau, termasuk kayu keras dan kesan kilap yang begitu mengkilap,dan kesan
raba licin.
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. a).Kayu pulai terlihat lingkaran tahunnya di bidang


lateral,dengan pembuluh gandaradial dan parenkim apotrakeal.
Pada bidang radial dan transversal memiliri arah seratkayu lurus.

b). Kayu jati memiliki lingkar tahun dan pembuluh


tipe melingkar semu denganparenkim inisial di bidang
transversal.Sedangkan untuk bidang radial dan tangensialserat kayunya
lurus.

2. Dari praktikum yang dilakukan bagian,bagian yang terdapat


didalam kayu dapatterlihat lingkaran tahun,parenkim,pembuluh, dan
serat kayu.

5.2 Saran

Pada praktikum sifat makroskopis kayu ini, penjelasan dari asisten


pembimbing sangat jelas namun hasil yang didapatkan sebagian besar
kurang akurat, hal ini terjadi karena alat-alat yang tersedia sangat minim.
Selain itu, ruangan yang digunakan untuk praktikum ini sangat sempit
dan panas
DAFTAR PUSTAKA
Dumanauw, J.F. 1993. Mengenal Kayu. Pendidikan Industri Kayu
Atas.Semarang. Kansius.
Fengel dan Wegener 1983. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar
(Terjemahan Sutjipto)
Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1989. Forest Products and
WoodScience. Lowa State University Press / Ames. 213-226 p

Http://trismusatriadi.blogspot.com/2009/05/html kadar-air-kayu.
Makassar.Diakses pada hari kamis, pukul 01.54 WITA
Sjostrom. E. 1995. Kimia Kayu, Fakultas Kehhutanan Universitas Hasanuddin
Makasar.
LAMPIRAN

PULAI DAN JATI

MERBAU DAN
SUNGKAI

Anda mungkin juga menyukai