Anda di halaman 1dari 28

MENGENAL KARAKTERISTIK KAYU

Oleh : Bambang Wijanarko,S.Pd,MT


Widyaiswara PPPPTK BOE Malang – Departemen Bangunan

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta


ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi, lemari), bahan bangunan (pintu,
jendela, rangka atap), bahan kertas, kerajinan dan banyak lagi.
Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada
dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi
kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi
penanganan.
Pengenalan Kayu
Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan
memeriksa sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada
umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti
penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan
sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian,
moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan
sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona
grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu
tersebut diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat
dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat
dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat
anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana
antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam
penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat
makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat
struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau
makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu. Namun untuk
mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini
dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan
sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam
sifat kasar antara lain adalah :
Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
1. Tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
2. Arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
3. Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
4. Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
5. Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
6. Lingkaran tumbuh,
7. Bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan
mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10
kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
1. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah
longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat
sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun
besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran,
jumlah dan bidang perforasi).
2. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu
bata dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih
cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan
berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu
parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak
berhubungan dengan pori).
3. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis
yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna
sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan
keseragaman ukurannya.
4. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang
berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada
pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu,
misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain
meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus
spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya,
saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah
longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang
lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler
aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu
dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
5. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan
bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap
jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung
(Dyera spp.)
6. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan
biasanya terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu
dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti
kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
7. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang
terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam
tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang
sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona
grandis) dan api-api (Avicennia spp).

Apabila
dengan cara
Terdapat perbedaan yang tersebut
mendasar antara sifat struktur kayu belum dapat
daun lebar dan sifat struktur kayu daun ditetapkan
jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak jenis kayuny
mempunyai pori-pori kayu seperti a, maka
halnya kayu-kayu daun lebar. terhadap
kayu
Untuk menentukan jenis sepotong tersebut
kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan
dilakukan adalah memeriksa kayu pemeriksaa
tersebut dengan memeriksa sifat n sifat
kasarnya strukturnya
dengan
mempergun
akan loupe.
Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat
mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada
dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah
dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya. Sifat-sifat tersebut kemudian
didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan
dua (sistem dikotom).
Pada sistem kartu, dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu
pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan keterangan sifat-sifat kayu, dan pada
bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan
ditentukan jenisnya, diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, sifat
kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai
ada kartu yang jatuh. Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara
yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil
pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu. Sebagai hasilnya, nama jenis yang
tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi.
Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas
dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati. Kayu yang akan ditentukan jenisnya
diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom,
dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama
jenis kayu yang dimaksud.
Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan
sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan. Kesulitan tersebut adalah apabila
kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi. Walaupun
sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu,
keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang
dimaksud. Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai
dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau
sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan suatu jenis kayu.
Referensi :
- www.dephut.go.id/Halaman/…/INFO_III01/III_III01.htm
- Abdur Wahin Mertawijaya,Dkk,1981, Atlas kayu Indonesia, Penerbit Badan
Penelitian danPengembangan pertanian, Bogor
- Haroen,1981. Teknologi Kerja Kayu. Penerbit Erlangga, Jakarta
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-
bangunan-30/597-mengenal-karakteristik-kayu

Kerajinan kayu (woodcraft) bagi masyarakat Indonesia merupakan produk yang


sudah lama ditekuni dan menjadi salah satu kekayaan seni kriya yang dikenal
hingga ke mancanegara. Daerah-daerah seperti di Kalimantan, Jawa Tengah,
Sulawesi, Bali, dan Papua memiliki jenis kerajinan kayu yang berbeda-beda
sehingga makin menambah keragaman budaya negeri ini.
Kerajinan dari kayu di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu. Itu bisa dilihat dari
berbagai peninggalan purbakala yang terbuat dari kayu. Perkembangan kerajinan
kayu di Indonesia juga sangat pesat berbagai jenis kerajinan telah dihasilkan.
Karena di Indonesia sangat melimpah ketersediaan bahan baku kayu, di setiap
daerah mempunyai kayu-kayu yang khas dan bisa di olah menjadi barang kerajinan
dengan kualitas baik. Secara umum kayu yang digunakan untuk membuat suatu
kerajinan adalah kayu mahoni, kayu jati, kayu pinus, dan banyak jenis kayu yang
lain. Ada juga pengrajin yang menggunakan kayu bekas atau kayu sisa yang sudah
tidak dipakai untuk di jadikan berbagai produk kerajinan.
Bagi kamu yang ingin memulai membuat kerajinan dari kayu kali ini kita bakal bahas
beberapa, Ide Kerajinan dari Kayu yang Unik dan Menarik. Dalam membuat
kerajinan tangan dari kayu diperlukan skil dan juga ketrampilan untuk mengolah
kayu, terutama ketrampilan untuk menggunakan alat-alat pendukung yang
berhubungan dengan peralatan gergaji dan ukir.
Kerajinan kayu tersebut ketika ditekuni ternyata bisa menjadi sebuah usaha yang
memiliki prospek menjanjikan, terutama bagi daerah yang selama ini menjadi salah
satu tujuan wisata baik domestik maupun mancanegara.
Berikut beberapa kerajinan kayu yang bisa kamu jadikan referensi dalam berkarya.
1. Kerajinan Miniatur kayu
Kerajinan kayu yang paling banyak peminat nya adalah miniatur para pengrajin di
berbagai daerah memilih bahan kayu karna, tekstur keras serta mempunyai serat
unik sehingga akan menghasilkan kerajinan yang unik serta memiliki nilai jual yang
mahal.Beberapa miniatur yang dapat di buat diantaranya sebagai berikut.

Miniatur motor

Miniatur Mobil
Miniatur pesawat

Miniatur kapal
2. Furniture
Kebanyakan funiture memang terbuat dari kayu untuk memudahkan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.tekstur nya yang kuat serta budah di bentuk
menjadi alasan utama pemilihan kayu untuk di jadikan furniture oleh para pengrajin,
berbagai funiture yang unik dari kayu, Salah satu contohnya adalah kerajinan dari
kayu jati, bagian akarnya biasanya dimanfaatkan sebagai kursi dan meja yang unik
dan elegan. Bentuk akar yang tidak beraturan akan menambah nilai eksotis dari
kerajinan tersebut.
Furniture akar kayu
3. Ukiran
Salah satu karya seni khas indonesia adalah seni ukir dan pahat, Alam yang kaya
raya telah memberi inspirasi kepada masyarakat yang berpikir kreatif, seperti
tercermin dari seni ukir yang kemudian melahirkan beragam jenis, tergantung
kepada kreativitas dan daya dukung alam yang kaya. Khusus untuk seni ukir yang
berbahan dasar kayu, semakin beragam karena didukung oleh alam indonesia yang
memiliki hutan tropis sehingga menghasilkan kayu yang bisa dipakai sebagai bahan
dasar untuk mengukir. Ukuran sendiri biasa di kombinasikan dengan berbagai
furniture seperti meja,kursi,lemari dan furniture lain nya.
Di Indonesia sendiri seni ukir sudah ada sejak zaman dahulu, hal itu bisa diketahui
dengan banyaknya situs purbakala yang banyak terdapat ukiran pada batu, atau
bisa juga dilihat pada relief pada dinding candi.
Ukiran kayu
4. Tempat pensil
Kerajinan kayu yang paling sederhana dan mudah dibuat, juga sangat cocok bagi
kamu yang masih pelajar adalah tempat pensil berbagai bentuk tempat pensil bisa
kamu buat seperti berikut ini.

Tempat Pensil Kayu

5. Kaca mata
Untuk menunjang penampilan seseorang biasanya menggunakan kaca mata, farme
kaca mata yang bisanya terbuat dari bahan logam, ternyata bisa juga di buat dari
kayu juga loh. Rewood itu adalah sebuah brand lokal kacamata kayu asal Pegirikan
(Kecamatan Talang) dan Karanganyar (Kecamatan Dukuhturi) yang terletak di
wilayah Tegal, yang sudah menembus pasar menembus Amerika Serikat, Qatar,
Australia, Singapura, Malaysia, Belanda, Denmark, bernama Imam Khifni.
Ingin tau lebih lanjut tentang rewood simak ulasan nya berikut: Rewood, sebuah
brand lokal dalam Hype kacamata kayu masa kini

Kacamata Kayu
(Rewood)
6. Lentera
Kerajinan dari kayu yang unik selanjutnya adalah lentera salah satu pengrajin
lentera yang ada di indonesia adalah Lani Lantera asal Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Lani Lantera merupakan usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi
produk kayu bekas sejak 2006 lalu.

Lentera

7. Lukisan
Siapa bilang lukisan harus selalu dengan media kuas dan kertas, di papua memiliki
kebiasaan melukis mulai dari anak hingga orang dewasa di Papua semuanya dapat
melukis. Tradisi melukis di atas kulit kayu sudah dimulai sejak thn 1600-an.

Lukisan-kulit-kayu
8. Topeng
Topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk
mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk
menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian.
Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada
yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.
(Wikipedia).
Topeng sendiri bisa dibuat dari bahan dasar kayu, sudah banyak pengrajin topeng
yang menggunakan bahan dasar ini salah satunya parapengrajin asal Desa Bobung
adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Topeng-kayu
9. Batik Kayu
Pada umumnya, batik lebih di kenal luas oleh masyarakat sebuah pola atau motif
yang ditorehkan ke sebuah kain, baik itu batik cap maupun batik tulis yang
kesemuanya memiliki nilai seni tinggi. namun siapa sangka batik juga bisa di
torehkan di media kayu, batik kayu bisa kamu jumpai di dusun Krebet, kelurahan
Sendangsari, Pajangan, Bantul ini.
Mayoritas warganya memiliki profesi sebagai pengrajin batik, tetapi tidak diatas
selembar kain, melainkan media yang digunakan yaitu kayu, bambu dan kulit.
kerajinan kayu yang satu ini udah cukup terkenal luas hingga mancanegara juga loh,
bagi yang belum tau tentang kerajinan batik kayu.
Kerajinan batik kayu

10. lampu Hias


Kerajinan dari kayu yang terakhir yang bisa kamu coba dan pastinya sangat simple
untuk dibuat adalah lampu hias, iya dengan motif serta teksur kayu yang khas serta
dikombinasikan dengan bentuk yang unik lampu hias dari kayu mampu menciptakan
atmosfer tersendiri pada ruangan yang sekaligus sebagai aksen estetis ruangan
tersebut.

Lampu hias
Itulah beberapa ide kerajinan dari kayu yang bisa kamu jadikan referensi sebelum
berkarya dengan media kayu, semoga bisa menjadi inspirasi dalam berkarya,
selamat mencoba
Sumber: http://www.kerajinan.id/1767/10-ide-kreatif-kerajinan-kayu.html

Jenis Kayu yang Sering Digunakan Untuk Kerajinan Kayu Indonesia


Kayu adalah material yang sudah lama menjadi sahabat manusia, dan kini kerajinan
kayu untuk fashion menjadi sebuah trend populer, dengan beberapa produk berupa
jam tangan kayu, tas kayu, kacamata kayu, hingga dompet kayu. Penggunaan kayu
kini tidak hanya terpaku pada furnitur dan peralatan saja.

Klasifikasi Hardwood dan Softwood


Credits: armstrong.com

Pada dasarnya terdapat dua jenis kayu, yaitu kayu keras (hardwood) dan kayu
lunak (softwood). Mungkin anda berpikir bahwa kayu keras lebih kokoh dari yang
lunak, tapi sebenarnya ini hanyalah klasifikasi untuk jenis pohon asal kayu tersebut,
dan tidak mengacu pada tingkat kekerasannya ataupun kualitasnya. Kayu lunak
adalah kayu yang berasal dari jenis pohon yang bijinya tidak memilki atau ditutupi
oleh daging buah, seperti pohon pinus. Sebaliknya, kayu keras berasal dari pohon
yang bijinya terdapat di dalam badan buah, seperti pohon maple. Dari segi
karakteristik, kayu lunak mempunyai kepadatan dan struktur renggang, hingga
gampang untuk dihancurkan dan sering digunakan untuk membuat kertas, dan kayu
keras sering digunakan untuk pembuatan furnitur karena kepadatan dan struktur
yang lebih rapat, hingga lebih keras.

Beberapa Jenis Kayu Lunak (Softwood)


Berikut adalah beberapa macam jenis kayu lunak:
Credits: decar66, flickr.com

Cedar (Cemara): Sering digunakan karena memiliki wangi khas, serta warna merah
yang unik. Kayu cedar juga mempunyai ketahanan baik terhadap kelembaban, dan
oleh karena itu sering digunakan untuk perabotan rumah dan eksterior bangunan.

Credits: wzchutian.com

Pinus: Sangat digemari oleh para pengrajin kayu karena uratnya menyerupai kayu
jati. Kayu ini juga sering digunakan untuk pembuatan perabotan.
Credits: kwaterskibros.com

Redwood: Walaupun karakteristiknya mirip dengan cedar, warna kayu redwood


terlihat lebih merah, dan juga lebih kuat dari cedar. Harganya pun lebih mahal.

Beberapa Jenis Kayu Keras (Hardwood)

Flip Name Card (Mahoni) dari 189CRAFT

Mahoni (Mahogany): Kayu mahoni sangat indah untuk dijadikan aksesoris atau
dekorasi karena memiliki urat yang sangat bagus dan warna coklat tua yang
memberi kesan antik. Harganya relatif lebih mahal dibanding lainnya.

Wooden Compact Wallet (Sawo) dari KUSIMA

Chico Zapote (Sawo): Terdapat dalam warna merah muda hingga coklat
kemerahan tua, dan sering digunakan untuk aksesoris kayu kecil, furnitur, dan
flooring. Mempunyai daya tahan yang sangat kuat, terhadap cuaca maupun
serangga.

Dark Burmite Wooden Watch (Sonokeling) dari Riverstone

Sonokeling (Rosewood): Mempunyai tekstur halus, dengan serat yang lurus


namun kadang bergelombang. Relatif lebih susah untuk dikerjakan, namun kuat dan
sangat tahan terhadap rayap dan jamur.

Wartabone Wooden Watch (Maple) dari MAHI

Maple: Tersedia dalam dua jenis, yaitu lunak dan keras. Namun, banyak pengrajin
kayu lebih memilih yang lunak karena lebih mudah untuk diolah, serta mempunyai
urat bagus dan harganya pun lebih murah dari jenis kerasnya. Maple keras sering
digunakan untuk peralatan musik dan talenan.

Gamalina Wooden Watch (Walnut) dari Kayoe


Walnut: Dikenal karena warnanya, dan harganya cukup mahal sehingga lebih sering
digunakan untuk pembuatan rak dan lapisan luar perabotan.

Tas Kajoe (Jati) dari SANOESA

Jati (Teak): Kayu ini sangat digemari dan beberapa jenis susah untuk dicari. Secara
keseluruhan, kayu ini sangat tahan terhadap cuaca dan memiliki warna keemasan,
dan sering digunakan untuk perabotan luar dan dalam rumah, serta sebagai alat
dapur seperti sendok, piring dan lainnya.

Semoga dengan informasi ini, anda dapat memilih jenis kayu yang cocok untuk
produk kerajinan kayu anda dengan lebih baik, dan juga lebih mengerti mengenai
material yang digunakan oleh pengrajin kayu Indonesia.

Sumber: Woodcarving for Beginners, Types of Wood for Woodworking, Wood


Database, Mengenal Jenis-jenis Kayu

Finishing Pada Kayu: Berbagai Fungsi & Jenis Untuk Kerajinan Kayu
Pernahkah anda bergumam betapa halus, rapih dan indahnya suatu produk
kerajinan kayu yang hendak anda beli? Jika iya, itu semua tidak terlepas dari proses
produksi kerajinan kayu itu sendiri. Sama seperti seorang koki, pada tahapan akhir
pasti dia akan melakukan plating supaya makanan yang disajikan semakin menarik,
demikian juga bagi para carpenter proses finishing adalah tahapan akhir untuk
menghasilkan karya unik nan asik. Tidak ada salahanya jika anda sedikit
memperkaya pengetahuan anda mengenai produk kerajinan kayu. Nah, pada artikel
kali ini, kami ingin membagi pengetahuan mengenai fungsi dan berbagai macam
jenis finishing pada kerajinan kayu, yuk kita simak.
Fungsi Finishing

Kebanyakan orang mungin berpikir bahwa finishing pada kayu hanyalah sekedar
memberi lapisan cat saja. Tapi tahu kah anda bahwa proses finishing itu sama
pentingnya dengan proses pengolahan lainnya, dan sentuhan seni sangat
dibutuhkan pada setiap proses finishing. Karena kayu adalah produk alam yang
sangat unik, sebelum anda melakukan finishing ada baiknya jika anda mengetahui
beragam jenis kayu beserta karakteristiknya, simak artikel kami terkait dengan jenis
kayu. Pada umumnya, terdapat dua fungsi penting dari finishing pada kayu, yaitu,
memberi keindahan dan memberikan perlindungan.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap produk kerajinan kayu yang memiliki nilai
seni pastilah akan terlihat sangat indah. Di sinilah fungsi pertama finishing
diperlukan. Seiring dengan perkembangan jaman, para pengrajin kayu pun harus
bisa berinovasi dalam hal ide. Proses finishing harus disamakan dengan model atau
design produk kerajinan kayu yang hendak dipasarkan, jangan sampai salah
mengaplikasikan finishing sebab akan berpengaruh pada filosofi produk tersebut.
Selain itu, finishing juga berfungsi sebagai pelindung. Hal pertama yang mendorong
orang pertama kali melakukan proses finishing adalah memberikan perlindungan
agar produk dari kayu tersebut tahan lama. Perlindungan pada masing-masing
produk kerajinan kayu tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya
untuk produk kayu untuk kitchenware haruslah menggunakan bahan-bahan yang
tidak beracun dan juga mudah dibersihkan.

Ragam Finishing Pada Kayu

Varnish/Pernis
Finishing yang paling sering digunakan oleh para pengrajin kayu ataupun bagi para
pemula adalah pernis. Selain harganya murah, mengaplikasikan pernis pada kayu
pun bisa dikatakan tidak sulit sebab bisa digunakan pada jenis kayu apa saja.
Menggunakan pernis sebagai finishing dapat melindungi permukaan kayu dari
goresan, air dan sinar matahari. Sayangnya menggunakan pernis pada kerajinan
kayu harus dilakukan secara berkala, sebab semakin lama kerajinan kayu dengan
finishing pernis akan mengalami pemudaran warna. Untuk mendapatkan hasil yang
sempurna disarankan untuk menggunakan kain bekas lalu digosokan pada
permukaan kayu kemudian dirapikan dengan menggunakan kuas.
Wood Stain

Beberapa craftsmanship lebih suka menggunakan wood stain sebagai finishing pada
produknya, seperti jam tangan atau kacamata. Biasanya wood stain yang dijual di
pasaran tersedia dengan berbagai macam warna, namun kebanyakan lebih
menyukai warna bening supaya tidak menghilangkan karakter warna asli dari kayu.

Semakin tebal anda mengaplikasikan wood stian pada kayu, akan membuat hasil
finishing semakin gelap, tapi sama sekali tidak menutup serat kayu sehingga tidak
akan menghilangkan ciri khas dari kayu tersebut. Untuk mengaplikasikan wood
stain, ada bisa menggunakan kuas atau kain bekas atau disemprot, namun untuk
hasil yang maksimal kami sarankan untuk menggunakan kuas saja.
Wood Dye

Dye dan Stain sebenarnya tidak jauh berbeda, yang membedakan hanyalah bahan
dasarnya saja, dan kebanyakan wood dye terbuat dari bahan-bahan alami. Berbeda
dengan wood stain yang menghasilkan warna mengkilap, wood dye lebih memiliki
warna matte atau kering, sehingga warna yang dihasilkan pun terlihat lebih kalem
namun tidak akan menghilangkan serat kayu.
Jika anda suka berkreasi dengan warna dan kayu, kami lebih menyarankan anda
menggunakan finishing dengan wood dye. Untuk hasil yang lebih cantik, anda bisa
mencampurkan beberapa warna sekaligus. Biasanya wood dye paling cocok
digunakan untuk finishing pajangan dinding, pot bunga, tempat lilin maupun gelang.
Wood Wax

Jenis finishing ini berbeda dari jenis finishing lainnya. Wood wax lebih
mengedepankan fungsi finishing kayu yang kedua, yaitu, melindungi kayu.
Menggunakan wood wax sebagai finishing sama sekali tidak akan merubah warna
maupun serat kayu, hanya saja hasilnya sedikit glossy. Karena kebanyakan wood
wax terbuat dari bahan-bahan alami, finishing jenis ini lebih banyak diaplikasikan
untuk produk-produk kitchenware seperti mangkuk, sendok, garpu maupun piring.
Selain untuk finishing, wood wax juga bisa difungsikan sebagai salah satu cara
untuk merawat perabotan kayu yang anda miliki. Untuk mengaplikasikannya, anda
hanya perlu menggosok permukaan kayu dengan kain yang sudah diberi wood wax,
sebisa mungkin lakukan hal ini secara berkala.
Oil Finish

Ini adalah jenis finishing yang paling sederhana dan mudah dilakukan. Anda bisa
mengaplikasikan finishing oil dengan menggunakan kuas, diremdam atau dilap
kemudian disemprotkan. Sama seperti wood stain, finishing dengan menggunakan
oil juga akan membuat produk kerajinan kayu lebih tahan terhadap benturan dan
goresan. Biasanya finishing jenis ini lebih sering diaplikasikan pada furniture.
Seni Kriya Kayu

Kriya kayu merupakan suatu jenis seni kriya yang dalam pekerjaannya membuat
benda selalu menggabungkan antara nilai fungsi sekaligus hias dengan
menggunakan bahan kayu. Dalam seni kriya kayu, terdapat pekerjaan dengan
tingkat dasar atau tingkat permulaan. Kayu sangat banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan berbagai benda kerajinan seperti patung, wayang golek, topeng, furnitur
dan juga hiasan ukir-ukiran.

Bahan

Pemahaman tentang kayu adalah penting, karena hal ini akan memberikaan
wawasan kepada mahasiswa jenis kayu yang baik dalam pembuatan karya seni
kriya. Di dalam pengenalan bahan kayu ini menyangkut masalah struktur kayu, ini
penting diketahui adalah untuk menentukan bagian kayu yang mana yang baik untuk
pembuatan karya dan bagian-bagian kayu yang mana saja yang tidak baik dalam
pengerjaan karya ukir maupun karya kriya.
Pengetahuan Bahan kriya.
(a) Kayu Sebagai Bahan Pokok : Jenis kayu yang baik diukir antara lain; kayu jati,
cempaka, aghatis, mahoni, suar, nangka, sonokeling, sonokembang, kepelan dan
sejenisnya. Untuk mengetahui kualitas suatu jenis kayu perlu dipelajari pengetahuan
tentang kayu yang menyangkut sifat-sifat kayu, bagian-bagian kayu, faktor perusak
kayu, keawetan kayu dan lain-lain. Hal ini tidak mungkin saya jelaskan secara detail
dalam pelatihan ini karena keterbatasan waktu dan padatnya materi.
(b) Bahan Penunjang yaitu; bahan-bahan untuk finishing : cat, politur, tinner,
amplas, clear, dan lain-lain.
1. JENIS KAYU ALAMI UNTUK KRIYA KAYU
a. Kayu Jati
Kayu jati atau latinnya disebut tectona grandis, adalah jenis kayu yang termasuk
dalam kelas awet I-II, dan kelas kuat II. Kayu jati memiliki corak warna khususnya
pada kayu terasnya coklat agak muda sampai tua kehijau-hijauan. Corak warna
kayu jati ini mempunyai nilai dekoratif yang sangat indah dan menarik,
menyebabkannya banyak diminati oleh para pengusaha mebel maupun industri
pengolahan kayu. Selain keindahan corak, kayu jati mempunyai sifat pengerjaan
yang mudah sampai dengan sedang, daya retak rendah, serat lurus atau berpadu
walaupun memiliki tekstur yang agak kasar. Kayu jati dalam kegunaannya adalah
termasuk kayu yang istimewa karena dapat digunakan untuk semua tujuan
(serbaguna).
b. Kayu Mahoni
Kayu mahoni adalah klasifikasi yang termasuk dalam famili meliaceae. Ada dua jenis
spesies yang cukup dikenal yaitu swietenia macrophylla (mahoni daun lebar) dan
swietenia mahagoni (mahoni daun kecil). Mahoni daun kecil tidak dianjurkan untuk
dikembangkan karena sangat peka terhadap serangan hama penggerek pucuk.
Tanaman ini tumbuh pada tipe iklim A sampai D, yaitu daerah bermusim kering atau
basah. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini berkisar antara 0-1000m
dari permukaan laut. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 40m dengan diameter
batang dapat mencapai lebih dari 100 cm.
c. Kayu Sonokeling
Kayu sonokling (dalbergia latifolia) merupakan jenis kayu yang memiliki keunggulan
dilihat dari segi warnanya, khususnya warna pada kayu terasnya yang berwarna
merah tua/ungu dengan garis-garis hitam yang gelap.
d. Kayu Suren/surian
Kayu suren (toona sureni merr) merupakan jenis kayu yang memiliki warna merah
daging. Kayu suren ini memiliki sifat kembang susut besar dan tingkat keretakan
tinggi.
e. Kayu Sungkai
Kayu sungkai atau jati sabrang latinnya disebut pronema canescens Jac, adalah
jenis kayu yang termasuk dalam kelas awet III, dan kelas kuat II-III.
f. Kayu Bayur
Kayu bayur atau cayur, wadang, balang, nama latinnya pterospermum, adalah jenis
kayu yang termasuk dalam kelas awet IV, dan kelas kuat II-III. Kayu bayur memiliki
corak warna kayu teras kering udara coklat merah.
Dan adapun jenis Kayu lainya.
ALAT
1. Macam-macam Pahat sebagai peralatan pokok terdiri beberapa jenis yaitu:
(a) Pahat Kuku, pahat ini berjumlah sekitar 20 batang dengan berbagai ukuran,
pahat ini digunakan untuk memahat bagian-bagian yang melengkung.
(b) Pahat lurus (Pengancap) berjumlah sekitar 10 batang dengan berbagai ukuran,
pahat ini digunakan untuk memahat bagian yang lurus.
(c) pahat Col/penatar berjumlah 4 batang, digunakan untuk meratakan bagian dasar
ukiran yang mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau oleh pahat lurus.
(d) Pahat setengah lingkaran berjumlah 3 batang berbagai ukuran, digunakan untuk
memahat bagian motif lengkung dan mencorok kedalam yang tidak dapat dijangkau
oleh pahat kuku.
(e) Pahat miring 2 batang, digunakan untuk meraut dan memahat pada bagian-
bagian sudut.
2. Alat Penunjang
(a) Palu kayu : kayu yang baik untuk bahan palu adalah kayu-kayu yang berat
seperti kayu asam, kayu jambu, dan kayu cemara, diusahakan dari serat kayu
terpilin agar tidak mudah pecah.batu asah.
(b) Sikat ijuk : digunakan untuk membersihkan ukiran dari kotoran bekas pahatan
dan menghilangkan debu yang melekat pada ukiran.
(c) Alat-alat gambar : digunakan untuk membuat desain baik desain pokok maupun
desain motif, jenis peralatan tersebut adalah pensil, spidol, penggaris, karet
penghapus, jangka, routring, dan lain-lain.
(d) Alat-alat pertukangan seperti gergaji, schaap, meteran, kapak, siku-siku, dan
lain-lain.
(e) Batu asah : untuk menajamkan peralatan baik pahat atau paralatan lainnya. Batu
asah ada dua jenis yaitu batu asah kasar untuk memperbaiki mata pahat yang rusak
mempercepat pengasahan, dan batu asah halus, untuk menyempurnakan
ketajaman pahat.
TEKNIK PEMBUATAN SENI KRIYA KAYU
Teknik dan Proses Pembuatan Seni kriya pahat atau seni kriya ukir Kriya Pahat atau
kriya ukir, yaitu kerajinan yang dibuat dengan menggunakan tatah ukir. Mengukir
adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda
yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada
masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan
benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif
geometris, seperti garis, lingkaran, swastika, zig zag, dan segitiga.
1. Teknik sambung
Dilakukan dengan merakit bahan. Bahan baku yang digunakan kayu.
2.Teknik pahat atau sungging
Dilakukan dengan mengurangi bagian objek. Bahan baku yang digunakan kayu.
a. Teknik Ukir
Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu yang
bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan
menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu
banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-
benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi ukiran bermotif geometris,
seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran
tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir
memiliki macam-macam fungsi antara lain:
a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak
memiliki makna tertentu.
b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan
berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.
c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga berfungsi
menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.
d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi sebagai
pendukung sebuah bangunan.
e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu
benda. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang bertungsi untuk menambah nilai jual
suatu benda.
Sumber: http://artsenii.blogspot.co.id/2015/09/seni-kriya-kayu.html

Anda mungkin juga menyukai