ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
NIM : 21/479007/KT/09599
FAKULTAS KEHUTANAN
YOGYAKARTA
2022
ACARA I
PENYIAPAN SAMPEL
I. TUJUAN
Praktikum Acara I kali ini bertujuan untuk:
1. Memahami proses pembuatan sampel uji fisika, mekanika, dan kimia.
2. Memahami hal-hal yang harus di perhatikan dalam proses pembuatan sa
mpel uji sifat fisika, mekanika, dan kimia.
Unsur utama penyusun bagian di atas tanah adalah kayu. Kayu merupakan
struktur biologis kompleks yang terdiri dari susunan sel-sel yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Kayu pada pohon memiliki fungsi sebagai
penyokong tumbuhan, tempat penyimpanan, tempat sel pembuluh mengalirkan
hasil fotosintesis maupun menyalurkan unsur hara dari tanah ke daun, dan
fungsi-fungsi lainnya yang mendukung kehidupan dari tumbuhan. Diferensiasi
sel-sel pada kayu menyebabkan kayu memiliki sifat-sifat seperti sifat fisika, sifat
mekanik, dan sifat kimia yang berbeda-beda. Sifat-sifat ini terbentuk tanpa
menghalangi peran atau fungsi kayu sebagai penyokong kehidupan pohon
(Wiedenhoeft, 2010). Pertumbuhan pohon merupakan hasil dari berbagai proses
fisiologi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal (genetik)
maupun faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat kayu yang
dihasilkan (Zobel dan Jackson, 1995).
Pengambilan sampel dari sifat fisika kayu diambil dari pinggir batang
menuju bagian jantung kayu atau tengah kayu. Sifat kimia kayu biasanya terdiri
atas komponen senyawa senyawa kompleks seperti selulosa, hemiselulosa,
lignin, dan zat ekstraktif lainnya yang diuji terhadap serbuk kayu akan
diekstraksi sehingga dapat diketahui fungsi pemanfaatann kayunya (Syafii dan
Iskandar, 2006). Penentuan analisis dari sifat kimia kayu dilakukan dengan
mengambil sampel dari hasil pemotongan kayu dengan mesin pemotong putar
dan dikumpulkan hasil serbuk sample ukuran 40-60 mesh (Marsoem et al,
2016). Sifat mekanika kayu merupakan sifat yang berhubungan dangan kekuatan
bahan dan merupakan ukuran kemampuan suatu bahan dalam menahan gaya luar
yang bekerja padanya yang berhubungan kuat dengan respon yang meliputi: kuat
tekan, kuat geser, kuat tarik, dan kuat lentur (Ngakan, 2007). Dalam menentukan
kualitas kayu, dapat dilihat dari sifat-sifat yang ada didalam kayu. Kayu memilik
i sifat-sifat khusus diantaranya sifat higroskopis dan sifat anisotropik. Sifat higro
skopis kayu adalah sifat yang membuat kayu dapat menyerap atau melepaskan ai
r didalamnya (Bahanawan et al, 2020). Selain sifat higroskopis, kayu juga memi
liki sifat anisotropik, yaitu sifat kayu dimana struktur dan sifat-sifatnya berbeda
dalam arah yang berlainan seperti arah radial, tangensial dan longitudinal (Supra
pto, 2007).
Kayu yang telah di tebang juga akan mengalami perubahan dimensi. Per
ubahan dimensi yang terjadi pada kayu terjadi akibat perubahan kadar air di dala
m dinding sel. Kayu mengalami perubahan biasanya terjadi pada arah bidang ori
entasi kayu. Sifat mekanik kayu adalah sifat kekuatan kayu untuk menahan gaya
yang datangnya dari luar (Mardikanto et al, 2018). Sifat kimia kayu dapat
mempengaruhi sifat-sifat kayu yang lain. Pada praktikum ini, sampel sifat kimia
disiapkan untuk uji zat ekstraktif. Zat ekstraktif adalah bahan organik dan
anorganik yang pada awalnya merupakan cairan yang terdapat dalam rongga sel
protoplasma sewaktu sel masih hidup. Ketika sel mati, cairan tersebut menempel
pada dinding sel. Zat ekstraktif kayu memiliki peranan penting dalam
meningkatkan keawetan kayu (Wibisono et al, 2018).
Kemudian, dibuat
Setelah garis dibuat, garis berjumlah dua
dilakukan di bagian kiri dan
penggergajian sesuai kanan. Lalu dibuat
sketsa garis yang telah sketsanya sesuai
dibuat sebelumnya ukuran sampel
2. Uji Sifat Fisika
Dilakukan Dilakukan
Pada proses pengeringan penyaringan
penggergajian, terhadap terhadap
serbuk yang serbuk kayu serbuk yang
didapat yang sudah sudah
kemudian disimpan di dikeringkan.
disimpan pada tempat yang Lalu gunakan
plastik lalu tidak serbuk
diikat erat terkena dengan
sinar ukuran 40-60
matahari mesh
Dalam praktikum kali ini, dilakukan uji fisika, mekanika, dan kimia kayu
pada disk kayu Trembesi (Samanea saman). Pada uji fisika, disk kayu
yang sudah disiapkan kemudian diberikan garis lurus melewati empulur
sebelum dilakukan proses penggergajian. Setelah itu, dibuat lagi garis
pada sisi kiri dan kanan, barulah disk kayu digergaji sesuai dengan garis-
garis yang sudah dibuat. Kayu dipotong dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2
cm dan juga 4 cm x 2 cm x 2 cm. Lalu, kayu-kayu yang sudah dipotong
diberikan tanda A, B, C, dan 1, 2, 3 sesuai ukuran jarak terdekat dan
terjauh terhadap empulurnya. Setelah selesai diberikan tanda,
diidentifikasi arahnya; transversal, tangensial, radial.
Jangan lupa untuk lakukan penimbangan terhadap masing-masing
sampel kayu selama beberapa kali hingga hasil penimbangan menemui
angka konstan. Serbuk kayu hasil penggergajian kemudian disimpan di
tempat rapat dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena cahaya
matahari secara langsung. Setelah itu, serbuk disaring hingga didapatkan
serbuk berukuran 40-60 mesh.
V. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
Data yang diperoleh pada praktikum acara 1 yaitu:
A = 0,5 cm A = 4,5 cm
B = 0,7 cm B = 3,4 cm
C = 0,4 cm C = 4,4 cm
D = 0,6 cm D = 5,1 cm
Horizontal = 17 cm Horizontal = 26 cm
Contoh Perhitungan :
d 1+ d 2 (15.3+17)
a) Rerata kayu teras (a) = = =8.075 cm
4 4
( 4.5+3.4+ 4.4+5.1)
= =4.35 cm
4
2
¿ 168.357 × π =528.621cm
= ((8.075+4.35)2 × π )−(8.0752 × π )
= 484.755−204.746=280.001 cm2
g) Luas kulit kayu = Luas total disk - luas teras dan luas gubal
=¿
=528.621−484.755=43.866 cm2
luasteras 204.746
h) Persentase teras = ×100 %= × 100 %=38.732 %
luas total 528.621
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, digunakan kayu trembesi (Samanea saman) sebagai
sampel uji fisika, mekanika, dan kimia kayu. Kayu trembesi ini biasanya banyak
digunakan sebagai bahan pembuatan perabotan rumah tangga. Keunggulan kayu
ini adalah harganya yang relatif murah. Akan tetapi, kayu ini tidak cukup kuat
untuk menahan beban yang besar. Tidak hanya kayunya saja yang dapat
dimanfaatkan, tetapi juga bagian lain dari pohon trembesi banyak juga
dimanfaatkan. Salah satunya bijinya untuk pembuatan biochar (Jetana, 2018)
dan serbuknya sebagai salah satu bahan pembuatan briket (Ariwidyanata et al,
2019).
Uji yang pertama adalah uji fisika kayu untuk mengetahui kadar air dan
menentukan penyusutan dimensi kayu. Uji mekanika bertujuan untuk
mengetahui uji keteguhan lengkung statis kayu dan seberapa kuat kayu jika
diberi tekanan. Uji kimia dilakukan untuk menguji kadar airnya dengan
dilakukan ekstraksi dengan menggunakan air panas. Pada sifat fisika kayu untuk
mengetahui kadar air dan perubahan dimensi dilakukan pengambilan sampel
diantara bagian kayu empulur dan mendekati kulit. Karena bagian mendekati
empulur hingga menuju mendekati kulit memiliki nilai yang berbeda. Kayu yang
diambil harus di beri jarak 1 cm dari bagian empulur karena empulur
mengandung gabus yang akan mempengaruhi hasil kayu.
Luas total disk diketahui 528.621 cm2 dengan luas teras 204.746 cm2 dan
luas kulit kayu 43.866 cm2. Presentase kayu teras pada disk kayu sebesar
38.732%, persentase kayu gubal sebesar 52.968%, dan persentase kulit kayu
sebesar 8.298%. Hal ini menunjukkan persentase kayu teras dan kayu gubal
menunjukkan hasil yang berlawanan dengan pertambahan kelas umur pohon.
Persentase kayu teras bertambah seiring bertambahnya kelas umur, sebaliknya
untuk kayu gubal sendiri mengalami penurunan (Lisyanto, 2018). Pada
pembuatan sampel, bagian kulit kayu dan empulur tidak diikutsertakan karena
memiliki sifat yang berbeda dengan bagian kayu yang lain sehingga tidak
representatif. Pada bagian empulur terdapat jaringan gabus, sedangkan pada
bagian kulit kayu terdapat lignin.
VII. KESIMPULAN
1. Proses pembuatan sampel uji fisika, mekanika, dan kimia pada praktikum
ini menggunakan sampel dari kayu trembesi. Pembuatan sampel mengacu
pada British Standard dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm dan 2 cm x 2 cm
x 4 cm untuk uji fisika, 2 cm x 2cm x 30 cm untuk uji mekanika, dan
serbuk kayu berukuran 40 – 60 mesh (yang berasal dari uji sifat fisika)
untuk uji kimia.
a. Pembuatan serbuk untuk uji kimia harus menggunakan sampel dari uji
fisika karena sampel uji fisika merepresentasikan semua bagian kayu.
b. Pada saat pembuatan sampel, empulur dan kulit tidak diikutkan karena
sifatnya berbeda dari bagian kayu lain sehingga tidak representatif.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Ariwidyanata R, Wibisono Y, Ahmad A. 2019. Karakteristik Fisik Briket dari Ca
mpuran Serbuk Teh dan Serbuk Kayu Trembesi (Samanea Saman) denga
n Perekat Tepung Tapioka. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Bios
istem. Vol. 7(3): 245-252.
Bahanawan A, Darmawan T, Dwianto W. 2020. Hubungan Sifat Berat Jenis Deng
an Sifat Higroskopisitas Melalui Pendekatan Nilai Rerata Kehilangan Air
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan. Vol. 12(1): 1-8.
Jetana T. 2018. Rain tree pod (Samanea saman), the miracle feed for ruminants.
Thai. Jounal Vet Med. Vol. 48(1): 139-141
Lestari V, Priambodo T. 2020. Kajian Komposisi Lignin dan Selulosa dari
Limbah Kayu Sisa Dekortikasi Rami dan Cangkang Kulit Kopi untuk
Proses Gasifikasi Downdraft. Jurnal Energi dan Lingkungan (Enerlink).
Vol. 16(1): 1-8.
Listyanto, T. 2018. Teknologi Pengeringan kayu dan Aplikasinya di Indonesia.
Yogyakarta: UGM Press.
Mardikanto T, Karlinasari L, Bahtiar E. 2018. Sifat Mekanis Kayu. Bogor: IPB Pr
ess.
Marsoem S. N, Apriyanis Y, Irawati D. 2016. Penggunaan Phanerocaete
chrysosporium Pada Pengolahan Pulp Bio-Semi-Mekanis Kayu
Terentang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Vol. 34(3): 231-239.
Ngakan, Putu O, Suzuki, Eizi, Yamada. 2007. Habitat Differences Between Two
Congeneric Canopy Trees, Pretospermum javanicum and P.
diversifolium (Sterculiaceae) in an Indonesia Floodplain Forest. Tropics
Journal. Vol. 16(2).
Pangestuti, E. K., Lashari, L., & Hardomo, A. 2016. Pengawetan kayu sengon
melalui rendaman dingin menggunakan bahan pengawet enbor sp
ditinjau terhadap sifat mekanik. Jurnal Teknik Sipil Dan Perencanaan.
Vol. 18(1): 55-64.
Suprapto E. 2007. Variasi Aksial dan Radial Sifat Fisika dan Mekanika Kayu.
Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.
Syafii W, Iskandar Z. Siregar. 2006. Sifat Kimia dan Dimensi Serat Kayu
Mangium (Acacia Mangium Willd). dari Tiga Provenans. Jurnal
Tropical Wood Science & Tecnology. Vol. 4(1): 28-32.
Wibisono H, Jasni, Arsyad M. 2018. Komposisi Kimia Dan Keawetan Alami
Delapan Jenis Kayu di Bawah Naungan. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
Vol. 36(1): 59-65.
Wiedenhoeft A. 2010. Structure and Function of Wood. General Tehcnical
Report FPL - GTR 190 Chapter 3: 1-18.
Wulandari F, Amin R, Raehanayati R. 2022. Karateristik Sifat Fisika dan
Mekanika Papan Laminasi Kayu Sengon dan Kayu Bayur. Euler: Jurnal
Ilmiah Matematika, Sains dan Teknologi. Vol. 10(1): 75-87.
Zobel dan Jackson. 1995. Genetic of Wood Production. Springer-Verlag.
Berlin Heidelberg-New York.
IX. LAMPIRAN