net/publication/261995246
CITATIONS READS
7 13,954
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Wiwin Tyas Istikowati on 02 May 2014.
ABSTRACT
The aim of this research was to get alternative using part of Kayu Manis that
assumed as waste of Kayu Manis harvesting. The first, we had to know basic
characteristic from three uneven age namely < 5 years old, 5 – 10 years old and
more than 10 years old, so we could give recomendation about type purpose to
suitable for other purpose. The result of this research showed that part of Kayu Manis
that assumed as waste could be meubelair and furniture, raw material for timber,
venir and plywood, and maybe to be used as raw material of pulp and paper. For
special purpose, we had to consideration about extractive, density, and soon.
Keywords : Cinnamomum burmanii, characteristic, waste
Penulis untuk korespondensi : Telp. +628152121050, e-mail:st_hamidah@telkom.net
PENDAHULUAN
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 210
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Usaha-usaha ini perlu dilakukan dalam baku. Selama ini data-data mengenai
upaya untuk meningkatkan sifat kayu dari Cinnamomum burmanii
pendapatan petani kulit kayu manis Blume sangat sulit untuk ditemukan,
yang semakin hari pendapatan yang terutama data-data mengenai sifat
diperoleh tidak seimbang dengan laju kayu manis yang tumbuh di daerah
peningkatan harga-harga yang Loksado.
membumbung tinggi. Biasanya Oleh karena itu untuk menguji
mereka hanya menggantungkan kelayakan usaha ini patutlah dilakukan
usaha sambilan sebagai joki lanting suatu penelitian yang mengkaji secara
(perahu dari bambu), namun usaha teknis mengenai sifat-sifat dasar dari
inipun kian hari kian terpuruk seiring kayu manis yang selama ini hanya
dengan terpuruknya usaha wisata di sebagai limbah dalam proses
daerah tersebut. pemanenan kulit kayu manis di
Dalam rangka pemanfaatan Daerah Loksado, sehingga nantinya
kayunya, perlulah dikaji terlebih dahulu diharapkan dapat ditentukan
sifat anatomi, sifat fisika-mekanika penggunaan bagian kayunya yang
(kekuatan),sifat kimia dan keawetan sesuai dengan sifat-sifat yang
dari kayu manis tersebut sehingga dihasilkannya; apakah cocok untuk
nantinya dapat ditentukan tujuan bahan baku meubel dan furniture,
penggunaannya yang paling sesuai, bahan baku venir dan kayu lapis,
apakah untuk pulp dan kertas, meubel bahan baku kayu pertukangan, bahan
dan furniture, kayu untuk energi, kayu baku papan partikel, bahan baku pulp
pertukangan, atau bahkan bisa dan kertas dan sebagainya. Penelitian
digunakan sebagai bahan baku juga bertujuan untuk mengetahui
pembuatan vinir dan plywood pengaruh umur pohon terhadap sifat-
sehingga dapat digunakan untuk sifat batang kayu manis yang
industri plywood yang sekarang dihasilkannya.
tengah mengalami kesulitan bahan
METODE PENELITIAN
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 211
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
kertas lakmus, alumunium foil, statif adalah; kekerasan kayu, warna kayu,
dan buret, pengaduk kaca, sudip, hot tekstur kayu dan arah serat.
plate, corong buchner dan pompa Pengamatan sifat-sifat tersebut dapat
vacuum, magnetic stirrer, hammer mill, dilakukan pada contoh uji yang sudah
peralatan fibrasi dengan saringan 40 dibuat menjadi papan radial dan
dan 60 mesh; dan (5) peralatan papan tangensial. Pengamatan
pendukung setiap kegiatan yaitu; mikroskopis dilakukan dengan
kalkulator, kamera foto, alat tulis. bantuan mikroskup terhadap sediaan
mikrotom yang terdiri dari 3 bidang
Pengambilan Sampel dan orientasi (lintang,tangensial,radial).
Pembuatan Contoh Uji. Kegiatan ini Pengukuran dimensi sel masing-
dilakukan pada saat pemanenan masing dilakukan sebanyak 20 kali.
besar-besaran kulit kayu manis yang Pengamatan mikroskopis yang
biasanya dilakukan pada awal musim dilakukan hanya pengamatan pada
hujan. Setelah mengalami proses dimensi serat. Pengukuran dilakukan
kekeringan lama dan mendapatkan terhadap slide maserasi.
hujan beberapa saat proses
Pengujian sifat fisika kayu. Sifat
pengulitan akan lebih mudah,
fisika kayu yang diteliti adalah
sehingga hasil yang didapatkan akan
kerapatan. Nilai kerapatan dapat
lebih baik. Pada plot yang telah
dihitung dengan membandingkan
ditetapkan, pada masing-masing kelas
berat kayu terhadap volumenya dalam
umur diadakan inventarisasi terhadap
kondisi kering udara Contoh uji dibuat
tegakan yang ada. Pohon yang akan
dengan ukuran 2 cm x 2cm x 2cm.
dijadikan sampel dipilih berdasar
Untuk mendapatkan berat kering
kelurusan batang serta mempunyai
udara kayu , dapat dilakukan dengan
cacat yang minimal. Pada masing –
meletakkan kayu ditempat terbuka dan
masing kelas umur pohon diambil 3
dilakukan penimbangan secara
buah pohon yang akan dijadikan
kontinyu terhadap kayu tersebut
sebagai ulangan. Dengan demikian
sampai mencapai berat konstan dan
karena ada 3 kelas umur pohon, maka
untuk mengetahui volumenya dapat
jumlah sampel pohon seluruhnya
diukur dengan menggunakan kaliper,
adalah 9 pohon. Pada masing-masing
yaitu dengan mengalikan sisi panjang,
pohon yang telah ditetapkan sebagai
lebar dan tebalnya.
sampel selanjutnya dipotong kurang
lebih sepanjang 1 meter yang diambil Pengujian sifat kimia kayu. Contoh
dari bagian pangkal batang. Bagian uji untuk pengujian sifat kimia
batang kayunya sepanjang 10 cm sebelumnya dibuat serbuk kayu
diambil untuk menguji sifat anatomi terlebih dahulu. Untuk mendapatkan
(pengamatan mikroskopis), 10 cm ukuran yang seragam, serbuk tersebut
untuk uji sifat kimia dan sisanya dibuat disaring dengan saringan 40 mesh
papan untuk pengamatan makroskopis dan 60 mesh (serbuk yang digunakan
dan sifat fisika kayu. adalah yang lolos saringan 40 mesh
dan tertahan saringan 60 mesh).
Pengujian Contoh Uji Sampel berupa serbuk kayu yang
telah dihasilkan kemudian di kering
Pengujian sifat anatomi kayu. udarakan selama 48 jam selanjutnya
Pengujian sifat anatomi kayu yang disimpan dalam kantong plastik
dilakukan, meliputi pengamatan tertutup agar kadar airnya konstan dan
secara makroskpis dan mikroskopis. setiap plastik diberi kode sesuai
Sifat makroskopis yang diamati perlakuan.
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 212
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
masing serbuk kayu sehingga berat anatomi, sifat fisika, dan sifat kimia
serbuk kayu yang akan dianalisa akan kayu manis yang dihasilkannya dapat
didapatkan dengan lebih akurat. diketahui dengan pengujian statistik
Pengukuran MF dilakukan dengan cara menggunakan rancangan acak lengkap
menimbang botol timbang yang telah (Sudjana, 1991) dengan 3 kali ulangan.
dikeringkan dalam oven, kemudian diisi Sebelum data pengamatan dianalisa,
dengan sampel kayu (serbuk kayu terlebih dahulu dilakukan uji
Akasia) sesuai dengan berat yang pendahuluan, yaitu pengujian sebaran
diperlukan/secukupnya. Selanjutnya normal menurut prosedur Liliefors dan
sampel tersebut dikeringkan dalam Uji Homogenitas Ragam Barlett. Untuk
oven dengan temperatur (100 ± 5) oC mengetahui ada tidaknya pengaruh
selama 10 – 12 jam (sampai berat umur pohon terhadap sifat-sifat kayu
konstan), kemudian ditimbang yang dihasilkannya maka dilakukan uji
(sebelumnya didinginkan dalam F dengan menggunakan Analisis Sidik
desikator). Ragam, selanjutnya untuk faktor yang
berpengaruh nyata/sangat nyata
Analisis Data. Untuk mengetahui dilakukan uji beda lanjutan.
pengaruh umur pohon terhadap sifat
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 213
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Tabel 1. Nilai rata-rata dimensi serat kayu manis (Cinnamomum burmanii Blume)
pada tiga kelas umur pohon
Parameter Umur pohon Kategori
< 5 tahun 5 – 10 tahun > 10 tahun @
Rata2 Kategori Rata2 Kategor Rata2 Kategor
i i
Panjang serat 291,34 Pendek 309,91 Pendek 320,53 Pendek Pendek
(µm)
Diameter 6,14 Kecil 6,49 Kecil 6,77 Kecil Kecil
serat(µm)
Diameter lumen 3,24 Sangat 3,58 Sangat 3,67 Sangat Sangat
(µm) kecil kecil kecil kecil
Tebal dinding 1,42 Sangat 1,47 Sangat 1,55 Sangat Sangat
serat (µm) tipis tipis tipis tipis
Keterangan : @ = acuan Wagenfuehr (1984)
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 214
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Tabel 2. Nilai rata-rata turunan dimensi serat kayu manis (Cinnamomum burmanii
Blume) pada tiga kelas umur pohon
Umur pohon
Nilai turunan A1 (< 5 tahun) A2 (5 – 10 tahun) A3 ( > 10 tahun
Dimensi serat Rata2 Nilai*) Kelas*) Rata2 Nilai*) Kelas*) Rata2 Nilai*) Kelas*
Panjang serat 291,3 25 III 309,9 25 III 320,5 25 III
(µm) 4 1 3
Runkel Ratio 0,89 25 III 0,82 25 III 0,85 25 III
Felting Power 47,59 25 III 47,78 25 III 47,36 25 III
Mulsteph Ratio 72,07 25 III 69,52 25 III 70,68 25 III
(%)
Flexibility Ratio 0,53 50 II 0,55 50 II 0,54 50 II
Coef.of Rigidity 0,23 25 III 0,23 25 III 0,23 25 III
*) Acuan LPHH dalam Nawawi (1997)
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 215
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Tabel 3. Berat jenis kayu manis (Cinnamomum burmanii Blume) pada tiga kelas
umur pohon
Umur pohon Kelas Kelas
< 5 tahun 5 – 10 tahun > 10 tahun kuat Pulp
Ulangan
*1) *2)
Nilai Kelas Kelas Nilai Kelas Kelas Nilai Kelas Kelas
kuat Pulp kuat Pulp kuat Pulp
*1) *2) *1) *2) *1) *2)
1. 0,38 0,50 0,48
2. 0,44 0,41 0,56
3. 0,47 0,49 0,49
Total 1,29 1,40 1,53
Rata 0,43 III Baik 0,47 III Baik 0,51 III Cukup III Baik
*1) Acuan LPHH (1978), dalam Tabel 4
2) Acuan Tamolang dan Wangaard dalam Zaenal (1993), dalam Tabel 2
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 216
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Tabel 4. Komponen kimia kayu Manis (Cinnamomum burmanii Blume) pada tiga
kelas umur pohon
Komponen Umur pohon Kategori@ Statistik
No Kimia (%) <5 5 – 10 > 10
tahun tahun tahun
1 Zat Ekstraktif
a. larut air dingin 3.00 3.33 5.00 tinggi ns
b. larut air panas 4.33 6.00 7.33 tinggi *
c. larut alkohol 6.33 8.00 9.33 tinggi **
benzena
d. larut NaOH1% 13..33 15.00 16,67 tinggi **
2 Holoselulosa 44.00 51.33 57.33 rendah **
3 Selulosa 25.78 30.00 34.67 rendah *
4 Hemiselulosa 18.22 21.33 22.66 rendah ns
5 Lignin 19.67 23.67 27.00 sedang ns
6 Abu 0.41 0.45 0.74 sedang **
Ket : @ : berdasarkan acuan Dirjen Kehutanan (1976)
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 217
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
belum atau tidak merubah kategori parenkim semakin banyak dan kadar
kandungan kimianya. Kadar zat zat ekstraktif akan meningkat. Hal
ekstraktif (baik larut air dingin, air senada juga diutarakan oleh
panas, alkohol-benzena dan larut Haygreen dan Bowyer (1996) dan
NaOH1%) termasuk kategori tinggi; Hunt dan Garrat (1986) yang
kandungan holoselulosa, selulosa dan menyatakan bahwa umur pohon yang
hemiselulosa termasuk rendah dan meningkat maka saluran resin dan
kandungan lignin dan abu termasuk parenkim yang terbentuk semakin
kategori sedang. banyak, hal ini dikarenakan saluran
Peningkatan kadar ekstraktif resin dan parenkim merupakan
dengan semakin meningkatnya umur tempat diendapkannya zat ekstraktif,
pohon, diduga ada kaitannya dengan sehingga semakin banyak saluran
semakin meningkatnya presentase resin dan parenkimnya maka
kayu teras yang terbentuk pada kandungan ekstraktifnya semakin
pohon-pohon yang berusia lebih tua, banyak.
dimana pada bagian kayu teras ini Zat ekstraktif yang larut dalam
banyak mengandung zat ekstraktif. air dingin termasuk dalam golongan
Sebagaimana pendapat yang monosakarida yang meliputi glukosa
dikemukakan oleh Ito (1953) dalam dan fruktosa dalam bentuk pati
Hillis (1987) yang menyatakan bahwa (Sudrajat, 1979 dalam Syaifullah,
peningkatan umur pohon akan 2004). Dari hasil penelitian ini
memperbesar presentase kayu teras memperlihatkan kecenderungan
dimana jumlah zat ekstraktif semakin bahwa semakin meningkatnya kelas
meningkat dengan meningkatnya umur maka kelarutan dalam air dingin
produksi kayu teras tersebut. Hal akan semakin besar. Ini menunjukkan
tersebut juga diperkuat oleh pendapat bahwa semakin meningkatnya kelas
Hunt dan Garrat (1986) dan Nicholas umur maka kandungan monosakarida
(1987) yang menyatakan bahwa umur yakni glukosa dan fruktosa yang larut
pohon merupakan suatu faktor dalam dalam air dingin semakin besar.
pembentukan kayu teras yang akan Jika dibandingkan dengan
mempengaruhi ukuran diameter kayu hasil kadar ekstraktif larut air dingin,
teras yang dimilikinya. Kayu teras maka hasil kadar ekstraktif larut air
mengandung zat ekstraktif beracun panas ini cenderung lebih besar. Hal
yang menunjang warna dan ini dikarenakan zat ekstraktif larut
bertanggungjawab terhadap serangan dalam air panas adalah semua
mikroorganisme. ekstraktif yang larut dalam air dingin
Peningkatan kadar zat ditambah dengan tanin, pektin, gum
ekstraktif dengan semakin dan zat warna, seperti yang
meningkatnya umur pohon diduga ada diungkapkan oleh Sofyan et al, 1993
kaitannya juga dengan peningkatan dalam Bedmansyah, 2000.
jumlah sel parenkim yang terdapat Selanjutnya menurut Siagian (1980)
pada kayu yang lebih tua, menyatakan bahwa kelarutan dalam
sebagaimana pendapat yang air panas dapat menimbulkan
dikemukakan oleh Fengel dan hidrolisa lemah beberapa bagian
Wagener (1995) yang menyatakan lignin dan resin, yang akan
bahwa sel-sel kambium terus menghasilkan asam organik bebas
membelah berulang-ulang, ke arah dan methanol dalam filtratnya. Sifat
dalam membentuk xylem dan ke arah tersebut menyebabkan hasil
luar membentuk floem (kulit). persentase kadar ekstraktif larut air
Berdasarkan kenyataan ini maka panas cenderung lebih besar daripada
semakin tua umur pohon semakin hasil persentase kadar ekstraktif larut
banyak kesempatan sel kambium air dingin.
untuk membelah, sehingga sel
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 218
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 219
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 220
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 221
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 222
KAJIAN SIFAT……(26):210-223
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Hutan Tropis Borneo Volume 10 No. 26, Edisi Juni 2009 223