Anda di halaman 1dari 23

Anatomi dan Identifikasi Kayu

ALAT IDENTIFIKASI KAYU


Pendahuluan

Mengenal banyak jenis kayu bukanlah


pekerjaan yang mudah apalagi dalam segala
keadaannya seperti dalam bentuk kayu bulat,
kayu gergajian, barang jadi, belum diserut,
lama terkena sinar matahari dan lain
sebagainya.
PENDAHULUAN

Biasanya orang akan mudah mengenal jenis kayu apabila ia dapat mengetahui pohon asal dari mana kayu tersebut
ditebang. Tetapi kalau pohon asalnya tidak diketahui, tentu cara ini sulit dilakukan. Orang dapat mengenal jenis kayu
karena sifat yang mencolok dari kayu tersebut dan biasanya membutuhkan pengalaman yang cukup untuk menguasai
dengan baik.
Seseorang yang mengenal kayu bulat belum tentu kenal kayu gergajian dan sebaliknya.
Sehingga tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa akan sangat sulit bahkan mustahil
seseorang dapat mengenal jenis kayu dalam segala keadaan tanpa bekal Ilmu
Pengetahuan Jenis Kayu.
Why ?

Kebenaran atau ketepatan dalam menetapkan (nama)


jenis kayu sangat diperlukan oleh semua pihak yang
terkait baik itu pemerintah, pendidikan, produsen,
maupun konsumen kayu.
Hal itu disebabkan karena jenis kayu bukan saja erat
hubungannya dengan nilai atau harganya tetapi juga
dengan ketepatan penggunaannya
How ?

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk


mengenal jenis kayu secara sistematis adalah dengan
mengetahui sifat-sifat yang terdapat secara konstan
didalam kayu yang merupakan sifat yang objektif
mencakup sifat anatominya.
Nama suatu jenis kayu dapat berupa :
a) nama ilmiah
b) nama perdagangan
c) nama daerah tempat pohonnya tumbuh.

Nama ilmiah kayu diturunkan dari nama ilmiah


pohonnya yang diberikan oleh para ahli taksonomi
tumbuhan. Nama ini berlaku internasional, terutama di
kalangan ilmuan tumbuh-tumbuhan.
• Nama suatu jenis kayu di suatu daerah biasanya berbeda dengan
nama di daerah lainnya walau dari jenis kayu yang sama. Ini
menyulitkan komunikasi antar sesama orang atau instansi yang
berurusan dengan kayu sebagai bahan industri atau barang
kerajinan atau seni.

• Oleh karena itu di kalangan perdagangan dan industri kayu diupayakan


untuk dianut satu nama perdagangan untuk jenis kayu yang sama.
Nama perdagangan ini biasanya berasal dari daerah yang Iebih dahulu
memperkenalkannya di kalangan perdagangan dan industri.
Identifikasi
Identifikasi jenis kayu didasarkan kepada sederetan ciri Secara garis besar
ciri­-ciri tersebut dapat dibagi atas dua kelompok :

a. Ciri Umum/Makroskopis
Ciri umum mencakup ciri-ciri yang dapat diamati Iangsung dengan panca
indera tanpa bantuan alat-alat pembesar bayangan. Ciri-ciri yang dimaksud
meliputi :
Warna Arah serat Bau dan rasa
Corak Kilap Lingkaran tumbuh
Tekstur Kesan raba kekerasan kayu
b. Ciri Anatomi/Mikroskopis

Ciri anatomi meliputi susunan, bentuk dan ukuran sel atau jaringan
penyusun, yang hanya dapat diamati secara jelas dengan bantuan
lup atau mikroskop.

Meliputi : pori, parenkim, jari-jari, Saluran interseluler , Saluran


getah, Gelam tersisip.
• Ciri umum mudah diamati, sehingga sering digunakan
dalam praktik identifikasi jenis kayu di lapangan. Hasilnya
dapat tepat jika dilakukan oleh orang yang sudah
berpengalaman lama dan jika jumlahnya tidak banyak. Jika
yang dihadapi ratusan jenis, maka ciri umum saja tidak lagi
dapat diandalkan.

• Ciri anatomi harus digunakan sebagai landasan utama


minimal yang dapat diamati dengan bantuan lup
berkekuatan pembesaran 10 kali.
Syarat yang perlu dipenuhi Untuk menjadi
terampil dalam melakukan identifikasi jenis-jenis
kayu :
1. Memiliki sejumlah contoh kayu yang jelas
identitasnya
2. Mempunyai bekal pengetahuan anatomi dan
identifikasi kayu

Sebilah pisau tajam dan kuat,


serta lup berkekuatan
pembesaran 10 kali.
• Miskroskop diperlukan bila ditemui kesulitan,
misalnya berkenaan dengan jenis-­jenis kayu yang
tergolong kurang dikenal.

Kesulitan lain yang mungkin dialami adalah identifikasi


jenis-jenis “kayu daun jarum” sampai tingkat marga.
Akan tetapi hal ini tidaklah merupakan masalah yang
terlalu rumit, karena jenis-jenis pohon “kayu daun
jarum” tidak banyak jumlahnya di Indonesia dan
pohonnya relatif mudah dikenal.
Struktur Anatomi Kayu

Manfaat

 Pengenalan karakteristik jenis-jenis kayu  dasar


identifikasi kayu secara baik dan benar
 Pemanfaatan dan pengolahan kayu sesuai dg sifat
dasarnya.
14
XYLARIUM
Xylarium adalah satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan menyimpan contoh kayu
dari berbagai jenis pohon.

Fungsi Xylarium adalah:


1. Sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu
2. Bahan rujukan identifikasi contoh kayu tidak dikenal
3. Sumber informasi nama setempat dan nama ilmiah kayu
4. Sumber informasi keanekaragaman jenis kayu di suatu wilayah
5. Sumber informasi wilayah persebaran jenis-jenis kayu tertentu.

Selain itu, Xylarium juga berfungsi menunjang bidang forensik dalam menangani perkara
dimana kayu sebagai barang bukti, serta menunjang penelitian arkeologi dan paleobotani.
XYLARIUM
BOGORIENSE 1915
Indonesia, tepatnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan (P3HH) telah memiliki Xylarium sejak Tahun 1914, ketika
P3HH masih bernama Boschbouw Proefstation.
• Koleksi contoh kayu yang dimiliki dikumpulkan dari hutan di
seluruh Indonesia. Dalam perkembangannya, P3HH juga
melakukan tukar-menukar contoh kayu dengan Xylaria di
beberapa negara di dunia seperti Austria, Australia, India,
Afrika dan lain-lain.
• Hampir seluruh jenis kayu yang dikumpulkan mempunyai
koleksi herbariumnya yang disimpan di Bagian Botani, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam,
Bogor.
XYLARIUM
BOGORIENSE 1915

P3HH Sebagai satu-satunya kolektor kayu (xylarium) di


Indonesia yang telah tercatat dalam Index Xylariorum, 
Institutional Wood Collection of the World sejak tahun 1975
(kode BZFw) dan tercatat dalam Index Herbariorum
Indonesianum,  Xylarium Bogoriense kini
menjadi xylarium dengan
jumlah koleksi terbanyak
pada Juli 2018 Xylarium Bogoriense dengan jumlah koleksi di dunia dengan jumlah
67.864 berada pada posisi keempat di dunia setelah Belanda koleksi kayu sebanyak
(125.000 spesimen), Amerika Serikat (105.000 spesimen) dan 185.647 spesimen.
Belgia (69.000 spesimen).
XYLARIUM
BOGORIENSE 1915
Salah satu tugas para peneliti dan teknisi Xylarium
Bogoriense 1915, Laboratorium Anatomi Tumbuhan P3HH
Bogor adalah melakukan pelayanan identifikasi jenis kayu.

• Identifikasi kayu ini merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
proses pengolahan dan pemanfaatan kayu yang rasional. Identifikasi
dilakukan dengan membandingkan ciri-ciri kayu yang belum diketahui
jenisnya dengan kayu yang telah diketahui jenis dan nama botanisnya,
dimana untuk dapat melakukan hal tersebut diperlukan keahlian dalam
bidang anatomi dan identifikasi kayu.
AIKO
• Adalah : alat identifikasi kayu otomatis
berbasis komputer vision yang dikembangkan
dari basis data jenis kayu 
Xylarium Bogoriense.
• Selama ini proses identifikasi kayu dilakukan
secara manual yang memerlukan waktu waktu
1-2 minggu.
• “AIKO mampu memangkas waktu identifikasi
menjadi hanya hitungan detik”
AIKO
TERIMA KASIH
TES AIK

Xylarium terlengkap di dunia dimiliki oleh Forest Product Laboratory, USDA di Madison, Wiscounsin, USA. Koleksinya mencapai 100.000 sampel kayu dari seluruh dunia. Di
peringkat ke- 2, dimiliki oleh the Royal Museum of Central Africa di Tervuren, Belgia, dimana koleksinya mencapai 57.165 sampel. Sedang Xylarium Departemen Kehutanan di
Bogor, atau lebih dikenal dengan nama Xylarium Bogoriense 1915, berada di peringkat ke-3 dengan jumlah koleksi 34.301 sampel kayu yang tergabung dalam 110 suku, 675
marga dan 3667 spesies.

Xylarium Bogoriense 1915 P3HH Bogor telah terdaftar pada Index Xylariorum, Institutional Wood Collections of the World pada Tahun 1988, dengan kode alamat BZFw, dan
telah terdaftar pula di Index Herbariorum Indonesianum pada Tahun 2006.

Sejalan dengan kemajuan teknologi, saat ini proses identifikasi di P3HH telah dibantu menggunakan komputer yang memungkinkan sistem identifikasi kayu dapat dilakukan
secara lebih cepat dan akurat, dengan tetap melakukan prosedur-prosedur standar seperti pembuatan preparat sayat kayu dan pengamatan preparat menggunakan
mikroskop. Hasil yang diperoleh diverifikasi dengan:

Membandingkan contoh yang sedang diidentifikasi dengan contoh kayu otentik yang ada di dalam koleksi. 

Membandingkan hasil yang diperoleh dengan deskripsi jenis yang bersangkutan dalam literatur hasil penelitian anatomi kayu. Selain itu, Laboraturium Anatomi Tumbuhan
P3HH juga meneliti dan melakukan identifikasi terhadap jenis-jenis fosil kayu. Pengetahuan tentang fosil kayu ini sangat penting. Salah satu manfaatnya adalah hasil
identifikasi kayu yang berasal dari jaman purba (fosil) dapat membantu merekonstruksi kondisi ekosistem ataupun mendokumentasikan perubahan iklim. Para ilmuwan
paleontologi sangat tertarik untuk mengetahui pohon apa yang ada saat dinosaurus hidup, dan tipe vegetasi apa yang ada saat primata pertama kali ada atau saat evolusi
manusia. Pengetahuan terhadap fosil kayu secara fitogeografi dapat membantu menjelaskan distribusi tumbuhan hingga saat ini, sejarah dari beberapa suku dan marga,
serta distribusi dan diversifikasi tumbuhan berkayu di masa lampau. Pengetahuan tentang perkayuan ini secara arkeologi juga membantu menyediakan informasi yang
berguna untuk merekonstruksi rute perdagangan. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Xylarium Bogoriense 1915, hasil-hasil penelitian yang dilakukan di
Laboratorium Anatomi Tumbuhan P3HH, serta jasa pelayanan identifikasi kayu dan fosil kayu dapat menghubungi para peneliti dan teknisi Laboratorium Anatomi Tumbuhan
di kantor P3HH, Jl. Gunung Batu No. 5 di Lantai 3 Gedung Kelti Biologi dan Pengawetan Hasil Hutan

Anda mungkin juga menyukai