Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM MATA KULIAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KAYU

OLEH :

Barkah Yanuar Damar Dani, S. Hut

Winda Nur Anisah, S. Hut

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Nani Nuriyatin. M.Si

LABORATORIUM KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2023
PENGAWETAN KAYU
A. Dasar Teori
Seiring perkembangan zaman peradaban manusiaakan terus mengalami kemajuan dalam
pengetahuan teknologi kayu yang berpengaruh pada tingkat pemanfaatan kayu. Kebutuhan
terhadap kayu di Indonesia maupun dunia setiap tahun akan terus mengalami peningkatan
sehubungan dengan laju pertambahan jumlah penduduk sedangkan di sisi lain hasil hutan
cenderung memiliki keterbatasan dalam menyediakan kayu karena eksploitasi hutan alam yang
cukup tinggi.
Salah satusifat kayu yang sangat menentukan penggunaan akhir kayu adalah ketahanan
kayu terhadap serangan hama yang menimbulkan kerusakan kayu. Menurut Hunt dan Garrat
(1986), keawetan alami diartikan sebagai daya tahan kayu terhadap faktor-faktor perusak kayu
yang datang dari luar, tetapi biasanya yang dimaksud adalah daya tahan kayu terhadap kerusakan
yang diakibatkan oleh organisme perusak kayuseperti jamur dan serangga.Novianti (1999)
mengatakanbahwa respon kayu terhadap serangan organisme perusak merupakan indikator
ketahanan dan menunjukan keawetan suatu kayu.
Keawetan alami kayu berbeda-beda menurut jenis kayu, baik dalam jenis yang sama
maupun dalam pohon yang sama. Salah satu cara menentukan ketahanan alami kayu adalah
dengan uji kubur dalam tanah (grave yard test) (Anonim, 1988).Tingkat ketahanan alami kayu
berdasarkan jenis kayu dan posisi kayu dipohon cenderung sangat bervariasi(Saprinurdin,
2003).Ketahanan kayu terhadap serangan organisme perusak yang menimbulkan kerusakan kayu
merupakan salah satusifat kayu yang sangat menentukan dalam pemilihan dan penggunaannya
sehingga sangat perlu bagi kita memahami dan mengetahui sifat-sifat kayu yang mencerminkan
kualitas kayu.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pengawetan kayu.
2. Mengetahui perbandingan ketahanan alami berbagai jenis kayu.
C. Prosedur Kerja
a. Alat dan Bahan
- 3 jenis kayu yang berbeda
- Cangkul
- Alat tulis
- Kamera
- Timbangan analitik
- Oven
b. Cara kerja
1. Kayu dipotong (sejajar jari- jari dan tegak lurus jari) dengan ukuran 2x0,8x10 cm3.
Kemudian kayu yang sudah dipotong kemudian ditimbang dengan menggunakan
timbangan analitik untuk mengetahui berat basah kayu.
2. Kayu yang sudah ditimbang kemdudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan
suhu 60ºC selama 1 jam hari atau selama kayu tersebut memiliki berat yang stabil.
3. Kayu yang sudah dikeringkan dan memiliki berat stabil kemudian dikubur pada tempat
yang ditemukan sarang rayap dengan cara mengubur 2/3 bagian dari kayu dalam tanah
sehingga menyisakan 1/3 bagian kayu.

4. Penguburan dilakukan selama 3 minggu dan akan dihentikan pengamatan.


5. Kayu yang sudah dikubur dibersihkan dari tanah dengan menggunakan sikat dan air yang
menggalir.
6. Kayu yang sudah bersih dikeringkan kembali dengan Oven dengan suhu 60ºC selama 1
jam. Kemudian dilakukan penilaian kerusakan kayu dengan cara melihat persen
W o−Wt
hilangnya berat. Persen (%) kehilangan berat dihitung dengan rumus: X 100 %
Wo
dimana Wo (berat sebelum uji kubur) dan Wt (berat setelah uji kubur).
Tabel Pengamatan
Kelompok
No Jenis Berat Berat Berat % Ketahanan kayu
kayu Basah pengovenan pengovenan Kehilangan terhadap
awal akhir Berat serangan rayap
1.
2.
PENGGERGAJIAN KAYU
A. Dasar Teori
Kemajuan zaman sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, salah satu bentuk dari kemajuan teknologi tersebut ialah semakin menjamurnya
industri-industri di Indonesia, mulai dari industri kecil hingga ke industri yang sudah modern
atau canggih. Salah satu jenis industri yang saat ini berkembang di Indonesia ialah industri
penggergajian. Produk-produk dari penggergajian sangat tinggi konsumsinya oleh
masyarakat, sehingga industri penggergajian sangat berkembang di Indonesia dan dalam
pengolahannya pun tidak membutuhkan skill yang begitu tinggi. Kayu gergajian adalah kayu
persegi empat dengan ukuran tertentu yang diperoleh dengan menggergaji kayu bundar atau
kayu lainnya. Sedangkan kayu gergajian rimba adalah kayu gergajian selain Jati. Kayu
gergajian adalah kayu persegi empat dengan ukuran tertentu yang diperoleh dengan
menggergaji kayu bundar atau kayu lainnya. Pada dasarnya penetapan isi kayu gergajian ini
sangat sederhana, yaitu dengan cara mengalikan dimensi tebal, lebar dan panjang.
Perkembangan industri penggergajian di Indonesia jauh lebih kemudian dibandingkan
dengan negara Eropa dan Amerika. Indonesia merupakan negara pengguna, bukan negara
penemu dan pengembang industri. Industri penggergajian yang tertua diyakini berada di
Jawa. Sejarah pengelolaan hutan bermula di Jawa, yang dilakukan oleh pemerintah Hindia
Belanda, dengan penanaman dan pengelolaan hutan jati Penggergajian pertama dengan mesin
didirikan pada tahun 1926 di Madiun oleh Belanda. Di luar Jawa, penggergajian dengan
mesin baru didirikan pada tahun 1950-an, yaitu di Tarakan dan di Sampit.

B. Tujuan
1. Mengetahui metode/cara penggergajian yang digunakan dalam industri ini.
2. Mengetahui alat atau mesin yang digunakan dalam proses penggergajian kayu.
3. Mengetahui fungsi dari setiap mesin yang digunakan.
4. Mengetahui lay out mesin gergaji

C. Prosedur Kerja

a. Alat dan Bahan


1. ATK
2. Kamera
3. Log kayu
4. Mesin Band Saw besar
5. Mesin Band Saw kecil
6. Mesin Band Saw rel
7. Mesin Silter
8. Mesin Siku
9. Mesin Serut
10. Mesin profil
11. Mesin gogo

b. Cara Kerja

Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Disediakan kayu yang akan diolah atau digergaji.
2. Dijelaskan oleh narasumber cara kerja alat atau mesin yang digunakan dalam
menggergaji kayu serta produk-produk yang dihasilkan.
3. Ditanyakan hal-hal yang masih kurang jelas.

Anda mungkin juga menyukai