Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN DASAR TEKNIK

“PEMBUATAN MEJA LIPAT”

Dosen Pembimbing :
1. Darjati, SKM ,M.Pd
2. Hadi Suryono, ST., MPPM

Disusun oleh :
Kelompok B
1. Isna Wahyu Setiani (P27833316001)
2. Achmad Dzikru M. P. (P27833316003)
3. Siti Imalia Nabella D. (P27833316004)
4. Tutut Muhimauro (P27833316009)
5. Andrian Meidyanto D. (P27833316013)
6. Suliha (P27833316014)
7. Mufiadzatul Ardiyah (P27833316017)
8. Mahesi Yustika A. (P27833316021)
9. Alvin Marcello R. (P27833316022)
10. Ibnatil Fitriya (P27833316025)
11. Dinar Mutiara K. (P27833316029)
12. Suwantiningsih (P27833316033)
13. Aryani Syanaputri (P27833316036)
14. Rosida Al Indansah (P27833316040)
15. Abrori Nuansa Z. (P27833316041)
16. Rizka Savira M. (P27833316044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


TAHUN AKADEMIK 2016/2017
A. Tujuan Praktikum
Dapat
B. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari / Tanggal : 11 April 2017
Pukul : 08.00-16.00
Tempat : Work Shop Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
C. Dasar Teori
Kayu merupakan salah satu bahan bangunan yang banyak dijumpai, sering dipakai
dan relative mudah untuk mendapatkannya. Berat jenis kayu lebih ringan bila dibanding baja
ataupun beton, selain itu kayu juga mudah dalam pengerjaannya. Ditinjau dari segi struktur,
kayu cukup baik dalam menahan gaya tarik, tekan dan lentur. Ditinjau dari segi arsitektur,
bangunan kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi. Sebagai bahan bangunan yang dapat
dibudidayakan (‘’renewable’’), kayu menjadi bahan bangunan yang relatiif ekonomis. Salah
satu jenis kayu yang sering digunakan untuk membuat bahan bangunan yaitu kayu kamper.
Kayu Kamper (Dryopbalanops sp) terdiri dari lima spesies yaitu D. aromatic, D.
fusca, D. lanceolata, D. oocarpa, dan D. rappa. Kayu kamper digolongkan dalam kayu dengan
kelas kuat I - II serta kelas awet II – III. Keawetan kayu menunjukkan daya tahan kayu terhadap
serangan hama yaitu serangga dan jamur. Sedangkan kekuatan kayu menunjukkan daya tahan
kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan
dan sebagainya (Nurullia, 2016). Kekuatan kayu kamper ketika selalu berhubungan dengan
tanah lembap bisa bertahan hingga 3 tahun. Sedangkan apabila tidak terlindung, tetapi
dilindungi dari pemasokan air bisa bertahan hingga 10 tahun. Namun apabila tidak
berhubungan dengan tanah lembap, di bawah atap dan dilindungi dari kelemasan beban bisa
bertahan hingga sangat lama kecuali bila terjadi serangan rayap dan serangan bubuk kayu
kering dan sebagainya (……..).
Dengan berat jenis 0,62 – 0,91 tergantung spesiesnya. Secara visual kayu kamper
terlihat arah serat kayu terpadu dengan bau kamper yang tajam dan dapat dibedakan atau
digolongkan menurut tekstur dan warna. Merah coklat atau merah kelabu untuk D.aromatica.
Untuk D. lanceolata dan D. oocarpa berwarna lebih muda dengan kayu gubal berwarna hampir
putih sampai coklat kuning muda. Dalam beberapa kasus, sifat warna sebuah kayu ini juga
dapat berubah. Warna kayu pada daerah tropis biasanya akan luntur perlahan-lahan karena
sinar matahari (ultraviolet) (Muttaqien, 2008). Akan tetapi untuk kayu jenis kayu kamper
warnanya akan tetap seperti warna ketika baru ditebang dari pohonnya yaitu berwarna coklat
kemerah-merahan atau merah tua. Untuk jenis D. aromantica memiliki berat jenis 0,69, pH
4,10 dan kandungan ekstraktif 0,98%. Dalam hal ini kandungan ekstraktif menjadi satu hal
yang perlu ditinjau, karena secara kimiawi akan mempengaruhi properties kayu dan cukup
menentukan tingkat keawetan dan kemudahan pengerjaannya.

Berat jenis kayu merupakan besaran yang sangat penting sebagai parameter
karakteristik suatu jenis kayu. Dengan berat jenis dapat diprediksi besaran-besaran fisik dan
mekanik kayu yang lainnya. Dalam hal ini terdapat hubungan yang linier antara berat jenis
dengan kekuatan kayu, dalam arti makin tinggi berat jenis kayu, maka makin tinggi kelas
kekuatannya.
Kayu kamper (Dryopbalanops sp) adalah kayu yang memiliki kadar air. Kondisi ini
menggambarkan bahwa kayu masih berada dalam kondisi basah, sekaligus memberikan
prasyarat bahwa kayu yang ada di pasaran umum masih harus diberi perlakuan berupa
pengeringan terlebih dahulu sebelum digunakan. Selain itu kayu memiliki tekstur kayu. Tekstur
kayu merupakan ukuran sel-sel kayu dan arah serat kayu. Tekstur kayu kamper adalah
bertekstur kasar merata dan lurus serta permukaan kayu licin dan mengkilap dengan bau
kamper yang sangat mencolok pada D. aromantica (Muttaqien, 2008).
Di Indonesia, kayu kamper telah lama menjadi alternatif bahan bangunan yang
harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat bingkarai, kamper
memiliki serat kayu yang kasar dan merata. Kayu kamper tidak sekuat kayu bangkirai, sehingga
retak rambut jarang ditemui. Kayu kamper juga tidak sekeras bangkirai, sehingga
kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga tidak disarankan untuk pintu dan jendela
dengan desain terlalu lebar dan tinggi, tetapi apabila ingin membuat meja kecil atau meja
belajar cocok menggunakan kayu kamper ini sebagai bahan bakunya. Pohon kamper banyak
ditemui di hutan hujan tropis di Kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal
menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan (Arif,
2014). Kayu kamper sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil, jendela, meja, dll.
Sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil, jendela, meja, dll. Cara mengubah
kayu menjadi suatu alat perabotan dapat dilakukan dengan cara menyambungkan kayu atau
mengolah kayu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kekuatan sambungan adalah keadaan alat
sambung. Sedangkan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungan kayu yaitu
menggunakan paku. Alat sambung paku sering dijumpai pada struktur dinding, lantai dan
rangka dalam bentuk dan ukuran yang bermacam - macam. Panjang dari paku harus 2 atau 3
kali dari tebal bilah kayu yang digunakan (Sadiyo, 2012).
Diameter paku yang digunakan tidak boleh lebih dari 1/8 tebal lamina, minimum ada 2
buah baris paku. (Tjondro,2011). Umumnya diameter paku berkisar antara 2,75 mm sampai
8 mm dan panjangnya antara 40 mm sampai 200 mm. Angka kelangsingan paku (nilai banding
antara panjang terhadap diameter) sangat tinggi menyebabkan mudahnya paku untuk
membengkok saat dipukul. Agar terhindar dari pecahnya kayu, pemasangan paku dapat
didahului dengan membuat lubang penuntun yang berdiameter 0,9D untuk kayu dengan berat
jenis diatas 0,6 dan berdiameter 0,75D untuk kayu dengan berat jenis dibawah atau sama
dengan 0,6 (D adalah diameter paku). Pemasangan paku dapat dilakukan secara cepat dengan
menggunakan mesin penekan (nail fastening equipment).
Meja adalah sebuah perabotan yang memiliki permukaan datar dan kaki-kaki sebagai
penyangga. Meja umumnya dipasangkan dengan kursi. Meja adalah furniture yang wajib ada
di dalam rumah, karena jika tidak ada meja maka beberapa aktifitas tidak bisa dilakukan dengan
baik. Meja sering dipakai untuk menaruh barang atau makanan dan juga sering digunakan
untuk mengerjakan berbagai hal. Meja banyak sekali jenisnya yang tentunya dibuat untuk
tujuan yang berbeda-beda. Salah satu jenis meja yaitu meja lipat. Meja lipat banyak disukai
masyarakat, karena bentuknya yang minimalis, fungsional, ringan dan mudah dibawa. Terlebih
untuk digunakan dalam aktivitas outdoor atau diluar ruangan. Selain cocok digunakan oleh
orang dewasa, meja ini juga cocok untuk anak-anak. Baik dari safety maupun manfaatnya.
Terlebih lagi meja ini dapat disimpan dengan mudah dan tidak membutuhkan banyak tempat
ketika sudah tidak digunakan. Meja lipat juga lebih mudah untuk dibersihkan dari kotoran
debu maupun tumpahan cairan tertentu yaitu cukup dengan dilap menggunakan tisu atau kain.

D. Alat dan Bahan


Alat :
1. Palu
2. Gergaji
3. Penggaris
4. Meteran
5. Kuas
6. Ampelas
7. Bor Listrik
8. Gunting
Bahan :
1. Kayu Kamper
2. Cat Kayu
3. Tinner
4. Paku
E. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Memilih jenis kayu terlebih dahulu yang akan dibuat meja lipat.
3. Mengukur kayu sesuai kebutuhan meja lipat yang akan dibuat.
4. Membeli kayu kamper sesuai ukuran yang dibutuhkan.
5. Memotong kayu menggunakan gergaji sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
6. Menghaluskan permukaan kayu kamper dan semua bagian kayu yang sudah dipotong-
potong menggunakan kertas ampelas.
7. Mengelompokkan kayu-kayu yang sudah dipotong menjadi beberapa bagian (seperti
bagian kaki, penyangga, penyangga silang dan papan meja).
8. Merangkai bagian – bagian tersebut menggunakan paku dan diawali dengan
menyusun kakinya terlebih dahulu.
9. Memaku dan memalu untuk menyambungkan bagian kaki, penyangga dengan bagian
yang akan dibuat alas papan mejanya.
10. Selanjutnya apabila meja sudah dipasang dengan benar, langkah selanjutnya adalah
mengecek kembali kualitas meja lipat yang sudah terbentuk.
11. Lalu menyiapkan cat, kuas dan tinner
12. Menyiapkan satu wadah / tempat kosong untuk meletakkan cat dan menyampurnya
menggunakan sedikit tinner, lalu mengaduknya dengan rata
13. Mengecat semua permukaan dan bagian meja lipat
14. Menunggu beberapa saat hingga cat mongering.
15. Terakhir, meja sudah siap digunakan

F. Anggaran Biaya
G. Hasil dan Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Putro Wicaksono. 2014. Kayu Sebagai Bahan Bangunan. Semarang : Universitas
Pandanaran
Muttaqien, Ahmmad Trisyarahman. 2008. PVC-U pada aplikasi literatur . Jakarta :
Universitas Indonesia.
Sadiyo, Sucahyo, dkk. 2012. Pengaruh Diameter dan Jumlah Paku Terhadap Kekuatan
Sambungan Geser Ganda Balok Kayu Nangka (Artocarpus Heterophyllus) dan
Rasamala (Altingia Excelsanoronha) dengan Pelat Baja. Jurnal Perennial. Vol. 8 No.
1. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Tjondro, Johannes Adhijoso. 2011. Balok Dan Kolom Papan Kayu Laminasi-Paku. Bandung:
Universitas Katolik Parahyangan

Anda mungkin juga menyukai