159 Pengawetan Kayu Dan Bambu
159 Pengawetan Kayu Dan Bambu
Pengawetan
KAYU dan BAMBU
Dinamika Media
2007
PENGAWtrI-AN KAYU DAN BAMBU
Prakata
Penulis :Tim Elsspat
Penyunting : D nda
Foto isi dan sampu , Cazarez
Banyak gagasan cemerlang tidak sempat terlaksana
Perancang sampul : JhuQ
Penata letak : Bicky karena tidak diketahui oleh banyak orang. Banyak teknologi
Penerbt : Dinamika Media dan pengetahuan yang mendarah daging di masyarakat,
kemudian hilang karena tidak tercatat.
Cetakan ) Jakarla,2aO7
Menulis buku ini adalah salah satu usaha agar penge-
Buku ini dllindungi Undang-Undang Hak Cipta Segala tahuan yang pernah ada itu tidak hilang begitu saja. Selain
bentuk penggandaan, penerlemahan, atau reproduksi, itu, tentu ada harapan agar buku ini berguna bagi masyarakat
baik melalui med a cetak maupun elelftonik harus seizin
yang haus informasi.
penerbit, kecuali untuk kutipan ilmiah
Dalam penulisan buku yang berisi tentang teknologi
pengawaten kayu dan bambu ini, penulis banyak mendapat
sBN 978 979 1 472 84 5
informasi dari pihak-pihak yang ahli dalam bidang kayu
dan bambu. Penulis juga sangat terbantu oleh jurnal-jurnal
ilmiah yang pernah terbit serta keterangan-keterangan dari
berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu pembuatan buku ini. Besar harap-
an buku ini akan tetap berguna dan memperkaya penge-
tahuan bangsa meskipun literatur tentang ini sudah banyak
diketahui.
Penulis
Pengawetan Bambu49
A. Bambu SebagaiTanaman Serba Guna 49
B. Keawetan Bambu 55
C. Penyebab Kerusakan Bambu 57
D. Pengawetan Bambu 60
E. Nilai Ekonomis Pengawetan Bambu 70
menyumbat saluran di dalam kayu. Penguapan yang terlalu cepat dan tidak merata yang
Gejala inidisebut einlauf dan banyakterdapat pada dolok disebabkan oleh angin, dapat menimbulkan keretakan pada
kayu beuk (Fagus silvatico) yang baru ditebang. Gejala ini kayu. Selain itu, angin adalah pembawa spora jamur perusak
banyak terdapat di Jerman. Kayu yang terkena einlauf lebih kayu yang menginfeksi kayu. Di daerah berpasir, angina
sukar ditembus bahan pengawet, meskipun kekuatan kayu akan membawa pasir dan mengakibatkan permukaan kayu
tersebut tidak dirugikan karena hanya berupa cat warna. menjadi aus karena gesekan pasir tersebut.
Belum dapat dikatakan dengan pasti apakah einlauf juga
Air
terdapat pada jenis kayu di lndonesia, meskipun pernah Air yang berada dalam kayu memberikan pengaruh
dijumpai pada kayu jati.
yang buruk. Pada umumnya, kekuatan kayu menjadi lebih
Sinar Matahari rendah ketika kayu tersebut banyak mengandung air (kadar
Sinar matahariyang langsung menimpa kayu dapat me- air tinggi) dibandingkan dengan kayu kering. Perubahan
nimbulkan retak karena terjadi pengeringan yang terlalu kandungan airdalam kayu bisa menyebabkan mengembang
cepat. Komponen sinar ultra-ungu (ultraviolet) dari cahaya dan menyusutnya sel-sel kayu dan hal ini mengakibatkan
matahari secara perlahan-lahan dapat mengakibatkan oksi- keretakan.
dasi pada permukaan kayu. Akibatnya, di dataran tinggi, Uap air panas (steom) juga memengaruhi kerusakan
kayu itu akan berwarna kecokelat-cokelatan atau keabu- kayu, bergantung pada lama dan besarnya tekanan uap
abuan bila ada pengaruh garam besi. tersebut. Uap air sedikit demi sedikit akan merangsang
Sinar ultra-ungu akan lebih banyak memengaruhi lignin keluarnya asam cuka, asam semut, dan metil-alkohol kayu.
daripada selulosa. Akibatnya, kayu akan menjadi rapuh dan Kemudian, keluar juga gula, hemiselulosa, dan juga zat
mudah patah. Untuk kayu yang tebal, hal ini tidak akan semacam lignin dan zat penyamak. Kayu akan menjadi lunak
dan modulus elastisitasnya menurun sampai 800/0. Beberapa
mana-mana adalah Chaetomium globusum kunze. butiran halus menjadi tanda adanya serangan rayap kering
ini. Bila diperhatikan secara saksama, hanya akan tampak
c. Jamur Pewarna Kayu lubang halus sebesar ujung jarum pada permukaan kayu.
Serangan jamur ini lebih banyak ditemukan pada kayu
yang basah atau masih segar. Berbeda dengan kedua jenis e. RayapTanah
jamur yang telah disebutkan sebelumnya, jamur ini tidak Jenis rayap ini umumnya menyerang kayu yang berhu-
merombak dinding sel, tetapi hidup dari zat pengisi sel. bungan dengan tanah, misalnya tiang listrik atau rel kereta
Meskipun serangan jamur ini tidak menurunkan kekuatan api. Meskipun demikian, rayap ini juga menyerang kayu
kayu, mutu kayu akan turun karena pewarnaan yang di- yang tidak berhubungan langsung dengan tanah, melalui
timbulkannya. terowongan yang dibuat dari dalam tanah.
Jamur pewarna dari kelas Ascomycetes ini mula-mula Di lndonesia terdapat dua famili rayap tanah, yaitu
tumbuh pada permukaan kayu, kemudian dengan cepat Rhinotermitidae dan Termtidae. Sarangnya pada umumnya
sekali menembus ke dalam kayu sehingga kayu menjadi terdapat di dalam tanah. Agar dapat hidup dan berkembang
berwarna kelabu kebiru-biruan sampai hitam kotor. Jamur biak, rayap ini harus selalu berhubungan dengan tanah
pewarna kayu yang umum dijumpai di daerah tropis adalah untuk mendapatkan persediaan air.
berasal dari genus Ceratocytis dan Diplodia.
f. Bubuk Kayu Kering
d. RayapKoyuKering Bubuk kayu kering yang tampak pada kayu adalah
Jenis rayap ini menyerang kayu yang berada dalam akibat serangan serangga dari ordo Coleoptera. Akibat yang
keadaan kering. Serangannya ditemukan pada hampirsemua ditimbulkan mirip dengan serangan rayap kayu kering, yaitu
jenis kayu yang ringan dan tidak awet. Rayap menggunakan kayu menjadi rapuh dari dalam. Biasanya bubuk kayu ini
Kayu segar yang dibiarkan tanpa diberi bajan pengawt akan mudah
g. BubukKayuBosoh terserang jamur
Bubuk kayu basah diakibatkan serangan kumbang
Ambrosia darifamili Solytidoe dan Plotypodidae. Pada umum-
C. Pengawetan Kayu untukBahan Bangunan
nya mereka menyerang kayu basah karena serangga ini
Berbagaijenis kayu mudah ditemui di lndonesia, tetapi
memerlukan kadar air yang relatif tinggi, yaitu di atas 4Oo/o.
tingkat keawetannya tidak seragam. Dari sekitar 4.000
Kayu yang berkadar air di bawah 25olo sudah tidak dapt
jenis kayu yang ada, dalam penelitian yang dilakukan oleh
diserang oleh kumbang ini.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan dan Sosial
Serangan kumbang inimenyebabkan kualitas kayu turun
Ekonomi Kehutanan, sebagian besar memiliki keawetan
akibat adanya lubang gerekan dan warna kehitaman yang
alamiyang rendah. Meskipun demikian, kayu-kayu tersebut
ditimbulkan kemudian. Kayu yang diserang oleh kumbang
tetap dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi peka
ini akan menunjukkan lubang bulat kecil dengan diameter
sekali terhadap kondisi iklim tropis yang lembap seperti
sekitar 0,5-2mm. Dinding lubang gerekan akan ditumbuhi
di lndonesia. Agar daya pakainya dapat ditingkatkan, sifat
jamur yang merupakan makanan bagi kumbang Ambrosia.
keawetan alami kayu tersebut harus diperbaiki.
Pertumbuhan jamur ini menimbulkan warna kehitaman
Kayu dengan tingkat keawetan alami yang tinggi se-
pada dinding lubang gerek.
makin langka. Oleh karena itu, tentu saja kayu yang tingkat
keawetan alaminya tinggi akan berharga mahal. Akhirnya,
konsumen memilih menggunakan jenis kayu yang kurang
awet sebagai komponen bangunan. Kayu yang umum
Cara yang dapat digunakan antara lain metode pelaburan, terbuka dan tak tembus pengawet harus disapu dengan ;
rendaman, dan vakum tekan. bahan pengawet konsentrasi tinggi secara merata.
Agar hasil pengawetan kayu sesuai dengan yang di- d) Kayu dengan sifat keawetan atau berat jenis berbeda
harapkan, pertama-tama haruslah diketahui dulu jenis kayu- harus diawetkan secara terpisah. r
nya dan kemungkinan penyebab kerusakannya. Metode e) Kayu dengan ukuran tebal berbeda harus diawetkan se- :
pengawetan kayu yang ada didalam buku ini lebih mengarah cara terpisah.
pada pencegahan (perlindungan) kayu dari serangan
organisme tertentu (faktor biologis). Untuk hal yang bersifat
nonbiologis (air, udara, matahari), tindakan pencegahan Bahan pengawet adalah suatu senyawa kimia yang bila
yang dilakukan adalah dengan memperhatikan konstruksi dimasukkan ke dalam kayu, dapat meningkatkan ketahanan f
bangunan. kayu dari serangan faktor perusak biologis. Hal ini berarti .
Untuk mencapai hasil pengawetan yang optimal, perlu bubuk kayu kering, dan jamur perusak kayu. I
Semua bahan pengawet tersebut memiliki persyaratan 3. bak pencelup berguna sebagai tempat mencelupkan
penembusan dan retensi masing-masing. Nilai penembusan kayu yang akan diawetkan
(penetrasi) bahan pengawet dinyatakan dalam satuan mm, 4. terpal kedap air berguna sebagai penutup kayu yang
kayu menyerap bahan pengawet yang dinyatakan dalam mengalirkan serta memindahkan larutan bahan peng-
kg/m3. awet
Formulasi yang beredar di pasaran bermacam-macam. 6. timbangan, gergaji, bor riap, gelas ukur, aerometer, dan
Ada yang berbentuk tepung, pasta, dan cairan. Tentunya pengukur kadar air.
bahan pengawet yang baik harus memenuhi persyaratan Agar pengawetan berjalan mudah, usahakan tempat
sebagai berikut: untuk pengawetan agak luas. Kayu yang akan diberi bahan
a) memiliki daya penetrasi (penembusan)yang tinggi pengawet ditumpuk rapi di satu sisi dan di sisi lain disiapkan
b) memilikidaya racun yang ampuh untuk kayu yang sudah selesai dicelup. Pencelupan dapat
c) bersifat permanen dilakukan dengan tangan atau dengan bantuan katrol. Jika
d) aman dipakai menggunakan katrol, tumpukan kayu yang akan dicelup
e) tidak mengurangi sifat baik kayu jangan lebih dari 75o/ovolume bak pencelup.
Kayu dicelupkan dalam larutan beberapa saat, tidak lebih
3, TahopPengawetan dari tiga menit. Segera setelah diangkat, kayu diletakkan
o. Metode Pencelupan sesaat di tempat yang kedap air dan bila dirasa tumpukan
Peralatan pokok yang diperlukan dalam metode ini kayu tersebut sudah cukup banyak, barulah tumpukan di-
adalah: tutup dengan terpal. Hal ini bertujuan supaya penguapan
,,_ R-V+Bo Kayu yang akan diawetkan harus siap pakai dan dalam
ul-
K keadaan kering udara atau setengah kering dengan kadar
B, = berot contoh uji sesudah direndam (kg) air tidak lebih dari 45010. Seperti halnya dalam pengawetan
Bo= berot contoh ujisebelum direndam (kg) dengan rendaman dingin, setelah kayu ditumpuk dalam bak
R = retensibahan pengawet (kg/m1 pengawet, palang penahan harus selalu dipasang agar kayu
V =volume kayu yang diawetkon tidak terapung. Ketika larutan bahan pengaawet dialirkan ke
K = konsentrasi larutan bahan pengawet dalam bak pengawet, biarkan bahan itu merendam tumpuk-
an kayu sampai ketinggian 10 cm dari permukaan kayu.
Alam lndonesia yang kaya akan kayu, telah mendukun timbulkan oleh kerusakan cukup besar. Oleh karena itu,
peembentukan masyarakat yang akrab dengan barang diperlukan teknik pengawetan yang sesuai. Tentunya yang
kerajinan dan mebel dari kayu. Walaupun kini sudah dapat memperpanjang umur pakai, mudah dilakukan, dan
ekonomis.
bergeser ke barang yang lebih praktis, misalnya dari plastik
atau logam, minat terhadap barang kerajinan dan mebel
1. Penyebab Kerusokan Koyu Kerajinan don Mebel
dari kayu tetap tinggi. Barang kerajinan dan mebel dari kayu
Barang kerajinan dan mebe[ yang terbuat dari kayu
memiliki nilai tersendiri di mata masyarakat. Nilai barang
banyak yang rusak akibat serangan jamur pewarna, bubuk
kerjinan dan mebel akan semakin tinggi jika dihadapkan
kayu basah, rayap kayu kering, dan bubuk kayu kering.
pada kondisi hutan kita saat ini.
Untuk lebih jelasnya, perlu diketahui terlebih dulu ciri-ciri
Agar barang kerajinan dan mebel dapat menacpai umur
serangan organisme perusak tersebut. Dengan demikian,
pakai yang maksimal, bahan bakunya (kayu) perlu diberi
dapat ditentukan teknik pengawetan yang tepat.
perlakuan khusus, antara lain dengan ditambahkan bahan
1. bak (tangki) pencampur digunakan untuk membuat dan Cypermetrin 0,05 tidak mewarnai
Decamatrin 0,025 tidak mewarnai
mengaduk bahan larutan pengawet
Gamma-BHC 1,2 tidak mewarnai
2. bak (tangki) persediaan digunakan untuk menyimpan Leptophos 1,2 tidak mewarnai
persediaan, Permathrin 0,3 tidak mewarnai
Phoxin 2,0 tidak mewarnai
3. bak pencelupan atau sprayer penyemprot digunakan Pirimiphos metyl 3,125 tidak mewarnai
untuk kayu yang diawetkan, dan Fenitrothion 2,4-3,0 tidak mewarnai
jenis bahan pengawet, yaitu bahan pengawet untuk men- Kayu gergajian basah umumnya mudah terserang
cegah serangan jamurdan bahan pengawet utnuk mencegah
jamur pewarna. Kumbang Ambrosio kurang menyukai kayu
serangan bubuk kayu basah (kumbang Ambrosia). gergajian basah.. Oleh karena itu, bahan pengawet yang
Untuk setiap meter persegi (m2) permukaan, dibutuhkan dibutuhkan hanyalah untuk mencegah serangan jamur.
larutan sekitar 150-200 ml. Pelaksanaannya dapat dilakukan Bahan pengawet yang bisa digunakan dapat dilihat pada
24 jam setelah penebangan sehingga sedini mungkin bisa cara pencelupan atau penyemprotan.
a. Pelaburan
Pelaburan adalah cara yang paling mudah dan sederhana
3. Pengawetan
dalam pengawetan kayu. Pelaburan dilakukan terhadap
Untuk membedakan dengan pencegahan yang bersifat
kayu yang sudah dibentuk sebelum memasuki tahap
sementara, digunakan istilah pengawetan. Pengawetan
pemolesan akhir (fnlshing touch). Kelemahan metode ini,
bertujuan untuk mencegah serangan organisme peng-
bahan pengawet hanya sedikit yang dapat diserap kayu.
ganggu kayu dalam jangka panjang. Pengawetan terhadap
Pengawet dengan pelaburan hanya membutuhkan kuas
barang kerajinan dan mebel dapat dilakukan ketika masih
atau rol dan wadah untuk larutan bahan pengawet. Bahan
berupa bahan baku ataupun yang sudah jadi. Apabila kayu
pengawet yang dapat dipergunakan antara lain borax +
sebagai bahan baku sudah melewati proses pengawetan,
borot, decametrin, cypermethrin, cyholothrin, permetrin,
produk dari kayu tersebut tidak perlu lagi diberi bahan
fenithrotion, pirimiphos metil, dan xyloxmon. Banyaknya
pengawet. Oleh karena itu harus diketahui dengan jelas
larutan bahan pengawet yang dilaburkan sekitar 150-200
tahapan proses yang telah dilewati kayu untuk baranj ke-
ml setiap m'permukaan.
rajinan dan mebel, yaitu pelaburan, pencelupan, dan vakum
Sebelum dilakukan pelaburan, permukaan kayu harus
tekan. Setiap metode tersebut memiliki kelebihan dan
dibersihkan dari kotoran dan minyak. Pelaburan dilakukan
persyarata n tersend iri.
beberapa kali sampai permukaan kayu benar-benar tertutup
b. Pencelupan
Metode initidak berbeda jauh dengan metode pelaburan,
cukup sederhana dan mudah. Metode ini cocok untuk kayu
bahan baku kerajinan mebel atau mebel yang berlekuk-
lekuk dan banyak memiliki relief. Kemungkinan ada bagian
ynag tidak terkena bahan pengawet dapat ditekan. Bahan
pengawet yang digunakan sama dengan bahan pengawet
dalam proses pelaburan.
Hanya saja di sini dibutuhkan sebuah wadah yang relatif
besar-bergantung pada jenis barang yang dibuat-yang
digunakan untuk mencelupkan kayu. Alternatif lain yang
biasa digunakan adalah dengan melewatkan kayu melalui
ban berjala n (konveyor) ke dalam wadah larutan bahan peng-
Peralatan pengawet kayu yang ada di pasar awet. Lama pencelupan kurang lebih 5-10 detik. Selanjutnya,
tangki persediaan, vakum akhir dimulai. bambu seiring dengan penyebaran manusia. Riset
6. Vakum akhir dipertahankan pada 60 cm Hg selama Uchimura dan Dransfield pada tahun 1980 mengungkapkan
15 menit. Selanjutnya, kayu dikeluarkan dari tangki kemungkinan adanya 45-50 genus bambu yang terbagi
pengawet. dalam 700-750 spesies. Sementara itu, FAO pada tahun 1978
mengumumkan adanya 75 genus bambu dengan 1.250
spesies.
Bambu adalah tanaman yang paling cepat tumbuh.
Bambu mencapai ketinggian maksimum setelah 2-4 bulan.
Setelah itu percabangan dimulai. Kebanyakan bambu
merupakan tanaman tegak. Beberapa spesies, misalnya
Dinochloa, dapat merambat. Kebanyakan bambu berbunga
dalam interval waktu yang lama, beberapa decade. Setelah
berbunga dan berbuah, rumpunnya mati. Pengetahuan
Arudinaria japonica
Bambusa arudinacea
Bambusa atra
Bambusa blumeana
Bambusa glaucescens
Bambusa polymorpha
Bambusa vulgaris
Dendrocalamus asper
Dinochloa scandens
Gigantochloa apus Bambu batangan
Gigantochloa otter
Gigantochloa aff. Atter
G i gantoch loa ve rti ci I lata
Nastus elegantissimus
Bambu yang diperdagangkan adalah bambu yang
Phyllostachys aurea dibudidayakan oleh masyarakat. Jarang sekali yang diambil
P. nigra
Schizostochyum blumei
dari hutan alami. Perkiraan jumlah total rumpun bambu dari
S. branchyclaudum perkebunan di Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi Selatan
S. coudatum
5.lima
adalah 33-146.juta.
S. zollingeri Meskipun digunakan oleh masyarakat luas, penelitian
Thyrsostachys sia m e n si s
tentang spesies-spesies bambu dan budidaya bambu
Spesies bambu di lndonesia dan penggunaannya secara khusus belum banyak dilakukan. Masalah yang
Keterangan tabel: dihadapi dalam pemanfaatan sumber daya bambu adalah
1. Bahan bangunan 2. Cangklong ketergantungan pada spesies tertentu, misalnya bambu
3. Wodah 4. Mebel
5. Kerajinan tangan 6. Peralotan memancing hitam. Dahulu bambu hitam hanya digunakan untuk
7. Bohan boker 8. Pipa air membuat perangkat alat musik di Jawa Barat. Kemudian
9. Peralatantradisional 10. Rebung mebel dari bambu hitam mulai dibuat dan ternyata lebih
11. Peralatan musik 12t. lndustri kertos
disukai masyarakat. Mebel bambu hitam kemudian dibuat
13. Pengobatan 14. Tanaman hios
juga oleh pengrajin di Jawa Tengah dan Jawa Timur, padahal
B. Keawetan Bambu
Kerajinan bambu, peluang pasar baru
Kumbang bubuk hidup dalam jaringan serat bambu. Rata-rata 3,41 0,83 0,37 0,33
awetan bambu. Penelitian tentang keawetan dan pengawet- 2. Air mengalir 2,71 8 2,71 1 1,56 0,67
Perendaman bambu dalam air adalah salah satu metode 2. Air mengalir 0,41 0 0,34 0 0,31 0
pengawetan bambu yang sudah dikenal di masyarakat, 3. Air menggenang 0,43 0 0,28 0 0,23 0,34
4. Lumpur 0,4^l 0 0,33 0 0,26 0
terutama di pedesaan meskipun keefektifannya belum ter-
bukti secara ilmiah. Tujuannya adalah mencegah serangan Bambu ulung
kumbang bubuk pada bambu yang digunakan untuk bahan l.Tanpa direndam 0,41 2,33 0,41 2,33 0,41 2,33
bubuk adalah bambu yang kandungan patinya tinggi. 2. Air mengalir 0,30 0 o,26 0 0,25 0
Penurunan kandungan pati pada bambu yang direndam 3. Air menggenang 0,27 0 0,26 0 0,25 0
Makin lama waktu perendaman, kandungan pati makin 2. Bambu petung 14,17 2,08
3. Bambu ulung 3,08 0
berkurang.
4. Bambu apus 0,41 0
(3) Perendaman dalam air dan lumpur menurunkan serangan
kumbang bubuk untuk keempat jenis bambu yang Keawetan bombu setelah perendaman
diteliti. Penurunan kandungan pati akibat rendaman
dalam air mengalirdan airtergenang lebih besardaripada Tabel berikut ini menunjukkan pengaruh perendaman
perendaman dalam Lumpur. bambu dalam air terhadap kekuatannya. Secara umum, ke-
kuatan bambu, baik tekan maupun tarik, menurun akibat
Setelah tergenang dalam air selama setahun, keawetan
perendaman. Oleh karena itu, kita perlu membuat optimasi
bambu dapat dilihat pada tabel berikut ini. Penambahan lama
perendaman selama setahun ternyata tidak berpengaruh antara keawetan dan kekuatan bambu sesuai dengan
keperluan kita.
besar terhadap pengurangan serangan kumbang bubuk.
Pengaruh rindaman air terhadap kekuatan bambu 2 5 2.397,29 1,012 98,56 1.276,67
(390C)
trasi tertentu dialirkan masuk ke dalam bambu dengan penetrasi persatuon waktu yang keluar dari bambu.
i
sulit diawetkan karena ikatan pembuluhnya semakin ra- menit akan menyebabkan pati mengalami gelotinasasi
pat dan kandungan serabutnya semakin banyak. sempurna menjadi amilosa yang larut dalam air. Perebusan
3) Umur bambu. Semakin tua, kadar air bambu sernakin me- pada 100"C selam satu jam cukup efektif untuk mengurangi
nurun dan semakin sulit diawetkan dengan proses ini. serangan kumbang bubuk. Metode ini, selain juga metode
4) Musim. Dilakukan pada musim hujan lebih baik. pengasapan, pemanasan, dan perebusan dengan air kapur I
5) Jenis bahan pengawet. Penetrasi akan lebih baik bila tidak popular dan tidak efektif.
menggunakan garam yang larut dalam air. Pada metode pengasapan, bambu diletakkan di atas I
pompa udara. Pada metode ini, udara dipompa untuk yang menyebabkan bambu lebih awet. Kemungkinan lain,
mendorong cairan pengawet ke dalam bambu. Metode kadar patiyang ada pada sel parenkim akan berkurang.
ini menyingkat proses dari beberapa hari menjadi 3-8 jam.
Di Jepang, bambu dimasukkan dalam chamber pada tabung yang diisi dengan minyak solar. Solar ini, secara gra-
suhu 120"-150'C selama 20 menit. Cara ini dianggap cukup vitasi, akan mendesak keluar cairan yang terkandung dalam
efektif untuk mencegah serangan serangga terhadap bambu. Proses ini memakan waktu kira-kira satu minggu.
ba m bu, meski pu n kadan g-kada ng menyeba bka n keretaka n
pada bambu. Retak ini yang menjadi awal penurunan 6. Pengaweton Bombu dengon Cara Lain
kekuatannya. Cara pengawetan bambu yang lain antara lain dengan
melabur bambu dengan kapur secara berkala, melapisi
4. Pengoweton Bambu dengan ButtTreotment dengan cat, vernis, meni, dan bahan kimia yang lain. Cara-
Pada metode ini, bambu segar dipotong. Beserta dengan cara ini, misalnya pelaburan dengan kapur yang banyak
cabang dan daunnya dimasukkan ke dalam drum berisi dipakaididesa-desa untuk memutihkan dinding rumah dari
cairan pengawet. Cairan pengawet akan masuk ke dalam bamboo, mungkin lebih pada efek ornamental disbanding
sel-sel bambu dengan cara difusi. Cara ini hanya cocok pengawetan. Penelitian lebih jauh tentang ini masih perlu
untuk bambu dengan ukuran agak pendek dan kandungan dilakukan. Bahan kimia yang sering digunakan untuk men-
air tinggi. Cara ini memakan waktu cukup lama; dan pada cegah serangga di antaranya adalah methil bromida. P,e-
banyak kasus, penyerapan bahan pengawet ke dalam bambu makaian bahan kimia untuk mengawetkan bambu belum
tidak terlalu sukses. Daya serap bahan pengawet ternyata tentu ekonomis.
lebih baik pada bambu yang masih muda. Penyerapan
juga berlangsung lebih cepat pada bambu yang dibelah 7. Pengawetan Rebung untuk Produk Pongan Komersiol
ketimbang bambu utuh. Penyerapan lebih mudah melalui a) Pengawetan segar; pada metode ini, rebung segar
dinding sebelah dalam pipa bambu, dibandingkan dinding dimasukkan ke dalam pendingin, yaitu Controlled
sebelah luar. Atmosphere Stroge (CAS) atau modifikasinya.
b) Pengolahan dengan suhu tinggi/pengalengan.
5. Pengowetan Bdmbu dengon MinyakSolor c) Pengeringan dengan suhu di dalam oven, oven vakum,
Metode pengawetan bambu bisa dikatakan metode atau pengering beku.
yang cukup murah meriah. Bambu segaryang baru ditebang d) Fermentasi, masih dalam skala laboratorium.
didirikan terbalik. Pada ujung bambu sebelah atas dipasang e) Perendaman, untuk mengurangi kadar HCN.
dan diikuti dengan larutan kedua. Adanya tembaga akan melakuakan pemeriksaan mendadak terhadap instalasi
menunjukkan warna kebiruan. pengawetan, mengambil contoh uji, dan memeriksa hasil
pengawetan tanpa memberitahukan lebih dahulu kepada
c. UjiBoron perusahaan yang bersangkutan. Metode yang digunakan
Pengujian ini menggunakan pereaksi larutan 2 g ekstrak persis seperti yang digunakan operator.
kurkuna dalam 100 ml alkohol dan dan larutan 20 ml asam Pada pabrik yang baru berjalan, pemeriksaan dilakukan
klorida pekat dalam 80 ml alkohol dan dijenuhkan dalam sejak muatan pertama sampai memenuhi persyaratan pada
asam salisilat (kira-kira 13 g per 100 ml). Semprotkan atau tiga kali pemeriksaan secara berturt-turut. Pemeriksaan se-
laburkan larutan pertama pada contoh dan diikuti dengan lanjutnya dilakukan sekali sebulan. Apabila kemudian satu
larutan kedua. Bagian yang mengandung boron akan ber- atau dua dalam tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasilnya
warna merah jambu cerah, sedangkan yang tidak, akan tidak memenuhi syarat, produksi dihentikan sementara dan
berwarna kuning. harus dilakukan pengawetan ulang. Jika dalam tiga kali
pemeriksaa n berturut-tu rut, hasi I nya tidak memenu hi syarat,
awasannya. Namun, pada bambu belum ada aturan yang Pengembangan Jenis-jenis Pohon Serbaguna, kerja sama Balitbang
Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Fred Project Winrock
pasti.
lnternational. H. 1 58-1 62.
Diperlukan usaha untuk memopulerkan pemakaian kayu
lsmanto, Agus. Pengaruh Perlakuan Batang Bambu Terhadap Kualitas
dan bambu yang telah diawetkan. Sumpit. Puslitbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan, Bogor.
Lampiran 1
2 3 4 5 6 7 d
1 2 ) 4 5 6 7 8
9. Belangeran
1. Agathis Shorea belangeran Burck 0,73 0,98 0,86 (r-r r r) il-(t)
Agathis alba Foxw. 0,43 o,54 0,48 IV ilt il
Agathis becoriiWarb. o,41 0,68 o,52 IV ilt il 10. Benuang
Ag ath i s bornen s is W arb. 0,36 0,64 0,47 IV ilt I Octomeles sumatrana Miq. 0,16 0,48 0,33 I
5 Balsa
Och roma g ran d iflora Rowlee o,20 18. Cempaga
Dvsoxvlum desiflorum Miq. 0,57 0,90 0,71 [-ilt I ilt
6. Bangkirai
Shorea leavis Ridl. 19 Cempaka
Syn. S. laevifolio Endent. 0,60 1,'t6 0,91 ilt il-l Elmerilio celebica Dandy o,54 il ilt ilt
24. Eboni
Diospyros corinatus Mast. 1,01 1,27 1,O9 I I 36. Jeungiing
Diospyros ebenum Koen 0,71 1,03 0,92 t-il t t-il Po ra se ri a nthes fol cata ri a Niel 0,24 0',49 0,33 ilt
Diospyros ferrea Bakh. 0,90 1,14 1,05 I I
Pierre 42 Kemiri
Aleu rites mol uccona Willd. 0,23 0,44 0,31 rv-(v)
Maing
51. Kuku
44. Kananga Per i cop si s m oon i o na f hw. o,87 il I
Cananga odorata Hook.f.et. Th. 0,20 0,44 o11 IV-V il-ilt
52. Kulim
45. Kenari Scorodoca r pu s bor n een si s Becc. 0,73 1,00 o,94 r- (r l) I
Santi r i a ob I on gifol ia Bl. 0,50 0,72 Metrosideros vera Roxb. o,91 1,22 1,1 5
0,63 IV il-ilt I I
Sontiria tomentosa Bl. 0,49 0,81 0,65 IV lt-il t ilt 55. Lasi
Adino fagifoliaYal 0,77 0,88 0,81 il il
46 Keranji
Dialium platysepolum Baker 0,84 1,O4 0,90 I t-il 56. Leda IV ilt
Eucolyptus deglupta Bl. 0,39 0,81 o,57 (rv-il) (il-rv) ilt
47. Keruing
D i pteroca rpu s bo r n ee n si s V. Sl. 0,69 0,90 Mahoni
0,80
D. caudiferusMerr. o,61 0,82 o,69 t-il Switenio mocrophytla King 0,53 0,67 o,64 ilt il-ilt ilt
D. confertusY. Sl. 0,89 Swietenia mohagoni )acq. 0,56 0,72 0,64 ilr il-il
o,71 0,80 t
D.verrucosus Foxw. 0,72 0,93 0,82 ill Ci n n a m o mu m part he noxy I on o,40 0,86 0,63 ilt il I
I
Meissn.
48. Kesambi Dehoasia caesia Bl.
Schleichera oleosa Merr. ] 0,94 1,0i 1,01 ilt I
Dehasia cuneota Bl.
Litseo firma Hook.f . 0,39 0,76 0,56 ilr-tv il r-(il) ilt
49. Ketapans I
Litseo odoriferaVal. 0,42 0,58 0,51 ilt/tv ilt
Terminalio belerico Roxb. I 0,56 o,72 o,64 IV ll t-il Phoebe opaca Bl. 0,48 0,62 0,57 ilt-tv ilt
Terminalio edulis Balnco I 0,47 o,71 o57 IV III
Terminolio gigontean V.Sl. I 61. Melur
Dacridyum beccarii Parl. 0,47 ,056 0,54 IV ilt
D. junghuhniiMiq. 0,57 0,72 o,62 IV il
Podoca rp u s b Iu m ei Endl. 0,51 0,75 o,62 IV il-ilt
71. Merawan
66. Mentibu
Hopeo dosyhachisV.Sl. o,59 o,96 o,66 il-ilt il
Do ctyloclad us ste n ostachy s Oli 0,41 o,57 0,53 ilt I Hopea dryobalanoides Miq. 0,49 0,99 o,72 rr-(rrr-r) il-(ilr-D I
Hopea ferruginea Patijs 0,60 0,93 o,70 il-ilt il
67. Merambung
Hopea mengarawon Miq. 0,52 0,91 o,71 il-ilt [-(il r-r) il-ilr
Vernonia arborea Ham o,27 0,52 0,38 IV
72. Merbau
68. Meranti kuning
lntsia bijuga O.Ktze 0,63 1,O4 0,84 t-il il-l ilt
Shorea acumi natissi ma Sym. o,37 0,71 0,51 tv-ilt ilt il lntsio palembon ica Miq. 0,52 0,97 o,79 lt-l il -(r-il ) 1 lil
S. faguentiana Heim 0,40 o,70 o,57 tv-il ilt-il m
S.gibbosa Brandis o,40 0,81 0,51 tv-1il lil-il
73. Merpayung
S.hopeifolia Sym. o,41 0,73 o,54 tv-ilt il t-[ ilt
Scophium mocropodum )8. 0,51 o,77 0,65 [-[
S.multiflora Sym. 0,44 0,86 o,66 Iil-tv il-il1 m
74. Mersawa
69. Meranti merah
Anisoptera cosiatd Korth. 0,49 o,71 0,61 IV il-il t
Shoreo acuminta Dyer 0,35 o,70 0,51 tv-1il tv-ilt ilt
A. grossivenioV.Sl. 0,61 0,85 0,73 IV il
S.johorensis Foxw. il-[l
A. marginoto Korrh. 0,52 0,74 0,64 IV il-ilr ilt
S.lepidota Bl. 0,35 0,78 0,48 tv-ilt m-il-tv
S.leprusolo Miq. 0,30 o,:u o,:, IV-ilt ilt-tv il 75. Nyatoh
S. macrophylla Ashton ilt
Ganua motleyanaPierre 0,42 0,69 o,44 IV ilt-il lt
S. macropteraDyer 0,36 0,89 0,49 IV ilr-(rv) ilt
Palaqulum burckiiH).L 0,52 0,76 0,66 IV il-ilt
S. ovalis Bl. 0,32 0,86 0,51 IV-V ilt-tv [-ilt
naa P.feroxH).L. o,52 0,78 0,67 IV lt-il1 IV
S. pachpylla Ridl. 0,52 o,92 ilt-tv il-il t t-il
P. gutta Baill. 0,61 o,91 0,71 IV il ilt
S. palembanico Mig. 0,37 o,69 0,55 tv-ilt ilt-tv ilt
P. hexamdrumEngl o,45 0,51 0,48 IV ilt
S. parvifoliaDyer. 0,29 0,83 o,45 tv-il ilt-tv t-ilt
P. javence Barok o,45 0,5 r 0,48 IV Iil
I s u I ifol i u m Pier re
P. wo 0,56 o,84 o,66 tv-ilt il-il t
En dos peru m mal/acense Muel. 0,30 0,61 o,45 ilt-il C. macropylla Hook.l.
Arg.
1 15. Trembesi
102. Simpurjangkang Samanea soman Merr. 0,61 IV ilt ilt
Dilenia eximia Miq. 0,68 0,92 0,80 ilt il-l
116. Tualang
1 03. Sindur Koompossio excelsa Taub. 0,57 1,12 0,83 lil-tv ( r-r r)
107. Surian
Toona surena Merr. o,27 0,67 0,39 IV ilt Sumber: Martowiiay & lding Kortasuiano (1982)
*)Martawijoya & Barly (1982, 1987)
'108 Surian bawang
Melia excelsa )ack. 0,49 o,70 0,60 ilt-tv il-ilt ll
1 09. Tanjung
Mimusops elengil. o,92 1,O2 '1,00 t/| il il
I 10. Tembesu
Fra g raeo fra g ra n s Roxb. 0,72 0,93 0,81 I il-l I
Frograea sororia J.J.S. 0,s9 o,75 o,66 il-il t il
Rata-rata Penetasi
bahan Pengawet : .... Inm
Operator
Kadar air kay'u Bahan pengawet: ............-....
Jalannya Pengawetan
tekartan atau mular pada berakhir pada waktu yarrg
vakum maks JArA jarn dibutuhkax
Penode vakum
awel .... mm I{g
Pengisian
tangld pengawe
Periode
tekanan ..., atm
pengosongan
tangki pengawe
Periode vakum
akhn .... mmHg
Volume total:
Operator,
I'Iama perusahaax
iama perusahaan: .... Periode ,,. sampai.... No.instalasi :
::sialasi no. : ..-. l)aftar muatan no, ... sampal Bulan/tahun I
Rrngkasan:
3aha.n prngawet yang digunakan (l) .... kg
larget pemakaian {2) .... kg
Yang terpakai mmurut muatan (3)
.{t {311} - .... o/o o/o di atas/di bawah pemakaian
= ....
3l {1/2} = .... * ... o/o di atas/di bawah target
o/o
:r l3l2l * ... o/o * . .. o/o di atas/di bawah target
Operator
Pengeringan
ra) Perlakuan pendahuluan ....
,b, Keadaan lapangan ....
rc) Fondasi tumpukan ....
rd) Kebersihan (hygrene) ...
,e) Tanggal tumpukan ....
lf) Tumpukan memakai atap/tidak ....
(g) Pengeringan dekat instalasi/jauh ....
th) Waktu antara penebangan dan pengawetan .... hari
Fase penyimpanan
lal Keadaan yang disyaratkan dipelihara/tidak ....
fb) Pola pemeriksaan kadar air ....
Pengujian penembusan
{a) Periksa alat yang digunakan operator ....
6) Periksa cara operator mengambil contoh uji ....
Daftar muatan
14 Periksa pembacaan pengukur volume larutan ....
Pada tangki penczrmpur .._.
Pada tangki pengawet ....
b) Apakah operator mencatat dengan bajk ? ....
100 J Pengawetan Kayu dan Bambu Pengawetan Kayu dan gamOu I 101