Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI POHON

Di Susun Oleh Kelompok IX:


Amelia Pratiwi 223020404093
Kristin Pebiani 223020404062
Ratno Sitinjak 223020404059
Subandrio Sihombing 223020404089

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya penulis masih bisa menyelesaian laporan praktikum
fisiologi pohon. Laporan ini penulis susun setelah melakukan praktikum.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.


Chartina Pidjath, Bapak Ajun Junaedi, S.Hut.,M.Si, dan Bapak Dr. M. Fadhil
selaku dosen pengampu di mata kuliah Fisiologi Pohon. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah
diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil laporan
praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.

Sehingga penulis selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran


yang bersifat membangun dari pembaca sekalian agar kedepanya laporan ini dapat
diperbaiki. Akhir kata Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat
serta dapat menambah wawasan pengetahuan untuk penulis khususnya, dan para
pembaca.

Palangka Raya, Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan

fungsinya, yang menutupitubuh tumbuhan. Struktur yang demikian


tersebut dapat dihubungkan dengan perananjaringan tersebut sebagai
lapisan yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanyabahan
lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan, pada dinding
terluarmenjadikannnya kompak dan keras, sehingga dapat dianggap
sebagai penyokongmekanis. Di antara sel-sel epidermis terdapat
derifatnya antara lain yang disebutstomata, trikoma, sel kipas, sel
silika dan sel gabus (Hidayat, 1995).

Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa


sepasang sel penjaga yang bisa menimbulkan celah sehingga uap air
dan gas dapat dipertukarkan antarabagian dalam dari stomata dengan
lingkungan. Stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara terutama di daun, batang dan rizoma
(Fahn, 1991). Stomata umumnya terdapat pada bagian bawah daun,
tetapi ada beberapa jenis tumbuhan, stomata dapat dijumpai pada
permukaan atas dan bawah daun. Ada pula tumbuhan yang hanya
mempunyai stomata pada permukaan atas daun, yaitu pada bunga lili
air.

Menurut fungsi, bentuk, ukuran dan susunan sel-sel epidermis


tidaklah sama atau berbeda pada berbagai jenis tumbuhan, demikian
juga dengan bentuk atau tipe stomata (Fahn, 1991).Tipe stomata pada
daun sangat bervariasi. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel
epidermis sel tetangga ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini
terpisah dari klasifikasi berdasarkan perkembangan. Walaupun tipe
yang berbeda dapat terjadi pada satu familia yang sama atau dapat
juga pada daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus stomata
dapat digunakan dalamstudi taksonomi (Fahn, 1991). Tipe stomata
pada dikotil berdasarkan susunan sel epidermis yang berdekatan
dengan sel tetangga ada 5 yaitu sbb:
1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh
sejumlah sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang
lain dalam bentuk maupun ukurannya. Terdapat pada
Ranunculaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae dll.
2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh
3 sel tetangga yang ukurannya tidak sama, terdapat pada
Cruciferae, Solanaceae
3. Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan
satu atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan
sumbu sel tetangga dan aperture ,terdapat pada Rubiaceae dan
Magnoliaceae.
4. Diasitik/Cariophyllaceus yaitu setiap sel penutup dikelilingi
oleh dua sel tetangga dengan dinding sel yang membentuk
sudut siku-siku terhadap sumbu membujur stoma, terdapat pada
Cariophyllaceae dan Acanthaceae.
5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga
yang menyebar dalam radius Modifikasi tipe-tipe tersebut dan
tipe tambahan dapat terjadi pada spesies dari berbagai familia.
Lebih dari satu tipe stomata terkadang terjadi bersama-sama
pada organ yang sama. Von Cotthem (1970) dalam Fahn
menyatakan tipe stomata dewasa tidak hanya mempunyai nilai
diagnosa tapi juga digunakan pada banyak kasus sebagai
indikator kesamaan taksonomi secara alamiah, misalnya
membedakan 15 tipe stomata pada paku-pakuan,
gymnospermae dan angiospermae berdasarkam penampilan
permukaan saja. Distribusi stomata tanaman darat umumnya
terdapat pada permukaan daun bagian bawah rata-
rata berbentuk oval.

Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan


intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain
dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak
porinya makin cepat penguapan.

2.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilakukan untuk melihat jumlah dan distribusi stomata pada
tanaman berbagai jenis tanaman pohon dan herbadi sekitar kampus
Universitas Palangka Raya.
II. METODOLOGI

2.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum Fisiologi Pohon ini dilaksanakan di sekitar Universitas
Palangka Raya dan Laboratorium Biologi Pusat Pengembangan IPTEK dan
Inovasi Gambut. Pada hari Sabtu, tanggal 9-12-2023 sekitar pukul 08:00 s/d
selesai.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang di pakai dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
2.2.1 Alat
1. Gelas benda dan penutup
2. Isolasi transparan,
3. Kutek warna transparan/lem alteco,
4. Ketas label,
5. gunting,
6. Mikroskop.
7. Kamera

2.2.2 Bahan
Daun dari berbagai jenis tanaman yang termasuk dikotil dan monokotil
(sebanyak 5 jenis pohon+ 1 jenis tanaman bawah atau bunga) yang diambil pada
jam 08.00- 10.00 WIB disekitar di Laboratorium PPIG lantai 2 Universitas
Palangka Raya.

2.3 Cara Kerja


Metode pembuatan preparat untuk melihat stomata adalah metode replika sbb:
1. Daun-daun yang sudah diambil permukaan atas dan bawahnya dibersihkan
ditiupatau dengan tissue untuk menghilangkan debu/kotoran.
2. Daun di pilih nomor 4 atau 5 dari pucuk daun serta berada pada posisi
terkenasinar matahari.
3. Olesi dengan kutek/lem korea bagian daun bagian bawah dan bagian atas
pada masing-masing sisi tulang daun, dibiarkan 10 menit, supaya kering
4. Olesan yang sudah kering ditempeli isolasi dan diratakan
5. Isolasi dikelupas/diambil pelan-pelan, lalu tempelkan pada gelas benda
6. Diratakan dan diberi label pada sebelah kiri dengan keterangan
jenistanamannya.
7. Pengamatan jumlah stomata per bidang pandang menggunakan mikroskop
dengan perbesaran yang sama (40x) dan (100x).
8. Cara penghitungan stomata dengan pembagian jumlah stomata (dikotil)
terhadap bidang pandang dalam beberapa sektor, sedang untuk stomata
monokotil dihitung dalam satu deret (dari atas ke bawah) kemudian dibagi
jumlah bidang pandang. Jumlah yang diperoleh merupakan angka plus (+)
9. Data yang diperoleh lalu dikelompok-kelompokkan/klasifikasikan dalam
kategori :
● sedikit (1 - 50),
● cukup banyak (51 - 100),
● banyak ( 101 - 200 ), sangat banyak ( 201 - > 300 ),
● tak terhingga ( 301 - > 700).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Distribusi Stomata


Tabel 1. Hasil Pengamatan Jumlah Stomata Pada Daun
No Nama Jumlah Stomata Kategori Pembesaran
Tanaman Lensa
Daun Daun
Bagian Bagian
Atas Bawah
1 Balangeran Kuteks Tak terhingga 10
(Shorea (379)
balangeran
)
Lem Tak Terhingga 10
(562)
Kuteks Sedikit (79) 10
Lem Sangat banyak 10
(259)
2 Akasia Kuteks Sedikit (33) 10
daun lebar
(Acacia
mangium)
Lem Sangat banyak 10
(293)
Kuteks Sangat banyak 10
(287)
Lem Tak terhingga 10
(552)
3 Ketapang Kuteks Banyak (263) 10
Laut
(Terminalia
cattapa)
Lem Banyak (293) 10
Kuteks Cukup banyak 10
(100)
Lem Tak Terhingga 10
(375)
4 Ketapang Kuteks Sangat Banyak 10
Kencana (212)
(Terminalia
mantaly)
Lem Sangat banyak 10
(298)
Kuteks Tak Terhingga 10
(302)
Lem Banyak (382) 10
5 Pulai Kuteks Cukup Banyak 10
(Alstonia (78)
scholaris)
Lem Sangat Banyak 10
(242)
Kuteks Banyak (123) 10
Lem Tak terhingga 10
(473)

Dalam praktikum mengenai stomata, yang bertujuan mengamati tipe-tipe


stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil, serta mengamati struktur epidermis
daun dikotil dan monokotil. Pada percobaan ini menggunakan 5 jenis tanaman
yang dimana Shorea balangeran, Acacia mangium, Terminalia cattapa dan
Terminalia mantaly. Dan Shorea balanger Sebagai tanaman monokotil.
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan
vaskuler. Stomata memiliki pori-pori kecil, biasanya disisi bawah daun, yang
dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut
sel penjaga. Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti
karbon dioksida, uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun,
yang terjadi baik pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun.
Pada tabel diatas jumlah stomatanya berbeda beda, dimana Shorea
balangeran yang diolesi dengan kuteks memiliki jumlah stomata yang terbesar
dengan jumlah stomata 600 (Tak terhingga), sedangkan yang terkecil dimiliki
oleh Acacia mangium dengan jumlah stomata 33 (Sedikit) dan diolesi dengan
kuteks. Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa jumlah stomata lebih banyak yang
diolesi dengan lem.
Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel
buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada
kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2005).
Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.
3.2 Stomata Daun Bagian Atas
3.2.1 Balangeran (Shorea balangeran)
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan
vaskuler. Stomata memiliki pori-pori kecil, biasanya disisi bawah daun, yang
dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut
sel penjaga. Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti
karbon dioksida, uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun,
yang terjadi baik pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun.
Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel
buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada
kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2005).
Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.

4.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan dengan lebih hati-hati dan
teliti. Selain itu, agar pengambilan datadilakukan dengan lebih cepat agar bisa
segera selesai dan dapat langsung melakukan identifikasi. Diharapkan juga,
pengamatan ke depannya agar dapat menjaga kelestarian hutan alam dengan tidak
membuang sampah sembarangan ataupun merusak semua jenis spesies yang
terdapat di sana. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai