SURAT EDARAN
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI
PERIODE NORMAL BARU
A. UMUM
Pelaksanaan pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dapat
dilakukan melalui kegiatan pelatihan, uji kompetensi, dan kerjasama dengan
mitra guna memelihara dan meningkatkan daya saing tenaga kerja
konstruksi, dan upaya mendukung keberlangsungan kegiatan perekonomian
masyarakat. Kegiatan pembinaan kompetensi yang dilaksanakan pada saat
pandemik atau wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) perlu
menerapkan protokol kesehatan sesuai kebijakan periode normal baru
sebagai upaya pengendalian penanganan COVID-19 untuk memutus rantai
penularan pada setiap kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan pedoman
pelaksanaan pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang sesuai
dengan protokol kesehatan sebagai acuan bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang mempunyai tugas melakukan pemberdayaan dan pengawasan bidang
pembinaan jasa konstruksi pada periode normal baru.
B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6018);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6494);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
24/PRT/M/2014 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelatihan Berbasis
Kompetensi Bidang Jasa Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 46);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 473);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
483);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554);
7. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur
Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha
pada Situasi Pandemi;
9. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
1
D. RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1. Pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang dilaksanakan oleh
UPT; dan
2. Kerja sama bidang pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang
dilaksanakan oleh UPT.
E. PELAKSANA
Pelaksana pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dalam hal ini
yaitu UPT yang mempunyai tugas melakukan pemberdayaan dan
pengawasan bidang pembinaan jasa konstruksi.
2
2) Peserta familier dengan penggunaan video dalam jaringan;
3) Instruktur tidak memungkinkan dihadirkan;
4) Memiliki akses internet yang memadai; dan
5) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi kualifikasi Ahli.
b. Kriteria pelatihan penggunaan pesan singkat daring meliputi:
1) Domisili peserta dari berbagai wilayah;
2) Peserta memiliki keterbatasan untuk dapat online disaat waktu yang
bersamaan;
3) Instruktur tidak memungkinkan dihadirkan;
4) Peserta tidak memiliki akses internet yang memadai;
5) Instruktur harus lebih aktif mengajak diskusi peserta; dan
6) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi kualifikasi teknisi atau analis.
c. Kriteria pelatihan konvensional dan/atau gabungan (Hybrid) meliputi:
1) Berada di daerah zona hijau;
2) Memiliki kesiapan infrastruktur dan fasilitas COVID-19 yang
memadai;
3) Aksesibilitas lokasi kelas offline mudah;
4) Mayoritas peserta berdomisili dari kota yang sama;
5) Pelatihan yang mengharuskan adanya pembelajaran tatap muka;
dan
6) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi di semua jenjang kualifikasi.
d. Kriteria uji kompetensi metode daring meliputi:
1) Domisili peserta dari berbagai wilayah;
2) Asesor tidak memungkinkan dihadirkan;
3) Terdapat koneksi internet yang memadai; dan
4) Uji kompetensi metode daring dapat dilaksanakan untuk tenaga
kerja konstruksi jenjang kualifikasi ahli muda serta kualifikasi
terampil tingkat I dan/atau II.
e. Kriteria uji kompetensi metode konvensional meliputi:
1) Berada di wilayah zona hijau;
2) Memiliki kesiapan infrastruktur dan fasilitas COVID-19 yang
memadai;
3) Aksesibilitas lokasi uji kompetensi mudah;
4) Mayoritas peserta berdomisili dari kota yang sama;
3
5) Uji kompetensi yang harus dilakukan secara tatap muka; dan
6) Uji kompetensi metode konvensional dapat dilaksanakan untuk
tenaga kerja konstruksi di semua jenjang kualifikasi.
4
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA
KONSTRUKSI
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI PERIODE NORMAL BARU
2
4. PEDOMAN PELATIHAN METODE HYBRID .................................................... 23
4.1 Pelaksanaan Metode Hybrid .......................................................................23
4.2 Pelatihan Konvensional pada Metode Hybrid ..............................................23
4.3 Nilai Akhir Pelatihan ..................................................................................24
4.4 Berita Acara Pelatihan................................................................................24
4.5 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan di
Dayanaker .................................................................................................24
4.6 Bisnis Proses Pelatihan Metode Hybrid ......................................................25
5. PEDOMAN UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI METODE DARING.............. 25
5.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi ................................................................................. 25
5.2 Skema Uji Kompetensi ......................................................................................................................... 26
5.3 Rekrutmen Peserta ................................................................................................................................. 26
5.4 Persyaratan Peserta ............................................................................................................................... 26
5.5 Pendaftaran Calon Peserta ............................................................................................................... 27
5.6 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi ...................................................... 27
5.7 Pengusulan Kegiatan Uji Kompetensi ....................................................................................... 27
5.8 Pelaksanaan Uji Kompetensi secara Daring ........................................................................ 28
5.9 Berita Acara Uji Kompetensi ........................................................................................................... 28
5.10 Memastikan Pembagian e-Sertifikat Kompetensi dan Input Data di
Dayanaker..................................................................................................................................................... 28
5.11 Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Metode Daring ................................. 29
6. PEDOMAN UJI KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL .............................. 30
6.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi .....................................................30
6.2 Kualifikasi dan Subklasifikasi ....................................................................30
6.3 Skema Uji Kompetensi ...............................................................................30
6.4 Rekrutmen Peserta .....................................................................................30
6.5 Persyaratan Peserta ...................................................................................31
6.6 Pendaftaran Calon Peserta .........................................................................31
6.7 Verifikasi Berkas ........................................................................................31
6.8 Korespondensi dengan LPJK ......................................................................31
6.9 Penetapan Peserta ......................................................................................32
6.10 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi ....................................32
6.11 Pra Uji Kompetensi Offline ..........................................................................33
6.12 Uji Kompetensi Offline ................................................................................33
6.13 Berita Acara Kegiatan.................................................................................33
6.14 Input Data Pelatihan di Dayanaker ............................................................ 33
6.15 Bisnis Proses Uji Kompetensi Metode Konvensional ...................................34
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan
Metode Pelatihan dan Uji Kompetensi ...........................................................7
Tabel 2 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
Berdasarkan Jumlah Peserta ........................................................................8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bisnis Proses Pelatihan Video dalam Jaringan (Daring) ........................... 16
Gambar 2 : Bisnis Proses Pelatihan Pesan Singkat Daring Via Whatsapp ..................17
Gambar 3 : Bisnis Proses Pelatihan Konvensional .....................................................22
Gambar 4 : Bisnis Proses Pelatihan Hybrid................................................................ 25
Gambar 5 : Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Video dalam Jaringan / Daring
................................................................................................................29
Gambar 6 : Bisnis Proses Uji Kompetensi Metode Konvensional ................................ 34
3
1. UMUM
1.1 Jenis Pembinaan Kompetensi
Jenis pembinaan kompetensi yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana
Teknis (UPT), antara lain:
a. Bimbingan Teknis;
b. Pembekalan;
c. Pelatihan Singkat; dan
d. Uji Kompetensi.
4
4) Aplikasi pembagi berkas daring, contoh: dropbox, google
classroom;
5) Aplikasi borang online, contoh: dayanaker, typeform, google
form, google classroom, atau kahoot;
6) Ruang yang mampu menampung 20 (dua puluh) peserta
dengan jarak meja minimal 1 (satu) meter tiap peserta;
7) Ruang dengan sirkulasi udara yang baik;
8) Ruang dengan pengaturan sirkulasi mobilitas satu arah;
9) Wastafel/tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan
air mengalir; dan
10) Alat praktik maksimal 1 (satu) alat untuk 5 (lima) orang
peserta yang didisinfektan setiap sesi praktek.
5
pembagian materi secara softcopy untuk mengurangi
penggunaan kertas;
7) Alat praktik maksimal 1 (satu) alat untuk 5 (lima) orang
peserta yang diberikan disinfektan setiap sesi praktek;
8) Melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala
menggunakan pembersih untuk meja, kursi, dan alat
praktik; dan
9) Segera menghubungi layanan kesehatan terkait jika
mendapati peserta atau panitia menunjukkan gejala COVID-
19.
b. Untuk Panitia
Panitia wajib menyediakan fasilitas tambahan, antara lain:
1) Menyediakan tissue, handsanitizer, masker, dan face shield
bagi seluruh peserta dan panitia;
2) Menyediakan sarana pencuci tangan (sabun dan air
mengalir);
3) Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar;
4) Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70% (tujuh puluh persen) di tempat-tempat yang
diperlukan (seperti pintu masuk, ruang rapat, pintu lift, dan
lain-lain);
5) Untuk pelatihan dengan penginapan, maka panitia
menyediakan penginapan dengan ketentuan satu kamar
maksimal di tempati oleh satu orang; dan
6) Menyediakan makanan/snack yang tidak bercampur antara
makanan/snack peserta satu dengan yang lain, dan
menggunakan alat makan sekali pakai.
c. Untuk Peserta
1) Dianjurkan untuk tidak menggunakan transportasi umum
menuju tempat pelatihan atau uji kompetensi;
2) Menggunakan masker dan face shield selama pelaksanaan
kegiatan pembinaan kompetensi;
3) Melaksanakan penerapan jaga jarak (physical distancing);
4) Mencuci tangan setiap di akhir sesi masa pelatihan; dan
5) Tidak menyentuh bagian wajah dengan tangan yang tidak
bersih.
6
1.5 Jumlah Peserta
a. Jumlah Peserta Pembinaan Kompetensi Metode Daring
Pelaksanaan pelatihan metode daring untuk kualifikasi ahli
dibatasi maksimal 50 (lima puluh) peserta, dan untuk jabatan
teknisi atau analis dibatasi 20 (dua puluh) orang.
7
Pelatihan Uji Kompetensi
No Tahapan Daring Daring
Konvensional Hybrid Konvensional
Zoom Whatsapp Bluejeans
2. Meng-invite peserta di grup whatsapp - -
Menyebarkan tautan materi
3. 16 JPL 16 JPL 16 JPL 16 JPL -
(Belajar Mandiri)
4. Pelaksanaan pre-test 1 Hari 1 Hari 1 Hari -
5. Pelaksanaan pembinaan kompetensi 8 JPL 8 JPL 16 JPL 1 Hari
(@4 JPL (@4 JPL (@8 JPL / 8 JPL
6. Menyebarkan video demonstrasi -
/Hari) /Hari) Hari)
7. Pelaksanaan post-test 1 Hari 1 Hari 1 Hari -
8. Persiapan Pra-Uji Kompetensi - - - - 1 Hari
III. Evaluasi dan Laporan
1. Penyusunan Berita Acara
1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari
2. Inputing data ke dayanaker
3. Cetak dan distribusi e-sertifikat 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari -
I. Persiapan
Menyampaikan laporan
1. 1 Hari 1 Hari 1 Hari
(Berita Acara dan Rekaman Uji)
1.7 Pelaporan
UPT melakukan pelaporan secara berkala kepada Direktorat
Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi. Hal-hal yang dilaporkan
antara lain:
8
a. Rencana tentatif pelaksanaan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan setiap tanggal 1 (satu) bulan berjalan untuk periode 1
(satu) bulan kemudian;
b. Rencana definitif pelaksanaan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan 2 (dua) minggu sekali bulan berjalan; dan
c. Berita acara untuk setiap kegiatan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan 2 (dua) minggu sekali bulan berjalan.
1.8 Pengawasan
a. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh Direktorat Kompetensi dan
Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
b. Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memantau kesesuaian
pelaksanaan pembinaan kompetensi terhadap pedoman ini serta
kesesuaian terhadap tujuan atau sasaran kegiatan.
c. Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi menyusun
laporan pengawasan dan melaporkan kepada Direktur Jenderal
Bina Konstruksi secara berkala.
9
2.3 Rekrutmen Peserta
Rekrutmen peserta dilakukan oleh UPT dengan tahapan:
a. UPT menyusun leaflet/brosur rencana pelatihan yang memuat
informasi diantaranya tanggal rencana pelatihan, substansi ajar,
sasaran peserta, kuota jumlah peserta, tautan pendaftaran, dan
narahubung;
b. UPT mengkonfigurasi halaman pendaftaran secara daring bagi
calon peserta. Tahapan ini dapat menggunakan aplikasi borang
daring seperti dayanaker, typeform, google form, atau kahoot;
c. UPT menyebarluaskan leaflet/brosur yang sudah di susun
melalui berbagai media informasi kepada calon peserta atau
instansi/lembaga calon peserta; dan
d. UPT melakukan seleksi calon peserta dengan memperhatikan:
1) Kesesuaian latar belakang pendidikan dan pengalaman
calon peserta dengan jabatan kerja yang telah ditetapkan;
dan
2) Kemampuan calon peserta untuk melakukan pelatihan jarak
jauh.
10
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh manajer pelatihan bilamana dokumen
kelengkapan yang di unggah memenuhi persyaratan pelatihan.
11
e. Kemampuan mengoperasikan aplikasi sarana pelaksanaan
pembinaan kompetensi secara daring;
f. Kemampuan melaksanakan kegiatan ajar melalui pelatihan jarak
jauh; dan
g. Memiliki sertifikat kompetensi sebagai instruktur.
12
2.10 Pembuatan Tautan Meeting Video dalam Jaringan (Daring) / Grup
Pesan Singkat Daring
a. Untuk pelatihan daring dengan aplikasi video dalam jaringan,
manajer pelatihan menyampaikan jadwal meeting video dalam
jaringan dan tautan meeting video dalam jaringan kepada peserta
melalui email/pesan singkat daring.
b. Untuk pelatihan daring dengan aplikasi pesan singkat daring,
manajer pelatihan membuat grup pesan singkat daring dan
menambahkan peserta dan instruktur pelatihan dalam grup
tersebut.
2.14 Pre-Test
a. Pre-test atau tes kompetensi awal sebelum mengikuti pelatihan
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta diawal
pelatihan.
b. Pre-test dilakukan dengan menggunakan aplikasi borang daring
seperti typeform, google form, google classroom, atau kahoot yang
disiapkan UPT yang selanjutnya alamat/tautannya dibagikan
melalui email/grup pesan singkat daring. Pre-test hanya dapat
dilakukan pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan
oleh manajer pelatihan.
13
2.15 Pelatihan Teori
Pelatihan teori dilakukan selama 8 (delapan) JPL yang dilaksanakan
dalam 2 (dua) hari. Pelatihan dilaksanakan selama 4 (empat) JPL setiap
hari. Selama jam pelajaran berlangsung ada beberapa poin yang harus
diperhatikan, seperti:
a. Manajer pelatihan menentukan waktu pelaksanaan pelatihan
baik pelatihan yang dilakukan melalui aplikasi video dalam
jaringan ataupun pelatihan yang dilakukan melalui aplikasi
pesan singkat daring;
b. Manajer pelatihan membacakan atau membagikan tata tertib
pelatihan sebelum jam pelajaran dimulai;
c. Manajer pelatihan diharuskan telah membagikan modul dalam
bentuk digital sebelum jam pelajaran dimulai;
d. Manajer pelatihan membagikan tautan absen bagi peserta
menggunakan aplikasi borang daring seperti google form atau
typeform;
e. Peserta diharuskan membuktikan kehadiran dengan
menampilkan wajah bila pelatihan dilakukan melalui aplikasi
video dalam jaringan, dan diwajibkan bertanya atau memberikan
pendapat minimal 1 (satu) kali selama pembelajaran jika
pelatihan dilakukan melalui aplikasi pesan singkat daring; dan
f. Instruktur dalam pembelajaran media pesan singkat daring
diharuskan membuktikan kehadiran dengan melakukan
chat/obrolan selama jam pelajaran berlangsung.
14
dalam grup pesan singkat daring. Post-test hanya dapat
dilakukan pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan
oleh manajer pelatihan.
15
2.21 Bisnis Proses Pelatihan Metode Video dalam jaringan (Daring)
10 Pembagian modul dan materi ajar via dropbox 9 Belajar Mandiri 16 JPL
17
18 Proses selesai SELESAI
16
2.22 Bisnis Proses Pelatihan Metode Pesan Singkat Daring
10 PIC memberikan modul dan materi di grup whatsapp 9 Berjalannya belajar mandiri 16 JPL
EVALUASI
17
3. PEDOMAN PELATIHAN KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL
3.1 Penentuan Jabatan Kerja
Penentuan jabatan kerja/substansi pelatihan memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah pelatihan;
b. Ketersediaan modul/materi;
c. Ketersediaan instruktur sesuai materi ajar; dan
d. Ketersediaan calon peserta.
18
a. Menyampaikan scan Identitas diri (KTP);
b. Menyampaikan riwayat hidup;
c. Menyampaikan scan pas photo;
d. Memiliki kemampuan mengoperasikan sarana pembinaan
kompetensi sesuai dengan angka 1.3; dan
e. Memenuhi kesesuaian latar belakang pendidikan dan
pengalaman calon peserta dengan jabatan kerja yang telah
ditetapkan.
19
3.7 Penetapan Peserta
a. Calon peserta yang memenuhi kriteria sesuai dengan angka 3.4
ditetapkan sebagai peserta pelatihan oleh UPT melalui surat
keputusan yang juga memuat nama instruktur dan manajer
pelatihan yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksana
kegiatan.
b. Selanjutnya informasi rencana pelatihan
disampaikan/dikonfirmasikan kepada peserta, instruktur, dan
manajer pelatihan.
20
e. Manajer pelatihan merekam audio dan visual pelaksanaan
pelatihan; dan
f. Manajer pelatihan memastikan implementasi protokol kesehatan
sebagaimana tercantum dalam angka 1.4.
21
Dalam berita acara juga dilampirkan tautan potongan rekaman video
pelaksanaan pelatihan dan tautan absensi peserta.
BJKW
START
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi
4 BJKW melakukan verifikasi berkas peserta 3 Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja
Lengkap
BJKW menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat jabker
5 Instruktur, dan menunjuk Manager Pelatihan melalui 4 substansi pelatihan, nama peserta, daftar nama 1 hari kerja
SK kegiatan Instruktur, dan nama Manager Pelatihan
BJKW menginformasikan penerimaan pendaftaran 5
6 peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
kepada peserta pelatihan (lolos seleksi berkas)
16
19 Balai BJKW mencetak dan membagikan e-sertifikat e- Sertifikat Fisik 1 hari kerja
22
4. PEDOMAN PELATIHAN METODE HYBRID
4.1 Pelaksanaan Metode Hybrid
Pelatihan kompetensi dengan metode hybrid adalah pelaksanaan
pelatihan yang merupakan gabungan dari pelaksanaan pelatihan
secara daring dan pelatihan secara konvensional. Pelatihan secara
daring dalam metode hybrid mengacu pada pedoman pelatihan metode
daring pada angka 2.1 sampai dengan 2.14. Pelatihan konvensional
pada metode hybrid mengikuti ketentuan pada angka 4.2 sampai
dengan 4.4.
23
b. Post-test secara daring dilakukan dengan menggunakan aplikasi
borang daring seperti type form, google form, google classroom,
atau kahoot yang disiapkan UPT yang selanjutnya
alamat/tautannya dibagikan melalui email/grup pesan singkat
daring; dan
c. Post-test hanya dapat dilakukan pada periode waktu tertentu
yang telah ditetapkan oleh manajer pelatihan.
24
4.6 Bisnis Proses Pelatihan Metode Hybrid
BJKW
START
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi
4 BJKW melakukan verifikasi berkas peserta 3 Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja
Lengkap
BJKW menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat jabker
5 Instruktur, dan menunjuk Manager Pelatihan melalui 4 substansi pelatihan, nama peserta, daftar nama 1 hari kerja
SK kegiatan Instruktur, dan nama Manager Pelatihan
BJKW menginformasikan penerimaan pendaftaran 5
6 peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
kepada peserta pelatihan (lolos seleksi berkas)
16
19 Balai BJKW mencetak dan membagikan e-sertifikat e- Sertifikat Fisik 1 hari kerja
25
5.2 Skema Uji Kompetensi
Skema pelaksanaan uji kompetensi mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
26
5.5 Pendaftaran Calon Peserta
a. Calon peserta mempersiapkan kelengkapan persyaratan dalam
bentuk softcopy;
b. Calon peserta mengisi informasi dalam form pendaftaran serta
mengunggah dokumen persyaratan yang diminta dalam bentuk
softcopy;
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh PIC uji kompetensi bilamana dokumen
kelengkapan yang di unggah memenuhi persyaratan.
27
5.8 Pelaksanaan Uji Kompetensi secara Daring
a. Untuk setiap peserta yang dinilai UPT memenuhi persyaratan
pada angka 5.4, UPT menghubungi peserta dan menyampaikan
tautan pendaftaran di sistem SIKI LPJK;
b. Person in Charge (PIC) melakukan pendampingan kepada peserta
dalam proses pendaftaran di sistem SIKI LPJK;
c. Selanjutnya mengikuti tahapan yang diatur dalam PETUNJUK
TEKNIS SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SKA/SKTK PROGRAM
KERJASAMA DENGAN BALAI SECARA DARING (ONLINE) yang
di tetapkan LPJK;
d. Person in Charge (PIC) melakukan pendampingan kepada peserta
selama proses uji kompetensi secara daring berlangsung; dan
e. Selama periode uji kompetensi, UPT secara berkala
berkorespondensi dengan LPJK untuk memantau progres
capaian kegiatan.
28
5.11 Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Metode Daring
29
6. PEDOMAN UJI KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL
6.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi
Perencanaan kegiatan uji kompetensi dilakukan dengan
memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah uji kompetensi;
b. Ketersediaan asesor; dan
c. Ketersediaan calon peserta.
30
6.5 Persyaratan Peserta
Persyaratan calon peserta uji kompetensi mengacu pada ketentuan
yang diatur dalam peraturan LPJK Nasional terkait syarat peserta uji
kompetensi.
31
dan lokasi pelaksanaan uji kompetensi, dan jumlah kebutuhan serta
klasifikasi asesor yang dibutuhkan dalam pelaksanaan uji kompetensi.
Maka calon peserta ditetapkan sebagai peserta uji kompetensi oleh UPT
melalui surat keputusan yang juga memuat nama asesor kompetensi
dan PIC yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan.
Selanjutnya informasi rencana uji kompetensi disampaikan/
dikonfirmasikan kepada peserta, asesor kompetensi, dan PIC.
32
6.11 Pra Uji Kompetensi Offline
PIC melakukan penyebaran undangan uji kompetensi dan borang form
self assessment risiko COVID-19 kepada calon peserta melalui melalui
media email atau pesan singkat daring.
33
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA
KONSTRUKSI
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI PERIODE NORMAL BARU
2
1. Latar Belakang
Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dan standar bagi para
pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan program kerja sama
pembinaan jasa konstruksi pada periode normal baru dan menjalankan
program kerja sama yang sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan,
konsisten pelaksanaannya dan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
3. Ruang Lingkup
3
baru. Setiap tahapan merupakan satu kesatuan proses kegiatan kerja sama
yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.
4. Pengertian
1) Kerja Sama adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antara dua atau
lebih orang, komunitas, organisasi, atau institusi dengan menggunakan
ikatan perjanjian atau kesepakatan yang disetujui bersama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Kesepakatan Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU)
adalah penyelarasan suatu keinginan atau harapan yang timbul untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau urusan tertentu dalam bentuk
kesepakatan diantara para pihak tanpa merinci hak dan kewajiban para
pihak.
3) Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Agreement (MoA) adalah
perbuatan hukum para pihak yang merupakan tindak lanjut kesepakatan
bersama atau tanpa kesepakatan bersama, yang memuat uraian isi
kesepakatan dan didalamnya mengatur hak dan kewajiban serta akibat
hukum apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak
dalam perjanjian.
4) Kerja Sama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu
kegiatan/usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha
yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko kegiatan/usaha
tersebut.
5) Naskah Kerja Sama adalah kumpulan dokumen digital yang berisikan
uraian kesepakatan atau perjanjian. Dokumen Kerja Sama meliputi:
Kesepakatan Bersama (MoU), Perjanjian Kerja Sama (MoA) dan Kerja
Sama Operasional (KSO).
6) Berita Acara Komitmen, adalah dokumen digital yang berisikan
komitmen (dukungan) yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan jasa
konstruksi di daerah.
1) Profesional
Dilakukan melalui mekanisme dan pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan disipilin ilmu dan bidang keterampilan dan keahlian serta
4
profesi yang diperlukan bagi pembangunan yang berkaitan dengan jasa
konstruksi.
2) Transparan dan Akuntabel
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi dapat
dipertanggungjawabkan dan terdokumentasi dengan baik dalam
mendukung keterbukaan informasi.
3) Efektif
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi terealisasi
sesuai dengan rencana dan mencapai hasil sebagaimana dituangkan
dalam Dokumen Kerja Sama.
4) Saling Menguntungkan
Masing-masing pihak melakukan hubungan kerja dan berperan aktif yang
saling sinergis sehingga dapat menyelesaikan apa yang menjadi
kewajibannya dan menghasilkan output yang sesuai dengan rencana.
5) Berkelanjutan
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi yang dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan, bermutu,
menghasilkan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan.
6) Konektivitas
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi memperhatikan
hubungan para pihak dalam menjamin terselenggaranya pembangunan.
5
7. Tahapan Penyelenggaraan Kerja Sama
Bagan alir penyelenggaraan kerja sama pada masa normal baru sebagai
berikut:
Mulai
PERENCANAAN
Tidak
Setuju
Ya
Penandatangan dokumen kerja sama
(3)
6
Seluruh usulan potensi kerja sama tertuang dalam suatu
dokumen digital.
2) Koordinasi Awal
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa dengan melakukan
komunikasi secara daring tentang potensi kerja sama yang
akan dikerjasamakan. Hasil koordinasi awal
didokumentasikan secara digital dalam daftar kerja sama
dengan menggunakan format sesuai pada Lampiran I pada
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kerja Sama Jasa
Konstruksi. Dalam kegiatan koordinasi awal juga dilakukan
beberapa hal diantaranya:
a. menyepakati ruang lingkup kerja sama berdasarkan
kebutuhan dua belah pihak;
b. memastikan ketersediaan sarana dan prasarana kedua
belah pihak dalam rangka mendukung pelaksanaan
program kerja sama; dan
c. menetapkan tim penyusun rencana kerja sama.
3) Penyusunan dan Persetujuan Naskah Kerja Sama
Penyusunan dokumen kerja sama dapat dilakukan baik dari
pihak pemrakarsa maupun pihak yang terlibat kerja sama
dengan berlandaskan asas dan prinsip kerja sama dengan
ketentuan:
a. Penyusunan dokumen kerja sama mengacu kepada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peerumahan
Rakyat Nomor 29/PRT/M/2016 tentang Pembentukan
Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
b. Koordinasi dalam rangka pembahasan dokumen kerja
sama dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dan
dilakukan secara daring;
c. Dokumen kerja sama mendapatkan persetujuan dari
pimpinan unit pihak terlibat terutama pada isi/materi
yang dikerjasamakan. Bukti persetujuan dan verifikasi
dokumen kerja sama dituangkan dalam bentuk
pemberian digital stamp.
7
4) Penandatanganan dokumen kerja sama
Dokumen kerja sama paling sedikit dibuat 2 (dua) rangkap
asli atau sesuai dengan jumlah pihak dalam dokumen kerja
sama dan bermaterai yang cukup, diajukan kepada pimpinan
unit masing-masing pihak yang terlibat kerja sama untuk
dilakukan penandatanganan secara secara digital dengan
memberikan digital stamp/barcode. Proses pembubuhan
tanda tangan dapat dilakukan secara daring.
5) Registrasi dokumen kerja sama
Registrasi dokumen kerja sama, sebuah proses penyampaian
dan pencatatan dokumen kerja sama (kesepakatan bersama/
perjanjian kerja sama) di dalam sebuah database (nomor
registrasi).
6) Sosialisasi dokumen kerja sama
Kegiatan sosialisasi berupa penyampaian informasi kerja
sama yang dilaksanakan oleh unit penyusun naskah kerja
sama kepada para pihak yang terkait dalam pelaksanaan
kerja sama.
7.2.2 Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan program kerja sama ini akan
ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak yaitu antara Balai Jasa
Konstruksi dan mitra kerja terkait.
7.2.3 Pengawasan
Kegiatan pengawasan yaitu berupa monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi. Adapun tujuan dari monitoring untuk memantau
kesesuaian pelaksanaan dan efektivitas kerja sama, sedangkan
tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur/menilai apakah
suatu kegiatan/program sesuai dengan perencanaan/tujuan
yang ingin dicapai sebagaimana tertuang dalam naskah kerja
sama.
Penyusunan laporan monitoring dan evaluasi berisi hasil yang
didapatkan pada pelaksanaan monitoring terhadap ruang
lingkup kerja sama. Isi laporan monitoring dan evaluasi kegiatan
kerja sama memuat potret pelaksanaan monitoring, hasil