Anda di halaman 1dari 49

Kepada Yang Terhormat,

1. Para Pejabat Tinggi Pratama;


2. Para Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah;
di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

SURAT EDARAN
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA KERJA KONSTRUKSI
PERIODE NORMAL BARU

A. UMUM
Pelaksanaan pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dapat
dilakukan melalui kegiatan pelatihan, uji kompetensi, dan kerjasama dengan
mitra guna memelihara dan meningkatkan daya saing tenaga kerja
konstruksi, dan upaya mendukung keberlangsungan kegiatan perekonomian
masyarakat. Kegiatan pembinaan kompetensi yang dilaksanakan pada saat
pandemik atau wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) perlu
menerapkan protokol kesehatan sesuai kebijakan periode normal baru
sebagai upaya pengendalian penanganan COVID-19 untuk memutus rantai
penularan pada setiap kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan pedoman
pelaksanaan pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang sesuai
dengan protokol kesehatan sebagai acuan bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
yang mempunyai tugas melakukan pemberdayaan dan pengawasan bidang
pembinaan jasa konstruksi pada periode normal baru.

B. DASAR PEMBENTUKAN
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6018);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6494);
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
24/PRT/M/2014 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelatihan Berbasis
Kompetensi Bidang Jasa Konstruksi (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 46);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 473);
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
483);
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 554);
7. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur
Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha
pada Situasi Pandemi;
9. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi selama periode normal
baru bagi UPT yang mempunyai tugas melakukan pemberdayaan dan
pengawasan bidang pembinaan jasa konstruksi.
2. Surat Edaran ini bertujuan mendukung pelaksanaan pembinaan
kompetensi tenaga kerja konstruksi berjalan dengan aman, efektif, dan
efisien dengan tetap mengutamakan upaya pencegahan penularan Corona
Virus Disease (COVID-19).

1
D. RUANG LINGKUP
Lingkup Surat Edaran ini meliputi:
1. Pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang dilaksanakan oleh
UPT; dan
2. Kerja sama bidang pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang
dilaksanakan oleh UPT.

E. PELAKSANA
Pelaksana pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dalam hal ini
yaitu UPT yang mempunyai tugas melakukan pemberdayaan dan
pengawasan bidang pembinaan jasa konstruksi.

F. KEGIATAN DAN KRITERIA PENYELENGGARAAN PEMBINAAN KOMPETENSI


TENAGA KERJA KONSTRUKSI
1. Penyelenggaraan pembinaan kompetensi yang dilakukan oleh UPT
dilaksanakan dengan memperhatikan dan menganalisa kriteria, karakter,
dan situasi di wilayah kerja UPT.
2. Dalam melakukan analisa kondisi di wilayah pembinaan, UPT mengacu
pada peta persebaran kasus yang tercantum dalam situs resmi Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
3. Untuk kegiatan pembinaan kompetensi secara konvensional, UPT
memperhatikan protokol kesehatan yang tertuang dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran ini.
4. Kegiatan penyelenggaraan pembinaan kompetensi dapat dilakukan antara
lain melalui:
a. Pelatihan, yang meliputi metode:
1) Penggunaan video dalam jaringan (daring);
2) Penggunaan pesan singkat daring;
3) Konvensional; dan
4) Gabungan daring dan konvensional (hybrid).
b. Uji Kompetensi, yang meliputi metode:
1) Daring; dan
2) Konvensional.
5. UPT dalam melakukan pemilihan kegiatan penyelenggaraan pembinaan
kompetensi mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria pelatihan penggunaan video dalam jaringan (daring) meliputi:
1) Domisili peserta dari berbagai wilayah;

2
2) Peserta familier dengan penggunaan video dalam jaringan;
3) Instruktur tidak memungkinkan dihadirkan;
4) Memiliki akses internet yang memadai; dan
5) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi kualifikasi Ahli.
b. Kriteria pelatihan penggunaan pesan singkat daring meliputi:
1) Domisili peserta dari berbagai wilayah;
2) Peserta memiliki keterbatasan untuk dapat online disaat waktu yang
bersamaan;
3) Instruktur tidak memungkinkan dihadirkan;
4) Peserta tidak memiliki akses internet yang memadai;
5) Instruktur harus lebih aktif mengajak diskusi peserta; dan
6) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi kualifikasi teknisi atau analis.
c. Kriteria pelatihan konvensional dan/atau gabungan (Hybrid) meliputi:
1) Berada di daerah zona hijau;
2) Memiliki kesiapan infrastruktur dan fasilitas COVID-19 yang
memadai;
3) Aksesibilitas lokasi kelas offline mudah;
4) Mayoritas peserta berdomisili dari kota yang sama;
5) Pelatihan yang mengharuskan adanya pembelajaran tatap muka;
dan
6) Direkomendasikan untuk pelatihan kompetensi tenaga kerja
konstruksi di semua jenjang kualifikasi.
d. Kriteria uji kompetensi metode daring meliputi:
1) Domisili peserta dari berbagai wilayah;
2) Asesor tidak memungkinkan dihadirkan;
3) Terdapat koneksi internet yang memadai; dan
4) Uji kompetensi metode daring dapat dilaksanakan untuk tenaga
kerja konstruksi jenjang kualifikasi ahli muda serta kualifikasi
terampil tingkat I dan/atau II.
e. Kriteria uji kompetensi metode konvensional meliputi:
1) Berada di wilayah zona hijau;
2) Memiliki kesiapan infrastruktur dan fasilitas COVID-19 yang
memadai;
3) Aksesibilitas lokasi uji kompetensi mudah;
4) Mayoritas peserta berdomisili dari kota yang sama;

3
5) Uji kompetensi yang harus dilakukan secara tatap muka; dan
6) Uji kompetensi metode konvensional dapat dilaksanakan untuk
tenaga kerja konstruksi di semua jenjang kualifikasi.

G. BATASAN DAN JENIS PEMBINAAN KOMPETENSI


UPT melakukan kegiatan pembinaan kompetensi dengan batasan dan jenis
sebagai berikut:
1. Pelatihan
a. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis merupakan pemberian bimbingan pemecahan
masalah, pendalaman, dan/atau penyegaran (refreshing) terhadap
suatu substansi bahasan yang terdiri dari satu atau beberapa unit
kompetensi teknis baik dari satu atau lebih standar kompetensi.
b. Pembekalan
Pembekalan merupakan pemberian pendalaman dan/atau penyegaran
(refreshing) terhadap suatu substansi bahasan yang terdiri dari satu
atau beberapa unit kompetensi teknis baik dari satu atau lebih standar
kompetensi sebelum pelaksanaan uji kompetensi.
c. Pelatihan Singkat
Pelatihan Singkat merupakan proses penyelenggaraan belajar mengajar
dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta dengan kurikulum
yang telah dioptimasi.
2. Uji Kompetensi
Penyelenggaran proses uji dalam rangka pemberian pengakuan atas
kompetensi seseorang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), standar internasional, atau standar khusus.

H. PENYELENGGARAAAN KERJASAMA PEMBINAAN KOMPETENSI


1. Pelaksanaan pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi dapat
dilakukan dengan kerjasama dengan mitra kerja prioritas.
2. Kerjasama dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:
a. Profesional;
b. Transparan dan akuntabel;
c. Efektif;
d. Saling menguntungkan;
e. Berkelanjutan; dan
f. Konektivitas.

4
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA
KONSTRUKSI
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI PERIODE NORMAL BARU

PENYELENGGARAAN PEMBINAAN KOMPETENSI


TENAGA KERJA KONSTRUKSI PERIODE NORMAL BARU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
1. UMUM ...........................................................................................................4
1.1 Jenis Pembinaan Kompetensi.......................................................................4
1.2 Sasaran Pembinaan .....................................................................................4
1.3 Sarana Pembinaan .......................................................................................4
1.4 Protokol Kesehatan Kegiatan Pembinaan Kompetensi Metode Konvensional 5
1.5 Jumlah Peserta ............................................................................................7
1.6 Lama Pelatihan ............................................................................................7
1.7 Pelaporan .....................................................................................................8
1.8 Pengawasan .................................................................................................9
2. PEDOMAN PELATIHAN KOMPETENSI METODE DARING ................................9
2.1 Penentuan Jabatan Kerja .............................................................................9
2.2 Modul dan Materi .........................................................................................9
2.3 Rekrutmen Peserta.....................................................................................10
2.4 Persyaratan peserta ...................................................................................10
2.5 Pendaftaran Calon Peserta .........................................................................10
2.6 Verifikasi Berkas ........................................................................................11
2.7 Penetapan Peserta ......................................................................................11
2.8 Kriteria Instruktur .....................................................................................11
2.9 Kriteria Manajer Pelatihan .........................................................................12
2.10 Pembuatan Tautan Meeting Video dalam Jaringan (Daring) / Grup Pesan
Singkat Daring ........................................................................................... 13
2.11 Pelaksanaan Pelatihan ...............................................................................13
2.12 Pembagian Materi, Modul, dan Tautan Pre-Test .........................................13
2.13 Pelatihan Mandiri .......................................................................................13
2.14 Pre-Test ......................................................................................................13
2.15 Pelatihan Teori ........................................................................................... 14
2.16 Pelatihan Praktik........................................................................................14
2.17 Post-Test.....................................................................................................14
2.18 Nilai Akhir Pelatihan ..................................................................................15
2.19 Berita Acara Pelatihan................................................................................15
2.20 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan di
Dayanaker .................................................................................................15
2.21 Bisnis Proses Pelatihan Metode Video dalam jaringan (Daring) ...................16
2.22 Bisnis Proses Pelatihan Metode Pesan Singkat Daring ............................... 17
3. PEDOMAN PELATIHAN KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL ................. 18
3.1 Penentuan Jabatan Kerja ...........................................................................18
3.2 Modul dan Materi .......................................................................................18
3.3 Rekrutmen Peserta .....................................................................................18
3.4 Persyaratan Peserta ...................................................................................18
3.5 Pendaftaran Calon Peserta .........................................................................19
3.6 Verifikasi Berkas ........................................................................................19
3.7 Penetapan Peserta ......................................................................................20
3.8 Pra Pelatihan Offline...................................................................................20
3.9 Pelatihan Mandiri .......................................................................................20
3.10 Pelatihan Offline .........................................................................................20
3.11 Nilai Akhir Pelatihan ..................................................................................21
3.12 Berita Acara Pelatihan................................................................................21
3.13 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan di
Dayanaker .................................................................................................22
3.14 Bisnis Proses Pelatihan Metode Konvensional ............................................22

2
4. PEDOMAN PELATIHAN METODE HYBRID .................................................... 23
4.1 Pelaksanaan Metode Hybrid .......................................................................23
4.2 Pelatihan Konvensional pada Metode Hybrid ..............................................23
4.3 Nilai Akhir Pelatihan ..................................................................................24
4.4 Berita Acara Pelatihan................................................................................24
4.5 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan di
Dayanaker .................................................................................................24
4.6 Bisnis Proses Pelatihan Metode Hybrid ......................................................25
5. PEDOMAN UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI METODE DARING.............. 25
5.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi ................................................................................. 25
5.2 Skema Uji Kompetensi ......................................................................................................................... 26
5.3 Rekrutmen Peserta ................................................................................................................................. 26
5.4 Persyaratan Peserta ............................................................................................................................... 26
5.5 Pendaftaran Calon Peserta ............................................................................................................... 27
5.6 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi ...................................................... 27
5.7 Pengusulan Kegiatan Uji Kompetensi ....................................................................................... 27
5.8 Pelaksanaan Uji Kompetensi secara Daring ........................................................................ 28
5.9 Berita Acara Uji Kompetensi ........................................................................................................... 28
5.10 Memastikan Pembagian e-Sertifikat Kompetensi dan Input Data di
Dayanaker..................................................................................................................................................... 28
5.11 Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Metode Daring ................................. 29
6. PEDOMAN UJI KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL .............................. 30
6.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi .....................................................30
6.2 Kualifikasi dan Subklasifikasi ....................................................................30
6.3 Skema Uji Kompetensi ...............................................................................30
6.4 Rekrutmen Peserta .....................................................................................30
6.5 Persyaratan Peserta ...................................................................................31
6.6 Pendaftaran Calon Peserta .........................................................................31
6.7 Verifikasi Berkas ........................................................................................31
6.8 Korespondensi dengan LPJK ......................................................................31
6.9 Penetapan Peserta ......................................................................................32
6.10 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi ....................................32
6.11 Pra Uji Kompetensi Offline ..........................................................................33
6.12 Uji Kompetensi Offline ................................................................................33
6.13 Berita Acara Kegiatan.................................................................................33
6.14 Input Data Pelatihan di Dayanaker ............................................................ 33
6.15 Bisnis Proses Uji Kompetensi Metode Konvensional ...................................34

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan
Metode Pelatihan dan Uji Kompetensi ...........................................................7
Tabel 2 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
Berdasarkan Jumlah Peserta ........................................................................8

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Bisnis Proses Pelatihan Video dalam Jaringan (Daring) ........................... 16
Gambar 2 : Bisnis Proses Pelatihan Pesan Singkat Daring Via Whatsapp ..................17
Gambar 3 : Bisnis Proses Pelatihan Konvensional .....................................................22
Gambar 4 : Bisnis Proses Pelatihan Hybrid................................................................ 25
Gambar 5 : Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Video dalam Jaringan / Daring
................................................................................................................29
Gambar 6 : Bisnis Proses Uji Kompetensi Metode Konvensional ................................ 34

3
1. UMUM
1.1 Jenis Pembinaan Kompetensi
Jenis pembinaan kompetensi yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana
Teknis (UPT), antara lain:
a. Bimbingan Teknis;
b. Pembekalan;
c. Pelatihan Singkat; dan
d. Uji Kompetensi.

1.2 Sasaran Pembinaan


Sasaran pelaksanaan pembinaan kompetensi selama periode normal
baru, antara lain:
a. Tenaga kerja konstruksi yang terlibat di proyek konstruksi di
Kementerian PUPR;
b. Calon tenaga kerja konstruksi, tenaga kerja yang sedang mencari
kerja di bidang Konstruksi, serta siswa dan/atau siswi atau
lulusan pendidikan vokasi.

1.3 Sarana Pembinaan


a. Sarana pembinaan kompetensi metode daring, antara lain:
1) Modul digital;
2) Video praktik sesuai substansi ajar;
3) Instruktur;
4) Jaringan internet;
5) Dawai elektronik/handphone;
6) Komputer/laptop;
7) Aplikasi video dalam jaringan, contoh: zoom, bluejeans,
youtube;
8) Aplikasi pesan singkat daring, contoh: whatsapp;
9) Aplikasi pembagi berkas daring, contoh: dropbox, google
classroom; dan
10) Aplikasi borang online, contoh: dayanaker, typeform, google
form, google classroom, atau kahoot.
b. Sarana pembinaan kompetensi metode konvensional, antara lain:
1) Modul atau materi uji kompetensi digital;
2) Instruktur atau asesor;
3) Video praktik sesuai substansi ajar;

4
4) Aplikasi pembagi berkas daring, contoh: dropbox, google
classroom;
5) Aplikasi borang online, contoh: dayanaker, typeform, google
form, google classroom, atau kahoot;
6) Ruang yang mampu menampung 20 (dua puluh) peserta
dengan jarak meja minimal 1 (satu) meter tiap peserta;
7) Ruang dengan sirkulasi udara yang baik;
8) Ruang dengan pengaturan sirkulasi mobilitas satu arah;
9) Wastafel/tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan
air mengalir; dan
10) Alat praktik maksimal 1 (satu) alat untuk 5 (lima) orang
peserta yang didisinfektan setiap sesi praktek.

1.4 Protokol Kesehatan Kegiatan Pembinaan Kompetensi Metode


Konvensional
a. Umum
1) Sebelum melakukan kegiatan pembinaan kompetensi
dengan metode konvensional, seluruh panitia dan peserta
wajib melakukan self assessment risiko COVID-19;
2) Manajer pelatihan atau Person in Charge (PIC) uji kompetensi
melarang peserta atau panitia yang memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas, atau
memiliki riwayat kontak dengan pasien positif COVID-
19/ODP/PDP dalam 14 (empat belas) hari terakhir untuk
mengikuti kegiatan kelas offline;
3) Manajer pelatihan atau Person in Charge (PIC) uji kompetensi
mewajibkan peserta dan panitia memakai alat pelindung diri
(masker dan face shield) selama kegiatan berlangsung;
4) Manajer pelatihan atau Person in Charge (PIC) uji kompetensi
mewajibkan dan memastikan penerapan jaga jarak (physical
distancing), antara lain dengan tidak berkerumun,
membatasi jumlah orang yang masuk dalam lift atau
ruangan, dan tempat duduk agar berjarak 1 (satu) meter;
5) Peserta dan panitia wajib menggunakan baju lengan
panjang;
6) Sedapat mungkin menggunakan teknologi informasi dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mengurangi kontak, contoh:

5
pembagian materi secara softcopy untuk mengurangi
penggunaan kertas;
7) Alat praktik maksimal 1 (satu) alat untuk 5 (lima) orang
peserta yang diberikan disinfektan setiap sesi praktek;
8) Melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala
menggunakan pembersih untuk meja, kursi, dan alat
praktik; dan
9) Segera menghubungi layanan kesehatan terkait jika
mendapati peserta atau panitia menunjukkan gejala COVID-
19.
b. Untuk Panitia
Panitia wajib menyediakan fasilitas tambahan, antara lain:
1) Menyediakan tissue, handsanitizer, masker, dan face shield
bagi seluruh peserta dan panitia;
2) Menyediakan sarana pencuci tangan (sabun dan air
mengalir);
3) Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar;
4) Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol
minimal 70% (tujuh puluh persen) di tempat-tempat yang
diperlukan (seperti pintu masuk, ruang rapat, pintu lift, dan
lain-lain);
5) Untuk pelatihan dengan penginapan, maka panitia
menyediakan penginapan dengan ketentuan satu kamar
maksimal di tempati oleh satu orang; dan
6) Menyediakan makanan/snack yang tidak bercampur antara
makanan/snack peserta satu dengan yang lain, dan
menggunakan alat makan sekali pakai.
c. Untuk Peserta
1) Dianjurkan untuk tidak menggunakan transportasi umum
menuju tempat pelatihan atau uji kompetensi;
2) Menggunakan masker dan face shield selama pelaksanaan
kegiatan pembinaan kompetensi;
3) Melaksanakan penerapan jaga jarak (physical distancing);
4) Mencuci tangan setiap di akhir sesi masa pelatihan; dan
5) Tidak menyentuh bagian wajah dengan tangan yang tidak
bersih.

6
1.5 Jumlah Peserta
a. Jumlah Peserta Pembinaan Kompetensi Metode Daring
Pelaksanaan pelatihan metode daring untuk kualifikasi ahli
dibatasi maksimal 50 (lima puluh) peserta, dan untuk jabatan
teknisi atau analis dibatasi 20 (dua puluh) orang.

Jumlah peserta dalam uji kompetensi metode daring


menyesuaikan dengan jumlah asesor, 1 (satu) asesor dapat
melakukan uji paling banyak terhadap 20 (dua puluh) peserta
dalam 1 hari.
b. Jumlah Peserta Pembinaan Kompetensi Metode Konvensional
Pelaksanaan pelatihan secara konvensional dibatasi maksimal 20
(dua puluh) orang dalam satu batch pelaksanaan. Pelaksanaan
uji kompetensi secara konvensional dibatasi maksimal 20 (dua
puluh) orang dalam satu batch pelaksanaan.

Jika rekrutmen dilakukan terhadap 40 (empat puluh) peserta,


maka kegiatan offline dilakukan dalam 2 (dua) batch dengan
jumlah peserta 20 (dua puluh) peserta di setiap batch.

1.6 Lama Pelatihan


Total periode pelaksanaan pembinaan kompetensi adalah sebagaimana
tercantum pada tabel di bawah:

Tabel 1 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi


Berdasarkan Metode Pelatihan dan Uji Kompetensi
Pelatihan Uji Kompetensi
No Tahapan Daring Daring
Konvensional Hybrid Konvensional
Zoom Whatsapp Bluejeans
I. Persiapan
1. Menetapkan rencana kegiatan 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari
2. Mengumumkan kegiatan
5 Hari 5 Hari 5 Hari 5 Hari 5 Hari
3. Pendaftaran peserta
4. Verifikasi peserta 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari
Menyusun SK dan menginformasikan
5. 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari
pelaksanaan kegiatan
6. Korespondensi dengan LPJKP - - - - 3 Hari
7. LPJKP membuat master kegiatan
II. Pelaksanaan
1. Membuat tautan zoom 1 Hari 1 Hari - 1 Hari -

7
Pelatihan Uji Kompetensi
No Tahapan Daring Daring
Konvensional Hybrid Konvensional
Zoom Whatsapp Bluejeans
2. Meng-invite peserta di grup whatsapp - -
Menyebarkan tautan materi
3. 16 JPL 16 JPL 16 JPL 16 JPL -
(Belajar Mandiri)
4. Pelaksanaan pre-test 1 Hari 1 Hari 1 Hari -
5. Pelaksanaan pembinaan kompetensi 8 JPL 8 JPL 16 JPL 1 Hari
(@4 JPL (@4 JPL (@8 JPL / 8 JPL
6. Menyebarkan video demonstrasi -
/Hari) /Hari) Hari)
7. Pelaksanaan post-test 1 Hari 1 Hari 1 Hari -
8. Persiapan Pra-Uji Kompetensi - - - - 1 Hari
III. Evaluasi dan Laporan
1. Penyusunan Berita Acara
1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari
2. Inputing data ke dayanaker
3. Cetak dan distribusi e-sertifikat 1 Hari 1 Hari 1 Hari 1 Hari -

Tabel 2 : Periode Waktu Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi


Berdasarkan Jumlah Peserta
Jumlah Peserta
No Tahapan
201 - 400 401 - 500

I. Persiapan

1. Mengajukan usulan kegiatan 1 Hari 1 Hari 1 Hari

2. Input master kegiatan 1 Hari 2 Hari 2 Hari

3. Mendaftar secara online 1 Hari 1 Hari 1 Hari

4. Memberikan link pendaftaran peserta 1 Hari 1 Hari 1 Hari

5. Validasi NIK dan kepemilikan sertifikat 1 Hari 2 Hari 2 Hari

6. Mengisi kelengkapan persyaratan 1 Hari 1 Hari 1 Hari


Dilihat
7. Melakukan VVA kelengkapan persyaratan 1 Hari 2 Hari 2 Hari berdasarkan
Membuat jadwal uji ketersediaan
8. 1 Hari 1 Hari 1 Hari
(Penunjukan Asesor dan Meeting ID) jumlah
tenaga di
II. Pelaksanaan
LPJK dan
1. Uji secara online 1 Hari 1 Hari 1 Hari
Asesor
2. Membuat Berita Acara Sertifikasi 1 Hari 1 Hari 1 Hari

III. Evaluasi dan Laporan

Menyampaikan laporan
1. 1 Hari 1 Hari 1 Hari
(Berita Acara dan Rekaman Uji)

2. Export ke SIKI LPJKN 1 Hari 1 Hari 1 Hari

Cetak sertifikat dan mengirim copy ke


3. 1 Hari 1 Hari 2 Hari
pengusul

1.7 Pelaporan
UPT melakukan pelaporan secara berkala kepada Direktorat
Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi. Hal-hal yang dilaporkan
antara lain:

8
a. Rencana tentatif pelaksanaan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan setiap tanggal 1 (satu) bulan berjalan untuk periode 1
(satu) bulan kemudian;
b. Rencana definitif pelaksanaan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan 2 (dua) minggu sekali bulan berjalan; dan
c. Berita acara untuk setiap kegiatan pembinaan kompetensi yang
dilaporkan 2 (dua) minggu sekali bulan berjalan.

1.8 Pengawasan
a. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh Direktorat Kompetensi dan
Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.
b. Kegiatan pengawasan dilakukan untuk memantau kesesuaian
pelaksanaan pembinaan kompetensi terhadap pedoman ini serta
kesesuaian terhadap tujuan atau sasaran kegiatan.
c. Direktorat Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi menyusun
laporan pengawasan dan melaporkan kepada Direktur Jenderal
Bina Konstruksi secara berkala.

2. PEDOMAN PELATIHAN KOMPETENSI METODE DARING


2.1 Penentuan Jabatan Kerja
Penentuan jabatan kerja/substansi pelatihan memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah pelatihan;
b. Ketersediaan modul/materi;
c. Kemampuan instruktur untuk melakukan pelatihan dari jarak
jauh; dan
d. Ketersediaan calon peserta.

2.2 Modul dan Materi


Modul Pelatihan berpedoman pada standar kompetensi kerja, buku
informasi, buku kerja, dan buku penilaian yang tersedia. Bahan Ajar
lainnya dapat ditambahkan pada modul pelatihan dan/atau video
demonstrasi praktik pekerjaan konstruksi oleh instruktur.

Dalam hal terdapat materi kunjungan lapangan dalam materi ajar,


maka dapat diganti dengan menggunakan materi berupa video terkait
yang sesuai.

9
2.3 Rekrutmen Peserta
Rekrutmen peserta dilakukan oleh UPT dengan tahapan:
a. UPT menyusun leaflet/brosur rencana pelatihan yang memuat
informasi diantaranya tanggal rencana pelatihan, substansi ajar,
sasaran peserta, kuota jumlah peserta, tautan pendaftaran, dan
narahubung;
b. UPT mengkonfigurasi halaman pendaftaran secara daring bagi
calon peserta. Tahapan ini dapat menggunakan aplikasi borang
daring seperti dayanaker, typeform, google form, atau kahoot;
c. UPT menyebarluaskan leaflet/brosur yang sudah di susun
melalui berbagai media informasi kepada calon peserta atau
instansi/lembaga calon peserta; dan
d. UPT melakukan seleksi calon peserta dengan memperhatikan:
1) Kesesuaian latar belakang pendidikan dan pengalaman
calon peserta dengan jabatan kerja yang telah ditetapkan;
dan
2) Kemampuan calon peserta untuk melakukan pelatihan jarak
jauh.

2.4 Persyaratan peserta


Calon peserta yang akan mengikuti pelatihan sedikitnya harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain:
a. Menyampaikan scan identitas diri (KTP);
b. Menyampaikan riwayat hidup;
c. Menyampaikan scan pas photo;
d. Memiliki kemampuan mengoperasikan sarana pembinaan
kompetensi metode daring sesuai dengan angka 1.3; dan
e. Memenuhi kesesuaian latar belakang pendidikan dan
pengalaman calon peserta dengan jabatan kerja yang telah
ditetapkan.

2.5 Pendaftaran Calon Peserta


a. Calon peserta mempersiapkan kelengkapan persyaratan dalam
bentuk softcopy;
b. Calon peserta mengisi informasi dalam formulir pendaftaran serta
mengunggah dokumen persyaratan yang diminta dalam bentuk
softcopy; dan

10
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh manajer pelatihan bilamana dokumen
kelengkapan yang di unggah memenuhi persyaratan pelatihan.

2.6 Verifikasi Berkas


a. Verifikasi kecukupan persyaratan peserta dilakukan oleh UPT
dengan melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian
data yang diinput peserta sesuai dengan angka 2.4;
b. Jika dalam proses verifikasi ditemukan dokumen tidak lengkap
dan/atau calon peserta tidak memenuhi syarat pendidikan
dan/atau pengalaman, panitia verifikasi UPT berhak menolak
pendaftaran calon peserta dan melakukan pemberitahuan
melalui email atau pesan daring calon peserta yang
bersangkutan; dan
c. Jika dalam proses verifikasi dokumen telah dianggap lengkap dan
calon peserta memenuhi syarat pendidikan dan/atau
pengalaman, panitia verifikasi UPT akan memproses pendaftaran
calon peserta dan melakukan pemberitahuan jadwal pelatihan
melalui email atau pesan daring calon peserta yang
bersangkutan.

2.7 Penetapan Peserta


a. Calon peserta yang memenuhi kriteria pada angka 2.4 ditetapkan
sebagai peserta pelatihan oleh UPT melalui surat keputusan yang
juga memuat nama instruktur dan manajer pelatihan/PIC yang
ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan.
b. Selanjutnya informasi rencana pelatihan
disampaikan/dikonfirmasikan kepada peserta, instruktur, dan
manajer pelatihan.
2.8 Kriteria Instruktur
Penunjukan Instruktur dilakukan oleh UPT dengan memperhatikan
beberapa faktor seperti:
a. Kemampuan menyampaikan materi secara aktif dan kreatif;
b. Pemahaman terhadap materi;
c. Kemampuan menyusun modul dan materi yang interaktif;
d. Kemampuan menyusun pre-test dan post-test;

11
e. Kemampuan mengoperasikan aplikasi sarana pelaksanaan
pembinaan kompetensi secara daring;
f. Kemampuan melaksanakan kegiatan ajar melalui pelatihan jarak
jauh; dan
g. Memiliki sertifikat kompetensi sebagai instruktur.

Tugas instruktur antara lain:


a. Menyampaikan materi dan melakukan kegiatan ajar dengan
menggunakan aplikasi sarana pelaksanaan pembinaan
kompetensi secara daring;
b. Menyiapkan pre-test untuk mengukur tingkat pemahaman
peserta di awal pelatihan;
c. Menyusun post-test untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
di akhir pelatihan; dan
d. Menyiapkan video praktik pekerjaan sesuai dengan jabatan kerja
yang diajarkan.

2.9 Kriteria Manajer Pelatihan


Manajer pelatihan adalah personil UPT yang ditunjuk untuk menjadi
koordinator pelatihan dengan memperhatikan faktor sebagai berikut:
a. Fasih mengoperasikan aplikasi sarana pelaksanaan pembinaan
kompetensi secara daring;
b. Memiliki pemahaman terhadap materi ajar;
c. Disiplin; dan
d. Memiliki sertifikat pelatihan MOT.

Tugas manajer pelatihan antara lain:


a. Membuat ID dan password video dalam jaringan yang akan
digunakan untuk pembinaan kompetensi secara daring;
b. Sebagai pengelola grup pesan singkat daring;
c. Penanggung jawab berkas pendaftaran;
d. Penanggung jawab distribusi modul dan materi serta video
demonstrasi praktik;
e. Penanggung jawab komunikasi peserta dengan instruktur; dan
f. Membuat laporan akhir pelaksanaan pembinaan kompetensi.

12
2.10 Pembuatan Tautan Meeting Video dalam Jaringan (Daring) / Grup
Pesan Singkat Daring
a. Untuk pelatihan daring dengan aplikasi video dalam jaringan,
manajer pelatihan menyampaikan jadwal meeting video dalam
jaringan dan tautan meeting video dalam jaringan kepada peserta
melalui email/pesan singkat daring.
b. Untuk pelatihan daring dengan aplikasi pesan singkat daring,
manajer pelatihan membuat grup pesan singkat daring dan
menambahkan peserta dan instruktur pelatihan dalam grup
tersebut.

2.11 Pelaksanaan Pelatihan


Pelatihan dapat dimulai apabila jumlah peserta telah memenuhi
ketentuan dan Peserta, manajer pelatihan, serta Instruktur telah
ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) UPT.

2.12 Pembagian Materi, Modul, dan Tautan Pre-Test


Pelatihan diawali dengan manajer pelatihan melakukan penyebaran
materi, modul, dan tautan pre-test kepada peserta. Tautan aplikasi
pembagi berkas daring, dan aplikasi borang daring disampakan
melalui email/pesan singkat daring kepada peserta.

2.13 Pelatihan Mandiri


Dengan menggunakan materi dan modul yang telah disampaikan oleh
manajer pelatihan, seluruh peserta melakukan pembelajaran mandiri
selama 16 (enam belas) JPL.

2.14 Pre-Test
a. Pre-test atau tes kompetensi awal sebelum mengikuti pelatihan
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta diawal
pelatihan.
b. Pre-test dilakukan dengan menggunakan aplikasi borang daring
seperti typeform, google form, google classroom, atau kahoot yang
disiapkan UPT yang selanjutnya alamat/tautannya dibagikan
melalui email/grup pesan singkat daring. Pre-test hanya dapat
dilakukan pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan
oleh manajer pelatihan.

13
2.15 Pelatihan Teori
Pelatihan teori dilakukan selama 8 (delapan) JPL yang dilaksanakan
dalam 2 (dua) hari. Pelatihan dilaksanakan selama 4 (empat) JPL setiap
hari. Selama jam pelajaran berlangsung ada beberapa poin yang harus
diperhatikan, seperti:
a. Manajer pelatihan menentukan waktu pelaksanaan pelatihan
baik pelatihan yang dilakukan melalui aplikasi video dalam
jaringan ataupun pelatihan yang dilakukan melalui aplikasi
pesan singkat daring;
b. Manajer pelatihan membacakan atau membagikan tata tertib
pelatihan sebelum jam pelajaran dimulai;
c. Manajer pelatihan diharuskan telah membagikan modul dalam
bentuk digital sebelum jam pelajaran dimulai;
d. Manajer pelatihan membagikan tautan absen bagi peserta
menggunakan aplikasi borang daring seperti google form atau
typeform;
e. Peserta diharuskan membuktikan kehadiran dengan
menampilkan wajah bila pelatihan dilakukan melalui aplikasi
video dalam jaringan, dan diwajibkan bertanya atau memberikan
pendapat minimal 1 (satu) kali selama pembelajaran jika
pelatihan dilakukan melalui aplikasi pesan singkat daring; dan
f. Instruktur dalam pembelajaran media pesan singkat daring
diharuskan membuktikan kehadiran dengan melakukan
chat/obrolan selama jam pelajaran berlangsung.

2.16 Pelatihan Praktik


Manajer pelatihan melakukan penyebaran video praktik kepada
peserta melalui aplikasi pembagi berkas daring seperti dropbox atau
google drive melalui email atau pesan singkat daring.
2.17 Post-Test
a. Post-test atau tes kompetensi akhir setelah mengikuti pelatihan
bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta setelah
mengikuti pelatihan.
b. Post-test dilakukan dengan menggunakan aplikasi borang daring
seperti typeform, google form, google classroom, atau kahoot yang
disiapkan UPT yang selanjutnya alamat/link nya dibagikan di

14
dalam grup pesan singkat daring. Post-test hanya dapat
dilakukan pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan
oleh manajer pelatihan.

2.18 Nilai Akhir Pelatihan


Nilai akhir pelatihan memperhatikan kehadiran, keaktifan, dan nilai
post-test. Persentase bobot penilaian mengacu pada pedoman
pelatihan yang berlaku.

2.19 Berita Acara Pelatihan


Setelah pelaksanaan pelatihan telah selesai, manajer pelatihan
menyusun dan melaporkan berita acara pelatihan yang sedikitnya
memuat:
a. Tanggal pelatihan;
b. Kualifikasi dan klasifikasi yang dilatih;
c. Daftar nama instruktur;
d. Jumlah dan daftar nama peserta;
e. Hasil pre-test dan post-test setiap peserta; dan
f. Nilai akhir pelatihan.

Dalam berita acara juga dilampirkan tautan rekaman video atau


percakapan pesan singkat daring dan tautan absensi peserta.

2.20 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan


di Dayanaker
a. Berdasarkan dari laporan dan Berita Acara yang disiapkan
manajer pelatihan, UPT mencetak e-sertifikat pelatihan,
selanjutnya manajer pelatihan menginput data pelatihan di
dayanaker dan melakukan distribusi e-sertifikat melalui media
email atau pesan singkat daring kepada peserta.
b. E-sertifikat sedikitnya memuat nama peserta, nomor e-sertifikat,
jabatan kerja pelatihan, substansi ajar, dan nilai post-test
peserta. Kepala UPT menandatangani dan bertanggung jawab
terhadap e-sertifikat pelatihan.

15
2.21 Bisnis Proses Pelatihan Metode Video dalam jaringan (Daring)

No Kegiatan (Bussiness Process) Output Keterangan


BALAI JKW PESERTA INSTRUKTUR PIC
PERSIAPAN
BJKW
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan MULAI Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi
leaflet / browsur pelatihan dan link
2 membuka rekrutmen peserta 1
registrasi peserta
5 hari kerja
3 melakukan pendaftaran online 2 Daftar calon peserta pelatihan
Ti da k
Lengkap

4 verifikasi berkas peserta 3 Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja


Lengkap

4 SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat


menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk Instruktur, dan jabker substansi pelatihan, nama peserta,
5 1 hari kerja
Menunjuk Manajer pelatihan. Melalui SK kegiatan daftar nama Instruktur, dan nama
manajer pelatihan

Menginformasukan penerimaan pendaftaran kepada peserta


6 5 Peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
pelatihan via email / wa

7 Menginformasukan Instruktur pelatihan 6 Instruktur 0 hari kerja

Menginformasukan kepada manajer pelatihan, bahwa kegiatan


8 7 manajer pelatihan 0 hari kerja
siap dilaksanakan
PELAKSANAAN

PIC membuat link zoom dan menginformasikan kepada instruktur


9 Tautan, Zoom ID dan Password 1 hari kerja
dan semua peserta via wa / email 8

10 Pembagian modul dan materi ajar via dropbox 9 Belajar Mandiri 16 JPL

Peserta mengikuti PreTest via googleform / kahoot, link pretest di


11 10 Skor PreTest 1 hari kerja
sampaikan kepada peserta melalui wa / email

12 Instruktur dan peserta melakukan pelatihan via zoom 11 Transfer Knowledge


8 JPL ( @4JPL /
Hari )
PIC Memberikan Video demonstrasi Praktik Pelaksanaan 12
13 Video Demonstrasi Praktik
Pekerjaan ke peserta pelatihan via dropbox

Peserta mengikuti PostTest via googleform / kahoot, link posttest


14 13 Skor PostTest 1 hari kerja
di sampaikan kepada peserta melalui wa / email
PELAKSANAAN
Evaluasi

Daftar nama peserta yang ikut serta


15 manajer Pelatihan Membuat berita acara pelatihan 14 1 hari kerja
pelatihan dan hasil post test

16 Peserta mendapat hasil PostTest 15 evaluasi hasil pelatihan


1 hari kerja
Balai BJKW membagikan e-ceritficate. PIC menginput data 16.1
Sertifikat Pelatihan / surat keterangan
17 16
pelatihan di dayanaker mengikuti pelatihan

17
18 Proses selesai SELESAI

Gambar 1 : Bisnis Proses Pelatihan Video dalam Jaringan (Daring)

16
2.22 Bisnis Proses Pelatihan Metode Pesan Singkat Daring

No Kegiatan (Bussiness Process) Output Keterangan


BALAI JKW PESERTA INSTRUKTUR PIC
PERSIAPAN
BJKW
START
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi
leaflet / browsur pelatihan dan link registrasi
2 Balai JKW membuka rekrutmen peserta 1
peserta
5 hari kerja
3 Peserta melakukan pendaftaran online Ti da k
2 Daftar calon peserta pelatihan
Lengkap

4 BJKW melakukan verifikasi berkas peserta 3


Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja
Lengkap

SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat jabker


BJKW menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk Instruktur,
5 4 substansi pelatihan, nama peserta, daftar nama 1 hari kerja
dan Menunjuk Manajer pelatihan Melalui SK kegiatan
Instruktur, dan nama Manajer pelatihan
menginformasikan penerimaan pendaftaran kepada peserta
6 5 peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
pelatihan

7 menginformasikan Instruktur pelatihan 6 Instruktur 0 hari kerja

menginformasikan kepada Manajer pelatihan, bahwa kegiatan


8 7 Manajer pelatihan 0 hari kerja
siap dilaksanakan
PELAKSANAAN

PIC membuat grup whatsapp dan mengundang peserta serta


9 Perangkat pelatihan jarak jauh 1 hari kerja
instruktur 8

10 PIC memberikan modul dan materi di grup whatsapp 9 Berjalannya belajar mandiri 16 JPL

11 Peserta mengikuti PreTest via googleform / kahoot 10


Skor PreTest 1 hari kerja

Instruktur melakukan pelatihan via grup whatapp, dilakukan 11


12 Transfer Knowledge
melalui diskusi di grup whatsapp oleh instruktur ke setiap peserta
8 JPL (@4JPL /
Hari)
PIC Memberikan Video demonstrasi Praktik Pelaksanaan 12
13 Video Demonstrasi Praktik
Pekerjaan ke peserta pelatihan di grup whatsapp

21 Peserta mengikuti PostTest 13 Skor PostTest 1 hari kerja

EVALUASI

Daftar nama peserta yang ikut serta pelatihan


22 Manajer Pelatihan Membuat berita acara pelatihan 14 1 hari kerja
dan hasil post test

23 Peserta mendapat hasil PostTest 15 evaluasi hasil pelatihan


1 hari kerja
Balai BJKW membagikan e-ceritficate. PIC menginput data 16 Sertifikat Pelatihan / surat keterangan mengikuti
24 16.1
pelatihan di dayanaker pelatihan

25 Proses selesai SELESAI

Gambar 2 : Bisnis Proses Pelatihan Pesan Singkat Daring Via Whatsapp

17
3. PEDOMAN PELATIHAN KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL
3.1 Penentuan Jabatan Kerja
Penentuan jabatan kerja/substansi pelatihan memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah pelatihan;
b. Ketersediaan modul/materi;
c. Ketersediaan instruktur sesuai materi ajar; dan
d. Ketersediaan calon peserta.

3.2 Modul dan Materi


Modul Pelatihan berpedoman pada standar kompetensi kerja, buku
informasi, buku kerja, dan buku penilaian yang tersedia. Bahan Ajar
lainnya dapat ditambahkan pada modul pelatihan dan/atau video
demonstrasi praktik pekerjaan konstruksi oleh instruktur.

Dalam hal terdapat materi kunjungan lapangan dalam materi ajar,


maka dapat diganti dengan menggunakan materi berupa video terkait
yang sesuai.

3.3 Rekrutmen Peserta


Rekrutmen peserta dilakukan oleh UPT dengan tahapan:
a. UPT menyusun leaflet/brosur rencana pelatihan yang memuat
informasi diantaranya tanggal rencana pelatihan, substansi ajar,
sasaran peserta, kuota jumlah peserta, tautan pendaftaran, dan
narahubung;
b. UPT mengkonfigurasi halaman pendaftaran secara daring bagi
calon peserta. Tahapan ini dapat menggunakan aplikasi borang
daring seperti dayanaker, typeform, google form, atau kahoot;
c. UPT menyebarluaskan leaflet/brosur yang sudah di susun
melalui berbagai media informasi kepada calon peserta atau
instansi/lembaga calon peserta; dan
d. UPT melakukan seleksi calon peserta dengan memperhatikan
kesesuaian latar belakang pendidikan dan pengalaman calon
peserta dengan jabatan kerja yang telah ditetapkan.

3.4 Persyaratan Peserta


Calon peserta yang akan mengikuti pelatihan sedikitnya harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain:

18
a. Menyampaikan scan Identitas diri (KTP);
b. Menyampaikan riwayat hidup;
c. Menyampaikan scan pas photo;
d. Memiliki kemampuan mengoperasikan sarana pembinaan
kompetensi sesuai dengan angka 1.3; dan
e. Memenuhi kesesuaian latar belakang pendidikan dan
pengalaman calon peserta dengan jabatan kerja yang telah
ditetapkan.

3.5 Pendaftaran Calon Peserta


a. Calon peserta mempersiapkan kelengkapan persyaratan dalam
bentuk softcopy;
b. Calon peserta mengisi informasi dalam form pendaftaran serta
mengunggah dokumen persyaratan yang diminta dalam bentuk
softcopy; dan
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh manajer pelatihan bilamana dokumen
kelengkapan yang di unggah memenuhi persyaratan pelatihan.

3.6 Verifikasi Berkas


a. Verifikasi kecukupan persyaratan peserta dilakukan oleh UPT
dengan melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian
data yang diinput peserta sesuai dengan angka 3.4;
b. Jika dalam proses verifikasi ditemukan dokumen tidak lengkap
dan/atau calon peserta tidak memenuhi syarat pendidikan
dan/atau pengalaman, panitia verifikasi UPT berhak menolak
pendaftaran calon peserta dan melakukan pemberitahuan
melalui email atau pesan singkat daring kepada calon peserta
yang bersangkutan; dan
c. Jika dalam proses verifikasi dokumen telah dianggap lengkap
dan calon peserta memenuhi syarat pendidikan dan/atau
pengalaman, panitia verifikasi UPT akan memproses
pendaftaran calon peserta dan akan melakukan pemberitahuan
jadwal pelatihan melalui email atau pesan singkat daring kepada
calon peserta yang bersangkutan.

19
3.7 Penetapan Peserta
a. Calon peserta yang memenuhi kriteria sesuai dengan angka 3.4
ditetapkan sebagai peserta pelatihan oleh UPT melalui surat
keputusan yang juga memuat nama instruktur dan manajer
pelatihan yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksana
kegiatan.
b. Selanjutnya informasi rencana pelatihan
disampaikan/dikonfirmasikan kepada peserta, instruktur, dan
manajer pelatihan.

3.8 Pra Pelatihan Offline


Manajer pelatihan melakukan penyebaran materi, modul, dan tautan
pre-test, undangan pelatihan, dan formulir self assessment risiko
COVID-19 kepada calon peserta melalui media email atau pesan
singkat daring.

3.9 Pelatihan Mandiri


Dengan menggunakan materi dan modul yang telah disampaikan oleh
manajer pelatihan, seluruh peserta melakukan pembelajaran mandiri
selama 16 (enam belas) JPL.

3.10 Pelatihan Offline


Pelatihan dilakukan selama 16 JPL yang dilaksanakan selama 2 hari
(8 JPL per hari). Pelatihan dapat terdiri atas materi teori dan praktek.
Porsi materi teori dan praktek disesuaikan dengan karakter substansi
ajar. Selama jam pelajaran berlangsung ada beberapa poin yang harus
diperhatikan, seperti:
a. Manajer pelatihan membacakan atau membagikan tata tertib
pelatihan sebelum jam pelajaran dimulai;
b. Manajer pelatihan diharuskan telah membagikan modul dalam
bentuk digital sebelum jam pelajaran dimulai;
c. Manajer pelatihan membagikan tautan absen bagi peserta
menggunakan aplikasi borang daring seperti google form atau
typeform;
d. Manajer pelatihan melakukan pemantauan kehadiran peserta
sebelum dan selama pelatihan;

20
e. Manajer pelatihan merekam audio dan visual pelaksanaan
pelatihan; dan
f. Manajer pelatihan memastikan implementasi protokol kesehatan
sebagaimana tercantum dalam angka 1.4.

Tahapan pelatihan offline juga mencakup pre-test dan post-test yang


bertujuan untuk untuk mengukur tingkat pemahaman peserta diawal
dan di akhir pelatihan. Beberapa ketentuan pelaksanaan pre-test dan
post-test pada pelatihan offline diantaranya:
a. Pre-test dan post-test dapat berupa pertanyaan yang diberikan
secara daring dan/atau tugas praktik yang disesuaikan dengan
materi ajar;
b. Pre-test dan post-test secara daring dilakukan dengan
menggunakan aplikasi borang daring seperti typeform, google
form, google classroom, atau kahoot yang disiapkan UPT yang
selanjutnya alamat/tautannya dibagikan melalui email/grup
pesan singkat daring; dan
c. Pre-test dan post-test hanya dapat dilakukan pada periode waktu
tertentu yang telah ditetapkan oleh manajer pelatihan.

3.11 Nilai Akhir Pelatihan


Nilai akhir pelatihan memperhatikan kehadiran, keaktifan, dan nilai
post-test. Persentase bobot penilaian mengacu pada pedoman
pelatihan yang berlaku.

3.12 Berita Acara Pelatihan


Setelah pelaksanaan pelatihan telah selesai, manajer pelatihan
menyusun dan melaporkan berita acara pelatihan yang sedikitnya
memuat:
a. Tanggal dan lokasi pelaksanaan pelatihan;
b. Kualifikasi dan klasifikasi yang dilatih;
c. Daftar nama instruktur;
d. Jumlah dan daftar nama peserta;
e. Hasil pre-test dan post-test peserta; dan
f. Nilai akhir setiap peserta.

21
Dalam berita acara juga dilampirkan tautan potongan rekaman video
pelaksanaan pelatihan dan tautan absensi peserta.

3.13 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan


di Dayanaker
Berdasar dari laporan dan Berita Acara yang disiapkan manajer
pelatihan, UPT mencetak e-sertifikat pelatihan selanjutnya manajer
pelatihan menginput data pelatihan di dayanaker dan melakukan
distribusi e-sertifikat melalui media email atau pesan singkat daring
kepada peserta.

3.14 Bisnis Proses Pelatihan Metode Konvensional

No Kegiatan (Bussiness Process) Manager Output Keterangan


BALAI JKW PESERTA INSTRUKTUR
Pelatihan
PERSIAPAN

BJKW
START
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi

leaflet / browsur pelatihan dan link registrasi


2 BJKW mengumumkan membuka rekrutmen peserta 1
peserta
5 hari kerja
3 Peserta melakukan pendaftaran online 2 Daftar calon peserta pelatihan
Ti da k
Lengkap

4 BJKW melakukan verifikasi berkas peserta 3 Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja
Lengkap

BJKW menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat jabker
5 Instruktur, dan menunjuk Manager Pelatihan melalui 4 substansi pelatihan, nama peserta, daftar nama 1 hari kerja
SK kegiatan Instruktur, dan nama Manager Pelatihan
BJKW menginformasikan penerimaan pendaftaran 5
6 peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
kepada peserta pelatihan (lolos seleksi berkas)

7 BJKW menetapkan Instruktur pelatihan 6 Instruktur 0 hari kerja

BJKW menginformasikan kepada Manager Pelatihan,


8 7 Manager Pelatihan 0 hari kerja
bahwa kegiatan Pelatihan siap dilaksanakan
PELAKSANAAN

Manager pelatihan mengumumkan jadwal dan lokasi


9 8 Perangkat pelatihan jarak jauh 0 hari kerja
pembekalan offline kepada peserta dan instruktur

Manager Pelatihan Membagi modul, materi ajar dan


10 9 Berjalannya Belajar mandiri 16 JPL
video praktik via dropbox

Instruktur dan peserta melakukan pelatihan dengan


12 mengikuti standar protokol pencegahan covid 19 12 11 Transfer Knowledge
dari Kemenkes 16 JPL ( @ 8 JPL
Instruktur dan peserta melaksanaan jpl praktek / Hari )
14 dengan mengikuti standar protokol pencegahan 14 13
Transfer Knowledge
covid 19 dari Kemenkes
EVALUASI

Daftar nama peserta yang ikut serta pelatihan


17 Manager pelatihan membuat berita acara pelatihan 14
dan hasil post test
1 hari kerja
18 Manager pelatihan menginput data di dayanaker 15 data pelatihan di dayanaker

16
19 Balai BJKW mencetak dan membagikan e-sertifikat e- Sertifikat Fisik 1 hari kerja

20 Proses selesai SELESAI

Gambar 3 : Bisnis Proses Pelatihan Konvensional

22
4. PEDOMAN PELATIHAN METODE HYBRID
4.1 Pelaksanaan Metode Hybrid
Pelatihan kompetensi dengan metode hybrid adalah pelaksanaan
pelatihan yang merupakan gabungan dari pelaksanaan pelatihan
secara daring dan pelatihan secara konvensional. Pelatihan secara
daring dalam metode hybrid mengacu pada pedoman pelatihan metode
daring pada angka 2.1 sampai dengan 2.14. Pelatihan konvensional
pada metode hybrid mengikuti ketentuan pada angka 4.2 sampai
dengan 4.4.

4.2 Pelatihan Konvensional pada Metode Hybrid


Pelatihan konvensional pada metode hybrid dilakukan selama 8 JPL.
Pelatihan dapat terdiri atas materi teori dan praktek. Porsi materi teori
dan praktek disesuaikan dengan karakter substansi ajar. Selama jam
pelajaran berlangsung, ada beberapa poin yang harus diperhatikan,
seperti:
a. Manajer pelatihan membacakan atau membagikan tata tertib
pelatihan sebelum jam pelajaran dimulai;
b. Manajer pelatihan diharuskan telah membagikan modul dalam
bentuk digital sebelum jam pelajaran dimulai;
c. Manajer pelatihan membagikan tautan absen bagi peserta
menggunakan aplikasi borang daring seperti google form atau
typeform;
d. Manajer pelatihan melakukan pemantauan kehadiran peserta
sebelum dan selama pelatihan;
e. Manajer pelatihan merekam audio dan visual pelaksanaan
pelatihan; dan
f. Manajer pelatihan memastikan implementasi protokol kesehatan
sebagaimana tercantum pada angka 1.4.

Tahapan pelatihan offline juga mencakup post-test yang bertujuan


untuk untuk mengukur tingkat pemahaman peserta di akhir
pelatihan. Beberapa ketentuan pelaksanaan post-test pada pelatihan
offline diantaranya :
a. Post-test dapat berupa pertanyaan yang diberikan secara daring
dan/atau tugas praktik yang disesuaikan dengan materi ajar;

23
b. Post-test secara daring dilakukan dengan menggunakan aplikasi
borang daring seperti type form, google form, google classroom,
atau kahoot yang disiapkan UPT yang selanjutnya
alamat/tautannya dibagikan melalui email/grup pesan singkat
daring; dan
c. Post-test hanya dapat dilakukan pada periode waktu tertentu
yang telah ditetapkan oleh manajer pelatihan.

4.3 Nilai Akhir Pelatihan


Nilai akhir pelatihan memperhatikan kehadiran, keaktifan, dan nilai
post-test. Persentase bobot penilaian mengacu pada pedoman
pelatihan yang berlaku.

4.4 Berita Acara Pelatihan


Setelah pelaksanaan pelatihan telah selesai, manajer pelatihan
menyusun dan melaporkan berita acara pelatihan yang sedikitnya
memuat:
a. Tanggal dan lokasi pelaksanaan pelatihan;
b. Kualifikasi dan klasifikasi yang dilatih;
c. Daftar nama instruktur;
d. Jumlah dan daftar nama peserta;
e. Hasil pre-test dan post-test peserta; dan
f. Nilai akhir setiap peserta.
Dalam berita acara juga dilampirkan tautan potongan rekaman video
pelaksanaan pelatihan dan tautan absensi peserta.

4.5 Pencetakan dan Pembagian e-Sertifikat dan Input Data Pelatihan


di Dayanaker
Berdasar dari laporan dan Berita Acara yang disiapkan manajer
pelatihan, UPT mencetak e-sertifikat pelatihan selanjutnya manajer
pelatihan menginput data pelatihan di dayanaker dan melakukan
distribusi e-sertifikat melalui media email atau pesan singkat daring
kepada peserta.

24
4.6 Bisnis Proses Pelatihan Metode Hybrid

No Kegiatan (Bussiness Process) Manager Output Keterangan


BALAI JKW PESERTA INSTRUKTUR
Pelatihan
PERSIAPAN

BJKW
START
1 - Menentukan Jabker yang akan dilakukan pelatihan Jabker, modul dan materi pelatihan 1 hari Kerja
- Menyiapkan Modul dan Materi

leaflet / browsur pelatihan dan link registrasi


2 BJKW mengumumkan membuka rekrutmen peserta 1
peserta
5 hari kerja
3 Peserta melakukan pendaftaran online 2 Daftar calon peserta pelatihan
Ti da k
Lengkap

4 BJKW melakukan verifikasi berkas peserta 3 Daftar Peserta Pelatihan 1 hari kerja
Lengkap

BJKW menetapkan peserta, menghubungi, menunjuk SK KEGIATAN yang sedikitnya memuat jabker
5 Instruktur, dan menunjuk Manager Pelatihan melalui 4 substansi pelatihan, nama peserta, daftar nama 1 hari kerja
SK kegiatan Instruktur, dan nama Manager Pelatihan
BJKW menginformasikan penerimaan pendaftaran 5
6 peserta yang mengikuti pelatihan 0 hari kerja
kepada peserta pelatihan (lolos seleksi berkas)

7 BJKW menetapkan Instruktur pelatihan 6 Instruktur 0 hari kerja

BJKW menginformasikan kepada Manager Pelatihan,


8 7 Manager Pelatihan 0 hari kerja
bahwa kegiatan Pelatihan siap dilaksanakan
PELAKSANAAN

Manager pelatihan membuat link zoom / Grup


9 whatsapp dan menginformasikan kepada instruktur 8 Persiapan pelatihan jarak jauh (daring) 0 hari kerja
dan semua peserta

Manager pelatihan mulai melaksanakan Pelatihan


10 9 Berjalannya belajar mandiri 16 JPL
Teori melalui zoom atau grup whatsapp

Manager pelatihan mengumumkan jadwal dan lokasi


11 10 persiapan pelatihan offline 1 hari kerja
pembekalan offline kepada peserta dan instruktur

Instruktur dan peserta melakukan pembekalan


12 offline dengan mengikuti standar protokol 12 11 Transfer Knowledge
pencegahan covid 19 dari Kemenkes
8 JPL
Instruktur melaksanaan jpl praktek dengan
14 mengikuti standar protokol pencegahan covid 19 14 13 Transfer Knowledge
dari Kemenkes
EVALUASI

Daftar nama peserta yang ikut serta dalam


17 Manager pelatihan membuat berita acara pelatihan 14
pelatihan
1 hari kerja
18 Manager pelatihan menginput data di dayanaker 15 data pelatihan di dayanaker

16
19 Balai BJKW mencetak dan membagikan e-sertifikat e- Sertifikat Fisik 1 hari kerja

20 Proses selesai SELESAI

Gambar 4 : Bisnis Proses Pelatihan Hybrid

5. PEDOMAN UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI METODE DARING


5.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi
Perencanaan kegiatan uji kompetensi dilakukan dengan
memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah uji kompetensi;
b. Ketersediaan asesor;
c. Kemampuan asesor untuk melakukan uji kompetensi jarak jauh;
d. Ketersediaan calon peserta; dan
e. Kemampuan calon peserta mengoperasikan sarana pembinaan
kompetensi metode daring sesuai dengan angka 1.3.

25
5.2 Skema Uji Kompetensi
Skema pelaksanaan uji kompetensi mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

5.3 Rekrutmen Peserta


Rekrutmen Peserta dilakukan oleh UPT dengan tahapan :
a. UPT menyusun leaflet/brosur rencana uji kompetensi yang
memuat informasi diantaranya tanggal rencana uji kompetensi,
subklasifikasi uji kompetensi, sasaran peserta, kuota jumlah
peserta, tautan pendaftaran, dan narahubung;
b. UPT mengkonfigurasi halaman pendaftaran secara daring bagi
calon peserta. Tahapan ini dapat menggunakan aplikasi borang
daring seperti dayanaker, typeform, google form, atau kahoot; dan
c. UPT menyebarluaskan leaflet/brosur yang sudah di susun
melalui berbagai media informasi kepada calon peserta atau
instansi/lembaga calon peserta.

UPT melakukan seleksi calon peserta dengan memperhatikan:


a. Kesesuaian latar belakang pendidikan dan pengalaman calon
peserta dengan jabatan kerja yang telah ditetapkan; dan
b. Kemampuan calon peserta untuk melakukan uji kompetensi
jarak jauh.

5.4 Persyaratan Peserta


Calon peserta yang akan mengikuti uji kompetensi sedikitnya harus
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
a. Memiliki NIK yang terdaftar di Dukcapil;
b. Memiliki email yang aktif;
c. Menyampaikan riwayat hidup;
d. Menyampaikan scan pas photo;
e. Memiliki kemampuan mengoperasikan sarana pembinaan
kompetensi metode daring sesuai dengan angka 1.3; dan
f. Memenuhi kesesuaian latar belakang pendidikan dan
pengalaman calon peserta dengan jabatan kerja yang telah
ditetapkan.

26
5.5 Pendaftaran Calon Peserta
a. Calon peserta mempersiapkan kelengkapan persyaratan dalam
bentuk softcopy;
b. Calon peserta mengisi informasi dalam form pendaftaran serta
mengunggah dokumen persyaratan yang diminta dalam bentuk
softcopy;
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh PIC uji kompetensi bilamana dokumen
kelengkapan yang di unggah memenuhi persyaratan.

5.6 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi


Person in Charge (PIC) uji kompetensi adalah personil UPT yang
ditunjuk untuk menjadi koordinator pelaksanan uji kompetensi.
Penunjukan PIC dilakukan dengan memperhatikan faktor sebagai
berikut:
a. Memahami tahapan uji kompetensi secara daring;
b. Memahami skema uji dari subklasifikasi yang diuji;
c. Fasih mengoperasikan aplikasi sarana pelaksanaan pembinaan
kompetensi secara daring; dan
d. Disiplin.

Tugas Person in Charge (PIC) uji kompetensi antara lain:


a. Penanggung jawab berkas pendaftaran calon peserta;
b. Penanggung jawab korespondensi dengan LPJK;
c. Penanggung jawab pelaksanaan uji kompetensi;
d. Penanggung jawab komunikasi peserta dan asesor; dan
e. Membuat laporan akhir pelaksanaan pembinaan kompetensi.

5.7 Pengusulan Kegiatan Uji Kompetensi


a. UPT melakukan korespondensi dengan Lembaga Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK) untuk mengusulkan dan menyepakati
pelaksanaan kegiatan uji kompetensi dan sertifikasi.
b. Korespondensi dengan LPJK dilakukan dengan menggunakan
aplikasi video dalam jaringan.

27
5.8 Pelaksanaan Uji Kompetensi secara Daring
a. Untuk setiap peserta yang dinilai UPT memenuhi persyaratan
pada angka 5.4, UPT menghubungi peserta dan menyampaikan
tautan pendaftaran di sistem SIKI LPJK;
b. Person in Charge (PIC) melakukan pendampingan kepada peserta
dalam proses pendaftaran di sistem SIKI LPJK;
c. Selanjutnya mengikuti tahapan yang diatur dalam PETUNJUK
TEKNIS SERTIFIKASI DAN REGISTRASI SKA/SKTK PROGRAM
KERJASAMA DENGAN BALAI SECARA DARING (ONLINE) yang
di tetapkan LPJK;
d. Person in Charge (PIC) melakukan pendampingan kepada peserta
selama proses uji kompetensi secara daring berlangsung; dan
e. Selama periode uji kompetensi, UPT secara berkala
berkorespondensi dengan LPJK untuk memantau progres
capaian kegiatan.

5.9 Berita Acara Uji Kompetensi


Setelah pelaksanaan uji kompetensi telah selesai, PIC uji kompetensi
menyusun dan melaporkan berita acara uji yang sedikitnya memuat:
a. Tanggal pelaksanaan uji kompetensi;
b. Kualifikasi dan klasifikasi yang diuji kompetensi;
c. Daftar nama asesor;
d. Jumlah dan daftar nama peserta; dan
e. Hasil uji kompetensi peserta.

Dalam berita acara juga dilampirkan tautan potongan rekaman video


pelaksanaan uji kompetensi dan tautan absensi peserta.

5.10 Memastikan Pembagian e-Sertifikat Kompetensi dan Input Data di


Dayanaker
Berdasar dari laporan dan Berita Acara, PIC uji kompetensi menginput
data uji kompetensi di dayanaker dan berkoordinasi dengan LPJK
untuk memastikan distribusi e-sertifikat kompetensi kepada seluruh
peserta telah tuntas.

28
5.11 Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Metode Daring

Gambar 5 : Bisnis Proses Uji Kompetensi dan Sertifikasi Video dalam


Jaringan / Daring

29
6. PEDOMAN UJI KOMPETENSI METODE KONVENSIONAL
6.1 Perencaanaan Kegiatan Uji Kompetensi
Perencanaan kegiatan uji kompetensi dilakukan dengan
memperhatikan:
a. Kebutuhan industri di wilayah uji kompetensi;
b. Ketersediaan asesor; dan
c. Ketersediaan calon peserta.

6.2 Kualifikasi dan Subklasifikasi


Kualifikasi dan subklasifikasi pelaksanaan uji metode konvensional
terbuka untuk semua jenjang kualifikasi dan subklasifikasi.

6.3 Skema Uji Kompetensi


Skema pelaksanaan uji kompetensi mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

6.4 Rekrutmen Peserta


Rekrutmen peserta dilakukan oleh UPT dengan tahapan:
a. UPT menyusun leaflet/brosur rencana uji kompetensi yang
memuat informasi:
1) Tanggal rencana uji kompetensi;
2) Subklasifikasi;
3) Sasaran dan syarat peserta;
4) Kuota jumlah peserta; dan
5) Link pendaftaran dan narahubung.
b. UPT mengkonfigurasi halaman pendaftaran secara daring bagi
calon peserta. Tahapan ini dapat menggunakan aplikasi borang
daring seperti dayanaker, typeform, google form, atau kahoot; dan
c. UPT menyebarluaskan leaflet/brosur yang sudah di susun
melalui berbagai media informasi kepada calon peserta atau
instansi/lembaga calon peserta.

UPT melakukan seleksi calon peserta dengan memperhatikan:


a. Validasi NIK dan kepemilikan sertifikat untuk subklasifikasi
yang diuji; dan
b. Kesesuaian latar belakang pendidikan serta pengalaman calon
peserta dengan kualifikasi dan subklasifikasi yang diuji.

30
6.5 Persyaratan Peserta
Persyaratan calon peserta uji kompetensi mengacu pada ketentuan
yang diatur dalam peraturan LPJK Nasional terkait syarat peserta uji
kompetensi.

6.6 Pendaftaran Calon Peserta


a. Calon peserta mempersiapkan kelengkapan persyaratan dalam
bentuk softcopy;
b. Calon peserta mengisi informasi dalam form pendaftaran serta
mengunggah dokumen persyaratan yang diminta dalam bentuk
softcopy; dan
c. Calon peserta yang telah selesai melakukan pendaftaran di
platform pendaftaran akan mendapat notifikasi bahwa akan
dihubungi kembali oleh PIC bilamana dokumen kelengkapan
yang di unggah memenuhi persyaratan.

6.7 Verifikasi Berkas


a. Verifikasi kecukupan persyaratan peserta dilakukan oleh UPT
dengan melakukan pengecekan kelengkapan dan kesesuaian
data yang diinput peserta sesuai dengan angka 6.4;
b. Jika dalam proses verifikasi ditemukan dokumen tidak lengkap
atau tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan, panitia
verifikasi UPT akan menolak pendaftaran calon peserta yang
akan diberitahukan melalui email atau pesan singkat daring
kepada calon peserta yang bersangkutan; dan
c. Jika dalam proses verifikasi dokumen telah dianggap lengkap
atau sesuai dengan syarat yang ditentukan, panitia verifikasi
UPT akan memproses pendaftaran calon peserta dan akan
diberitahukan jadwal pelaksanaan uji kompetensi melalui email
atau pesan singkat daring kepada calon peserta yang
bersangkutan.

6.8 Korespondensi dengan LPJK


UPT mengajukan permohonan uji kompetensi kepada LPJK dengan
menyampaikan data profil dan berkas calon peserta, rencana tanggal

31
dan lokasi pelaksanaan uji kompetensi, dan jumlah kebutuhan serta
klasifikasi asesor yang dibutuhkan dalam pelaksanaan uji kompetensi.

6.9 Penetapan Peserta


Dalam hal UPT telah memperolah respon dari LPJK terkait:
a. Pemeriksanaan NIK dan kepemilikan sertifikat dari calon
peserta. Perlu dipastikan NIK calon peserta valid dan belum
memiliki sertifikat dengan kualifikasi dan subklasifikasi yang
sama;
b. Kesesuaian pendidikan dan pengalaman calon peserta terhadap
syarat kualifikasi dan klasifikasi jabatan kerja yang diuji; dan
c. Kepastian ketersediaan asesor sesuai rencana jadwal yang
disepakati.

Maka calon peserta ditetapkan sebagai peserta uji kompetensi oleh UPT
melalui surat keputusan yang juga memuat nama asesor kompetensi
dan PIC yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan.
Selanjutnya informasi rencana uji kompetensi disampaikan/
dikonfirmasikan kepada peserta, asesor kompetensi, dan PIC.

6.10 Menetapkan Person in Charge (PIC) Uji Kompetensi


Person in Charge (PIC) uji kompetensi adalah personil UPT yang
ditunjuk untuk menjadi koordinator pelaksanan uji kompetensi.
Penunjukkan PIC dilakukan dengan memperhatikan faktor sebagai
berikut:
a. Memahami tahapan uji kompetensi;
b. Memahami skema uji dari subklasifikasi yang diuji; dan
c. Disiplin.

Tugas Person in Charge (PIC) uji kompetensi antara lain:


a. Penanggung jawab berkas pendaftaran calon peserta;
b. Penanggung jawab korespondensi dengan LPJK;
c. penanggung jawab pelaksanaan uji kompetensi;
d. Penanggung jawab komunikasi peserta dan asesor; dan
e. Membuat laporan akhir pelaksanaan pembinaan kompetensi.

32
6.11 Pra Uji Kompetensi Offline
PIC melakukan penyebaran undangan uji kompetensi dan borang form
self assessment risiko COVID-19 kepada calon peserta melalui melalui
media email atau pesan singkat daring.

6.12 Uji Kompetensi Offline


Uji kompetensi dilakukan selama 1 hari dengan metode uji lisan,
wawancara, dan/atau praktek yang disesuaikan dengan kualifikasi
dan klasifikasi jabatan kerja.

6.13 Berita Acara Kegiatan


Setelah pelaksanaan uji kompetensi telah selesai, Person in Charge
(PIC) menyusun dan melaporkan berita acara kegiatan yang sedikitnya
memuat:
a. Tanggal dan lokasi pelaksanaan uji kompetensi;
b. Kualifikasi dan klasifikasi yang diuji;
c. Daftar nama asesor;
d. Jumlah dan daftar nama peserta; dan
e. Hasil uji kompetensi.

Dalam berita acara juga dilampirkan tautan potongan rekaman video


pelaksanaan uji dan tautan absensi peserta.

6.14 Input Data Pelatihan di Dayanaker


Berdasar dari laporan dan Berita Acara yang disiapkan, PIC menginput
data pelaksanaan uji kompetensi di Dayanaker.

33
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA
KONSTRUKSI
NOMOR: 107/SE/Dk/2020
TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN KOMPETENSI TENAGA
KERJA KONSTRUKSI PERIODE NORMAL BARU

PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DALAM RANGKA


PEMBINAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA PERIODE
NORMAL BARU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
1. Latar Belakang ........................................................................................ 3
2. Maksud dan Tujuan................................................................................. 3
3. Ruang Lingkup ....................................................................................... 3
4. Pengertian .............................................................................................. 4
5. Prinsip Kerja Sama ................................................................................. 4
6. Kriteria Mitra Kerja Prioritas .................................................................. 5
7. Tahapan Penyelenggaraan Kerja Sama .................................................... 6
7.1 Bagan Alir Penyelenggaraan Kerja Sama ............................................... 6
7.2 Penjelasan Bagan Alir ............................................................................ 6
7.2.1 Perencanaan .................................................................................................... 6
7.2.2 Pelaksanaan .................................................................................................... 8
7.2.3 Pengawasan ..................................................................................................... 8

2
1. Latar Belakang

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pembinaan bidang jasa konstruksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyelenggarakan beberapa
fungsi yang salah satunya adalah pelaksanaan kebijakan di bidang
pemberdayaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi yang
dilaksanakan bersama antara masyarakat jasa konstruksi dan pemerintah.
Sehubungan dengan akan dimulainya periode normal baru, dalam
melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Bina Konstruksi termasuk tugas
penyelenggaraan kerja sama, wajib diperhatikan protokol kesehatan yang
tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja
Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada
Situasi Pandemi. Berdasarkan hal tersebut, dipandang perlu untuk
mengatur kembali pola pembinaan kemitraan jasa konstruksi guna
memastikan penyelenggaraan kerja sama secara efektif mencapai tujuannya
namun tetap mendukung upaya pemutusan mata rantai penularan Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19).

2. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai acuan dan standar bagi para
pemangku kepentingan dalam mendukung percepatan program kerja sama
pembinaan jasa konstruksi pada periode normal baru dan menjalankan
program kerja sama yang sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan,
konsisten pelaksanaannya dan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

3. Ruang Lingkup

Pedoman ini berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mencakup
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pada periode normal

3
baru. Setiap tahapan merupakan satu kesatuan proses kegiatan kerja sama
yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.

4. Pengertian

1) Kerja Sama adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antara dua atau
lebih orang, komunitas, organisasi, atau institusi dengan menggunakan
ikatan perjanjian atau kesepakatan yang disetujui bersama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Kesepakatan Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU)
adalah penyelarasan suatu keinginan atau harapan yang timbul untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau urusan tertentu dalam bentuk
kesepakatan diantara para pihak tanpa merinci hak dan kewajiban para
pihak.
3) Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Agreement (MoA) adalah
perbuatan hukum para pihak yang merupakan tindak lanjut kesepakatan
bersama atau tanpa kesepakatan bersama, yang memuat uraian isi
kesepakatan dan didalamnya mengatur hak dan kewajiban serta akibat
hukum apabila terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak
dalam perjanjian.
4) Kerja Sama Operasional (KSO) adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih dimana masing-masing sepakat untuk melakukan suatu
kegiatan/usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha
yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko kegiatan/usaha
tersebut.
5) Naskah Kerja Sama adalah kumpulan dokumen digital yang berisikan
uraian kesepakatan atau perjanjian. Dokumen Kerja Sama meliputi:
Kesepakatan Bersama (MoU), Perjanjian Kerja Sama (MoA) dan Kerja
Sama Operasional (KSO).
6) Berita Acara Komitmen, adalah dokumen digital yang berisikan
komitmen (dukungan) yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan
pemerintah pusat dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan jasa
konstruksi di daerah.

5. Prinsip Kerja Sama

1) Profesional
Dilakukan melalui mekanisme dan pendekatan yang sesuai dengan
kebutuhan disipilin ilmu dan bidang keterampilan dan keahlian serta

4
profesi yang diperlukan bagi pembangunan yang berkaitan dengan jasa
konstruksi.
2) Transparan dan Akuntabel
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi dapat
dipertanggungjawabkan dan terdokumentasi dengan baik dalam
mendukung keterbukaan informasi.
3) Efektif
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi terealisasi
sesuai dengan rencana dan mencapai hasil sebagaimana dituangkan
dalam Dokumen Kerja Sama.
4) Saling Menguntungkan
Masing-masing pihak melakukan hubungan kerja dan berperan aktif yang
saling sinergis sehingga dapat menyelesaikan apa yang menjadi
kewajibannya dan menghasilkan output yang sesuai dengan rencana.
5) Berkelanjutan
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi yang dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan, bermutu,
menghasilkan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan.
6) Konektivitas
Penyelenggaraan Kerja Sama pembinaan jasa konstruksi memperhatikan
hubungan para pihak dalam menjamin terselenggaranya pembangunan.

6. Kriteria Mitra Kerja Prioritas

Kondisi normal baru menyebabkan terjadinya perubahan pola kerja dan


metode dalam melakukan pembinaan jasa konstruksi. Untuk dapat
mendukung produktivitas pembinaan jasa konstruksi dengan tetap
memprioritaskan Kesehatan dan keselamatan masyarakat, perlu dilakukan
pemilihan mitra kerja prioritas yang dapat membantu pembinaan jasa
konstruksi dalam kondisi normal baru. Adapun kriteria mitra kerja sebagai
berikut:
1) memiliki program peningkatan kapasitas SDM bidang jasa kontruksi;
2) memiliki learning center, antara lain instruktur, asesor, modul, workshop;
3) memiliki fasilitas teknologi informasi dan komunikasi;

5
7. Tahapan Penyelenggaraan Kerja Sama

7.1 Bagan Alir Penyelenggaraan Kerja Sama

Bagan alir penyelenggaraan kerja sama pada masa normal baru sebagai
berikut:

Mulai

Potensi Kerja Sama Koordinasi awal (1)

Penyusunan & Persetujuan Naskah


Kerja Sama (2)

PERENCANAAN
Tidak
Setuju

Ya
Penandatangan dokumen kerja sama
(3)

Registrasi dokumen kerja sama (4)

Sosialisasi dokumen kerja sama (5)

Pelaksanaan Kerja Sama (6)

Monitoring dan Evaluasi (7)


PENGAWASAN

Penyusunan laporan monitoring dan


evaluasi (8)

7.2. Penjelasan Bagan Alir


7.2.1 Perencanaan
1) Potensi kerja sama
Potensi kerja sama merupakan suatu gagasan atau prakarsa
yang timbul karena adanya kebutuhan kerja sama. Potensi
kerja sama dapat berasal dari masyarakat jasa konstruksi
(Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2020) yaitu:
a. Asosiasi perusahaan;
b. Asosiasi profesi;
c. Pengguna jasa;
d. Penyedia jasa;
e. Perguruan tinggi/pakar;
f. Pelaku rantai pasok;
g. Tenaga kerja konstruksi;
h. Pemerhati konstruksi; dan
i. Pemanfaat produk jasa konstruksi.

6
Seluruh usulan potensi kerja sama tertuang dalam suatu
dokumen digital.
2) Koordinasi Awal
Dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa dengan melakukan
komunikasi secara daring tentang potensi kerja sama yang
akan dikerjasamakan. Hasil koordinasi awal
didokumentasikan secara digital dalam daftar kerja sama
dengan menggunakan format sesuai pada Lampiran I pada
Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Kerja Sama Jasa
Konstruksi. Dalam kegiatan koordinasi awal juga dilakukan
beberapa hal diantaranya:
a. menyepakati ruang lingkup kerja sama berdasarkan
kebutuhan dua belah pihak;
b. memastikan ketersediaan sarana dan prasarana kedua
belah pihak dalam rangka mendukung pelaksanaan
program kerja sama; dan
c. menetapkan tim penyusun rencana kerja sama.
3) Penyusunan dan Persetujuan Naskah Kerja Sama
Penyusunan dokumen kerja sama dapat dilakukan baik dari
pihak pemrakarsa maupun pihak yang terlibat kerja sama
dengan berlandaskan asas dan prinsip kerja sama dengan
ketentuan:
a. Penyusunan dokumen kerja sama mengacu kepada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peerumahan
Rakyat Nomor 29/PRT/M/2016 tentang Pembentukan
Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja Sama di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
b. Koordinasi dalam rangka pembahasan dokumen kerja
sama dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dan
dilakukan secara daring;
c. Dokumen kerja sama mendapatkan persetujuan dari
pimpinan unit pihak terlibat terutama pada isi/materi
yang dikerjasamakan. Bukti persetujuan dan verifikasi
dokumen kerja sama dituangkan dalam bentuk
pemberian digital stamp.

7
4) Penandatanganan dokumen kerja sama
Dokumen kerja sama paling sedikit dibuat 2 (dua) rangkap
asli atau sesuai dengan jumlah pihak dalam dokumen kerja
sama dan bermaterai yang cukup, diajukan kepada pimpinan
unit masing-masing pihak yang terlibat kerja sama untuk
dilakukan penandatanganan secara secara digital dengan
memberikan digital stamp/barcode. Proses pembubuhan
tanda tangan dapat dilakukan secara daring.
5) Registrasi dokumen kerja sama
Registrasi dokumen kerja sama, sebuah proses penyampaian
dan pencatatan dokumen kerja sama (kesepakatan bersama/
perjanjian kerja sama) di dalam sebuah database (nomor
registrasi).
6) Sosialisasi dokumen kerja sama
Kegiatan sosialisasi berupa penyampaian informasi kerja
sama yang dilaksanakan oleh unit penyusun naskah kerja
sama kepada para pihak yang terkait dalam pelaksanaan
kerja sama.

7.2.2 Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan program kerja sama ini akan
ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak yaitu antara Balai Jasa
Konstruksi dan mitra kerja terkait.

7.2.3 Pengawasan
Kegiatan pengawasan yaitu berupa monitoring dan evaluasi yang
dilakukan oleh Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Konstruksi. Adapun tujuan dari monitoring untuk memantau
kesesuaian pelaksanaan dan efektivitas kerja sama, sedangkan
tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur/menilai apakah
suatu kegiatan/program sesuai dengan perencanaan/tujuan
yang ingin dicapai sebagaimana tertuang dalam naskah kerja
sama.
Penyusunan laporan monitoring dan evaluasi berisi hasil yang
didapatkan pada pelaksanaan monitoring terhadap ruang
lingkup kerja sama. Isi laporan monitoring dan evaluasi kegiatan
kerja sama memuat potret pelaksanaan monitoring, hasil

Anda mungkin juga menyukai